• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang bermanfaat, adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan demi meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan di masa yang akan datang.

b. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang piutang jasa dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama di bangku kuliah.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai tambahan referensi serta informasi tambahan bagi peneliti lain untuk penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.

5

Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan landasan teori atau konsep yang mendasari penyusunan penelitian ini seperti pengertian piutang, pencatatan piutang dan perhitungan piutang,

BAB III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Berisi metodologi penelitian yang membahas objek penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis data. Sedangkan gambaran umum perusahaan membahas tentang latar belakang berdirinya perusahaan, sejarah singkat mengenai perusahaan yang diteliti, dan struktur perusahaan.

BAB IV Pembahasan

Bab ini menguraikan jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah yang terdiri dari bagaimana perhitungan piutang jasa pada PT XYZ, bagaimana perlakuan akuntansi piutang jasa pada PT XYZ dan apakah perlakuan akuntansi piutang jasa

telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB V Penutup

Berisi kesimpulan dari hasil yang akan dilakukan dan saran yang diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penjualan Kredit

Menurut akuntansi, penjualan dikelompokkan menjadi dua, yaitu penjualan reguler (penjualan biasa) dan penjualan angsuran. Penjualan reguler terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2001) penjualan secara tunai adalah barang atau jasa harus diserahkan oleh penjual kepada pembeli jika penjual telah menerima uang dari pembeli, sedangkan penjualan secara kredit adalah penjual akan memiliki piutang kepada pelanggannya jika order dari pembeli telah dipenuhi dengan penyerahan atau pengiriman barang atau jasa.

Menurut Yendrawati (2005) banyak orang yang menyamakan istilah antara penjualan kredit dan penjualan angsuran. Sebenarnya semua penjualan angsuran bisa dikatakan sebagai penjualan kredit. Dalam penjualan kredit membutuhkan waktu yang relatif lama untuk pelunasannya, maka ada kemungkinan pembeli tidak melunasi pembayarannya. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya untuk melindungi penjual supaya tidak mengalami kerugian, maka saat membeli ada beberapa perjanjian antara lain :

a. Pada saat si pembeli membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual.

b. Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayaran sudah lunas

2.2 Pengertian Piutang

Piutang timbul apabila perusahaan menjual barang atau jasa kepada konsumen secara kredit. Menurut Jusup (2005) piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kapada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun, oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar.

Menurut Baridwan (2004), piutang dagang (piutang usaha) menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Yang termasuk dalam piutang ini hanya tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang.

Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang adalah tagihan kepada fihak lain yang pelunasannya akan diterima dalam bentuk kas.

2.3 Jenis-Jenis Piutang

Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) piutang dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Piutang Usaha yaitu piutang yang timbul karena penjualan sediaan barang dagangan atau penyerahan jasa dari kegiatan usaha normal.

b. Piutang Nonusaha atau piutang lain-lain yaitu piutang yang harus dilaporkan terpisah dari segala jenis tagihan tunai yang timbul dari transaksi di luar usaha normal. Misalnya piutang sewa, piutang deviden dan piutang bunga.

9

Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, dapat di klasifikasikan menjadi (Sugiri dan Sumiyana, 2005):

a. Piutang lancar, piutang yang diharapkan pelunasannya dalam satu tahun atau satu siklus operasi normal.

b. Piutang tak lancar (jangka panjang) adalah piutang yang mempunyai saat jatuh tempo lebih dari satu tahun.

2.4 Catatan Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001) catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah :

a. Jurnal penjualan

Catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.

b. Jurnal retur penjualan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.

c. Jurnal umum

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih.

d. Jurnal penerimaan kas

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.

e. Kartu piutang

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur.

2.5 Metode Pencatatan Piutang

Menurut Mulyadi (2001) pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:

1. Metode konvensional.

2. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang atau pernyataan piutang.

Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan berikut ini:

a) Metode posting harian:

 Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan.

Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang.

 Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang.

Dalam metode ini, media di posting ke dalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai tembusannya atau tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.

11

b) Metode posting periodik:

 Posting ditunda.

Faktur penjualan yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang disimpan sementara menunggu beberapa hari untuk nantinya secara sekaligus di posting ke dalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.

 Penagihan bersiklus.

Dalam metode ini, selama sebulan media disortasi dan diarsipkan menurut nama pelanggan. Pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi: (1) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam pernyataan piutang dan kartu piutang, (2) menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang.

3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu.

Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibayar. Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang.

4. Metode pencatatan dengan menggunakan komputer.

Metode pencatatan piutang dengan komputer menggunakan batch system. Dalam batch system ini, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekalian di posting setiap hari untuk memutkhirkan catatan piutang. Dalam sistem

komputer dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file).

2.6 Bukti Transaksi

Menurut Mulyadi (2001) dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah :

a. Faktur penjualan.

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.

b. Bukti kas masuk.

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.

c. Memo kredit.

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan dan jika dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh bagian penerimaaan, merupakan dokumen sumber untuk mencatat transaksi retur penjualan.

d. Bukti memorial (journal voucher).

Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum. Dalam pencatatan piutang, dokkumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.

13

2.7 Pengakuan Piutang

Salah satu hal yang terpenting dalam piutang adalah kapan suatu piutang diakui telah timbul dan dilaporkan. Piutang terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Para Akuntan mengakui terjadinya penjualan secara kredit adalah ketika barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan dengan disertai adanya bukti-bukti yang pasti bahwa pelanggan telah benar-benar menerima atas barang atau jasa yang diinginkan sesuai dengan harga atau rumus penetapan harga yang telah disepakati bersama. Piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa biasanya harus juga diakui pada saat hak atas barang berpindah kepada pembeli.

Mengakui piutang yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit pada saat barang diserahkan kepada pembeli merupakan praktik yang lazim. Pada saat itulah transaksi penjualan secara kredit dianggap terjadi.

Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang dagang atau jasa diakui pada saat perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit kepada konsumen sebesar harga tunai barang atau jasa ketika penjualan terjadi. Sedangkan menurut Baridwan (2004), mengatakan bahwa piutang dagang atau piutang jasa menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.

2.8 Penilaian Piutang

Menurut prinsip akuntansi, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai) piutang yang

tidak dapat diterima. Oleh karena itu penentuan nilai kas bersih yang diterima memerlukan penaksiran jumlah piutang yang tidak akan diterima ( Jusup, 2005).

2.9 Pencatatan Transaksi Piutang

Menurut Harnanto (2002) perusahaan yang menjual barang-barangnya secara kredit harus menanggung risiko bahwa tidak seluruh piutang dapat ditagih atau diterima pembayarannya. Jika piutang tak dapat ditagih, perusahaan mengalami suatu kerugian yang disebut kerugian piutang. Kerugian dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama seperti, kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih dan biaya piutang ragu-ragu. Pencatatan transaksi penjualan secara kredit dan penerimaan pembayaran dapat dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Pencatatan transaksi penjualan secara kredit dan penerimaan kas

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Piutang Jasa/Usaha xxx

Sumber: Sugiri dan Sumiyana (2005)

15

2.10 Analisa Umur Piutang

Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005) menaksir risiko kerugian piutang dapat dilakukan dengan menganalisis umur piutang. Analisis umur piutang membutuhkan penelusuran dengan seksama rekening-rekening pembantu piutang secara individual.

Saldo setiap rekening pembantu ditentukan umurnya, misalnya menunggak satu bulan atau kurang, menunggak antara satu dan dua bulan, dan seterusnya. Setelah itu kita menaksir berapa persen dari setiap golongan umur piutang yang tidak dapat ditagih.

2.11 Penghapusan Piutang

Piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya lari, meninggal, bangkrut atau sebab-sebab lain harus dihapuskan dari rekening piutang. Penghapusan piutang ini merupakan suatu kerugian, pencatatannya tidak dibebankan ke rekening kerugian piutang tetapi dibebankan ke rekening cadangan kerugian piutang, karena kerugian piutangnya sudah diakui pada akhir periode sebelumnya (Baridwan, 2004).

Jurnal penghapusan piutang adalah sebagai berikut:

Cadangan kerugian piutang xxx

Piutang xxx

Kadang-kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah dihapuskan akan dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang sebagai berikut:

Kas xxx

Cadangan kerugian piutang xxx

2.11.1 Cadangan Kerugian Piutang

Dalam metode cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu (Baridwan, 2004):

a. Jumlah penjualan

Kerugian piutang dihitung dengan cara mengkalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Persentase kerugian piutang dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun-tahun lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan. Kerugian piutang itu timbul karena adanya penjualan kredit.

b. Saldo piutang

Perhitungan kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan tiga cara:

1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang.

2. Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang.

3. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang.

2.11.2 Metode Penghapusan Langsung

Baridwan (2004) metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang

17

dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih. Bila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang. Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening kerugian piutang bila buku-buku belum ditutup. Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah dihapus itu terjadi sesudah buku-buku ditutup maka akan dikreditkan ke rekening penerimaan piutang yang sudah ditutup.

Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukkan jumlah piutang bruto. Perbandingan antara metode cadangan dan metode penghapusan langsung dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2

Jurnal pencatatan dengan metode cadangan dan metode penghapusan langsung Taksiran Metode cadangan Metode penghapusan langsung Kerugian piutang

2.12 Pendekatan Laporan Laba

Taksiran piutang tak tertagih menurut metode laporan laba mendasar pada penjualan selama satu periode pelaporan. Jumlah biaya piutang tak tertagih yanng dilaporkan di laporan laba adalah sebesar persentase tertentu dari penjualan selama satu periode. Adapun taksiran biayanya dapat didasarkan pada persentase rata-rata realisasi rugi periode-periode sebelumnya (Sugiri dan Sumiyana, 2005).

2.13 Pendekatan Neraca

Pada pendekatan neraca, taksiran piutang tak tertagih ditentukan dari saldo piutang akhir periode, misalnya dengan menganalisis umur piutang. Persentase taksiran tak tertagih dari piutang yang sudah menunggak relatif lebih lama tentu saja lebih besar. Metode neraca menekankan jumlah piutang bersih (tertagih) yang akan dilaporkan di neraca, sehingga biaya piutang tak tertagih memperhatikan saldo rekening cadangan sebelum penyesuaian (Sugiri dan Sumiyana, 2005).

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang penulis gunakan adalah objek yang berhubungan dengan hal yang akan dibahas dalam tugas akhir penulis, yaitu perlakuan piutang pada PT XYZ.

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi yang akan dilakukan oleh penulis adalah dalam bentuk pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode penelitian dengan cara melakukan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Supomo, 1999).

Dengan menggunakan metode ini maka penulis dapat melakukan wawancara dengan bagian-bagian terkait yang dapat memberikan informasi yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian.

c. Studi Pustaka

Untuk mendapatkan informasi, diperlukan referensi dari beberapa buku panduan untuk mendapatkan teori-teori akuntansi sebagai sumber informasi dalam menganalisis piutang.

3.1.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif.

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data yang menggambarkan sifat tertentu yang terjadi pada saat penelitian dilakukan dengan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu (Umar, 2003).

3.2 Gambaran Umum

3.2.1 Latar Belakang Berdirinya PT XYZ

PT XYZ dibangun dengan kesungguhan tekad untuk menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya di sektor pembiayaan konsumen bidang otomotif. PT XYZ yang didirikan sejak tahun 1990 telah menjadi salah satu perusahaan pembiyaan terbesar untuk berbagai merek otomotif di Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan jumlah aktiva yang dikelola. Pada bulan Maret 2004, PT XYZ melakukan penawaran saham perdana yang diikuti dengan pengalihan 75,0% kepemilikan pemegang saham lama melalui penempatan terbatas ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank

21

Danamon), salah satu bank swasta nasional terbesar yang dimiliki oleh Grup Temasek dari Singapura. Dengan dukungan dari Bank Danamon, perusahaan terus mengembangkan usahanya dengan menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menghasilkan nilai yang tinggi, baik bagi konsumen maupun pemegang saham.

Sejalan dengan kemampuan utama perusahaan dalam mengelola resiko pembiayaan secara retail, PT XYZ lebih berkonsentrasi kepada pembiayaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Dengan dukungan dana yang besar dari Bank Danamon serta profesionalisme dan dedikasi yang tinggi, perusahaan mampu membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 8,5 triliun pada tahun 2006. Dari jumlah pembiayaan baru tersebut, 74,5% berasal dari sektor pembiayaan sepeda motor dan 25,0% berasal dari sektor pembiayaan mobil. Perusahaan membiayai sedikitnya 12,2% dari seluruh penjualan sepeda motor baru dan 3,9% dari seluruh penjualan mobil baru di Indonesia selama tahun 2006.

Tahun 2006 merupakan tahun yang penuh tantangan sebagai akibat dari kondisi ekomoni makro yang kurang menguntungkan. Namun PT XYZ mampu melewati tahun sulit tersebut dengan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut dapat terwujud berkat kerjasama yang baik antar karyawan dan perhatian penuh perusahaan terhadap pengembangan sumber daya manusia. Untuk menghasilkan individu terbaik perusahaan telah menerapkan budaya perusahaannya melalui program pelatihan yang berkesinambungan yang menyentuh hati karyawan, mitra usaha dan komunitas secara umum. Keseluruhan upaya ini menghasilkan kebanggaan dan kecintaan terhadap perusahaan. Sementara itu, belajar dari pengalaman perusahaan dalam melewati tahun-tahun yang sulit, PT XYZ mulai melebarkan sayapnya dan mengembangkan

strategi yang tepat, yaitu mulai bergerak melayani konsumen yang hendak mengajukan pembiayaan atas kepemilikan sepeda motor atau mobil dan memperkokoh posisinya sebagai perusahaan pembiayaan yang membiayai berbagai merek otomotif. Strategi ini terbukti efektif seiring dengan terus berkembangnya industry otomotif terutama untuk sepeda motor, sehingga menjadikan PT XYZ sebagai salah satu pemain terbesar disektor pembiayaan konsumen otomotif tanpa harus terikat pada salah satu merek otomotif tertentu. Didukung dengan lebih dari 12,500 karyawan dan 245 jaringan usaha yang terbesar di Indonesia, PT XYZ telah memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan pembiayaan konsumen otomotif terkemuka di Indonesia.

3.2.2 Visi, Misi dan Nilai

Adapun visi, misi dan nilai pada PT XYZ yaitu sebagai berikut : 1. Visi

Menjadi perusahaan pembiayaan kelas dunia.

PT XYZ bertekad untuk menjadi “Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia” yang keberadaannya sangat diperhitungkan baik oleh pesaing maupun pasar. Aspirasi kami adalah menjadi pilihan utama untuk berkarya dan dihormati oleh konsumen, karyawan dan pihak yang terkait.

23

2. Misi

Mewujudkan impian esok pada hari ini.

PT XYZ menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat untuk mewujudkan impiannya pada hari ini, tanpa harus menunggu hari esok.

3. Nilai

Guna memberikan kualitas pelayanan terbaik, maka PT XYZ memiliki nilai-nilai pelayanan (Service Values) yang tercakup pada:

C : cekatan A : antusias R : ramah E : empati

CARE merupakan pedoman pelayanan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh fungsi dan jajaran PT XYZ dalam menjalankan aktivitas dan berinteraksi.

3.2.3 Produk Pembiayaan Perusahaan

PT XYZ memberikan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor.

Adapun jenis kendaraan yang dibiayai yaitu:

a. Sepeda motor baru dan mobil baru.

b. Sepeda motor bekas dan mobil bekas.

3.2.4 Perkembangan Volume Penjualan 3 Tahun Terakhir

PT XYZ Cabang Batam yang baru berdiri 4 tahun terakhir mendapat kepercayaan yang cukup besar dari konsumen dalam menentukan pilihan untuk melakukan kredit dengan cara yang efektif dan efisien. Pada tahun 2007 perkembangan volume pembiayaan PT XTZ mencapai 3.689 unit untuk semua jenis produk. Tetapi pada tahun berikutnya PT XYZ mengalami kenaikan yang sedikit demi sedikit.

Berikut ini grafik perkembangan volume pembiayaan 3 tahun terakhir (tahun 2007-2009) sebagai berikut:

Grafik 3.1 Perkembangan Volume 3 Tahun Terakhir

3300 3500 3700 3900 4100 4300 4500

2007 2008 2009

Grafik Perkembangan Volume Pembiayaan Tahun 2007-2009

Penjualan

25

3.2.5 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

3.2.6 Job Description a. Branch Manager

Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Credit Marketing Head (CMH)

Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas penjualan untuk mencapai target dan anggaran yang ditetapkan.

c. Credit Marketing Officer (CMO)

Melaksanakan kegiatan marketing dan survey kelayakan konsumen guna mencapai target produktivitas dan kualitas yang ditetapkan.

d. Marketing Admin

Membantu pelaksanaan kegiatan marketing yang berhubungan dengan administrasi.

e. Credit Analyst (CA)

Bagian yang menentukan layak atau tidaknya konsumen untuk melakukan kredit setelah dilakukan survey.

f. Credit Support Analyst (CSA)

Meregister semua Map PK yang masuk setelah disurvey dan memeriksa kelengkapan dokumen Map PK dan memberikan informasi ketidaklengkapan dokumen kepada bagian survey.

27

g. A/R Head

Bertanggung jawab atas performance Account Receivable untuk bucket 1&2 ovd (over day) 1-60 hari. Sedangkan bucket 3&4 ovd 61-210 hari dan pengaliran ke Write Off (WO).

h. Account Receivable Officer (ARO)

Menangani nasabah ovd (over day) 4-30 hari dengan melakukan penagihan langsung ke alamat rumah dan tempat usaha nasabah.

i. Remedial Officer (Rem Off)

Menangani nasabah ovd (over day) 31-60 hari dengan melakukan eksekusi unit dan menerima pembayaran angsuran pembayaran.

j. Account Receivable Admin (A/R Admin)

Membantu Account Receivable untuk hal yang bersifat administrasi.

k. Remedial Admin

Membantu Account Receivable bucket 3&4 untuk hal yang bersifat administrasi.

l. Desk Collection

Menghubungi nasabah ovd (over day) 1-3 hari via tetephone.

m. Operation Head

Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.

n. Credit Processor

Memeriksa kelengkapan data-data dari dealer dan data-data nasabah. Jika disetujui tagihan dari dealer akan segera dibayar.

o. Credit Admin

Menginput data-data nasabah kedalam sistem dan mencetak purchase order (PO).

p. Collateral Staff

Bertanggung jawab atas keberadaan atau status BPKB yang berada diperusahaan sampai nasabah selesai masa tenornya.

q. Insurance Staff

Menyediakan fasilitas asuransi yang telah disetujui pada awal nasabah

Menyediakan fasilitas asuransi yang telah disetujui pada awal nasabah