BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Metode Pencatatan Piutang
Menurut Mulyadi (2001) pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode konvensional.
2. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang atau pernyataan piutang.
Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a) Metode posting harian:
Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan.
Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang.
Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang.
Dalam metode ini, media di posting ke dalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai tembusannya atau tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.
11
b) Metode posting periodik:
Posting ditunda.
Faktur penjualan yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang disimpan sementara menunggu beberapa hari untuk nantinya secara sekaligus di posting ke dalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
Penagihan bersiklus.
Dalam metode ini, selama sebulan media disortasi dan diarsipkan menurut nama pelanggan. Pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi: (1) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam pernyataan piutang dan kartu piutang, (2) menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang.
3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu.
Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibayar. Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang.
4. Metode pencatatan dengan menggunakan komputer.
Metode pencatatan piutang dengan komputer menggunakan batch system. Dalam batch system ini, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekalian di posting setiap hari untuk memutkhirkan catatan piutang. Dalam sistem
komputer dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file).
2.6 Bukti Transaksi
Menurut Mulyadi (2001) dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah :
a. Faktur penjualan.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
b. Bukti kas masuk.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
c. Memo kredit.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan dan jika dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh bagian penerimaaan, merupakan dokumen sumber untuk mencatat transaksi retur penjualan.
d. Bukti memorial (journal voucher).
Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum. Dalam pencatatan piutang, dokkumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
13
2.7 Pengakuan Piutang
Salah satu hal yang terpenting dalam piutang adalah kapan suatu piutang diakui telah timbul dan dilaporkan. Piutang terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Para Akuntan mengakui terjadinya penjualan secara kredit adalah ketika barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan dengan disertai adanya bukti-bukti yang pasti bahwa pelanggan telah benar-benar menerima atas barang atau jasa yang diinginkan sesuai dengan harga atau rumus penetapan harga yang telah disepakati bersama. Piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa biasanya harus juga diakui pada saat hak atas barang berpindah kepada pembeli.
Mengakui piutang yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit pada saat barang diserahkan kepada pembeli merupakan praktik yang lazim. Pada saat itulah transaksi penjualan secara kredit dianggap terjadi.
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang dagang atau jasa diakui pada saat perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit kepada konsumen sebesar harga tunai barang atau jasa ketika penjualan terjadi. Sedangkan menurut Baridwan (2004), mengatakan bahwa piutang dagang atau piutang jasa menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.8 Penilaian Piutang
Menurut prinsip akuntansi, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai) piutang yang
tidak dapat diterima. Oleh karena itu penentuan nilai kas bersih yang diterima memerlukan penaksiran jumlah piutang yang tidak akan diterima ( Jusup, 2005).
2.9 Pencatatan Transaksi Piutang
Menurut Harnanto (2002) perusahaan yang menjual barang-barangnya secara kredit harus menanggung risiko bahwa tidak seluruh piutang dapat ditagih atau diterima pembayarannya. Jika piutang tak dapat ditagih, perusahaan mengalami suatu kerugian yang disebut kerugian piutang. Kerugian dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama seperti, kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih dan biaya piutang ragu-ragu. Pencatatan transaksi penjualan secara kredit dan penerimaan pembayaran dapat dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Pencatatan transaksi penjualan secara kredit dan penerimaan kas
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Piutang Jasa/Usaha xxx
Sumber: Sugiri dan Sumiyana (2005)
15
2.10 Analisa Umur Piutang
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) menaksir risiko kerugian piutang dapat dilakukan dengan menganalisis umur piutang. Analisis umur piutang membutuhkan penelusuran dengan seksama rekening-rekening pembantu piutang secara individual.
Saldo setiap rekening pembantu ditentukan umurnya, misalnya menunggak satu bulan atau kurang, menunggak antara satu dan dua bulan, dan seterusnya. Setelah itu kita menaksir berapa persen dari setiap golongan umur piutang yang tidak dapat ditagih.
2.11 Penghapusan Piutang
Piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya lari, meninggal, bangkrut atau sebab-sebab lain harus dihapuskan dari rekening piutang. Penghapusan piutang ini merupakan suatu kerugian, pencatatannya tidak dibebankan ke rekening kerugian piutang tetapi dibebankan ke rekening cadangan kerugian piutang, karena kerugian piutangnya sudah diakui pada akhir periode sebelumnya (Baridwan, 2004).
Jurnal penghapusan piutang adalah sebagai berikut:
Cadangan kerugian piutang xxx
Piutang xxx
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah dihapuskan akan dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang sebagai berikut:
Kas xxx
Cadangan kerugian piutang xxx
2.11.1 Cadangan Kerugian Piutang
Dalam metode cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu (Baridwan, 2004):
a. Jumlah penjualan
Kerugian piutang dihitung dengan cara mengkalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Persentase kerugian piutang dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun-tahun lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan. Kerugian piutang itu timbul karena adanya penjualan kredit.
b. Saldo piutang
Perhitungan kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang.
2. Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang.
3. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang.
2.11.2 Metode Penghapusan Langsung
Baridwan (2004) metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang
17
dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih. Bila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang. Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening kerugian piutang bila buku-buku belum ditutup. Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah dihapus itu terjadi sesudah buku-buku ditutup maka akan dikreditkan ke rekening penerimaan piutang yang sudah ditutup.
Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukkan jumlah piutang bruto. Perbandingan antara metode cadangan dan metode penghapusan langsung dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Jurnal pencatatan dengan metode cadangan dan metode penghapusan langsung Taksiran Metode cadangan Metode penghapusan langsung Kerugian piutang
2.12 Pendekatan Laporan Laba
Taksiran piutang tak tertagih menurut metode laporan laba mendasar pada penjualan selama satu periode pelaporan. Jumlah biaya piutang tak tertagih yanng dilaporkan di laporan laba adalah sebesar persentase tertentu dari penjualan selama satu periode. Adapun taksiran biayanya dapat didasarkan pada persentase rata-rata realisasi rugi periode-periode sebelumnya (Sugiri dan Sumiyana, 2005).
2.13 Pendekatan Neraca
Pada pendekatan neraca, taksiran piutang tak tertagih ditentukan dari saldo piutang akhir periode, misalnya dengan menganalisis umur piutang. Persentase taksiran tak tertagih dari piutang yang sudah menunggak relatif lebih lama tentu saja lebih besar. Metode neraca menekankan jumlah piutang bersih (tertagih) yang akan dilaporkan di neraca, sehingga biaya piutang tak tertagih memperhatikan saldo rekening cadangan sebelum penyesuaian (Sugiri dan Sumiyana, 2005).
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang penulis gunakan adalah objek yang berhubungan dengan hal yang akan dibahas dalam tugas akhir penulis, yaitu perlakuan piutang pada PT XYZ.
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi yang akan dilakukan oleh penulis adalah dalam bentuk pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode penelitian dengan cara melakukan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Supomo, 1999).
Dengan menggunakan metode ini maka penulis dapat melakukan wawancara dengan bagian-bagian terkait yang dapat memberikan informasi yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian.
c. Studi Pustaka
Untuk mendapatkan informasi, diperlukan referensi dari beberapa buku panduan untuk mendapatkan teori-teori akuntansi sebagai sumber informasi dalam menganalisis piutang.
3.1.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif.
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data yang menggambarkan sifat tertentu yang terjadi pada saat penelitian dilakukan dengan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu (Umar, 2003).
3.2 Gambaran Umum
3.2.1 Latar Belakang Berdirinya PT XYZ
PT XYZ dibangun dengan kesungguhan tekad untuk menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya di sektor pembiayaan konsumen bidang otomotif. PT XYZ yang didirikan sejak tahun 1990 telah menjadi salah satu perusahaan pembiyaan terbesar untuk berbagai merek otomotif di Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan jumlah aktiva yang dikelola. Pada bulan Maret 2004, PT XYZ melakukan penawaran saham perdana yang diikuti dengan pengalihan 75,0% kepemilikan pemegang saham lama melalui penempatan terbatas ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank
21
Danamon), salah satu bank swasta nasional terbesar yang dimiliki oleh Grup Temasek dari Singapura. Dengan dukungan dari Bank Danamon, perusahaan terus mengembangkan usahanya dengan menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menghasilkan nilai yang tinggi, baik bagi konsumen maupun pemegang saham.
Sejalan dengan kemampuan utama perusahaan dalam mengelola resiko pembiayaan secara retail, PT XYZ lebih berkonsentrasi kepada pembiayaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Dengan dukungan dana yang besar dari Bank Danamon serta profesionalisme dan dedikasi yang tinggi, perusahaan mampu membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 8,5 triliun pada tahun 2006. Dari jumlah pembiayaan baru tersebut, 74,5% berasal dari sektor pembiayaan sepeda motor dan 25,0% berasal dari sektor pembiayaan mobil. Perusahaan membiayai sedikitnya 12,2% dari seluruh penjualan sepeda motor baru dan 3,9% dari seluruh penjualan mobil baru di Indonesia selama tahun 2006.
Tahun 2006 merupakan tahun yang penuh tantangan sebagai akibat dari kondisi ekomoni makro yang kurang menguntungkan. Namun PT XYZ mampu melewati tahun sulit tersebut dengan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut dapat terwujud berkat kerjasama yang baik antar karyawan dan perhatian penuh perusahaan terhadap pengembangan sumber daya manusia. Untuk menghasilkan individu terbaik perusahaan telah menerapkan budaya perusahaannya melalui program pelatihan yang berkesinambungan yang menyentuh hati karyawan, mitra usaha dan komunitas secara umum. Keseluruhan upaya ini menghasilkan kebanggaan dan kecintaan terhadap perusahaan. Sementara itu, belajar dari pengalaman perusahaan dalam melewati tahun-tahun yang sulit, PT XYZ mulai melebarkan sayapnya dan mengembangkan
strategi yang tepat, yaitu mulai bergerak melayani konsumen yang hendak mengajukan pembiayaan atas kepemilikan sepeda motor atau mobil dan memperkokoh posisinya sebagai perusahaan pembiayaan yang membiayai berbagai merek otomotif. Strategi ini terbukti efektif seiring dengan terus berkembangnya industry otomotif terutama untuk sepeda motor, sehingga menjadikan PT XYZ sebagai salah satu pemain terbesar disektor pembiayaan konsumen otomotif tanpa harus terikat pada salah satu merek otomotif tertentu. Didukung dengan lebih dari 12,500 karyawan dan 245 jaringan usaha yang terbesar di Indonesia, PT XYZ telah memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan pembiayaan konsumen otomotif terkemuka di Indonesia.
3.2.2 Visi, Misi dan Nilai
Adapun visi, misi dan nilai pada PT XYZ yaitu sebagai berikut : 1. Visi
Menjadi perusahaan pembiayaan kelas dunia.
PT XYZ bertekad untuk menjadi “Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia” yang keberadaannya sangat diperhitungkan baik oleh pesaing maupun pasar. Aspirasi kami adalah menjadi pilihan utama untuk berkarya dan dihormati oleh konsumen, karyawan dan pihak yang terkait.
23
2. Misi
Mewujudkan impian esok pada hari ini.
PT XYZ menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat untuk mewujudkan impiannya pada hari ini, tanpa harus menunggu hari esok.
3. Nilai
Guna memberikan kualitas pelayanan terbaik, maka PT XYZ memiliki nilai-nilai pelayanan (Service Values) yang tercakup pada:
C : cekatan A : antusias R : ramah E : empati
CARE merupakan pedoman pelayanan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh fungsi dan jajaran PT XYZ dalam menjalankan aktivitas dan berinteraksi.
3.2.3 Produk Pembiayaan Perusahaan
PT XYZ memberikan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor.
Adapun jenis kendaraan yang dibiayai yaitu:
a. Sepeda motor baru dan mobil baru.
b. Sepeda motor bekas dan mobil bekas.
3.2.4 Perkembangan Volume Penjualan 3 Tahun Terakhir
PT XYZ Cabang Batam yang baru berdiri 4 tahun terakhir mendapat kepercayaan yang cukup besar dari konsumen dalam menentukan pilihan untuk melakukan kredit dengan cara yang efektif dan efisien. Pada tahun 2007 perkembangan volume pembiayaan PT XTZ mencapai 3.689 unit untuk semua jenis produk. Tetapi pada tahun berikutnya PT XYZ mengalami kenaikan yang sedikit demi sedikit.
Berikut ini grafik perkembangan volume pembiayaan 3 tahun terakhir (tahun 2007-2009) sebagai berikut:
Grafik 3.1 Perkembangan Volume 3 Tahun Terakhir
3300 3500 3700 3900 4100 4300 4500
2007 2008 2009
Grafik Perkembangan Volume Pembiayaan Tahun 2007-2009
Penjualan
25
3.2.5 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.2.6 Job Description a. Branch Manager
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Credit Marketing Head (CMH)
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas penjualan untuk mencapai target dan anggaran yang ditetapkan.
c. Credit Marketing Officer (CMO)
Melaksanakan kegiatan marketing dan survey kelayakan konsumen guna mencapai target produktivitas dan kualitas yang ditetapkan.
d. Marketing Admin
Membantu pelaksanaan kegiatan marketing yang berhubungan dengan administrasi.
e. Credit Analyst (CA)
Bagian yang menentukan layak atau tidaknya konsumen untuk melakukan kredit setelah dilakukan survey.
f. Credit Support Analyst (CSA)
Meregister semua Map PK yang masuk setelah disurvey dan memeriksa kelengkapan dokumen Map PK dan memberikan informasi ketidaklengkapan dokumen kepada bagian survey.
27
g. A/R Head
Bertanggung jawab atas performance Account Receivable untuk bucket 1&2 ovd (over day) 1-60 hari. Sedangkan bucket 3&4 ovd 61-210 hari dan pengaliran ke Write Off (WO).
h. Account Receivable Officer (ARO)
Menangani nasabah ovd (over day) 4-30 hari dengan melakukan penagihan langsung ke alamat rumah dan tempat usaha nasabah.
i. Remedial Officer (Rem Off)
Menangani nasabah ovd (over day) 31-60 hari dengan melakukan eksekusi unit dan menerima pembayaran angsuran pembayaran.
j. Account Receivable Admin (A/R Admin)
Membantu Account Receivable untuk hal yang bersifat administrasi.
k. Remedial Admin
Membantu Account Receivable bucket 3&4 untuk hal yang bersifat administrasi.
l. Desk Collection
Menghubungi nasabah ovd (over day) 1-3 hari via tetephone.
m. Operation Head
Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
n. Credit Processor
Memeriksa kelengkapan data-data dari dealer dan data-data nasabah. Jika disetujui tagihan dari dealer akan segera dibayar.
o. Credit Admin
Menginput data-data nasabah kedalam sistem dan mencetak purchase order (PO).
p. Collateral Staff
Bertanggung jawab atas keberadaan atau status BPKB yang berada diperusahaan sampai nasabah selesai masa tenornya.
q. Insurance Staff
Menyediakan fasilitas asuransi yang telah disetujui pada awal nasabah melakukan perkreditan.
r. Customer Service
Memberikan pelayanan dan informasi-informasi yang diperlukan oleh nasabah.
s. HRDGA Head
Bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan.
t. GA Staff
Membantu HRDGA Head untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
u. Messenger
Bertugas menyampaikan hal-hal yang dibutuhkan karyawan dalam kegiatan perusahaan.
v. OB (Outsource)
Membantu menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan.
w. Seceurity (Outsource)
Menjaga keamanan perusahaan.
29
x. Finance & Accounting Head
Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
y. Finance Staff
Memeriksa kembali kelengkapan data nasabah dan melakukan pengajuan dana ke pusat.
z. Kasir
Bagian yang menerima pembayaran angsuran setiap bulannya dari para nasabah.
30
PEMBAHASAN
4.1 Pengakuan Piutang Jasa
4.1.1 Proses Awal Terjadinya Piutang Jasa
Pada umumnya praktik aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan elemen piutang terutama piutang jasa adalah penjualan kredit. PT XYZ merupakan perusahaan yang melakukan pembiayaan sebagai sumber pendapatan. Penjualan yang terjadi di PT XYZ adalah penjualan secara kredit.
Piutang jasa timbul karena perusahaan melakukan penjualan secara kredit kepada konsumen. Dalam melakukan kegiatan ini perusahaan juga bekerja sama dengan beberapa dealer yang termuka di Batam. Proses awal terjadinya piutang jasa pada PT XYZ dapat digambarkan sebagai berikut:
1 3
2 4
Gambar 4.1 Proses Terjadinya Piutang Jasa Perusahaan
Konsumen Pihak Dealer
31
Keterangan:
1. Proses awal yang dilakukan calon konsumen dimulai dari calon konsumen datang untuk mengajukan pengambilan kendaraan seperti mengisi form dan melampirkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ada seperti foto copy kartu tanda penduduk atau identitas lainnya dari calon konsumen.
2. Setelah semua persyaratan terpenuhi maka pihak perusahaan akan melakukan survei ke lokasi sesuai dengan informasi yang telah diperoleh perusahaan untuk menentukan layak atau tidaknya konsumen melakukan kredit di PT XYZ.
3. Setelah konsumen dinyatakan layak maka pihak perusahaan akan mencetak purchase order (PO) dan mengirim purchase order (PO) ke dealer. Dealer yang telah menerima purchase order (PO) akan memberi invoice kepada perusahaan, maka pihak perusahaan akan langsung membayar tagihan dari dealer tersebut.
4. Setelah pihak perusahaan melakukan pembayaran pada pihak dealer, selanjutnya pihak dealer akan mengirim barang tersebut kepada konsumen beserta surat pemberitahuan pembayaran dan tagihan.
4.1.2 Ilustrasi Kasus
Pada tanggal 10 Februari 2009, konsumen atas nama Supriyanto yang telah disurvei dan dinyatakan layak melakukan kredit akan membeli motor dengan harga kendaraan Rp 13.359.600, kemudian konsumen memberikan uang muka kepada pihak dealer sebesar Rp 3.150.000. Masa kredit yang diambil konsumen selama 24 bulan dengan angsuran per bulan Rp 682.000 sesuai dengan price list. Konsumen
akan dikenakan biaya administrasi Rp 200.000 dan biaya asuransi Rp 661.300 yang telah ditetapkan oleh PT XYZ.
4.1.2 Perhitungan Piutang Jasa
Harga Kendaraan Rp 13.359.600
DP Gross (DP konsumen) Rp 3.150.000
Biaya Administrasi (Rp 200.000)
Biaya Asuransi (Rp 661.300)
DP Nett (Rp 2.288.700)
Pembiayaan Pokok Rp 11.070.900
Dari perhitungan diatas PT XYZ hanya membiayai sebesar Rp 11.070.900 , nilai ini lebih kecil dari harga kendaraan yang akan diambil oleh konsumen.
sedangkan nilai yang akan ditransfer pusat ke dealer yaitu dari harga kendaraan dikurangi DP Gross (uang muka yang diberikan oleh nasabah), nilai ini juga lebih kecil dari pembiayaan pokok yang harus dikeluarkan perusahaan.
4.1.3 Pencatatan Piutang Jasa
Setelah bagian credit marketing officer (CMO) melakukan perhitungan piutang yang harus ditanggung konsumen setiap bulannya dan barang vang diinginkan konsumen sudah dikirim, maka pada saat itu pihak perusahaan akan mengakui piutang tetrsebut setelah barang dikirim. Pihak perusahaan akan mencatat perhitungan piutang diatas yaitu dengan mendebit rekening piutang jasa dan mengkredit penjualan. Dari perhitungan piutang di atas maka, pihak perusahaan akan
33
melakukan pencatatan sesuia dengan tanggal sikonsumen membeli. Pencatatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Table 4.1 Jurnal Penjualan Secara Kredit
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
Tabel 4.2 Jurnal Penerimaan Kas
Tanggal Akun Ref Debit Kredit
Selain melakukan pencatatan penjualan secara kredit pihak perusahaan juga melakukan pencatatan penerimaan angsuran yaitu dengan mendebit Kas/Bank dan mengkredit Piutang jasa. Dari tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa pada tanggal 10 Maret 2009 konsumen melakukan pembayaran angsuran sebesar Rp 682.000.
4.1.4 Proses Terjadinya Piutang Tak Tertagih
Prosedur piutang tak tertagih pada PT XYZ yaitu dimulai dari perusahaan akan selalu mengingatkan konsumen atau diinformasikan ke konsumen bahwa piutang konsumen tersebut telah jatuh tempo. Jika sampai 10 hari dari tanggal jatuh temponya konsumen juga belum membayar, pihak perusahaan akan memberitahu kepada konsumen bahwa telah jatuh tempo melalui telephon. Jika perusahaan tidak menanggapi, maka pihak perusahaan akan mengirim surat pemberitahuan (SP) I kepada konsumen yang piutangnya telah menunggak 24 hari. Surat pemberitahuan (SP) II diberikan kepada konsumen apabila konsumen yang tidak menanggapi SP I.
jangka waktu pengiriman SP II 30 hari. Jika surat pemberitahuan I dan II juga tidak ditanggapi maka pihak perusahaan akan mengirim surat pemberitahuan (SP) III
jangka waktu pengiriman SP II 30 hari. Jika surat pemberitahuan I dan II juga tidak ditanggapi maka pihak perusahaan akan mengirim surat pemberitahuan (SP) III