PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Review Penelitian Sebelumnya
Tinjauan Pustaka merupakan uraian teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan referensi untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian guna mengembangkan kerangka mental yang jelas dari rumusan masalah yang akan diteliti. Sumber lain menyebutkan bahwa tinjauan pustaka merupakan analisis berupa kritik (konstruksi atau pengabaian) terhadap penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka berisi ulasan penulis, rangkuman, dan pendapat terhadap beberapa sumber literatur (artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) mengenai topik yang dibahas.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah penulis baca, maka penelitian yang dilakukan penulis serupa dari segi keamanan transportasi, namun berbeda dari segi judul umum, permasalahan, isi dan penyajiannya. Menerapkan budaya keselamatan di setiap lini dunia pelayaran seperti pemilik kapal, penyewa, asuransi,. Hasbi Ashsiddiqi adalah taruna dari Politeknik Transportasi Surabaya. Hasbi Ashsiddiqi telah melakukan penelitian pada Masa Praktik Kelautan (PRALA) dan menyelesaikan penelitiannya sehingga dapat dijadikan acuan dalam realisasi karya ilmiah ini.
Dari penelitiannya dapat disimpulkan bahwa penelitian Hasbi Ashsiddiqi (2015) berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, Hasbi Ashsiddiqi meneliti tentang pentingnya pemahaman awak kapal terhadap peralatan keselamatan di atas kapal dengan dampaknya terhadap keselamatan di atas kapal, sedangkan penulis menyelidiki peralatan keselamatan di atas kapal dibandingkan dengan berdasarkan peralatan keselamatan SOLAS Bab III untuk menghindari kecelakaan di atas kapal, baik penelitian Hasbi Ashsiddiqi maupun penulis terkait dengan peralatan keselamatan di atas kapal. Veiga memegang budaya keselamatan kerja untuk diterapkan di dunia pelayaran, dengan tema keselamatan kapal yang hampir sama dengan penulis, sehingga dapat dijadikan acuan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Landasan Teori
- Pengertian Kecelakaan Kerja
- Pengertian Kecelakaan Kerja Menurut Para Ahli
- Penyebab terjadinya kecelakaan
- Alat-alat keselamatan Base On SOLAS
Pengertian Kecelakaan Pertambangan Menurut Direktur Teknik MIGAS adalah setiap kecelakaan yang menimpa seorang pekerja tambahan pada saat melaksanakan pekerjaan di tempat kerja WKPnya, yang mengakibatkan pekerja tersebut kehilangan kesadaran, memerlukan pertolongan medis, mengalami luka-luka. , kehilangan anggota badan. atau kematian. Pengertian kecelakaan kerja menurut Per 03/Men/1994 adalah kecelakaan yang berkaitan dengan keadaan kerja, termasuk penyakit yang disebabkan oleh keadaan kerja, serta kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah setelah keadaan normal atau normal. jalan raya. Pengertian kecelakaan kerja menurut Kementerian Tenaga Kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan kondisi kerja, termasuk penyakit yang disebabkan oleh kondisi kerja, serta kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan pulang ke rumah setelah keadaan normal atau normal. .
Pengertian kecelakaan kerja menurut Suma’mur adalah kecelakaan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, artinya kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh pekerjaan dan selama bekerja, serta kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan menuju dan pulang kerja. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kecelakaan kerja di kapal adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak dikehendaki, atau tidak direncanakan yang menimpa awak kapal dalam kaitannya dengan pekerjaan di kapal, sehingga mengakibatkan hilangnya awak kapal atau kapal. Menurut Poerwanto (1987:4), 85% kecelakaan disebabkan oleh tindakan manusia yang salah (Unsafe Human Act), walaupun sebenarnya ada penyebab lain yang tidak terlihat.
Dalam kasus kecelakaan laut, sebagian besar kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ketidaksesuaian antara jumlah penumpang dan kapasitas kapal. Dalam hal ini human error merupakan akibat dari kesalahan nakhoda yang mengemudikan kapal. Karena kurangnya kesadaran akan perlindungan kapal dari awak kapal, kapal meledak dan terbakar.
Banyaknya kejadian yang terjadi pada transportasi laut menjadi peringatan bagi pemerintah Indonesia sendiri. Pertama, perlu adanya pemberian penyuluhan kepada awak kapal pada setiap kapal yang ada mengenai aturan-aturan pelayaran yang ada agar tidak terjadi kesalahan atau kelalaian di pihak awak kapal. Sebab penumpang yang memaksakan kehendak untuk terus menaiki kapal yang penuh penumpang terkadang terjadi karena awak kapal masih mengizinkan penumpang untuk naik.
Begitu pula dengan pelatihan para awak kapal untuk mampu melakukan perawatan terhadap mesin-mesin yang ada di kapal. Sejak saat itu, aturan desain mulai dimasukkan untuk meningkatkan faktor keselamatan kapal, seperti desain untuk konstruksi kapal, instalasi mesin dan listrik, pencegahan kebakaran, peralatan komunikasi dan navigasi, serta peralatan keselamatan. Pieter Batti menyatakan, pengaturan pengadaan dan penggunaan peralatan keselamatan yang diperlukan sesuai Konvensi SOLAS dibahas pada Bab III.
Daftar tersebut berisi tugas dan instruksi untuk menangani keadaan darurat bagi setiap orang yang bertugas di kapal. Jumlah personel terlatih yang akan mengawaki sekoci seperti sekoci dan membantu orang lain yang tidak terlatih harus tersedia.
Kerangka Penelitian
Apakah peraturan pada Bab III SOLAS mengenai peralatan bantu dan kendali telah diterapkan dengan baik di atas kapal? Apakah ada pengaruh peralatan keselamatan berdasarkan peraturan SOLAS untuk menghindari kecelakaan kerja di kapal?
METODOLOGI PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Metode Lapangan (field research)
- Metode Dokumentasi
- Pemilihan Informan
- Teknik Analisis Data
Alasan penggunaan metode deskriptif adalah penulis ingin menggambarkan secara sistematis fakta-fakta yang ada di kapal mengenai kelengkapan dan kondisi peralatan keselamatan berdasarkan standar SOLAS chapter III. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode yang dapat menggambarkan permasalahan yang dihadapinya guna menunjang pemecahan masalah. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan melakukan observasi langsung terhadap objek penelitian yaitu peralatan keselamatan di atas kapal pada saat pencucian (latihan berlayar) selama 12 bulan di atas kapal, sehingga data yang dikumpulkan benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada di kapal. waktu penelitian itu dilakukan.
Observasi digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data secara langsung mengenai gejala-gejala tertentu dengan melakukan observasi dan mencatat data-data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Wawancara tersebut memerlukan komunikasi langsung antara penulis dengan sasaran penelitian yaitu dengan petugas dan awak kapal tentang kelengkapan peralatan keselamatan yang mempengaruhi kecelakaan di kapal dan dosen di Politeknik Surabaya. Cara ini dilakukan melalui pelatihan pada saat penulis melakukan PRALA sehingga penulis dapat mengetahui betapa pentingnya standarisasi peralatan keselamatan berdasarkan standar SOLAS untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penulis atau informan adalah para awak kapal harian, baik perwira di kapal maupun awak kapal yang terkait dan bertanggung jawab terhadap masalah kelengkapan peralatan keselamatan. Menurut Moleong, konsep dasar analisis data akan mengajukan pertanyaan tentang pengertian, waktu pelaksanaan, maksud dan tujuan, serta posisi analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan melalui observasi menggunakan metode deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, yang kemudian dibandingkan dengan teori yang ada sehingga dapat ditawarkan solusi terhadap permasalahan.
Setelah penulis melakukan observasi di atas kapal saat melakukan praktik maritim mengenai kelengkapan peralatan keselamatan berdasarkan standar Solas untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Miles, Huberman, dan Saldana menyatakan bahwa kegiatan pengolahan dan analisis data meliputi cakupan data. Kondensasi data mengacu pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data yang mendekati totalitas catatan lapangan tertulis, transkrip wawancara, dokumen, dan materi empiris.
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa data dalam penelitian kualitatif dapat disajikan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Inferensi dalam penelitian kualitatif pada dasarnya masih bersifat sementara, karena temuan data perlu diverifikasi dengan menggunakan berbagai teknik dan diperiksa keabsahannya. Dalam pengkodean wawancara yang penulis lakukan dengan para informan, terdapat tabel untuk mengumpulkan data terkait penggunaan bahasa Inggris maritim di atas kapal.