BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.3 Analisis Umur Piutang Koperasi Simpan Pinjam “Fauzan”
Pelanggan Jumlah Piutang Jatuh Tempo
<30 Hari 31-60 Hari 60-90 Hari >90 Hari
Anggota 1 Rp.500.000 Rp.500.000 - - -
Anggota 2 Rp.1.500.000 Rp.500.000 Rp.500.000 Rp.500.000 - Anggota 3 Rp.1.500.000 Rp.500.000 Rp.500.000 Rp.500.000 -
Anggota 4 Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 - - -
Anggota 5 Rp.2.700.000 Rp.700.000 Rp.700.000 Rp.700.000 Rp.600.000
Anggota 6 Rp.300.000 Rp.300.000 - - -
Anggota 7 Rp.1.000.0000 Rp.350.000 Rp.350.000 Rp.300.000 -
Anggota 8 Rp.400.000 Rp.200.0000 Rp.200.000 - -
Anggota 9 Rp.1.000.000 Rp.350.000 Rp.350.000 Rp.300.000 - Total Rp.10.900.000 Rp.5.400.000 Rp.2.700.000 Rp.2.300.000 Rp.600.000
Pada tabel 4.3 menjelaskan jumlah anggota piutang KSP Fauzan sebanyak sembilan anggota dengan total jumlah piutang Rp.10.900.000, dan pada usaha koperasi simpan pinjam fauzan makassar menerapkan jadwal pengembalian piutang setiap kurang dari 30 hari, 31-60 hari,60-90 hari dan lebih dari 90 hari dengan urutan total jumlahnya yaitu Rp.5.400.000, Rp. 2.700.000, Rp. 2.300.000, dan Rp. 600.000.
pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapat direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli, sedangkan penjualan jasa umumnya diakui pada saat penyerahan jasa atau jasa itu dilaksanakan. Menurut PSAK No. 23 (revisi 2014)
menyatakan bahwa
pendapatan atas transaksi penjualan jasa diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
simpan pinjam. Aktivitas ini terjadi karena koperasi pada umumnya merupakan praktik yang berkaitan dengan sistem penjualan kredit dan simpan pinjam
2 Pengukuran Piutang Pengukuran piutang mencakup kapan diakui dan berapa jumlah piutang dan harus dicatat agar jumlah yang disajikan menunjukan nilai yang wajar. Pengukuran
Pengukuran Piutang Koperasi Simpan Pinjam “Fauzan”
mencakup kapan diakui serta berapa jumlah piutangnya dan harus dicatat agar jumlah yang harus disajikan menunjukan nilai
piutang dilakukan terhadap piutang usaha dan piutang wesel, karena keduanya sering dijumpai dalam suatu perusahaan dan biasanya meliputi jumlah yang besar.
Dengan adanya pengukuran piutang tersebut maka dapat diketahui dengan tepat nilai wajar piutang yang bersangkutan. Sesuai PSAK No. 55 (revisi 2014) aset keuangan diukur nilai wajar bagi yang diakui. Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima atau harga yang akan dibayar (PSAK No. 68, revisi 2014). Secara teori, semua piutang diukur dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas di masa datang. Oleh karena itu, piutang usaha berjangka pendek.
yang wajar. Pengukuran piutang yang dilakukan terhadap piutang usaha dan piutang wesel, karena kedua piutang ini sering dijumpai dalam suatu perusahaan dan biasanya meliputi jumlah yang cukup besar. Dengan adanya pengukuran piutang pada koperasi tersebut maka dapat diketahui dengan tepat nilai wajar piutang usaha yang bersangkutan atau biasa disebut piutang usaha para anggota Koperasi Simpan Pinjam
“Fauz an”.
3 Pencatatan Piutang Piutang sering dicatatat di neraca perusahaan saat menjual barang atau jasa
Usaha Koperasi Simpan Pinjam
“Fauzan” Makassar menggunakan dua metode pencatatan
dilakukan secara kredit (Gorondutse, dkk, 2016).
Menurut PSAK No 1 (revisi 2015), entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Sehingga pencatatan yang dilakukan sebaiknnya menggunakan metode akuntansi berbasis akrual (accrual basic). Prosedur pencatatan piutang terdiri pengakuan piutang, penerimaan piutang, pencatatan piutang ragu-ragu, pencatatan penyisihan piutang, dan penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan.
komputerisasi. Dalam sistem komputer tersebut dibentuk 2(dua) macam arsip yaitu: arsip transaksi dan arsip induk.
Pencatatan piutang yang dilakukan pada koperasi ini secara harian. Piutang usaha diakui pada saat piutang telah diterima atau dengan kata lain telah dinikmati oleh anggota koperasi tersebut.
Pengakuan dan pelaporan Piutang Koperasi Simpan Pinjam”Fauzan”
Makassar merupakan bagian dari aktiva lancar yang menunjukkan bahwa pendapatan belum terealisasi di masa sekarang, Namun piutang diakui pada masa mendatang.
4 Penyajian Piutang Menurut PSAK No. 9 piutang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap
Koperasi Simpan Pinjam
“Fauzan” Makassar menyajikan asset lancar dari asset tidak lancar atau dari harta tidak lancar ke harta lancar. Semua jumlah piutang koperasi anggota Koperasi Simpan Pinjam
“Fauzan” yang diperkirakan akan
disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Pada akhir periode akuntansi, perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Piutang merupakan salah satu unsur yang cukup material dari aktiva lancar sehingga pengungkapannya pada neraca harus dilakukan secara tepat dan jelas agar tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan.
terealisasi menjadi kas dalam setahun dan disajikan pada aktiva lancar di neraca saldo. Aktiva lancar yang dicantumkan berdasarkan atas dasar likuiditasnya. Urutan likuiditas pada koperasi ini mencerminkan seberapa cepat aktiva tersebut dapat dikonversi menjadi kas dalam pembukuan akuntansi KSP
“Fauzan”.
Bedasarkan tabel 4.4 dapat menjelaskan bahwa: perlakuan akuntansi piutang pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar sudah sesuai dengan PSAK dikarenakan, Pengakuan Piutang Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan diakui karena adanya penjualan kredit melalui aktivitas simpan pinjam, Pengukuran Piutang Usaha pada Koperasi Simpan Fauzan Makassar belum sesuai dengan PSAK No.55 yang menyatakan bahwa: aset keuangan diukur nilai wajar bagi yang diakui. Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima atau harga yang akan dibayar (PSAK No. 68, revisi 2014), Pencatatan Piutang Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar belum sesuai dengan PSAK No.1
karena .hanya menggunakan metode komputerisasi, dan Penyajian Piutang Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan sudah sesuai denga PSAK No.9 karena menyajikannya pada aktiva lancar dpada neraca.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan atas hasil penelitian pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar mengakui adanya piutang setelah seluruh proses pencatatan pendapatan telah selesai atau telah direalisasikan dan ketika pinjaman pada suatu produk telah diserahkan kepada karyawan Koperasi Simpan Pinjam “Fauzan”.
2. Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar mengakui terjadinya piutang usaha pada saat perusahaan telah memberikan pinjaman kepada anggota koperasi tersebut dan anggota koperasi membayar angsuran dalam bentuk angsuran mingguan atau angsuran bulanan pada customer service.
3. Pada Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar setiap anggota harus memenuhi syarat-syarat sebagai bentuk pertanggungjawaban anggota selama piutang tersebut belum dilunasi.
4. Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar meyakinkan bahwa semua piutang dapat tertagih atau dapat direalisasikan, maka koperasi Simpan Pinjam “Fauzan”
tidak melakukan pencatatan terhadap kerugian piutang dan di dalam neraca koperasi ini tidak mencantumkan akun cadangan kerugian piutang.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian , analisis dan kesimpulan maka penulis menyarankan kepada Koperasi Simpan Pinjam fauzan sebagai berikut:
1. Agar pihak Koperasi Simpan Pinjam Fuzan Melakukan pencatatan sesuai dengan yang diterapkan dalam PSAK.
2. Agar pihak Koperasi Simpan Pinjam Fauzan melakukan pencatatan terhadap Piutang Tak Tertagih agar memudahkan karyawan dalam melakukan perhitungan kerugian.
3. Agar pihak Koperasi Simpan Pinjam Fauzan Makassar melakukan perubahan struktur organisasi yang melibatkan devisi keuangan. Guna mendapat laporan keuangan yang relevan dan efisien.
4. Untuk memudahkan dan mengifisienkan waktu dalam pengimputan Penerimaan dan Pengeluaran Kas dengan ini disarankan menggunakan Aplikasi seperti Accurate,dll.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Riahi, Belakoui. 2015. Teori Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat.
Anastasya Diana dan Lilis Setiawati. 2017. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Terbaru. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Dr. Kasmir 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dwi Martani, dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Menegah Berbasis PSAK Buku 1. Edisi Dua. Jakarta: Salemba Empat.
Fees, Warren, Reeve. 2016. Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
Harison Jr Walter T., et al. 2015. Akuntansi Keuangan IFRS Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jarkarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Jatiningsih Krisma Cicilia, 2020. Analisis Perlakuan Akuntansi atas Piutang Usaha pada Koperasi Simpa Pinjam Karya Jasa. Program Studi Akuntansi, Palembang: Politeknik PalComTech.
Kieso, Warfield dan Weygantd. (2016). Akuntansi Intermediate, Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta.
Martani, 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Rudianto, 2012. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga
S. Munawir 2015, Analisis Laporan Keuangan, Keuangan, Yogyakarta: Liberty.
Smith. 2015. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesembilan. Erlangga, Jilid. 1.1 Jakarta.
Soemarso, SR. 2014. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1. Edisi Kelima. Jakarta:
Salemba Empat.
Sofyan Syafri Harahap. 2001. Analisis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.