• Tidak ada hasil yang ditemukan

praktik jual beli borongan limbah hasil - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "praktik jual beli borongan limbah hasil - etheses UIN Mataram"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dan dari sekian banyak akad dalam muamalah, salah satunya akad jual beli adalah akad yang biasa digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, jual beli secara etimologis, jual beli adalah tukar menukar barang dengan barang (harta) pada atas dasar kerelaan bersama untuk memperoleh barang yang diinginkan dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam. Diantara sekian banyak akad dalam muamalah, akad jual beli yang umum digunakan oleh masyarakat, dengan tujuan untuk menukarkan satu barang dengan barang lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas, jual beli adalah pertukaran barang dengan barang dengan persetujuan bersama, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan cara yang sesuai dengan aturan hukum Islam, dalam hal ini Allah SWT berfirman surat Al-Baqarah.

Rumusan Masalah

Ketentuan penjualan ini dalam praktik penipuan ini adalah tanah limbah emas dibayar dua juta, tetapi pada saat kontraktor mengambil limbah tersebut, dalam praktiknya jumlahnya hilang jika dijual per memecat. Sehingga dengan demikian menimbulkan paksaan dan kerugian di pihak kontraktor, misalnya kontraktor limbah. Sehingga dengan demikian menimbulkan paksaan dan kerugian di pihak kontraktor, misalnya kontraktor limbah.

Tujuan dan Manfaat

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Alasan memilih desa Sekotong Barat tentunya lebih memudahkan peneliti untuk mendapatkan data karena peneliti merupakan warga masyarakat desa Sekotong Barat. hasil penambangan emas.

Telaah Pustaka

Kajian Hukum Islam tentang Praktek Jual Beli Sistem Borongan (Studi Kasus Jual Beli Kelapa di Pasar Subah Kecamatan Subah Kabupaten Batam). 9 Anisatul Magfiroh, Tinjauan Hukum Islam tentang Praktik Jual Beli Sistem Borongan (Studi Kasus Jual Beli Kelapa di Pasar Subah Kecamatan Subah Kabupaten Batam). 10 Puji Margiana, Tinjauan Hukum Islam tentang Praktek Grosir Guram (Studi Kasus di Desa Kedungwuluh Lor, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas).

Kerangka Teori

Penelitian ini menjelaskan bahwa pendugaan tebu dalam jual beli tebu baik dari segi harga, kuantitas, kualitas berisiko merugikan kedua belah pihak. Penelitian diatas membahas tentang tujuan penjualan tebu, sedangkan tujuan penelitian dalam penelitian penulis adalah jual beli emas bekas. Mengenai syarat jual beli dan obyek jual beli, sebagaimana dikemukakan oleh Sayid Sabiq, syarat jual beli dan obyek jual beli adalah: 16.

Jika barang tersebut tidak dapat diserahkan, seperti menjual ikan yang masih dalam air, maka jual belinya tidak sah. Jika barang atau harganya tidak diketahui, maka jual belinya tidak sah karena mengandung gharar. f) Barang telah diterima oleh pembeli (qabdh). Hal yang sama hanya berlaku untuk transaksi jual beli yang dilakukan untuk saling menguntungkan tanpa unsur kerugian bagi orang lain.

Jual beli dikatakan sah jika jual beli itu ditentukan oleh undang-undang, memenuhi rukun dan syarat yang ditentukan; bukan milik orang lain, tidak lagi bergantung pada hak khiyar. Selain itu, ada bentukan spekulatif yang disebut Xhuzaf, yaitu jual beli dimana barang biasanya diukur tetapi kemudian tidak dilakukan pengukuran. Hal ini karena akan berdampak pada umat manusia yang tidak mendapat berkah jual beli atau bahkan membahayakan manusia tersebut.

Menurut Imam Malik, jual beli merupakan jual beli yang haram karena ada unsur kebetulan di dalamnya.

Metode Penelitian

Pengamatan ini dilakukan di Dusun Medang, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan penjual dan pembeli yang melakukan kontrak jual beli emas scrap di Desa Sekotong Barat. Praktek jual beli tailing tambang emas secara borongan di Dusun Medang Sekotong Barat Dusun Medang Sekotong Barat.

Praktik persewaan skrap emas tersebut terjadi di Dusun Medang Desa Sekotong Barat. Praktik penyewaan limbah ini dilakukan oleh pemilik dan kontraktor limbah. Penjualan produk limbah emas ini dimulai sekitar tahun 2009 atau sejak adanya tambang emas di Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Setelah melakukan wawancara dengan penjual dan pembeli, diketahui bahwa analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli borongan limbah tambang emas di Dusun Medang Desa Sekotong Barat adalah sebagai berikut.

Praktik penjualan produk limbah emas ini dimulai sekitar tahun 2009 atau sejak adanya tambang emas di Desa Sekotong Barat. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Limbah Tambang Emas Secara Borongan di Dusun Medang Sekotong Barat. Praktik jual beli limbah tambang emas secara massal ini dilakukan di Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Dalam praktik jual beli limbah tambang emas secara borongan di Dusun Medang Sekotong Barat dalam perspektif hukum Islam.

Sistematika Pembahasan

PRAKTIK JUAL BELI BORONGAN LIMBAH HASIL

Gambar Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Desa Sekotong Barat
  • Profil Desa Sekotong Barat

Pada tahun 1961 sampai dengan tahun 1968, Desa Sekotong Barat merupakan salah satu desa di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. 38 Pada bulan April 2002, diadakan pemilihan kepala desa Sekotong Barat, Bpk. Supardi terpilih menjadi kepala desa Sekotong Barat hingga masa jabatannya.

Desa Sekotong Barat merupakan salah satu desa di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat yang terletak 10 km sebelah barat kota kabupaten. Dari data yang diperoleh luas dan batas desa Sekotong Barat adalah 15.365 ha dengan luas desa 8.262 ha. Desa Sekotong Barat merupakan kawasan pesisir dan perbukitan berbatu yang rata-rata ketebalan tanahnya mencapai satu meter.

Pola penggunaan lahan di Desa Sekotong Barat sebagian besar untuk persawahan sedangkan sisanya untuk lahan kering yaitu untuk bangunan dan fasilitas lainnya. Selain agama dan kepercayaan, desa Sekotong Barat juga terdiri dari tiga suku, yaitu Sasak 6.931, Bali 496 dan Jawa 17,42. Adapun fasilitas peribadatan di desa Sekotong Barat seperti masjid, mushola, pura sudah mulai banyak.

Sarana dan prasarana pendidikan di desa Sekotong Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:45.

TABEL II
TABEL II

Praktik Jual Beli Borongan Limbah Hasil Pertambangan Emas

  • Sistem Penjualan Hasil Limbah Emas
  • Praktik penyerahan barang borongan kepada pembeli

Praktik persewaan limbah emas ini sudah berlangsung selama 10 tahun dan dimulai saat dibukanya tambang emas di Sekotong. Dalam praktek pengontrakan limbah emas terjadi pembelian limbah secara borongan yang merugikan pembeli karena tidak menentunya jumlah limbah yang diperoleh kontraktor yang harus membeli seharga satu juta dengan cara menjual per kantong tanpa borongan, maka dapatkan lima puluh hingga enam puluh tas. Penjualan produk limbah emas ini dimulai sekitar tahun 2009 atau sejak ada tambang emas di kota tersebut.

Sekotong Barat, jadi sekaligus kita beli emas tua atau biasa kita sebut lumpur.”47. Pembelian limbah emas yang biasa kita sebut lumpur ini dilakukan dengan cara borongan, misalnya dari satu tempat pengolahan (batang kayu) yang kita beli dengan harga Rp. Respon penjual berkaitan dengan sistem penjualan grosir, dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak. Arpan sebagai penjual.

Penyerahan barang grosir antara penjual dan kontraktor tidak langsung dialihkan pada saat pembelian, tetapi pembeli pergi seminggu setelah pembayaran dilakukan karena masih mencari pekerja untuk mengambil barang. telah membeli. Pengiriman barang dengan sistem ini tentunya merugikan penjual karena selisih waktu satu minggu juga menambah selisih lumpur sehingga jumlah yang didapat pada saat pengambilan sampah jauh lebih besar dari pada saat pembelian, demikian penjual mengingatkan pembeli untuk segera membawa lebih banyak limbah bersamanya. Pada saat penyerahan barang tersebut ternyata penjual tidak transparan mengenai limbah yang diperjualbelikan, dilihat dari jenis emas yang terkandung pada limbah tersebut terdapat limbah emas putih dan limbah emas kuning, sehingga pada saat limbah dicampur terlebih dahulu , berpengaruh buruk terhadap jenis emas yang dihasilkan saat dikelola, berdasarkan jenis emas dan harga emas yang diperoleh.

Sering kita jumpai bahwa emas sisa yang kita beli merupakan campuran antara kualitas emas kuning dan emas putih, sehingga emas kuning tersebut apabila dikontrol ternyata kualitasnya lebih rendah dari harga biasanya. itu dikelola dan dividen emas.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK

  • Analisis Praktik Jual Beli Borongan Limbah Hasil Pertambangan
  • Persepktif Hukum Islam Praktik Jual Beli Borongan Limbah
  • Kesimpulan
  • Saran-saran
  • Daftar riwayat Hidup
  • Dokumentasi wawancara
  • Daftar Informan
  • Surat Penelitian
  • Turnitin

Berdasarkan permasalahan yang muncul, transaksi jual beli dalam hukum ekonomi syariah mengutamakan sifat tolong-menolong (ta’awun), dengan menjamin hak orang lain tanpa memanfaatkan keadaan untuk merugikan orang lain. Mengenai syarat-syarat objek jual beli, sebagaimana dikemukakan Sayid Sabiq, syarat-syarat objek jual beli adalah: 58. Hukum Islam secara umum mengatur jual beli yang harus dilakukan secara musyawarah tanpa ada unsur paksaan dan kerugian yang terjadi selama transaksi, transparansi yang dilakukan dalam transaksi jual beli harus dijelaskan di awal.

Pengertian gharar dalam hukum Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Maliki adalah jual beli suatu benda yang belum ada sehingga belum diketahui kualitas pembelinya apakah kualitas barang tersebut baik atau buruk seperti jual beli budak yang melarikan diri. atau jual beli hewan yang dibebaskan dari tangan pemiliknya, atau jual beli bayi hewan yang masih dalam kandungan induknya. Dalam jual beli untuk menghindari perbuatan yang merugikan pihak lain, maka prinsip gotong royong harus diutamakan karena menjaga kepentingan para pihak berdasarkan hukum akad syariah yang berlaku. Sedangkan benda atau barang dalam jual beli harus terdiri atas hamparan benda berwujud dan tidak berwujud, benda bergerak dan tidak bergerak, serta benda terdaftar dan tidak terdaftar.

Penerapan praktik jual beli barang rongsokan terlihat dalam hukum Islam termasuk jual beli dimana terdapat unsur gharar, dilihat dari praktiknya terdapat ketidakjelasan barang atau objek jual beli barang rongsokan yang tidak dijelaskan oleh penjual. . pembeli yang mengakibatkan kerugian bagi pembeli. Jadi, dari kacamata hukum Islam, transaksi seperti ini jauh dari prinsip gotong royong yang seharusnya diutamakan dalam transaksi jual beli. Praktik jual beli limbah tambang emas di Dusun Medang Sekotong Barat dilakukan oleh penjual dan pembeli terkait dengan akad jual beli limbah emas dengan syarat dilakukan proses harga terlebih dahulu sebelum diangkut dengan menjual suatu lokasi. dengan harga jutaan tanpa jual tas dengan harga nominal Rp 30.000 per tas.

Dalam praktek transaksi jual beli grosir terdapat ketidaksesuaian dalam hukum Islam karena menimbulkan kerugian pada salah satu pihak yang tidak sesuai dengan jual beli dalam hukum akad syariah, karena asas “Adam al-qarar tidak terpenuhi, yang berarti bahwa dalam suatu perjanjian tidak boleh ada salah satu pihak yang disesatkan. Al-birr wa al-taqwa, adalah prinsip yang menekankan tanah dalam muamlah untuk saling membantu dalam kebaikan. Bagi penjual agar dapat melakukan akad jual beli grosir kedepannya sesuai dengan prinsip hukum ekonomi islam, agar tidak merugikan pembeli dengan melakukan sistem dengan cara mencampurkan limbah emas putih dengan limbah emas kuning sehingga kerugian juga diperoleh pembeli dengan kualitas yang tidak sesuai harapan. Bagi pembeli pada setiap langkah pengambilan keputusan dalam melakukan transaksi jual beli grosir agar memperhatikan batasan pengambilan dan lebih berhati-hati terhadap barang yang dibeli dari penjual, agar terjamin asas gotong royong dan tidak merugikan satu sama lain.

Gambar

Tabel   I  Jumlah Penduduk
TABEL II
TABEL III

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan praktik makelar dalam jual beli mobil bekas di Showroom Wied Dalung Motor. 2) Mendeskripsikan pelaksanaan akad jual beli