PENDAHULUAN
Pendahuluan
3 modifikasi kontras.11,12 Televisi sirkuit tertutup (CCTV), kaca pembesar digital portabel, dan layar yang dipasang di kepala (HMD) adalah contoh alat bantu penglihatan rendah elektronik. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kecepatan membaca menggunakan HMD berbasis smartphone dengan alat bantu low vision optik pada pasien low vision.
Rumusan Masalah
Upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pada penderita low vision adalah dengan memaksimalkan fungsi penglihatan melalui alat bantu low vision. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat membaca pada pasien low vision yang menggunakan HMD berbasis smartphone dan alat bantu optik low vision.
Tujuan Penelitian
Alat bantu optik untuk low vision lebih mudah didapat dan relatif lebih murah, namun pembesaran yang tetap dan jarak kerja yang sangat pendek dapat mengurangi kenyamanan penggunaan. Kemajuan teknologi memungkinkan penggunaan ponsel pintar sebagai alat bantu elektronik untuk HMD low vision, dengan kemampuan mengubah perbesaran, kecerahan, dan kontras.
Kegunaan Penelitian
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
Kajian Pustaka
- Low Vision
- Fungsi Penglihatan
- Pemeriksaan Low Vision
- Kemampuan dan Laju Membaca
- Alat Bantu Low Vision
- Alat Bantu Low Vision Optik
- Alat Bantu Low Vision Nonoptik
- Alat Bantu Low Vision Elektronik
- Head-mounted Display
- Head-mounted Display sebagai Alat Bantu Low Vision
Grafik kecepatan membaca yang dapat digunakan antara lain Minnesota Low Vision Reading Test (MNREAD), Bailey-Lovie, SKRead, International Reading Speed Texts (IReST), dan RADNER. Tes Membaca Penglihatan Rendah Minnesota adalah ukuran kecepatan membaca yang menggunakan rangkaian kalimat dengan interval 0,1 logMAR. Pasien tunanetra membaca lebih lambat, namun membaca lancar memerlukan kecepatan membaca ≥80 wpm.
Kecepatan membaca pada pasien low vision dapat ditingkatkan dengan memperbesar huruf, meningkatkan kontras, dan menggunakan alat bantu low vision. Alat bantu optik untuk low vision meliputi kacamata, kaca pembesar (genggam atau berdiri), kaca pembesar, dan teleskop. Alat bantu optik low vision tingkat rendah hingga sedang dapat digunakan untuk pasien dengan gangguan penglihatan ringan hingga sedang.
Perbesaran alat bantu optik yang diperlukan untuk low vision dapat diprediksi setelah menentukan target penglihatan dan setelah melakukan koreksi penglihatan jarak terbaik. Contoh alat bantu low vision elektronik termasuk CCTV, kaca pembesar digital portabel, dan HMD.
Kerangka Pemikiran
- Skema Kerangka Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh HMD terhadap kemampuan membaca pada pasien low vision hingga saat ini belum banyak dilakukan. Relumino merupakan aplikasi low vision yang digunakan oleh HMD berbasis smartphone untuk menampilkan gambar di layar smartphone. Kemampuan dan kefasihan membaca dapat diukur berdasarkan kecepatan membaca. Penurunan kecepatan membaca dapat disebabkan oleh gangguan penglihatan, pemahaman bacaan, dan ukuran font.
Kecepatan membaca pasien tunanetra dapat ditingkatkan dengan memperbesar huruf, meningkatkan kontras, dan menggunakan alat bantu bagi tunanetra.12–15. Penggunaan alat bantu penglihatan low vision dapat memaksimalkan fungsi penglihatan dan kualitas hidup pasien low vision. Layar yang dipasang di kepala telah digunakan sebagai alat bantu penglihatan rendah untuk meningkatkan fungsi visual, pengenalan wajah, dan aktivitas sehari-hari pada pasien dengan gangguan penglihatan.
Hipotesis
Kelompok A: kecepatan membaca diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan alat bantu optik low vision, kemudian dilakukan pemeriksaan. Kelompok A diperiksa kecepatan membaca dengan menggunakan alat bantu penglihatan rendah optik terlebih dahulu dan kemudian dengan HMD berbasis ponsel pintar. 49 Hasil penelitian ini meliputi karakteristik subjek penelitian dan perbandingan kecepatan membaca menggunakan HMD berbasis smartphone dengan alat bantu low vision optik.
Hipotesis: Kecepatan membaca menggunakan HMD berbasis smartphone lebih tinggi dibandingkan dengan alat bantu low vision optik. Perbedaan rata-rata kecepatan membaca menggunakan HMD berbasis ponsel pintar dan alat bantu penglihatan rendah optik tidak signifikan secara statistik. Tidak terdapat perbedaan kecepatan membaca menggunakan HMD berbasis smartphone dan alat bantu low vision optik pada pasien low vision.
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
- Kriteria Inklusi
- Kriteria Eksklusi
- Pemilihan Sampel
- Cara Pemilihan Sampel
- Penentuan Ukuran Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pasien low vision yang berobat ke fasilitas kesehatan mata. Populasi penelitian yang dapat diakses adalah seluruh pasien low vision berusia 18-70 tahun yang mengunjungi National Eye Center, Rumah Sakit Mata Cicendo dan bersedia mengisi formulir informed consent. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik berurutan yaitu berdasarkan urutan kedatangan pasien baru yang dirujuk ke Unit Refraksi, Low Vision dan Lensa Kontak Rumah Sakit Mata National Eye Center Cicendo oleh unit lain yang memiliki diagnosis. yang dibuat oleh Unit Konsultan dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Para peneliti dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A yang berjumlah 25 orang peneliti dan kelompok B yang berjumlah 24 orang peneliti.
Metode Penelitian
- Rancangan Penelitian
- Identifikasi Variabel
- Variabel Bebas dan Tergantung
- Definisi Operasional
- Alat dan Cara Kerja
- Alat
- Cara Kerja
- Rencana Pengolahan dan Analisis Data
- Tempat dan Waktu Penelitian
Kelompok B : diperiksa kecepatan membaca terlebih dahulu menggunakan HMD berbasis smartphone, kemudian dilakukan pemeriksaan menggunakan alat bantu optik low vision setelah dicuci selama 30 menit. Alat bantu low vision yang digunakan pada penelitian ini adalah alat bantu low vision optik dan HMD berbasis smartphone. Alat bantu optik low vision yang digunakan adalah kacamata dengan ekstensi besar, kaca pembesar kacamata, kaca pembesar tangan atau kaca pembesar berdiri.
Peneliti diberi kesempatan untuk mencoba alat bantu low vision optik dan HMD berbasis smartphone masing-masing selama 15 menit sebelum diperiksa. Variabel independen dalam penelitian ini adalah HMD berbasis smartphone dan alat bantu optik low vision, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecepatan membaca. Kelompok A diperiksa untuk membaca tingkat lanjut menggunakan alat bantu low vision optik terlebih dahulu, kemudian HMD berbasis ponsel pintar setelah dicuci selama 30 menit.
Implikasi/Aspek Etik Penelitian
43 Uji kategorikal dilakukan dengan uji Chi-Square jika memenuhi syarat Chi-Square, jika tidak maka digunakan uji Fisher's Exact untuk tabel 2x2 dan Kolmogorov-Smirnov untuk tabel selain 2x2. Persyaratan Chi-Square adalah tidak ada nilai yang diharapkan kurang dari 5 dalam 20% tabel. Pasien yang telah memahami dan menyetujui prosedur pemeriksaan akan dimasukkan sebagai subjek penelitian.
Prinsip penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia (respect for the person) a) Subyek penelitian berhak bertanya dan berkonsultasi tentang apa pun. permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini secara jelas dan transparan. Asas keadilan (justice). a) Seluruh subjek penelitian akan mendapat perlakuan yang sama dengan menggunakan alat bantu low vision berupa alat bantu low vision optik dan HMD berbasis smartphone. Seluruh prosedur pemeriksaan dilakukan dengan sebenar-benarnya dan menjadi tanggung jawab peneliti di bawah pengawasan dokter spesialis mata konsultan.
Skema Alur Penelitian
Kecepatan membaca >40 wpm dicapai oleh 10 orang (20,4%) tanpa alat bantu low vision dan 22 orang (44,9%) setelah menggunakan alat bantu optik pada smartphone dan HMD. Subjek dengan atrofi cakram optik memiliki tingkat membaca yang jauh lebih tinggi menggunakan HMD ponsel pintar dibandingkan alat bantu optik (p<0,05). Hasil: Median kecepatan membaca menggunakan alat bantu low vision optik dan HMD pada smartphone adalah 32,22 kpm dan 33,21 kpm dengan p>0,05 yang berarti tidak signifikan secara statistik.
Alat bantu low vision optik dan HMD berbasis ponsel pintar memiliki kecepatan membaca yang tidak berbeda secara signifikan berdasarkan derajat gangguan penglihatan. Nguyen et al melaporkan peningkatan kecepatan membaca setelah pemberian alat bantu low vision pada pasien AMD. Peningkatan kecepatan membaca setelah pemberian alat bantu low vision pada pasien degenerasi makula terkait usia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gangguan lapang pandang terbanyak adalah gangguan lapang pandang non spesifik sebanyak 21 orang (42,9%), disusul gangguan lapang pandang perifer. Etiologi low vision diklasifikasikan berdasarkan anatomi 75 Etiologi low vision yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah kelainan retina sebanyak 31 orang (63,3%). Jenis alat bantu optik yang paling banyak dipilih adalah kaca pembesar kacamata sebanyak 39 orang (79,6%), sedangkan kaca pembesar stand sebanyak 10 orang (20,4%).
Median kecepatan membaca menggunakan HMD berbasis smartphone lebih tinggi yaitu 33,21 kpm dibandingkan 32,22 wpm, namun hasil tersebut tidak signifikan secara statistik (p>0,05). Kecepatan membaca menurun seiring dengan menurunnya sensitivitas kontras, namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua perangkat dalam kelompok sensitivitas kontras. Cacat lapang pandang dengan kecepatan membaca tertinggi hingga terendah secara berurutan adalah cacat lapang pandang sentral, perifer, dan nonspesifik.
Pengujian Hipotesis
Pembahasan
Kemampuan meningkatkan kontras pada HMD berbasis smartphone diharapkan dapat meningkatkan kecepatan membaca dibandingkan alat bantu optik pada membaca koran dengan ukuran font N10 dan kontras 71-75%. Taylor et al melaporkan tingkat membaca maksimum yang lebih tinggi menggunakan kartu MNREAD kontras rendah dalam alat bantu optik dibandingkan dengan kaca pembesar digital portabel. Alat bantu low vision elektronik merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan persyaratan pembesaran >6x dalam penelitian ini.56 Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Lovie-Kitchin dan Woo, pasien low vision dengan kecepatan membaca.
Kecepatan membaca subjek tunanetra sedang kira-kira dua kali lebih tinggi dibandingkan subjek tunanetra berat (kpm dan wpm). Subjek dengan gangguan penglihatan tepi memiliki tingkat membaca terendah dengan kedua perangkat dibandingkan dengan gangguan bidang penglihatan lainnya. Subjek dengan glaukoma dan retinitis pigmentosa memiliki tingkat membaca yang lebih rendah dengan kedua alat tersebut.
Keterbatasan Penelitian
Clinical efficacy of currently available low vision devices in glaucoma patients with moderate to severe visual loss. Evaluation of reading performance with the Minnesota Low Vision Reading Charts in patients with age-related macular degeneration. Augmenting augmented reality for visually impaired users with Microsoft Hololens and a finger-worn camera.
Effectiveness of portable electronic and optical magnifiers for near vision activities in low vision: a randomized crossover trial. Head-mounted video magnifiers for low vision rehabilitation: a comparison with existing technology Head-mounted video magnifiers for low vision rehabilitation: a. Scotoma size and reading speed in patients with subfoveal occult choroidal neovascularization in the age-related macula.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Significant improvements in near vision, reading speed, central visual field and related quality of life after ranibizumab treatment of wet age-related macular degeneration. Reading performance improvements in patients with central vision loss without age-related macular degeneration after undergoing personalized rehabilitation training Reading performance improvements in patients with central vision loss without age-related macular degeneration. The quality of life impact of peripheral versus central vision loss with a focus on glaucoma versus age-related macular degeneration.
Determinants of health-related quality of life and health status utility in patients with age-related macular degeneration: The relationship between contrast sensitivity and visual acuity. Evaluation of contrast sensitivity in age-related macular degeneration using a new computer-based test, the spaeth/richman contrast sensitivity test. Reduced writing and reading speed and age-related changes in verbal fluency tasks Reduced writing and reading speed and age-related changes in verbal fluency tasks.
Evaluation of contrast sensitivity, chromatic vision and reading ability in patients with primary open-angle glaucoma. The impact of electronic reading devices on reading speed and ease in patients with impaired vision.