• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis perlakuan akuntansi piutang pada - Universitas Bosowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis perlakuan akuntansi piutang pada - Universitas Bosowa"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i

MAKASSAR Diajukan Oleh :

KETUT BUDI ASTAWE 4516013089

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan sebuah skripsi yang berjudul “Evaluasi Perlakuan Akuntansi Piutang Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna karena keterbatasan akan kemampuan yang dimiliki penulis, baik dari materi, penulisan, maupun sistematika pembahasannya.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun guna perbaikan skripsi ini, penulis akan menerima dengan senang hati. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan, saran, data, maupun dukungan moril. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Ayahanda Wayan Suanda, Ibunda Ketut Trimen, dan saudara-saudaraku yang telah mendokan serta memberikan motivasi baik secara material maupun spiritual,

2. Bapak Dr. H. A. Arifuddin Mane, SE., M.Si., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Universitas Bosowa Makassar,

3. Bapak Dr. Firman Menne, SE., M.Si., Ak.CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar, 4. Bapak Dr. Muhtar Sapiri, SE., MM., M.Kes selaku Pembimbing I penulis

yang telah memberikan bimbingan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini, 5. Bapak Thanwain, SE., M.Si selaku Pembimbing II penulis yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini, 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar

yang telah memberikan ilmu dan pendidikannya kepada penulis sehingga wawasan penulis bisa bertambah serta seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan

(5)

v

Bisnis Universitas Bosowa Makassar, terimakasih atas bantuannya dalam pengurusan administrasi,

7. Pimpinan dan Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar tempat penulis melaksanakan penelitian. Terimakasih atas waktu yang diberikan dan data serta penjelasan yang diberikan,

8. Terima kasih kepada Muh. Rizal Pratama, SE atas motivasi dan saran yang diberikan selama penyusanan skripsi ini,

9. Terima kasih juga kepada teman-teman akuntansi angkatan 16 terkhusus Akuntansi C yang telah banyak membantu dalam penyusuan skripsi ini, 10. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih

atas doa, motivasi dan bantuannya.

Penulis menyadarai sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat berbagai kelemahan dehingga sangant diharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan apa yang penulis telah lalui bukanlah sebuah akhir,akan tetapi awal dari munculnya sebuah tantangan yang lebih nyata.

(6)

vi

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG PADA USAHA SIMPAN PINJAM FAUZAN MAKASSAR

Oleh:

KETUT BUDI ASTAWE Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis

Universitas Bosowa

ABSTRAK

KETUT BUDI ASTAWE.2020. Analisis Perlakuan Akuntansi Piutang pada Usaha Simpan Pinjam Fauzan Makassar yang dibimbing oleh Dr. Muhtar Sapiri S.E.,M.M.,M.Kes and Thanwain, S.E., M.Si.

Tujuan Penelitian ini adaalah untuk menganlisis perlakuan akutansi piutang usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan makassar. Dengan hasil penelitian menujukan bahwa:

Pengakuan dan pelaporan Piutang Usaha Koperasi Simpan Pinjam”Fauzan” Makassar merupakan bagian dari aktiva lancar yang menunjukkan bahwa pendapatan belum terealisasi di masa sekarang, namun piutang diakui pada masa mendatang. Perusahaan Koperasi Simpan Pinjam

“Fauzan” mengakui terjadinya piutang usaha pada saat perusahaan telah memberikan pinjaman kepada anggota koperasi tersebut dan anggota koperasi membayar angsuran dalam bentuk angsuran mingguan atau angsuran bulanan pada customer service). Piutang Koperasi Simpan Pinjam ”Fauzan” adalah suatu piutang yang diakui karena adanya penjualan kredit melalui aktivitas simpan pinjam. Koperasi Simpan Pinjam “Fauzan” Makassar menyajikan asset lancar dari asset tidak lancar atau dari harta tidak lancar ke harta lancar. Piutang Koperasi Simpan Pinjam “Fauzan” digolongkan ke dalam piutang lancar atau piutang jangka pendek, dikarenakan piutang pada perusahaan tersebut telah jatuh tempo dalam jangka waktu satu atau kurang dari periode Akuntansi.

Kata kunci: Pengakuan, Pengukuran, Pencatatan, dan Penyajian.

(7)

vii

ANALYSIS OF ACCOUNTING TREATMENT OF RECEIVABLES IN USAHA SIMPAN PINJAM FAUZAN MAKASSAR

By

KETUT BUDI ASTAWE

Accounting Study Program, Faculty of Economy and Businesss

Bosowa Uniersity ABSTRACT

KETUT BUDI ASTAWE.2020. Analysis of Accounting Treatment of Receivables in Fauzan Makassar Loan Saving Business guided by Dr. Muhtar Sapiri S.E., M.M., M.Kes and Thanwain, S.E., M.Si.

The purpose of this research is to ananlisis the treatment of trade receivables at Koperasi Simpan Pinjam Fauzan makassar. With the results of the study, it is revealed that:

Recognition and reporting of Trade Receivables of Koperasi Simpan Pinjam "Fauzan" Makassar is part of the current assets which shows that the income has not been realized in the present, but receivables are recognized in the future. Koperasi Simpan Pinjam "Fauzan" company recognizes the onsany of business receivables at a time when the company has provided loans to the cooperative members and cooperative members pay installments in the form of weekly installments or monthly installments on customer service).

Koperasi Simpan Pinjam "Fauzan" receivables are receivables recognized for the sale of credit through the activity of saving loans. Koperasi Simpan Pinjam

"Fauzan" Makassar presents current assets from unsan smooth assets or from unsany assets to smooth assets. Koperasi Simpan Pinjam "Fauzan" receivables are classified into current receivables or short-term receivables, because receivables to the company are due within one or less of the Accounting period.

Keywords: Recognition, Measurement, Recording, and Presentation.

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Kerangka Teori ... 6

2.1.1 Akuntansi ... 6

2.1.2 Akuntansi Keuangan ... 9

2.1.3 Piutang ... 10

2.1.4 Klasifikasi Piutang ... 11

2.1.5 Pendapatan ... 14

2.1.6 Pengakuan Piutang Usaha ... 15

2.1.7 Pengukuran Piutang Usaha ... 17

(9)

ix

2.1.8 Pencatatan Piutang Usaha ... 18

2.1.9 Penyajian Piutang Usaha ... 20

2.1.10 Evaluasi Piutang Usaha ... 21

2.1.11 Prosedur Evaluasi ... 23

2.1.12 Koperasi ... 24

2.2 Kerangka Pikir ... 30

2.3 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 32

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.3 Jenis Dan Sumber Data ... 33

3.3.1 Jenis Data ... 33

3.3.2 Sumber Data ... 33

3.4 Metode Analisis ... 34

3.5 Definisi Operasional ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36

4.1.1 Sejarah KSP Fauzan ... 36

4.1.2 Visi dan Misi ... 37

4.1.3 Struktur Organisasi KSP Fauzan ... 37

4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 40

4.2.1 Perlakuan Akuntansi Piutang Berdasarkan PSAK ... 40

4.2.2 Perlakuan Akuntansi Piutang KSP Fauzan ... 42

4.3 Analisis dan Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Piutang Anggota ... 3

Tabel 4.1 Data Piutang Anggota ... 40

Tabel 4.2 Catatan Beberapa Pinjaman Anggota Bulan Desember ... 43

Tabel 4.3 Analisis Umur Piutang KSP “FAUZAN” ... 49

Tabel 4.4 Analisis dan Pembahasan ... 49

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 30 Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSP Fauzan ... 38

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu lembaga yang mendukung ekspansi masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi penduduk adalah Koperasi. Koperasi dikelola mempunyai tujuan memajukan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dan anggotanya.

Berkembang tidaknya suatu koperasi dipengaruhi pada total anggota dan total modal yang ada di koperasi yang berhubungan terutama pada koperasi yang aktivitas usahanya sebagai koperasi simpan pinjam. Semakin banyak biaya yang bergulir maka semakin tinggi total modal koperasi, pinjaman yang akan diberikan pada anggotanya dan bunga pinjaman yang didapatkan koperasi akan lebih besar.

Tujuan koperasi simpan pinjam adalah menyediakan uang pada anggotanya untuk berbagai kebutuhan, pada masa ini banyak koperasi kredit yang sedang berkembang diindonesia karena kehadirannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Fungsi dari koperasi adalah membantu anggota dalam meningkatkan pendapatan/penghasilan. Sisa total usaha yang didapat koperasi merupakan keuntungan para anggota. Kegiatan koperasi mampu menambah penghasilan para anggota koperasi, yang berarti sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mendapatkan penghasilan yang besar kemungkinan memenuhi keperluan hidup yang beraneka ragam akan lebih mudah.

Usaha koperasi tidak hanya pada kegiatan material, tetapi juga melakukan kegiatan pendidikan pada anggotanya. Pendidikan ini diberikan dalam sistem pelatihan manajemen dan keterampilan. Dengan demikian, koperasi ikut

(13)

mengambil peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Koperasi menjadi kekuatan yang digunakan dalam menggapai tujuan bersama contohnya koperasi pertanian dalam melaksanakan aktivitas usahanya mampu mempersatukan usaha para petani agar dapat memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian. Pada saat kegiatan, koperasi bekerja berdasarkan kemauan anggotanya yang harus dimusyawarahkan terlebih dahulu bukan bertindak atas kemauan pengurus. Usaha koperasi tidak hanya pada kegiatan material, tetapi juga melakukan kegiatan pendidikan pada anggotanya. Pendidikan ini diberikan dalam sistem pelatihan manajemen dan keterampilan. Dengan demikian, koperasi ikut mengambil peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Koperasi menjadi kekuatan yang digunakan dalam menggapai tujuan bersama contohnya koperasi pertanian dalam melaksanakan aktivitas usahanya mampu mempersatukan usaha para petani agar dapat memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian. Pada saat kegiatan, koperasi bekerja berdasarkan kemauan anggotanya yang harus dimusyawarahkan terlebih dahulu bukan bertindak atas kemauan pengurus.

Keperasi Simpan Pinjam (KSP) Fauzan adalah salah satu koperasi yang ada di makassar. Awal mulanya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “FAUZAN” ini bergerak di bidang Koperasi Simpan Usaha (KSU) dan seiring dengan berjalan- Nya waktu KSU ini berubah menjadi Koperasi , dan Koperasi Simpan Pinjam

“FAUZAN” berdiri pada tahun 2000 sampai sekarang. Koperasi Simpan Pinjam

“FAUZAN” resmi berbadan hukum pada tahun 2001 dengan Nomor: 405/ BH/

(14)

KDK.20.22/ XII Tgl. 31 Desember 2001. Koperasi Simpan Pinjam ini awal mula- Nya dikelola oleh Manager dan beberapa anggota. Sementara itu, Koperasi ini mengelola simpan pinjam saja. Seiring dengan berjalannya waktu terbentuklah Struktural Organisasi Perusahaan yang terdiri dari: Pembina, Pengurus dan beberapa Anggota.

Piutang usaha merupakan modal yang diharapkan agar dapat meningkatkan laba perusahaan dan menambah penghasilan tetapi kekurangan piutang dapat menimbulkan resiko apabila piutang tesebut tidak dikelola dengan baik tanpa mempehatikan prosedur pencatatan piutang penyajian dan pelaporan piutang pada kopesai tesebut. Adapun data yang diperoleh oleh penulis untuk mendukung penelitan ini adalah data piutang anggota koperasi simpan pinjam Fauzan.

Tabel 1.1 Data Piutang Anggota

Tahun Jumlah

Anggota Jumlah Piutang

2018 950 19.736.223.6271

2019 1.031 26.509.122.504

Sumber: Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dijelaskan bahwa data piutang anggota pada tahun 2018 sebanyak 950 anggota dengan jumlah piutang sebesar Rp.

19.736.223.6271 dan data piutang anggota pada tahun 2019 sebanyak 1.031 dengan jumlah piutang sebesar Rp. 26.509.122.504. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota dan jumlah piutang pada tahun 2018 dan 2019 mengalami peningkatan.

(15)

Putang anggota meupakan salah satu sumber pendapatan ataupun keuntungan bagi KSP FAUZAN apabila piutang tersebut dikelolah dengan baik.

Piutang tersebut merupakan suatu aset yang paling penting bagi koperasi tersebut.

Pengelolaan piutang dilakukan untuk pengambilan keputusan merupakan standar pesyaratan kredit, kebijakan kredit serta pengumpulan piutang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah bagaimanakah perlakuan akuntansi piutang usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan makassat?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganlisis perlakuan akutansi piutang usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan makassat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang piutang usaha dan dapat menerapkan teori yang telah diterima dalam proses perkuliahan maupun didunia kerja, serta dapat dijadikan referensi sejenis dimasa yang akan datang.

2. Koperasi

Penelitian ini diharapkan memberikan saran dan masukan kepada koperasi mengenai perlakuan akuntansi yang diterapan dengan benar.

(16)

3. Civitas Akademis

Sebagai tambahan informasi bagi wawasan civitas akademika Universitas Bosowa Makassar terkhusus Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi

Akuntasi sering disebut sebagai bahasa bisnis (business leangue), atau lebih tepatnya sebagai bahasa pengambilan keputusan. Semakin seseorang menguasai bahasa ini, maka akan semakin baik pula orang tersebut menangani bebagai aspek keuangan dalam kehidupannya. Definisi akuntansi dapat dirumuskan melalui 2 (dua) sudut pandang, yakni definisi dari sudut pandang proses kegiaatannya.

Ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa akuntasi, akuntasi dapat definisikan sebagai suatu disiplin ilmu dan atau aktivitas jasa yang menyediakan imformasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan kegiatan suatu entitas atau transaksi yang bersifat keuangan (financial). Kegunaan informasi akuntansi adalah untuk:

1. Membuat perencanaan yang efektif, sekaligus mengadakan pengawasan, serta pengambilan keputusan ekonomi yang tepat oleh menejemen.

2. Pertanggung jawaban para investor, kreditor, pemerintah, dan sebagainya.

Jika ditinjau dari sudut pandang proses kegiatannya, akuntansi dapat definisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu entitas. Dari sini bisa dilihat, bahwa akuntasi merupakan kegiatan yang kompleks, menyangkut berbagai macam kegiatan, sehingga pada dasarnya akuntasi harus:

(18)

1. Mengedentifikasi data mana yang bekaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil,

2. Memproses atau menganalisis data yang relevan,

3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Dari definisi di atas, secara sederhana kita dapat menjelaskan bahwa akuntasi dapat menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. Akuntasi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kondisi perusahaan.

Pengertian akuntansi secara garis besar menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:3) adalah sebagai berikut:

“Akuntansi tepatnya akuntansi keuangan atau yang disebut akunting adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapar memberikan informasi tentang kondisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode”.

Sedangkan pengertian akuntansi menurut Soemarso S.R (2014:3) adalah sebagai berikut:

“Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi akuntansi yang dihasilkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai usaha yang bersangkutan”.

“S.Munawir (2015), menyatakan bahwa “ akuntansi ialah sebuah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian dan setidak-tidaknya sebagaian sifatnya keuangan dengan cara yang secepat-cepatnya dan petunjuk atau dinyatakan dengan uang, dan penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya”.

(19)

Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Secara umum, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Selain itu, ada juga pengertian akuntansi menurut beberapa ahli yaitu Surwadjono (2015:10) menyatakan bahwa:

”Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepadapihak yangberkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik”.

Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat didefinisikan sebagai:

“Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadidari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan”.

Menurut Harison Jr Walter (2015:3) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut:

“Akuntansi merupakan suatu sistem informasi, yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang akan membuat keputusan yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis”.

Selanjutnya, menurut Rudianto (2010:10), “Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,

(20)

mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam bentuk informasi keuangan”.

Menurut James M Reeve, dkk (2013:9) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut:

“Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi perusahaan. Selain itu akuntansi juga memberikan informasi untuk pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan”.

Sedangkan menurut Warren, dkk (2016:3) “Akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi akuntansi adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasikan, mencatatdan menyajikan informasi yang diberikan organisasi melalui laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi suatu organisasi.

2.1.2 Akuntansi Keuangan

Akuntansi Keuangan ialah rumpun ilmu dari akuntansi yang berhubungan dengan cara pelaporan perusahaan kepada pelaku ekonomi baik secara internal maupun eksternal yang biasanya laporan berbentuk arus kas, perubahan modal, rugi laba dan neraca. Sedangkan akuntansi keuangan menurut para ahli diantaranya yaitu:

Akuntansi Keuangan merupakan serangkaian proses yang berujung pada penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk dipakai oleh pengguna laporan keuangan baik internal ataupun eksternal perusahaan (Keiso & Weigant 2000:6)

(21)

Akuntansi Keuangan merupakan bidang dalam akuntansi yang berfokus pada penyiapan laporan keuangan pada suatu perusahaan yang dilakukan secara bertahap. Laporan ini sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang saham atau investor (Sugiarto 2002)

Akuntansi keuangan merupakan pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan.Walaupun laporan tersebut menghasilkan informasi yang berguna bagi manajer, namun hal itu merupakan laporan utama bagi pemilik(owner), kreditor, lembaga pemerintah dan masyarakat umum (Warren Reeve Fess 2008:15)

Akuntansi keuangan berorientasi pada pelaporan pihak eksternal. Pihak eksternal dengan tujuan mendetail bagi masing-masing pihak membuat pihak pembuat laporan keuangan menggunakan prinsip dan asumsi-asumsi dalam pembuatan laporan keuangan (Martani 2012:8)

Untuk itu diperlukan standar akuntansi yang bisa dijadikan acuan baik oleh penyusun maupun oleh penerima laporan keuangan. Laporan yang disajikan dari akuntansi keuangan ialah laporan keuangan untuk keinginan umum dengan bahasa lain general purpose financial statement.

2.1.3 Piutang

Piutang dalam arti luar merupakan segala macam tuntutan atau klaim kepada pihak ketiga yang pada umumnya berakibat adanya penerimaan kas dimasa yang akan datang. Piutang yang dimiliki perusahaan, umumnya timbul sebagai akibat dari transaksi-transaksi penjualan dan atau penyerahan jasa.

Perusahaan memberikan kelonggaran kepada pelanggan-pelanggannya membayar dikemudian hari atas penjualan barang yang dilakukan.

Karena penjualan dilakukan secara kredit oleh perusahaan tersebut, maka terjadilah piutang yang berarti perusahaan mempunyai klaim terhadap pelanggan- pelanggan. Berikut pendapat para ahli tentang piutang yaitu:

“Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-

(22)

kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran- kelonggaran yang diberikan biasanya mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan (Soemarso 2014:338)”.

“Piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain terhadap uang, barang dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas (Smith 2015:286)”.

“Piutang adalah klain perusahaan atas uang, barang, atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu.Hampir semua entitas memiliki piutang kepada pihak lain baik yang terkait dengan transaksi penjualan/ pendapatan maupun merupakan piutang yang berasal dari transaksi lainnya. Kategori piutang dipengaruhi jenis usaha entitas. Perusahaan dagang dan manufaktur jenis piutang yang muncul adalah piutang dagang dan piutanng lainnya (Rudianto 2012:210)

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2016) “Transaksi yang paling banyak memungkinkan menciptakan piutang adalah penjualan barang secara kredit. Piutang usaha ini normalnya akan tertagih dalam priode waktu yang relatif pendek, seperti 30-60 hari yang dikelompokan sebagai aset lancar”.

2.1.4 Klasifikasi Piutang

Walaupun terdapat begitu banyak jenis piutang yang mungkin dimiliki oleh suatu perusahaan tetapi berdasarkan jenis dan asalnya. Menurut Rudianto (2012:211) piutang dalam perusahaan dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Piutang Usaha, yaitu piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dimiliki perusahaan. Dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha biasanya akan dibebankan dalam tempo kurang dari satu tahun, sehingga piutang usaha diklompokkan ke dalam kelompok aset lancar.

2. Piutang Bukan Usaha, yaitu piutang yang timbul bukan sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, yang termasuk dalm kelompok piutang bukan usaha adalah persekot dalam kontrak pembelian, klaim terhadap perusahaan angkutan atau barang yang rusak atau hilang, 8 klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian yang

(23)

dipertanggungjawabkan, klaim terhadap karyawan perusahaan, klaim terhadap retitusi pajak, piutang deviden dan lain-lain.

Menurut Martan, et al (2012:194) pada dasarnya piutang dikelompokan menjadi 3 jenis, antara lain sebagai berikut :

a. Piutang Dagang/Piutang Usaha Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat tagihan adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana taghan tidak disertai dengan surat perjanjian yang formal, akan tetapi karena adanya unsur kepercayaan dan kebijakan perusahaan.

Sedangkan, Piutang usaha ialah piutang pada perusahaan jasa dimana perusahaan memberikan jasa kepada konsumen yang akan dibayar di kemudian hari sebesar tarif jasa yang telah diberikan. Piutang dagang/ piutang usaha dalam menyajikan diklasifikasikan sebagai piutang dari pihak berelasi dan piutang dari pihak ketiga. Kriteria pihak berelasi mengikuti PSAK 7 pengungkapan pihak-pihak berelasi. Piutang dagang dapat juga dibagi lagi menurut karakteristiknya sehingga ada beberapa sub komponen piutang dagang/usaha. Piutang dagang/ usaha muncul dari transaksi pendapatan atau penjualan yang dilakukan secara kredit. Piutang dagang biasanya tidak ada bunga dan jangka waktu pelunasan singkat tergantung dengan kebijakan kredit yang diberikan.

b. Piutang Non Dagang/Piutang Lainnya Piutang non dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain atau pihak ketiga yang timbul atau terjadi bukan karena adanya transaksi penjualan barang dagang atau jasa secara kredit.

Jumlah piutang non dagang/lainnyabiasanya tidak signifikan dibandingkan

(24)

dengan jumlah piutang dagang ataupun piutang usaha. Berikut ini contoh- contoh piutang non dagang :

1. Piutang Biaya. Contohnya: asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, gaji dibayar dimuka, iklan dibayar dimuka.

2. Piutang Penghasilan. Contohnya: piutang jasa, piutang sewa dan piutang bunga.

3. Uang muka pembelian (persekot). Contohnya: pembayaran uang muka pembelian suatau barang yang sebelumnya sudah dipesan terlebih dahulu.

4. Piutang lain – lain. Contohnya: piutang perusahaan kepada karyawan, kelebihan membayar pajak dan piutang perusahaan kepada cabang – cabang perusahaan

c. Piutang Wesel Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak ketiga atau pihak lain yang menggunakan perjanjian secara tertulis dengan wesel atau promes. Wesel merupaka janji tertulis yang tidak bersyarat, dibuat oleh pihak yang satu untuk pihak yang lain, ditandatangani oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu tanggal yang ditetapkan pada masa yang akan datang kepada pihak yang memerintah atau membawanya. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable), sedangkan penerima wesel disebut wesel tagih (notes 10 receivable).

Wesel tagih biasanya memiliki bunga, walaupun ada beberapa wesel tagih yang tidak berbunga. Wesel tagih yang tidak berbunga biasanya dijual dengan diskon dan pihak penerbit akan menerima uang yang lebih kecil dari jumlah yang akan dibayarkan di masa depan. Diskon merupakan bentuk bunga yang diterima

(25)

di muka. Wesel tagih dapat dijual oleh pemegangnya sebelum jatuh tempo.

2.1.5 Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yangakan dilakukan oleh perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profitmaka pendapatan mempunyai peranan yang sangat besar, karena pendapatan akan mempengaruhi tingkat laba yang diharapkan akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:23.1), pengertian pendapatan adalah:

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa.

Sedangkan menurut Anastasya Diana dan Lilis Setiawati (2017:361) menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus masuk brutodari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Kemudian menurut Kieso, Warfield dan Weygantd (2011:955), “Pendapatan adalah arus kas masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, dan aktivitas pencarian laba lainnya yang

(26)

merupakan operasi yang utama atau besar yang berkesinambungan selama suatu periode”.

Martani, dkk (2016:204) menjelaskan pengertian pendapatan adalah sebagai berikut:

Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari aktivitas normal dari suatu entitas dan merujuk kepada istilah yang berbeda-beda seperti penjualan (sales), pendapatan jasa (fees), bunga (interest), dividen (dividend), dan royalti (royalty).

Greuning, et al.(2013:289-290) mengemukakan pengertian pendapatan sebagai berikut:

IAS 8 mendefinisikan pendapatan sebagai aliran masuk dari manfaat ekonomi yang berasal dari kegiatan normal bisnis. Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk brutodari manfaat ekonomis selama periode, muncul dari aktivitas bisnis normal, dan menghasilkan kenaikan ekuitas yang jelas bukan dari kontribusi pemilik ekuitas.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah suatu aliran masuk atau peningkatan lainnya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa dan aktivitas pencarian laba lainnya dalam kegiatan operasi perusahaan selama suatu periode.

2.1.6 Pengakuan Piutang Usaha

Pengakuan piutang sering berhubungan dengan pengakuan pendapatan.

Karena pengakuan pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapat direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli, sedangkan penjualan jasa umumnya diakui pada saat penyerahan jasa atau jasa itu dilaksanakan. Menurut PSAK No. 23 (revisi 2014)

(27)

menyatakan bahwa pendapatan atas transaksi penjualan jasa diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.

Menurut Sulistiawan (2006: 80), piutang usaha terjadi ketika perusahaan melakukan penjualan, namun belum menerima uang sebagai hasil penjualannya.

Sedangkan menurut Kieso (2007: 348), dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran (the exchange price) adalah jumlah terhutang dari debitur (seorang pelanggan atau peminjam) dan umumnya dibuktikan dengan beberapa dokumen bisnis, biasanya berupa faktur (invoice). Faktor yang bisa memperumit pengukuran harga pertukaran adalah ketersediaan diskon (diskon dagang dan diskon tunai).

a. Diskon Dagang

Sebelum membahas diskon dagang pengertian dari diskon itu sendiri adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pelanggan dalam pembelian yang kuantitas atau jumlahnya banyak. Pelanggan seringkali mengutip harga berdasarkan daftar atau katalog harga yang menyediakan diskon dagang atau kuantitas. Diskon dagang (trade discount) semacam ini digunakan untuk menghindari perubahan yang terjadi dalam katalog, untuk mengutip harga yang berbeda bagi pembelian dalam kuantitas yang berbeda.

b. Diskon Tunai (Diskon Penjualan)

Diskon tunai atau diskon penjualan (sales discount) diberikan oleh perusahaan kepada klien yang membayar hutangnya sebelum jangka waktu yang telah ditentukan. Diskon semacam ini dinyatakan dalam bentuk istilah 2/10, n/30 (diskon dua persen jika dibayarkan dalam sepuluh hari, jumlah kotor jatuh

(28)

tempo dalam tiga puluh hari). Penjualan harus dicatat sebesar harga jual bersih yang diterima. Karena itu apabila ada potongan penjualan maka penjualan harus dikurangi terlebih dahulu dengan potongan penjualan tersebut

.

c. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga

Menurut Sugiri (2002: 59), menjelaskan bahwa perusahaan yang mempraktikan bisnis yang sehat mengijinkan pelanggannya untuk mengembalikan setiap barang yang tidak sesuai dengan pesanan. Bagi penjual, penerimaan kembali barang yang telah dijual merupakan retur penjualan.

Dalam transaksi piutang jumlah yang harus diakui dalam piutang usaha adalah harga tukar diantara kedua belah pihak. Ayat jurnal untuk mengakui piutang dari penjualan barang dan jasa yaitu:

Piutang usaha xxx

Penjualan xxx 2.1.7 Pengukuran Piutang Usaha

Secara teori, semua piutang dinilai dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas di masa datang. Oleh karena itu, piutang usaha berjangka pendek. Sebagai ganti dari menilai piutang usaha pada nilai sekarang yang didiskontokan, akuntansi mewajibkan pelaporan piutang sebesar nilai realisasi bersih (net realizable value). Hal ini berarti bahwa piutang dilaporkan dalam jumlah bersih dari estimasi piutang tak tertagih dan diskon usaha. Tujuannya adalah untuk melaporkan piutang sejumlah klaim dari pelanggan yang benar-benar diperkirakan diterima secara tunai atau

(29)

mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya sehingga sesuai denganmatching concept.

Pengukuran piutang mencakup kapan diakui dan berapa jumlah piutang dan harus dicatat agar jumlah yang disajikan menunjukan nilai yang wajar.

Pengukuran piutang dilakukan terhadap piutang usaha dan piutang wesel, karena keduanya sering dijumpai dalam suatu perusahaan dan biasanya meliputi jumlah yang besar. Dengan adanya pengukuran piutang tersebut maka dapat diketahui dengan tepat nilai wajar piutang yang bersangkutan. Sesuai PSAK No. 55 (revisi 2014) aset keuangan diukur nilai wajar bagi yang diakui. Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima atau harga yang akan dibayar (PSAK No. 68, revisi 2014). Secara teori, semua piutang diukur dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas di masa datang. Oleh karena itu, piutang usaha berjangka pendek.

Pada saat perolehan, entitas seharusnya mengukur piutang sebesar nilai kini dari kas yang akan diterima di masa depan. Untuk piutang yang memiliki nilai wajar misalnya wesel tagih, entitas dapat menggunakan nilai wajar pada saat pengukuran awal dan melakukan pengukuran secara konsisten dengan menggunakan nilai wajar. Sebaliknya, jika entitas tidak memilih menggunakan nilai wajar pada pengakuan awal, maka pada pengakuan selanjutnya tidak boleh memilih menggunakan nilai wajar.

2.1.8 Pencatatan Piutang Usaha

Piutang sering dicatatat di neraca perusahaan saat menjual barang atau jasa dilakukan secara kredit (Gorondutse, dkk, 2016). Menurut PSAK No 1 (revisi

(30)

2015), entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Sehingga pencatatan yang dilakukan sebaiknnya menggunakan metode akuntansi berbasis akrual (accrual basic). Prosedur pencatatan piutang terdiri pengakuan piutang, penerimaan piutang, pencatatan piutang ragu-ragu, pencatatan penyisihan piutang, dan penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan.

Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur.

Menurut Rudianto (2012:211) Sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia, piutang dicatat dan diakui sebesar jumlah bruto (nilai jatuh tempo) dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak akan diterima. Itu berarti piutang harus dicatat sebesar jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih.

Karena itu berkaitan dengan pengelolaan piutang, perusahaan harus membuat suatu cadangan piutang tidak tertagih yang merupakan taksiran jumlah piutang yang tidak akan dapatditagih dalam periode tersebut.

Dalam membuat cadangan kerugian piutang/piutang tidak tertagih, terdapat dua dasar utama yang dapat digunakan, yaitu :

a. Jumlah penjualan (persentase tertentu dari penjualan), yang berarti cadangan kerugian piutang didasarkan pada presentase tertentu dari saldo akun penjualan pada saat cadangan kerugian piutang tersebut ditetapkan, atau didasarkan pada presentase tertentu dari taksiran jumlah penjualan atau jumlah penjualan kredit selama periode bersangkutan. Selain didasarkan pada saldo akun penjualan atau saldo akun penjualan kredit, penetapan besarnya cadangan kerugian piutang juga dapat didasarkan pada persentase tertentu dari anggaran penjualan

(31)

atau didasarkan pada persentase tertentu dari anggaran penjualan kredit di tahun bersangkutan.

b. Saldo Piutang, dari saldo piutang dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Persentase tertentu dari saldo piutang, yang berarti cadangan kerugian piutang didasarkan pada saldo akun piutang pada saat piutang tersebut ditetapkan atau didasarkan pada taksiran penjualan kredit pada periode bersangkutan

2. .Analisis umur piutang, yaitu metode pembuatan cadangan kerugian piutang di mana cadangan piutang yang tidak dapat ditagih dari suatu perusahaan didasarkan pada besarnya risiko atau kemungkinan tidak tertagihnya suatu piutang. Dasar dari metode ini adalah pemikiran bahwa semakin lama umur piutang, semakin besar kemungkinan terjadinya kemacetan proses penagihan piutang atau tidak tertagihnya piutang tersebut.

Pencatatan piutang usaha terjadi jika perusahaan menjual produk secara kredit atau memberi jasa namun belum terjadi pembayaran kepada perusahaan.

Pencatatan piutang usaha sering berhubungan dengan pengakuan pendapatan.

Karena pengakuan pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapat direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan syarat-syarat penjualan maka piutang lazimnya diakui pada saat barang dikirimkan kepada pelanggan. Sedangkan untuk jasa kepada pelanggan akan diakuipada saat jasa itu diberikan.

(32)

2.1.9 Penyajian Piutang Usaha

Menurut PSAK No. 9 piutang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Pada akhir periode akuntansi, perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Piutang merupakan salah satu unsur yang cukup material dari aktiva lancar sehingga pengungkapannya pada neraca harus dilakukan secara tepat dan jelas agar tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan.

Menurut Warren (2005, 370) semua piutang yang diperkirakan akan terealisasi menjadi kas dalam setahun disajikan pada bagian Aset Lancar di neraca. Adalah hal yang biasa untuk mencantumkan aset menurut urutan likuiditasnya.

Jumlah piutang dagang yang disajikan yaitu sebesar jumlah yang dapat direalisasikan yaitu jumlah yang akan ditagih. Jumlah piutang yang ditagih dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih kepada jumlah piutang. Karena neraca itu disusun setiap akhir periode, maka setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang-piutang.

Berikut bentuk penyajian piutang usaha dineraca pada kelompok aktiva:

NERACA

Aktiva Kewajiban dan Modal

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas xxx Hutang Dagang xxx

(33)

Piutang Dagang xxx Wesel Bayar xxx Cad. Kerugian Piutang (xxx) Hutang Jangka Pendek xxx Total Aktiva Lancar xxx Total Kewajiban Lancar xxx Kewajiban Jangka Panjang xxx

Total Kewajiban xxx

Ekuitas xxx

Total Kewajiban dan Ekuitas xxx 2.1.10 Evaluasi Piutang Usaha

Menurut Dimyati & Mudjiono (2006, hal.19), pengertian evaluasi dipertegas lagi sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Menurut Arifin & Zainal (2010, hal. 45), mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung dan pada akhir program setelah program itu selesai.

Evaluasi Piutang Usaha merupakan suatu piutang terencana dan tidak di dukung oleh janji/kesepakatan untuk membayar tagihan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh pemilik usaha dalam jangka waktu 30-90 hari.

(34)

2.1.11 Prosedur Evaluasi

Menurut Umar (2005, hal. 78), evaluasi pada umumnya memiliki tahapan- tahapannya sendiri. Berikut penjelasan salah satu tahapan evaluasi yang umumnya digunakan :

1. Menentukan apa yang akan dievaluasi.

Dalam dunia bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi, mengacu pada program kerja perusahaan. Dalam program kerja perusahaan banyak terdapat aspek- aspek yang dapat dan perlu dievaluasi. Tetapi biasanya yang di prioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi key-succeess factor–nya.

2. Merancang (desain) kegiatan evalusi.

Sebelum evaluasi dilakukan, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu desain evaluasinya agar data apa saja yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja yang dilalui, siapa saja yang akan dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.

3. Pengumpulan data

Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk menghasilkan gap. Besar

(35)

gap akan sesuai dengan tolok ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.

5. Pelaporan Hasil Evaluasi

Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evalusi didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan maupun tulisan.

6. Tindak Lanjut Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen baik di tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.

2.1.12 Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Ekonomi koperasi merupakan suatu organisasi bersama yang berasaskan kekeluargaan yang bertujuan untuk mencapai profit atau keuntungan baik untuk anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat umum yang ada disekitarnya.

Pengertian Koperasi berasal dari bahasa Inggris “co-operation” yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat diseebut seebagai koperasi.

Menurut International Cooperative Alliance (ICA) (dalam Hendar, 2011:18) menyebutkan bahwa, Koperasi didefinisikan sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk memperbaiki sosial ekonomi anggotanya dan memenuhi kebutuhan ekonomi anggota dengan saling membantu antaranggota,

(36)

membatasikeuntungan, serta usaha tersebut harus didasarkan padaprinsip-prinsip koperasi.

Jochen Ropke (2012:14), “Koperasi adalah suatu organisasi usaha yang para pemilik/anggotanya adalah juga pelanggan utama/klien perusahaan tersebut”.

Kriteria identitas suatu koperasi merupakan prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha lainnya. Prinsip identitas dari suatu koperasi adalah para pemilik dan pengguna jasa dari pelayanan suatu unit usaha adalah orang yang sama.

Menurut ILO (International Labour Organization) (dalam Subandi, 2011:18- 19) menjelaskan bahwa, “Koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis. Masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan”.

Pengertian koperasi secara yuridis tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Bab 1 tentang Ketentuan Umum. Dimana Pasal 1 : Ayat (1) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

(37)

2. Tujuan Koperasi

Tujuan Koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No 25/1992, yang berbunyi : “Koperasi bertujuan memajukan kesejateraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan pasal tersebut, tujuan koperasi pada garis besarnya meliputi 3 hal yaitu :

1. Memajukan kesejahteraan anggotanya

2. Memajukan kesejahteraan anggota masyarakat

3. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional 3. Prinsip - Prinsip Koperasi

Menurut Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 5 disebutkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam koperasi meliputi :

a. Keanggotan yang Sukarela dan Terbuka

Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menerima jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaannya, tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang sosial, ras, politik atau agama.

b. Pengawasan Demokratis oleh Anggota

Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat

(38)

keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.

c. Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi

Para anggotanya memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis (terhadap modal tersebut). Setidaknya sebagian dari modal itu adalah milik bersama koperasi.

Apabila ada para anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang diisyaratkan untuk menjadi anggota. Para anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk salah satu atau beberapa dari tujuan berikut :

a) Mengembangkan koperasi mereka dengan membentuk dana cadangan, sebagian daripadanya tidak dapat dibagikan

b) Membagikan kepada anggota seimbang dengan transaksi mereka dengan koperasi

c) Mendukung kegiatan lainnya yang disahkan oleh rapat anggota d) Otonomi dan Kemandirian (Independence)

Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh pada anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain termasuk pemerintah atau memupuk modal dari sumber luar, koperasi melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan mempertahankan otonomi mereka.

(39)

e) Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan

Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil-wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manajer dan karyawan agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya. Mereka memberikan penerangan kepada masyarakat umum khususnya pemuda dan para pembawa opini di masyarakat tentang hakekat perkoperasian dan manfaat berkoperasi.

f) Kerjasama Antar Koperasi

Koperasi melayani para anggotanya secara efektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan kerjasama melalui struktur lokal, nasional, regional, dan internasional.

g) Kepedulian terhadap Masyarakat

Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat secara berkelanjutan melalui kebijakan kebijakan yang diputuskan oleh rapat.

4. Fungsi dan Peran Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 menyebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang

(40)

Undang Dasar 1945. Lebih lanjut lagi, pada Pasal 4 menjelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut :

a) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya, masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan anggota dan masyarakat.

c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi.

d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

(41)

2.2 Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Koperasi Simpan Pinjam Fauzan

Bagaimanakah Perlakuan Akuntansi Piutang Usaha Pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar

Sesusai Dengan ?

Metode Analisis:

Deskriptive Komparatif

Metode Analisis Deskriptif

Kesimpulan

Rekomendasi Hasil Perlakuan Akuntnsi Piutang

Berdasarkan Teori SAK ETAP

Metode Analisis Deskriptif

Perlakuan Akuntansi Piutang Yang Diterapkan

Keperasi Simpan Pinjam Fauzan

(42)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok di atas, maka diduga bahwa Perlakuan Akuntnsi Piutang Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar belum sesuai dengan teori yang berlaku.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam (KPS) Fauzan Jalan Ablam, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar. Dengan waktu penelitian dimulai pada bulan Juli sampai Agustus.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas. Metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Interview

Metode ini berupa tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini. Data yang dapat dikumpulkan diantarnya mengenai gambaran umum koperasi, struktur organisasi, pencatatan piutang, dan perlakuan piutang tak tertagih.

b. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan pencatatan dokumen yang berupa formulir-formulir yang dimiliki oleh peusahaan untuk mendukung objek yang diteliti. Data yang dapat diperoleh adalah dokumen-dokumen serta catatan akuntansi yang berkaitan dengan prilaku akuntansi piutang.

(44)

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Kualitatif

Data kualitattif yaitu data yang diperoleh dari Koperasi Simpan Pinjam Fuzan Makassar dalam bentuk informasi yang bukan dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk lisan dan tulisan. Data kualitatif ini seperti sejarah berdirinya koperasi dan struktur organsasi.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari perhitungan data kualitatif yang menunjukan hasil pengukuran variabel untuk keperluan penelitian. Data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber dari data piutanng.

3.3.2 Sumber Data

Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer

Data primer yaitu yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama dan pengamatan secara langsung serta wawancara singkat dengan pihak-pihak terkait.

Misalnya perlakuan akuntansi piutang.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Misalnya catatan, dokumen atau laporan historis dokumen perusahaan.

(45)

3.4 Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis komparatif.

Metode ini merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan, dimana yang dibandingkan adalah perlakuan akuntansi piutang berdasarkan teori dengan perlakuan akuntansi piutang yang ada diperusahaan.

3.5 Definisi Operasional

a. Akuntasi sering disebut sebagai bahasa bisnis (business leangue), atau lebih tepatnya sebagai bahasa pengambilan keputusan. Semakin seseorang menguasai bahasa ini, maka akan semakin baik pula orang tersebut menangani bebagai aspek keuangan dalam kehidupannya.

b. Akuntansi Keuangan ialah rumpun ilmu dari akuntansi yang berhubungan dengan cara pelaporan perusahaan kepada pelaku ekonomi baik secara internal maupun eksternal yang biasanya laporan berbentuk arus kas, perubahan modal, rugi laba dan neraca.

c. Piutang dalam arti luar merupakan segala macam tuntutan atau klaim kepadapihak ketiga yang pada umumnya berakibat adanya penerimaan kas dimasa yang akan datang. Piutang yang dimiliki perusahaan, umumnya timbul sebagai akibat dari transaksi-transaksi penjualan dan atau penyerahan jasa.

d. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa.

e. Evaluasi Piutang Usaha merupakan suatu piutang terencana dan tidak di dukung oleh janji/kesepakatan untuk membayar tagihan yang dilakukan secara

(46)

berkesinambungan oleh pemilik usaha dalam jangka waktu 30-90 hari.

f. Ekonomi koperasi merupakan suatu organisasi bersama yang berasaskan kekeluargaan yang bertujuan untuk mencapai profit atau keuntungan baik untuk anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat umum yang ada disekitarnya.

(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah KSP “FAUZAN”

Awal mulanya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “FAUZAN” ini bergerak di bidang Koperasi Simpan Usaha (KSU) dan seiring dengan berjalan-Nya waktu KSU ini berubah menjadi Koperasi , dan Koperasi Simpan Pinjam “FAUZAN”

berdiri pada tahun 2000 sampai sekarang. Koperasi Simpan Pinjam “FAUZAN”

resmi berbadan hukum pada tahun 2001 dengan Nomor: 405/ BH/ KDK.20.22/

XII Tgl. 31 Desember 2001. Koperasi Simpan Pinjam ini awal mula-Nya dikelola oleh Manager dan beberapa anggota. Sementara, Koperasi ini mengelola simpan pinjam saja. Seiring dengan berjalannya waktu terbentuk Struktural Organisasi Perusahaan yang terdiri dari: Pembina, Pengurus dan beberapa Anggota.

Awalnya Koperasi Simpan Pinjam ini berpindah- pindah tempat. Selama ini Koperasi ini sudah berpindah tempat selama empat kali kemudian pada tahun 2010 koperasi ini telah memiliki kantor tetap yang beralamat di Jalan Abu Bakar Lambogo No.118 Kelurahan Bara-barayya. Pencapaian ini berkat hasil kerja keras ketua, pengurus, dan anggota koperasi karena, tanpa kerja sama yang baik koperasi tidak bisa berjalan dengan baik.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “FAUZAN” Berdiri dengan beberapa anggota. Karena, koperasi itu salah satu bentuk corporate yang terdiri dari beberapa orang karena koperasi itu gotong royong.

(48)

4.1.2 Visi dan Misi 1. Visi

Terwujud koperasi simpan pinjam yang mandiri dan tangguh dengan berlandaskan amanah dalam membangun ekonomi bersama dan berkeadilan di indonesia.

2. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan yang prima untuk menunjang kelancaran usaha sehingga meningkatkan kesejahteraan anggota.

b. Menjalankan kegiatan usaha jasa keuangan yang efektif dan efisien.

c. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.

d. Meningkatkan kinerja koperasi secara propesional agar mampu berkembang serta menguntungkan koperasi maupun Mitra Kerja.

4.1.3 Struktur Organisasi KSP “FAUZAN”

Untuk mendukung dan mengoptimalkan dalam pelaksanaan Pengelolaan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan mengoptimalkan keuntungan pada KSP “FAUZAN”, maka perangkat kerja organisasi masalah Pengelolaan Dana Koperasi Simpan Pinjam dan peningkatan pembangunan fisik menjadi tugas dan tanggung jawab penuh Pembina Koperasi, dan Pengurus Koperasi yang ditunjuk langsung oleh Manager.

Struktur organisasi Koperasi Simpan Pinjam “FAUZAN” dalam bidang Pengelolaan Dana Koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dilengkapi pula dengan tim pengawasan sehingga peningkatan di KSP

“FAUZAN” dapat mencapai target yang optimal.

(49)

Berikut adalah struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

“FAUZAN” :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “FAUZAN”

Sumber : Struktur Organisasi KSP “FAUZAN”

RAPAT ANGGOTA

PENGAWAS Ketua : Abd.Halik Anggota: Sri Rahayu

Hasnah Rasyid PENGURUS

Ketua : H.Abd.Hamjah.L

Sekretaris :Muh.Darwan.AL Bendahara : Asrul

Ahmad PEMBINA

1. Kadis Koperasi dan UMKM Kota

Makassar 2. Camat Makassar

3. Polsekta 04 Makassar Anggota: Sri Rahayu

Hasnah Rasyid

MANAGER

LISTRIK PDAM USIPA TOKO

ANGGOTA

(50)

Keterangan:

1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, rapat anggota dikatakan wadah aspirasi para anggota-Nya maka dengan ini, segala kebijakan dan peraturan yang berlaku di dalam koperasi simpan pinjam “FAUZAN” harus melewati persetujuan rapat anggota terlebih dahulu.

2. Pembina koperasi merupakan suatu badan yang telah ditunjuk oleh panggota dalam rapat anggota yang bertanggungjawab untuk membina dan memberikan saran kepada para pengurus koperasi serta pengawas koperasi.

3. Pengurus koperasi merupakan suatu badan yang telah dibentuk oleh rapat anggota dan disertai serta bertanggungjawab untuk melaksanakan kepemimpinan mengenai koperasi baik dalam bidang usaha maupun bidang organisasi.

4. Pengawas merupakan suatu badan yang telah dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap setiap kinerja yang dilakukan oleh pengurus. Dan anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.

5. Manager merupakan orang yang ditunjuk dan diangkat oleh pengurus koperasi untuk memimpin perusahaan serta orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan koperasi bersama dengan karyawan yang bekerja dikoperasi tersebut.

(51)

4.2 Deskripsi Data Penelitian

Berikut adalah daftar data piutang anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

“FAUZAN” sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Piutang Anggota Tahun

2018

Jumlah Piutang

Jumlah Anggota

Tahun 2019

Jumlah Piutang

Jumlah Anggota Januari 1.690.450.000 58 Januari 2.726.735.000 82 Februari 1.620.350.000 76 Februari 2.586.000.000 59 Maret 2.405.810.000 79 Maret 2.943.780.000 88 April 1.583.700.000 81 April 2.764.230.000 82

Mei 2.998.000.000 104 Mei 2.110.600.000 81

Juni 1.548.600.000 71 Juni 2.714.600.000 69 Juli 2.358.540.000 71 Juli 2.618.900.000 82 Agustus 1.874.000.000 79 Agustus 2.265.060.000 90 September 1.814.540.000 88 September 3.745.490.000 98 Okteber 757.402.663 95 Okteber 700.918.700 122 November 794.990.964 91 November 936.948.348 102 Desember 289.840.000 67 Desember 395.860.464 76

Jumlah 19.736.223.627 950 Jumlah 26.509.122.504 1.031 Sumber data: Pembukuan Koperasi Simpan Pinjam Fauzan

4.2.1 Perlakuan Akuntandi Berdasarkan PSAK 1. Pengakuan Piutang

Pengakuan piutang sering berhubungan dengan pengakuan pendapatan.

Karena pengakuan pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapat direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli, sedangkan penjualan jasa umumnya diakui pada saat penyerahan jasa atau jasa itu dilaksanakan. Menurut PSAK No. 23 (revisi 2014)

(52)

menyatakan bahwa pendapatan atas transaksi penjualan jasa diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.

2. Pengukuran Piutang Usaha

Pengukuran piutang mencakup kapan diakui dan berapa jumlah piutang dan harus dicatat agar jumlah yang disajikan menunjukan nilai yang wajar.

Pengukuran piutang dilakukan terhadap piutang usaha dan piutang wesel, karena keduanya sering dijumpai dalam suatu perusahaan dan biasanya meliputi jumlah yang besar. Dengan adanya pengukuran piutang tersebut maka dapat diketahui dengan tepat nilai wajar piutang yang bersangkutan. Sesuai PSAK No. 55 (revisi 2014) aset keuangan diukur nilai wajar bagi yang diakui. Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima atau harga yang akan dibayar (PSAK No. 68, revisi 2014). Secara teori, semua piutang diukur dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas di masa datang. Oleh karena itu, piutang usaha berjangka pendek.

3. Pencatatan Piutang Usaha

Piutang sering dicatatat di neraca perusahaan saat menjual barang atau jasa dilakukan secara kredit (Gorondutse, dkk, 2016). Menurut PSAK No 1 (revisi 2015), entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Sehingga pencatatan yang dilakukan sebaiknnya menggunakan metode akuntansi berbasis akrual (accrual basic). Prosedur pencatatan piutang terdiri pengakuan piutang, penerimaan piutang, pencatatan piutang ragu-ragu, pencatatan penyisihan piutang, dan penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan.

(53)

Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur.

4. Penyajian Piutang Usaha

Menurut PSAK No. 9 piutang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Pada akhir periode akuntansi, perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Piutang merupakan salah satu unsur yang cukup material dari aktiva lancar sehingga pengungkapannya pada neraca harus dilakukan secara tepat dan jelas agar tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan.

4.2.2 Perlakuan Akuntansi Piutang KSP “FAUZAN”

1. Pengakuan Piutang

Piutang Koperasi Simpan Pinjam ”Fauzan” adalah suatu piutang yang diakui karena adanya penjualan kredit melalui aktivitas simpan pinjam. Aktivitas ini terjadi karena koperasi pada umumnya merupakan praktik yang berkaitan dengan sistem penjualan kredit dan simpan pinjam. Untuk mengajukan pinjaman di Koperasi Simpan Pinjam “Fauzan” anggota harus memenuhi syarat-syarat sebagai bentuk pertanggungjawaban anggota selama piutang tersebut belum dilunasi.

Adapun beberapa pengakuan pinjaman anggota piutang Koperasi Simpan Pinjam Fauzan:

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori  ...........................................................................
Tabel 1.1  Data Piutang Anggota
Gambar 2.1  Kerangka pikir
Gambar 4.1  Struktur Organisasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Poin tersebut merupakan pengakuan terhadap angsuran ke lima dan termasuk ke dalam accrual basis, karena tidak terjadi transaksi apa-apa hanya ada pengakuan piutang murabahah jatuh

UMKM Tas Tajur mengakui pendapatan dengan menggunakan basis kas, dimana pendapatan diakui pada saat barang diberikan kepada konsumen dan harga pokok diakui

Dalam penelitian ini, penulis membahas prosedur penjualan kredit, proses penagihan piutang dagang, pencatatan piutang dagang, dan pelaporan piutang dagang dalam neraca..

Columbus Lubuklinggaumengurangkan nilai piutang bruto dengan nilai cadangan kerugian piutang sehingga diperoleh nilai piutang bersih (netto) yang dapat direalisasi

Karena itu, berkaitan dengan pengelolaan piutang, khususnya koperasi pemasaran dan koperasi produsen, pengelola koperasi harus membuat cadangan piutang tak tertagih yang

Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah sebagai berikut: (a) Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1

Untuk itu, cadangan kerugian piutang yang telah ditetapkan di akhir tahun 2014 akan didebitkan pada akun piutang usaha sebesar nilai piutang tidak tertagih tersebut

66 dalam menentukan taksiran cadangan piutang tak tertagih melalui metode analisis umur piutang, maka hasil yang didapat dari perhitungan tersebut akan mengurangi nilai piutang dalam