• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa hukum islam terhadap eksistensi khiyar dalam jual beli bahan bangunan di UD. Sumber agung desa carat kecamatan kauman kabupaten ponorogo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisa hukum islam terhadap eksistensi khiyar dalam jual beli bahan bangunan di UD. Sumber agung desa carat kecamatan kauman kabupaten ponorogo."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad khiyar jual beli bahan bangunan di UD. Bagaimana adanya Khiyar aib bagi pembeli menurut syariat Islam pada saat jual beli bahan bangunan di UD.

Sistematika Pembahasan

Sumber Agung, Desa Carat, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, mekanisme jual beli bahan konstruksi dan pelaksanaan khiyar dalam transaksi jual beli bahan konstruksi UD. Dan yang kedua adalah analisa hukum Islam mengenai adanya hak khiyar’ malu pembeli dalam jual beli bahan bangunan dari UD.

JUAL BELI DALAM ISLAM 1. Pengertian Jual Beli

Yaitu memenuhi syarat-syarat, rukun-rukun dan hal-hal lain yang berkaitan dengan jual beli, maka apabila syarat-syarat dan rukun-rukun tersebut tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syariat.

أَ وَ ِذاٱ

لٱوَ ِ وُ َٰ

ايَقو

لٱويَمنِإوْ

و َمَفو

مَ َ وَفَ َسويَ و ۥ

وُ ُاوِه اٱو َاِإو ٓۥ

صَ ۡ وِايلاٱوُ َٰح

يَبومُكَاَٰ

ل ِبومُكَن

واِإوِلِطَٰب

مُكلِ و

قَتو َاَ و

مُكَسُفنَ وْ

مُكِبوَنيَكوَه اٱونِإو

مخِحَاو

حر ز اراةر )

  • Rukun Jual Beli
  • Syarat Jual Beli
  • Macam Bentuk Jual Beli
  • TEORI KHIYAR 1. Pengertian Khiyar
    • Landasan Shara’ Tentang Khiyar

Sedangkan Imam Malik disuruh mengucapkan ij b dan kabul terhadap jual beli barang yang tidak besar nilainya. 26. Dalam jual beli paksa ini, menurut ulama Hanafi, ditangguhkan (maukuf) sehingga siap (hilang rasa kewajipan).

مُكلِ

Syarat Ditetapkannya Khiyar

Adanya kerusakan barang menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak yang mengadakan akad jual beli. Hal ini terjadi jika orang yang berhak khiyar mengatakan “Saya melepaskan hak khiyar ini” atau “Saya bersedia menerima jual beli ini”. Artinya, bila ada perbuatan orang yang mempunyai hak khiyar, yang menandakan adanya akad jual beli dan penetapan hak milik.

Berdasarkan hal tersebut, jika pembeli mempunyai hak khiyar dan obyek jual beli ada di tangannya lalu menawarkan kepemilikan atas barang tersebut, maka hak khiyar yang diperolehnya batal. Karena sahnya akad khiyar ini khusus untuk kepemilikan, maka melakukan 4 (empat) hal tersebut merupakan tanda bahwa ia bermaksud menentukan kepemilikannya atau dengan kata lain ia tidak memerlukan lagi hak khiyar.45. Kedua, yang dapat membatalkan hak khiyar dalam keadaan darurat adalah kerusakan barang yang diperdagangkan pada masa khiyar.

Dalam hal ini ada rinciannya karena kerusakan bisa terjadi sebelum atau sesudah pengalihan, dan hak khiyar bisa menjadi milik penjual atau pembeli.

Macam-Macam Khiyar

Menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabillah, hal ini disebabkan karena masa khiyar didasarkan pada akad. Apabila barang rusak setelah serah terima barang atau pada saat barang sudah berada di tangan pembeli, maka barang yang diperjualbelikan menjadi tanggung jawab pembeli dan khiyarnya batal.46. Oleh karena itu, syara’ kemudian memberikan peluang agar apa yang telah dilakukan secara tergesa-gesa itu dapat dikompromikan dengan baik, dengan memberikan pilihan apakah akan melanjutkan atau membatalkan akad, sedangkan pihak yang mengadakan akad masih berada dalam pertemuan akad.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sayid Sabiq, pengertian komposisi khiyar adalah khiyar yang diberikan kepada kedua belah pihak yang mengadakan akad untuk melanjutkan atau membatalkan jual beli selama masih dalam pertemuan akad.47 Dalam hal ini yang dimaksud dengan transaksi adalah Baru dianggap sah apabila kedua belah pihak melaksanakannya, telah berpisah akadnya, atau salah satu pihak telah menentukan pilihan untuk menjual atau membeli. Dalam kios atau toko kecil, derajat perpisahannya adalah ketika salah satu dari mereka keluar. Dalam toko yang besar, derajat pemisahannya adalah dengan memindahkan salah satu dari mereka dari tempat duduknya ke tempat duduk yang lain.

Tetapi apabila penjual dan pembeli telah berpisah mengikut adat kebiasaan, hak khiyar terhenti dan jualan diteruskan.

Pengertian khiyar bersyarat yang dikemukakan oleh Sayid Sabiq ialah khiyar di mana seseorang membeli sesuatu dari pihak lain dengan syarat dia boleh melakukan khiyar pada waktu atau waktu tertentu, walaupun waktu itu lama, jika dia mahu, dia boleh menjual. dan beli dan jika dia mahu dia boleh membatalkannya 0.50. Dapat difahami daripada definisi bahawa kontrak bersyarat ialah satu bentuk kontrak di mana pihak-pihak yang mengikat kontrak jualan menyatakan syarat bahawa kedua-duanya atau salah seorang daripada mereka boleh memilih antara meneruskan penjualan atau membatalkannya pada masa tertentu. . 50 Ibid., 226. . khiyar atas kedua-duanya, kemudian tentukan jual beli dengan akad, maka jual beli itu dengan akad.

Jika setelah jual beli mereka berpisah dan salah satu diantara mereka tidak meninggalkan barang yang diperjualbelikan, maka berakhirlah jual beli.” Ini khiyar bagi pembeli untuk melanjutkan akad atau membatalkannya, setelah melihat barang yang menjadi haknya. pokok akad. 52 Ahmad Wardi Muslich , Fikh Mu`amalah, (Jakarta: Amzah oleh pembeli. 53 Hal ini terjadi dalam keadaan dimana barang yang menjadi pokok akad tidak ada pada saat pengambilan akad, sekalipun hanya ada contoh saja, sehingga pembeli tidak mengetahui barang apa yang dibelinya bagus atau tidak.

Apabila pembeli melihat secara langsung keadaan barang yang dibelinya, maka apabila ia menyetujui maka ia dapat melanjutkan jual beli tersebut, namun apabila ia tidak setuju maka ia dapat mengembalikannya kepada penjual dan batallah penjualan itu, dan harga sepenuhnya. dikembalikan kepada pembeli.

Majoriti ulama yang terdiri daripada Maliki, Hanafiyah dan Hanabilah membenarkan khiyar ru'yah ini, dengan pembenaran hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Ibn Abbas bahawa Rasulullah saw bersabda:

Majoriti ulama yang terdiri daripada Maliki, Hanafiyah dan Hanabilah membenarkan ru'yah mentimun ini, dengan alasan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Ibnu Abbas bahawa Rasulullah bersabda: .. dalam barang itu terdapat timun. Jika barang itu belum nampak, maka mereka berhak mendapat khiyar ru'yah.55 Adapun cara melihat objek akad ini berbeza-beza bergantung kepada jenis barang. Khiyar ru'yah tidak luput kerana pengisytiharan yang tegas tentang pengguguran, tidak seperti khiyar bersyarat dan khiyar „aib.

Yang pertama adalah kemauan atau persetujuan yang jelas, seperti pembeli mengatakan: 'Saya akan terus membeli dan menjual atau saya setuju. Seperti perbuatan pembeli menerima barang setelah dilakukan pemeriksaan, karena penerimaan barang setelah dilakukan pemeriksaan menunjukkan adanya kesepakatan mengenai sifat mengikat jual beli tersebut. Khiyar 'malu' adalah bentuk khiyar untuk melanjutkan atau membatalkan suatu jual beli karena adanya cacat pada barang yang dibeli, padahal tidak diperlukan khiyar. 57 'Rasa malu' itu ada dua macam, yaitu: .. a) 'Rasa malu karena ulah manusia, penjual susu yang mencampurkannya dengan air atau hanya memberikan buah-buahan yang terbaik sebagai contoh dengan tujuan untuk menipu konsumen.

Yang kedua bersifat internal (tidak terlihat), seperti telur busuk atau cacat pada yang dijual dalam kemasan. 2) Dasar Hukum Aib Khiyar’.

Kedudukan Khiyar Dalam Jual Beli

Sumber Agung milik Tn. Junaidi yang berdiri pada tanggal 14 Februari 2003 beralamat di Dusun Kerun Ayu, Desa Carat, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo. Toko ini merupakan salah satu toko yang menjual bahan bangunan dan menyediakan kebutuhan bangunan seperti semen, besi, keramik, triplek, paku, kayu, tangki air dan lain-lain. Sumber Agung dikelola hanya oleh keluarga saya, Mas, yang terdiri dari istri, anak, dan cucu saya.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pemilik toko dapat disimpulkan bahwa toko bahan bangunan tersebut adalah UD. Pemilik toko mengawasi seluruh aktivitas di toko, mencatat transaksi pembelian dan penjualan serta menyimpan catatan pembelian dan penjualan. Penjual bertugas membimbing dan membimbing konsumen (pembeli) dalam memilih bahan bangunan yang akan dibeli.

Trade Courier, bertanggung jawab atas pengiriman bahan konstruksi ke alamat pelanggan dan pergerakan barang dari truk (di depan toko) ke toko atau gudang untuk keperluan stok.

Gambaran Khusus UD. Sumber Agung

  • Implementasi Akad Khiyar Dalam Jual Beli Bahan Bangunan di UD
  • Eksistensi Hak Khiyar „Aib Pembeli Menurut Hukum Islam Da lam Jual Beli Bahan Bangunan di UD. Sumber Agung Desa Carat

Jual beli tunai bahan konstruksi merupakan penjualan yang paling banyak dilakukan diantara akad jual beli lainnya. Ada beberapa hal yang menjadi kebiasaan sehingga menjadi kebiasaan pada saat jual beli bahan bangunan. Kebiasaan ini dialami oleh pemilik toko, pembeli dan peraturan jual beli bahan bangunan di toko UD.

Dalam perjanjian jual beli bahan bangunan, cacat pada barang yang dibeli merupakan hal yang wajar dan biasanya ditoleransi oleh pembeli. Bisa juga dengan perjanjian yang dibuat antara para pihak berdasarkan adat istiadat yang berlaku dalam jual beli bahan bangunan di UD. Adanya Hak Khiyar Pembeli 'Malu Menurut Hukum Islam Dalam Jual Beli Bahan Bangunan Di UD.

Sumber Agung mengacu pada adat jual beli yang biasa terjadi di toko bahan bangunan di Ponorogo. Sehingga jual beli bahan bangunan yang dilakukan mempunyai perlindungan hukum yaitu adat istiadat jual beli bahan bangunan. Dalam hal ini kita berurusan dengan jual beli bahan bangunan yang berada di luar kebiasaan umum.

Dalam perjanjian jual beli bahan bangunan, cacat pada barang yang dibeli merupakan hal yang wajar dan biasanya ditoleransi oleh pembeli. Dengan banyaknya barang cacat, pemilik toko dapat menolak pengembalian dari pembeli dengan alasan bahwa jual beli tersebut sesuai dengan akad yang sah dan hal ini merupakan bagian dari resiko bagi konsumen bahan bangunan. Hak khiyar hanya berlaku pada transaksi jual beli.96 Hal ini sesuai dengan unit usaha UD Sumber Agung, yaitu toko yang bergerak di bidang jual beli bahan bangunan.

Berdasarkan analisis menurut hukum Islam, pelaksanaan akad khiyar dalam jual beli bahan bangunan di UD Sumber Agung sudah sesuai dengan hukum Islam. Selain itu, jika melihat data di lapangan yang disesuaikan dengan teori, maka akad khiyar dalam jual beli bahan bangunan di UD Sumber Agung dapat digolongkan sebagai akad khiyar abal-abal. Sebab pada saat transaksi jual beli, kemasan bahan bangunan seperti keramik disegel dalam karton sehingga penjual dan pembeli tidak melihat adanya cacat di dalamnya.

Dengan demikian, dalam jual beli bahan bangunan kerugian dan keuntungan ditanggung oleh penjual dan pembeli.

Kesimpulan

Saran-Saran

Demikianlah penulisan skripsi ini dapat kami selesaikan dengan segala kekurangannya dan sebatas kemampuan penerjemah, semoga tulisan ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan keislaman kita dalam praktek jual beli khususnya mengenai khiyar. Bagaimanapun juga, dokumen ini bukannya tanpa kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan. Atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada, penulis selalu mengharapkan pertolongan dan ampunan Allah SWT.

Tinjauan Hukum Islam terhadap praktek jual beli daun cengkeh di Dusun Nglegok Desa Jurug Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo. Bekal Khiyīr al-Ayb Menurut Fiqh Madzhab Sh fi'ī: Studi Kasus di Toko Gedung Agung Raya (TB), Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Tinjauan Hukum Islam pada Transaksi Jual Beli Emas: Studi Kasus di Toko Emas Ronowijayan "Putra Jaya" Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam prakek pembayaran fee Rekber di forum jual beli Ponorogo dapat dikatakan sesuai dengan ketentuan- ketentuan akad jual beli dan begitu pula dengan pengambilan fee

Hasil penelitian menunjukan bahwa Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli barang hasil bajakan yaitu: (a) jual beli adalah merupakan suatu akad dan dipandang

10, “ Praktik Jual Beli Batu Alam Sistem Borongan dalam Perspektif Hukum Islam di Desa Anggrasmanis Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar”. Sistem jual beli batu alam sistem

Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat luas dalam memahami tentang tinjauan hukum Islam mengenai praktik akad jual beli dengan menggunakan sistem

Sedangkan dalam penelitian penulis dengan judul ‚Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli barang retur di toko bangunan UD Sinar Alam Mojokerto‛ memfokuskan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan akad atau jual-beli hasil pertanian dengan cara “borongan” yang terjadi di Desa Sabulakoa pada masa

ANALISIS PRAKTIK JUAL BELI BORONGAN LIMBAH HASIL PERTAMBANGAN EMAS DI DUSUN MEDANG SEKOTONG BARAT DALAM PERSEPKTIF HUKUM ISLAM Melihat praktik dan hasil setelah dilakukannya

Akad ini juga patut dengan ketentuan akad jual beli mu’athah yang sama dalam hukum Islam dimana terdapat pihak yang bertindak sebagai penjual dan pembeli, terdapat barang yang