• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Keterlambatan Waktu Proyek Pembangunan Gedung PUSKESMAS Juanda Samarinda dengan Metode CPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisa Keterlambatan Waktu Proyek Pembangunan Gedung PUSKESMAS Juanda Samarinda dengan Metode CPM"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB 4

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Penyebab Keterlambatan Pada Proyek

Untuk mengidentifikasi semua pekerjaan yang tertunda pada suatu proyek, penulis menganalisis data jadwal yang terdapat dalam proyek tersebut. Observasi dan wawancara langsung dengan responden yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung Puskesmas Juanda Samarinda.

Pada tabel 4.1 Dapat dilihat durasi rencana pekerjaan pada proyek.

(2)

Tabel 4.1 Schedule Rencana Proyek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

A PEKERJAAN PRELIMINERIES B PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI C PEKERJAAN BETON LANTAI BASEMENT D PEKERJAAN BETON LANTAI 1 E PEKERJAAN BETON LANTAI 2 F PEKERJAAN BETON LANTAI ATAP G PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI DAN TANGGA H PEKERJAAN DINDING

I PEKERJAAN PLAFOND J PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA K PEKERJAAN ATAP L PEKERJAAN SANITAIR M PEKERJAAN LAIN-LAIN N PEKERJAAN ELEKTRIKAL O PEKERJAAN PENDUKUNG BANGUNAN

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Minggu)

No Uraian Pekerjaan

Tabel 4.2 Reschedule Pada Proyek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

A PEKERJAAN PRELIMINERIES B PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

C PEKERJAAN BETON LANTAI BASEMENT

D PEKERJAAN BETON LANTAI 1 E PEKERJAAN BETON LANTAI 2 F PEKERJAAN BETON LANTAI ATAP G PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI DAN TANGGA H PEKERJAAN DINDING

I PEKERJAAN PLAFOND J PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA K PEKERJAAN ATAP L PEKERJAAN SANITAIR M PEKERJAAN LAIN-LAIN N PEKERJAAN ELEKTRIKAL O PEKERJAAN PENDUKUNG BANGUNAN

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Minggu)

No Uraian Pekerjaan

(3)

Selanjutnya dilakukan wawancara pada pihak proyek agar dapat diketahui apa yang menyebabkan rencana pekerjaan dengan realisa pekerjaan tidak sesuai.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui penyebab keterlambatan proyek pembangunan Puskesmas Juanda Samarinda.

Wawancara dilakukan kepada responden yang mampu menjawab setiap permintaan data pada job description berupa data penyebab keterlambatan proyek.

Hasil wawancara tersebut hanya mewakili satu responden terpilih dalam survey ini yaitu Bapak Asriyansyah S.T., project manager proyek tersebut. Dari pemeriksaan latar belakang, observasi langsung, bahkan wawancara, jelas bahwa proyek selesai dalam 224 hari. Berikut pekerjaan yang tertunda pada proyek:

4.1.1 Pekerjaan Struktur 1. Pekerjaan Tanah dan Pondasi

a. Pemansangan Tiang dengan Mini Pile 25 x 25

Untuk pekerjaan pemancangan tiang dengan mini pile 25 x 25, rencana dikerjakan selama 28 hari namun realisasi di lapangan dikerjakan selama 42 hari. Pekerjaan pemancangan tiang dengan mini pile 25x25 mengalami keterlambatan selama 14 dari rencana.

Gambar 4.1 Pemancangan Tiang dengan Mini Pile Sumber: Kerja praktik 2022

Saat menggunakan mini pile, penundaan dapat terjadi karena faktor-faktor berikut:

1) Faktor lokasi sekitar yang sempit

Lokasi sekitar yang sempit menyebabkan ketika pada saat akan memasukkan alat untuk pemancangan tiang pancang sedikit

(4)

mengalami kesulitan, sehingga alat tersebut susah untuk bermanuver.

2) Faktor adanya warga sekitar yang protes

Adanya warga sekitar yang protes karena merasa terganggu akibat adanya kegiatan pemancangan tiang mini pile tersebut. Akibatnya pekerjaan sempat terhenti beberapa hari, setelah melakukan mediasi kepada warga tersebut dan mendapatkan kesepakatan antara kontraktor dengan warga maka kegitan tersebut dapat dilanjutkan kembali.

b. Pekerjaan Pile Cap

Untuk pekerjaan pile cap, rencana dikerjakan selama 21 hari namun realisasi dilapangan dikerjakan selama 63 hari. Pekerjaan pile cap mengalami keterlambatan selama 42 hari dari rencana.

Gambar 4.2 Pekerjaan Pile Cap Sumber: Kerja praktik 2022

Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan pile cap antara lain:

1) Faktor kekurangan tenaga kerja

Penyebab kekurangan tenaga kerja antara lain kurangnya manajemen perencanaan personalia di tempat kerja dan pergantian pekerjaan yang membutuhkan usaha lebih dari yang direncanakan.

2) Faktor intensitas curah hujan

Jika hujan selama periode proyek, dapat menunda konstruksi dan

(5)

menyebabkan genangan air di lubang kepala tiang. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu untuk mengalirkan air di lubang galian sebelum pengerjaan pile cap dapat dilanjutkan.

2. Pekerjaan Beton

a. Pekerjaan Tie Beam

Untuk pekerjaan tie beam, rencana dikerjakan selama 21 hari namun realisasi di lapangan dikerjakan selama 49 minggu. Pekerjaan tie beam mengalami keterlambatan selama 28 hari dari rencana.

Gambar 4.3 Pekerjaan Tie Beam Sumber: Kerja praktik 2022

Faktor Penyebab keterlambatan pekerjaan Tie Beam adalah sebagai berikut:

1) Keterlambatan pengiriman bahan dan material

Keterlambatan pengiriman bahan dan material terjadi pada material besi dan material lain. Hal itu dikarenakan kurangnya koordinasi antara suplayer material dengan kontraktor yang menyebabkan material belom bisa dikirim ke lokasi proyek.

2) Faktor produktivitas tenaga kerja yang rendah

Rendahnya produktivitas tenaga kerja dalam hal ini cenderung karena faktor usia yang sebagian pekerja sudah berusia lebih dari 50 tahun.

3) Faktor intensitas curah hujan

Hujan yang terjadi saat proyek sedang berlangsung dapat berakibat tertundanya pekerjaan tie beam akibatnya para pekerja tidak dapat bekerja.

(6)

b. Pekerjaan Kolom Lantai Basement

Untuk pekerjaan kolom lantai basement, rencana dikerjakan selama 21 hari namun realisasi dilapangan dikerjakan selama 70 hari. Pekerjaan kolom lantai basement mengalami keterlambatan selama 49 hari dari rencana.

Gambar 4.4 Pekerjaan Kolom Lantai Basement Sumber: Kerja praktik 2022

Faktor Penyebab keterlambatan pekerjaan kolom lantai basement adalah sebagai berikut:

1) Faktor mundurnya pekerjaan tie beam

Akibat mundurnya pekerjaan tie beam berdampak kepada mundurnya pekerjaan kolom lantai basement karena apabila pekerjaan tie beam belom selesai maka pekerjaan kolom lantai basement belom bisa dimulai.

2) Faktor intensitas curah hujan

Hujan yang terjadi saat proyek sedang berlangsung dapat berakibat tertundanya pekerjaan kolom lantai basment akibatnya para pekerja tidak dapat bekerja.

c. Pekerjaan Balok Lantai Satu

Untuk pekerjaan balok lantai satu, rencana dikerjakan selama 21 hari namun realisasi di lapangan dikerjakan selama 28 hari. Pekerjaan balok lantai satu mengalami keterlambatan selama 7 hari dari rencana.

(7)

Gambar 4.5 Pekerjaan Balok Lantai Satu Sumber: Kerja praktik 2022

Faktor Penyebab keterlambatan pekerjaan balok lantai satu adalah sebagai berikut:

1) Faktor mundurnya pekerjaan kolom lantai basement

Akibat mundurnya pekerjaan kolom lantai basement berdampak kepada mundurnya pekerjaan balok lantai satu karena kalau pekerjaan kolom lantai basement belom selesai maka pekerjaan balok lantai satu belom bisa dimulai.

2) Faktor intensitas curah hujan

Hujan yang terjadi saat proyek sedang berlangsung dapat berakibat tertundanya pekerjaan kolom lantai basement akibatnya para pekerja tidak dapat bekerja.

3. Pekerjaan Arsitektur

a. Pekerjaan Lantai dan Tangga Lantai Basement

Untuk pekerjaan lantai dan tangga lantai basement, rencana dikerjakan selama 42 hari namun realisasi di lapangan dikerjakan selama 49 hari. Pekerjaan lantai dan tangga lantai basmnet mengalami keterlambatan selama 7 hari dari rencana.

(8)

Gambar 4.6 Pekerjaan Lantai dan Tangga Lantai Basement Sumber: Kerja praktik 2022

Faktor penyebab keterlambatan pekerjaan lantai dan tangga lantai basement:

1) Faktor kurangnya tenaga kerja

Penyebab keterlambatan pembangunan ruang bawah tanah dan tangga. Kekurangan tenaga kerja disebabkan oleh kurangnya manajemen perencanaan tenaga kerja yang tepat di tempat kerja.

2) Faktor keterlambatan penyediaan material

Keterlambatan penyediaan material disebabkan oleh lambatnya pihak kontraktor dalam penyedian material.

3) Faktor kurangnya keahlian tenaga kerja

Penyebab keterlambatan pembangunan lantai dan tangga bawah tanah adalah kurangnya tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang rendah untuk bekerja di lantai dan tangga.

b. Pekerjaan Dinding Lantai Basement

Untuk pekerjaan dinding lantai basement, rencana dikerjakan selama 77 hari namun realisasi di lapangan dikerjakan selama 84 hari. Pekerjaan dinding lantai basement mengalami keterlambatan selama 7 hari dari rencana.

(9)

Gambar 4.7 Pekerjaan Dinding Lantai Basement Sumber: Kerja praktik 2022

Faktor penyebab keterlambatan pekerjaan dinding lantai basement adalah sebagai berikut:

1) Faktor adanya scaffolding dan bekisting yang belom di bongkar, adanya scaffolding dan bekisting yang belom di bongkar dari sisa pekerjan balok dan plat lantai satu.

2) Faktor tenaga kerja yang tidak mencukupi, kurangnya tenaga kerja, dan manajemen perencanaan yang tidak memadai di tempat kerja.

4. Pekerjaan Elektrikal

a. Pekerjaan Elektrikal Lantai Satu

Untuk pekerjaan elektrikal lantai satu, rencana dikerjakan selama 49 hari namun realisasi di lapangan dikerjakan selama 56 hari. Pekerjaan elektrikal lantai satu mengalami keterlambatan selama 7 hari dari rencana.

Gambar 4.8 Pekerjaan Elektrikal Lantai Satu Sumber: Kerja praktik 2022

(10)

Faktor Penyebab keterlambatan pekerjaan balok lantai satu adalah sebagai berikut:

1) Faktor kurangnya tenaga kerja, penyebab terlambatnya pekerjaan elektrikal lantai satu disebabkan kurangnya tenaga kerja karena manajemen rencana tenaga kerja di lapangan yang tidak memadai.

2) Faktor kurangnya keahlian tenaga kerja, penyebab terlambatnya pekerjaan elektrikal lantai satu disebabkan karena kurangnya pekerja dengan keterampilan dan keterampilan kerja yang rendah.

4.1.2 Pembuatan Gambar Fault Tree

Dari hasil yang diidentifikasi, faktor-faktor tersebut dapat dianggap sebagai kejadian antara, karena merupakan kegiatan yang menyebabkan tertundanya proyek pembangunan Puskesmas Juanda Samarinda. Pembuatan fault tree menggunakan logic gate “and” atau “or” agar dapat dimengerti apa hubungan dari event yang berada didalamnya. Pada fault tree ini penulis menggunakan gerbang logika “and”.

Ini berarti proyek akan tertunda jika acara menunda pekerjaan struktural, arsitektur atau listrik. Gambar 4.9 diawali dengan menjelaskan penyebab keterlambatan proyek.

Gambar 4.9 Intermediate event utama

Setelah mendapatkan Intermediate Event level pertama, yaitu Intermediate Event yang terhubung langsung dengan top event, langkah selanjutnya adalah menentukan level Intermediate Event dan base event selanjutnya di fault tree.

Baseline event ditentukan dengan meneliti literatur faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek dan mewawancarai responden untuk mengidentifikasi faktor- faktor penyebab keterlambatan Proyek Pembangunan Puskesmas Juanda Samarinda. Dari identifikasi yang dilakukan diketahui bahwa kejadian fundamental

(11)

yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan konstruksi, bangunan dan kelistrikan adalah:

1. Faktor lokasi sekitar yang sempit

Lokasi sekitar yang sempit menyebabkan ketika pada saat akan memasukkan alat untuk memancang tiang pancang sedikit mengalami kesulitan, Sehingga alat tersebut susah untuk bermanuver.

2. Faktor adanya warga sekitar yang protes

Adanya warga sekitar yang protes karena merasa terganggu yang mengakibatkan kegiatan sempat terhenti beberapa hari. Setelah melakukan mediasi kepada warga tersebut dan mendapatkan kesepakatan antara kontraktor dengan warga tersebut maka kegiatan dapat dilanjutkan.

3. Faktor kurangnya tenaga kerja

Penyebab kekurangan tenaga kerja antara lain kurangnya manajemen perencanaan di tempat kerja dan pergantian pekerjaan yang membutuhkan usaha lebih dari yang direncanakan.

4. Faktor intensitas curah hujan

Hujan yang terjadi saat proyek sedang berlangsung berakibat tertundanya suatu pekerjaan.

5. Faktor keterlambatan pengiriman bahan dan material

Keterlambatan pengiriman bahan dan material terjadi dikarenakan kurangnya koordinasi antara suplayer material dengan kotraktor yang menyebabkan material belum bisa dikirim ke lokasi proyek.

6. Faktor produktivitas tenaga kerja yang rendah

Rendahnya produktivitas tenaga kerja dalam hal ini cenderung karena faktor usia yang sebagian pekerja sudah berusia lebih dari 50 tahun.

7. Faktor mundurnya pekerjaan

Akibat mulainya suatu pekerjaan yang mengaalami kemunduran yang mengakibatkan pekerjaan selanjutnya juga mengalami kemunduran.

8. Faktor keterlambatan penyediaan material

Keterlambatan penyediaan material disebabkan oleh lambatnya pihak kontraktor dalam penyediaan material.

(12)

9. Faktor kurangnya keahlian tenaga kerja

Kurangnya tenaga kerja yang memiliki keahlian/ keterampilan pada suatu bidang pekerjaan tertentu.

10. Faktor adanya scaffolding dan bekisting yang belom di bongkar

Adanya scaffolding dan bekisting yang belom di bongkar dari sisa pekerjan balok dan plat lantai satu, yang menyebabkan terganggunya suatu pekerjaan.

4.2 Ketergantungan Item Pekerjaan

Rencana kerja dibuat sedemikian rupa sehingga satu urutan terkait dengan yang lain berdasarkan urutan operasi untuk semua operasi. Rencana kerja dengan diagram jaringan biasanya digunakan pada proyek besar yang membutuhkan banyak aktivitas kerja dan sangat kompleks.

Ada beberapa jenis rencana kerja (time schedule) yang sudah dikenal atau biasa digunakan dalam proyek konstruksi. Penggunaan rencana kerja tersebut untuk proyek bangunan tergantung pada jenis dan sifat proyek bangunan yang akan dilaksanakan. Untuk menggambarkan diagram jaringan atau blok yang lengkap, kita perlu menganalisis ketergantungan antara aktivitas-aktivitas ini. Berdasarkan data jadwal Proyek Pembangunan Puskesmas Juanda Samarinda, Anda dapat membuat logika dependensi sebagai berikut:

Tabel 4.3 Item ketergantungan pekerjaan

No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas

Pendahulu

Durasi Pekerjaan

(Hari)

1 Pekerjaan Prelimineries A - 28

2 Pekerjaan Tanah Dan Pondasi B A 63

3 Pekerjaan Beton Lantai Basement Sisi Kiri C A 56

4 Pekerjaan Beton Lantai Basement Sisi Kanan C1 B, C 42

5 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi Kiri D B, C 40

6 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi Kanan D1 C1, D, E, H, L 21

7 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi Kiri E B, C 35

8 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi Kanan E1 C1, D, E, H, L 35

9 Pekerjaan Beton Lantai Atap F C1, D, E, H, L 21

10 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan Tangga Lantai

Basement G C1, D, E, H, L 7

11 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan Tangga Lantai 1

& 2 G1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 42

12 Pekerjaan Dinding Lantai Basement H B, C 7

13 Pekerjaan Dinding Lantai 1 H1 C1, D, E, H, L 26

(13)

No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas

Pendahulu

Durasi Pekerjaan

(Hari)

14 Pekerjaan Dinding Lantai 2 H2 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 40

15 Pekerjaan Dinding Gewel H3 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 14

16 Pekerjaan Plafond Lantai Basement I C1, D, E, H, L 14

17 Pekerjaan Plafond Lantai 1 I1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 41 18 Pekerjaan Plafond Lantai 2 I2 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 7

19 Pekerjaan Pintu Dan Jendela Lantai Basement

Dan Lantai 1 J D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 20 Pekerjaan Pintu Dan Jendela Lantai 2 J1 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 7

21 Pekerjaan Atap Sisi Kiri K C1, D, E, H, L 7

22 Pekerjaan Atap Sisi Kanan K1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28

23 Pekerjaan Sanitair Dalam Bangunan L B, C 39

24 Pekerjaan Sanitair Luar Bangunan L1 C1, D, E, H, L 21 25 Pekerjaan Lain-Lain Dalam Bangunan M D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 26 Pekerjaan Lain-Lain Luar Bangunan M1 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 11

27 Pekerjaan Elektrikal Lantai Basement N C1, D, E, H, L 21 28 Pekerjaan Elektrikal Lantai 1 N1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 39 29 Pekerjaan Elektrikal Lantai 2 N2 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 7

30 Pekerjaan Pendukung Bangunan O G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 13

Diagram jaringan merupakan jaringan kerja yang berisi lintasan kegiatan dan urutan kegiatan yang akan dilakukan selama penyelenggaraan proyek. melalui diagram jaringan dapat diketahui lintasan kerja mana yang termasuk dalam jalur lintasan kritis. Berdasarkan tabel peneliti menggambarkan diagram jaringan kerja proyek pembangunan Gedung Puskesmas Juanda Samarinda sebagai berikut.

Dengan perencanaan yang tepat, diharapkan waktu penyelesaian proyek sesuai dengan target waktu yang diharapkan. Selain itu, dengan perencanaan yang tepat, Anda dapat mengharapkan proyek hemat biaya dan dilaksanakan dengan kualitas yang diharapkan. Mengacu pada tabel di atas, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan maju dan mundur. Perhitungan maju dilakukan untuk menentukan Early Star (ES) dan Early Finish (EF), dan perhitungan mundur menentukan Late Star (LS) dan Late Finish (LF).

(14)

1 2828 A START 28

2 9191

3 8491

133 133

168 168

210 210 B

63

C 56

C1 42

D 40

H 7

L 39

N 21 L1 21 K 7 I 14 H1 26 G 7 F 21 E1 35 D1 21

G1 42

H2 40

I1 41

J 28

K1 28

M 28

N1 39

M1 11 J1

7 A

I2 7 H3 14

E 21

N2 7

O 13

224 224 5 133133

6 133131

7 112133

8 13398

9 130133

18154168 17154

168 16140168 15147168 14159168 13140168 12154168 11168168 10154

168

20210210

27224224 21208210

28217224 22209210

23196210

29217 224

30224221

31217224

32223 224 24196210

25196210

26207 210 91

91

Gambar 4.10 Diagram Jaringan Kerja dengan Metode CPM

(15)

4.3 Pengolahan Data Jaringan Kerja dengan Metode Jalur Kritis (Critical Parth Method)

4.3.1 Perhitungan Maju (Forward Pass)

Perhitungan forward pass menentukan nilai Earliest Start (ES) dan Earliest Finish (EF).

Rumus:

EF = ES + D Keterangan:

D : Durasi pekerjaan

ES : Earliest Star (waktu paling awal tercepat)

EF : Earliest Finish (waktu paling awal pekerjaan dapat diselesaikan) Contoh mencari nilai EF pada pekerjaan tanah dan pondasi

D = 63 ES = 21 EF = ES + D EF = 21 + 63 EF = 91

Jadi nilai EF pada pekerjaan tanah dan pondasi adalah 91.

Tabel 4.4 Hasil perhitungan EF No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas

Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari) ES EF

1 Pekerjaan Prelimineries A - 28 0 28

2 Pekerjaan Tanah Dan Pondasi B A 63 28 91

3 Pekerjaan Beton Lantai Basement

Sisi Kiri C A 56 28 84

4 Pekerjaan Beton Lantai Basement

Sisi Kanan C1 B, C 42 91 133

5 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi

Kiri D B, C 40 91 131

6 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi

Kanan D1 C1, D, E, H, L 21 133 154

7 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi

Kiri E B, C 21 91 112

8 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi

Kanan E1 C1, D, E, H, L 35 133 168

9 Pekerjaan Beton Lantai Atap F C1, D, E, H, L 21 133 154 10 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan

Tangga Lantai Basement G C1, D, E, H, L 7 133 140 11 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan

Tangga Lantai 1 & 2 G1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 42 168 210

(16)

No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari) ES EF 12 Pekerjaan Dinding Lantai

Basement H B, C 7 91 98

13 Pekerjaan Dinding Lantai 1 H1 C1, D, E, H, L 26 133 159 14 Pekerjaan Dinding Lantai 2 H2 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 40 168 208 15 Pekerjaan Dinding Gewel H3 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 14 210 224

16 Pekerjaan Plafond Lantai

Basement I C1, D, E, H, L 14 133 147

17 Pekerjaan Plafond Lantai 1 I1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 41 168 209 18 Pekerjaan Plafond Lantai 2 I2 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 7 210 217

19 Pekerjaan Pintu Dan Jendela

Lantai Basement Dan Lantai 1 J D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 168 196 20 Pekerjaan Pintu Dan Jendela

Lantai 2 J1 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 7 210 217

21 Pekerjaan Atap Sisi Kiri K C1, D, E, H, L 7 133 140 22 Pekerjaan Atap Sisi Kanan K1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 168 196 23 Pekerjaan Sanitair Dalam

Bangunan L B, C 39 91 130

24 Pekerjaan Sanitair Luar

Bangunan L1 C1, D, E, H, L 21 133 154

25 Pekerjaan Lain-Lain Dalam

Bangunan M D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 168 196 26 Pekerjaan Lain-Lain Luar

Bangunan M1 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 11 210 221

27 Pekerjaan Elektrikal Lantai

Basement N C1, D, E, H, L 21 133 154

28 Pekerjaan Elektrikal Lantai 1 N1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 39 168 207 29 Pekerjaan Elektrikal Lantai 2 N2 G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 7 210 217

30 Pekerjaan Pendukung Bangunan O G1, H2, I1, J,

K1, M, N1 13 210 223

Setelah mengetahui nilai ES-EF pada masing-masing kegiatan, selanjutnya akan mencari nilai LS-LF pada masing-masing kegiatan.

4.3.2 Perhitungan Mundur (Backward Pass)

Pada perhitungan mundur (Backward Pass) nilai untuk Latest Start (LS) dan Latest Finish (LF) ditentukan:

Rumus:

LS = LF – D Keterangan:

D : Durasi pekerjaan

(17)

LS : Lates Star (waktu paling lambat kegiatan

LF : Lates Finish (waktu paling lambat untuk menyelesaikan pekerjaan) Contoh mencari nilai LS pada pekerjaan tanah dan pondasi

D = 63 LF = 91 LS = LF – D LS = 91 – 63 LS = 28

Jadi nilai LS pada pekerjaan tanah dan pondasi adalah 28.

Tabel 4.5 Hasil perhitungan LS No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas

Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari)

LS LF

1 Pekerjaan Prelimineries A - 28 0 28

2 Pekerjaan Tanah Dan Pondasi B A 63 28 91

3 Pekerjaan Beton Lantai

Basement Sisi Kiri C A 56 28 91

4 Pekerjaan Beton Lantai

Basement Sisi Kanan C1 B, C 42 91 133

5 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi

Kiri D B, C 40 91 133

6 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi

Kanan D1 C1, D, E,

H, L 21 133 168

7 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi

Kiri E B, C 21 91 133

8 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi

Kanan E1 C1, D, E,

H, L 35 133 168

9 Pekerjaan Beton Lantai Atap F C1, D, E,

H, L 21 133 168

10 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan

Tangga Lantai Basement G C1, D, E,

H, L 7 133 168

11 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan Tangga Lantai 1 & 2 G1

D1, E1, F, G, H1, K,

L1, N

42 168 210 12 Pekerjaan Dinding Lantai

Basement H B, C 7 91 133

13 Pekerjaan Dinding Lantai 1 H1 C1, D, E,

H, L 26 133 168

14 Pekerjaan Dinding Lantai 2 H2

D1, E1, F, G, H1, K,

L1, N

40 168 210 15 Pekerjaan Dinding Gewel H3

G1, H2, I1, J, K1, M,N1

14 210 224

(18)

No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari)

LS LF 16 Pekerjaan Plafond Lantai

Basement I C1, D, E,

H, L 14 133 168

17 Pekerjaan Plafond Lantai 1 I1

D1, E1, F, G, H1, K,

L1, N

41 168 210 18 Pekerjaan Plafond Lantai 2 I2

G1, H2, I1, J, K1, M,N1

7 210 224 19 Pekerjaan Pintu Dan Jendela

Lantai Basement Dan Lantai 1 J

D1, E1, F, G, H1, K,

L1, N

28 168 210 20 Pekerjaan Pintu Dan Jendela

Lantai 2 J1 G1, H2, I1,

J, K1, M,N1

7 210 224 21 Pekerjaan Atap Sisi Kiri K C1, D, E,

H, L 7 133 168

22 Pekerjaan Atap Sisi Kanan K1

D1, E1, F, G, H1, K,

L1, N

28 168 210 23 Pekerjaan Sanitair Dalam

Bangunan L B, C 39 91 133

24 Pekerjaan Sanitair Luar

Bangunan L1 C1, D, E,

H, L 21 133 168

25 Pekerjaan Lain-Lain Dalam

Bangunan M

D1, E1, F, G, H1, K,

L1, N

28 168 210 26 Pekerjaan Lain-Lain Luar

Bangunan M1

G1, H2, I1, J, K1, M,N1

11 210 224 27 Pekerjaan Elektrikal Lantai

Basement N C1, D, E,

H, L 21 133 168

28 Pekerjaan Elektrikal Lantai 1 N1

D1, E1, F, G, H1, K,

L1, N

39 168 210 29 Pekerjaan Elektrikal Lantai 2 N2 G1, H2, I1,

J, K1, M,N1

7 210 224

30 Pekerjaan Pendukung Bangunan O

G1, H2, I1, J, K1,

M,N1 13 210 224

4.3.3 Perhitungan Float

Setelah mengetahui nilai LS-LF untuk setiap aktivitas, cari Free Float (FF), Total Float (TF), dan Independent Float (IF) untuk menemukan aktivitas utama.

(19)

Tabel 4.6 Perhitungan float

No Kode Aktifitas Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari) ES EF LS LF

TF FF IF

(LF- ES- D)

(EF- LS- D)

(TF- FF)

1 A - 28 0 28 0 28 0 0 0

2 B A 63 28 91 28 91 0 0 0

3 C A 56 28 84 28 91 7 0 7

4 C1 B, C 42 91 133 91 133 0 0 0

5 D B, C 40 91 131 91 133 2 0 2

6 D1 C1, D, E, H, L 21 133 154 133 168 14 0 14

7 E B, C 21 91 112 91 133 21 0 21

8 E1 C1, D, E, H, L 35 133 168 133 168 0 0 0 9 F C1, D, E, H, L 21 133 154 133 168 14 0 14 10 G C1, D, E, H, L 7 133 140 133 168 28 0 28 11 G1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 42 168 210 168 210 0 0 0

12 H B, C 7 91 98 91 133 35 0 35

13 H1 C1, D, E, H, L 26 133 159 133 168 9 0 9 14 H2 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 40 168 208 168 210 2 0 2 15 H3 G1, H2, I1, J,

K1, M,N1 14 210 224 210 224 0 0 0

16 I C1, D, E, H, L 14 133 147 133 168 21 0 21 17 I1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 41 168 209 168 210 1 0 1 18 I2 G1, H2, I1, J,

K1, M,N1 7 210 217 210 224 7 0 7

19 J D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 168 196 168 210 14 0 14 20 J1 G1, H2, I1, J,

K1, M,N1 7 210 217 210 224 7 0 7

21 K C1, D, E, H, L 7 133 140 133 168 28 0 28 22 K1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 168 196 168 210 14 0 14

23 L B, C 39 91 130 91 133 3 0 3

24 L1 C1, D, E, H, L 21 133 154 133 168 14 0 14 25 M D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 28 168 196 168 210 14 0 14 26 M1 G1, H2, I1, J,

K1, M,N1 11 210 221 210 224 3 0 3

27 N C1, D, E, H, L 21 133 154 133 168 14 0 14 28 N1 D1, E1, F, G,

H1, K, L1, N 39 168 207 168 210 3 0 3 29 N2 G1, H2, I1, J,

K1, M,N1 7 210 217 210 224 7 0 7

(20)

No Kode Aktifitas Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari) ES EF LS LF

TF FF IF

(LF- ES- D)

(EF- LS- D)

(TF- FF)

30 O G1, H2, I1, J,

K1, M,N1 13 210 223 210 224 1 0 1

Mengetahui nilai Free Float (FF) dan Float Tolat (TF) pada setiap aktivitas memungkinkan untuk mengidentifikasi aktivitas mana yang termasuk aktivitas kritis yang mungkin atau mungkin tidak mengalami penundaan atau penundaan penyelesaiannya. CPM memiliki berbagai jenis float yang dapat digunakan untuk menganalisis pelaksanaan proyek yang sedang berjalan dan merencanakan pemanfaatan sumber daya proyek. Aktivitas di jalur kritis adalah yang memiliki nilai Free Float (FF) dan Total Float (TF) 0, jadi FF=TF=0.

Dari tabel di atas dapat diketahui aktivutas yang termasuk ke dalam jalur kritis adalah kegiatan A, B, C, E1, G1, H3.

1.4 Pengolahan Data Jaringan Kerja untuk Menentukan Percepatan Waktu dengan metode CPM

1.4.1 Perhitungan Maju (Forward pass)

Perhitungan forward pass menentukan nilai Earliest Start (ES) dan Earliest Finish (EF).

EF = ES + D Keterangan:

D : Durasi pekerjaan

ES : Earliest Star (waktu paling awal tercepat)

EF : Earliest Finish (waktu paling awal pekerjaan dapat diselesaikan) Contoh mencari nilai EF pada pekerjaan tanah dan pondasi

D = 63 ES = 28 EF = ES + D EF = 28 + 63 EF = 91

Jadi nilai EF pada pekerjaan tanah dan pondasi adalah 91.

(21)

Tabel 4.7 Hasil perhitungan EF dengan percepatan waktu No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas

Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari) ES EF

1 Pekerjaan Prelimineries A - 28 0 28

2 Pekerjaan Tanah Dan Pondasi B A 63 28 91

3 Pekerjaan Beton Lantai Basement

Sisi Kiri C A 56 28 86

4 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi

Kiri D A 61 28 89

5 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi

Kiri E A 56 28 84

6 Pekerjaan Beton Lantai Atap F B, C, D, E, L 21 91 112 7 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan

Tangga Lantai Basement G B, C, D, E, L 49 91 140

8 Pekerjaan Dinding Lantai

Basement H B, C, D, E, L 42 91 133

9 Pekerjaan Dinding Lantai 1 H1 F, G, H, J, M 45 140 185 10 Pekerjaan Plafond Lantai

Basement I F, G, H, J, M 62 140 202

11 Pekerjaan Pintu Dan Jendela

Lantai Basement Dan Lantai 1 J F, G, H, J, M 35 140 175 12 Pekerjaan Atap Sisi Kiri K F, G, H, J, M 35 140 175 13 Pekerjaan Sanitair Dalam

Bangunan L A 60 28 88

14 Pekerjaan Lain-Lain Dalam

Bangunan M B, C, D, E, L 39 91 130

15 Pekerjaan Elektrikal Lantai

Basement N F, G, H, J, M 67 140 207

16 Pekerjaan Pendukung Bangunan O F, G, H, J, M 13 140 153 Setelah mengetahui nilai ES-EF pada masing-masing kegiatan, selanjutnya akan mencari nilai LS-LF pada masing-masing kegiatan.

1.4.2 Perhitungan Mundur (Backward Pass)

Pada perhitungan mundur nilai untuk Latest Start (LS) dan Latest Finish (LF) ditentukan dengan:

Rumus:

LS = LF – D Keterangan:

D : Durasi pekerjaan

LS : Lates Star (waktu paling lambat kegiatan

LF : Lates Finish (waktu paling lambat untuk menyelesaikan pekerjaan) Contoh mencari nilai LS pada pekerjaan tanah dan pondasi

D = 63

(22)

LF = 91 LS = LF – D LS = 91 – 63 LS = 28

Jadi nilai LS pada pekerjaan tanah dan pondasi adalah 28.

Tabel 4.8 Hasil perhitungan LS dengan percepatan waktu No Uraian Pekerjaan Kode Aktifitas

Pendahulu

Durasi pekerjaan

(Hari) LS LF

1 Pekerjaan Prelimineries A - 28 0 28

2 Pekerjaan Tanah Dan Pondasi B A 63 28 91

3 Pekerjaan Beton Lantai Basement

Sisi Kiri C A 56 28 91

4 Pekerjaan Beton Lantai 1 Sisi

Kiri D A 61 28 91

5 Pekerjaan Beton Lantai 2 Sisi

Kiri E A 56 28 91

6 Pekerjaan Beton Lantai Atap F B, C, D, E, L 21 91 140 7 Pekerjaan Arsitektur Lantai Dan

Tangga Lantai Basement G B, C, D, E, L 49 91 140

8 Pekerjaan Dinding Lantai

Basement H B, C, D, E, L 42 91 140

9 Pekerjaan Dinding Lantai 1 H1 F, G, H, J, M 45 140 207 10 Pekerjaan Plafond Lantai

Basement I F, G, H, J, M 62 140 207

11 Pekerjaan Pintu Dan Jendela

Lantai Basement Dan Lantai 1 J F, G, H, J, M 35 140 207 12 Pekerjaan Atap Sisi Kiri K F, G, H, J, M 35 140 207 13 Pekerjaan Sanitair Dalam

Bangunan L A 60 28 91

14 Pekerjaan Lain-Lain Dalam

Bangunan M B, C, D, E, L 39 91 140

15 Pekerjaan Elektrikal Lantai

Basement N F, G, H, J, M 67 140 207

16 Pekerjaan Pendukung Bangunan O F, G, H, J, M 13 140 207 Dari tabel di atas kita dapat mengetahui durasi percepatan waktu pada proyek yang semula direncanakan selama 224 hari, setelah dilakukan percepatan waktu menjadi 207 hari dengan selisih wakru 17 hari lebih cepat dari yang di rencanakan.

Gambar diagram jaringan kerja dengan percepatan waktu menggunakan metode CPM dapat dilihat dibawah ini.

Berikut ini adalah pekerjaan yang di percepat waktunya antara lain sebagai berikut:

1. Pekerjaan prelimineries 2. Pekerjaan tanah dan pondasi

(23)

3. Pekerjaan beton lantai basement sisi kiri 4. Pekerjaan beton lantai 1 sisi kiri

5. Pekerjaan beton lantai 2 sisi kiri 6. Pekerjaan beton lantai atap

7. Pekerjaan arsitektur lantai dan tangga lantai basement 8. Pekerjaan dinding lantai basement

9. Pekerjaan dinding lantai 1

10. Pekerjaan plafond lantai lantai basement

11. Pekerjaan pintu dan jendela lantai basement dan lantai 1 12. Pekerjaan atap sisi kiri

13. Pekerjaan sanitair dalam bangunan 14. Pekerjaan lain-lain dalam bangunan 15. Pekerjaan elektrikal lantai basement 16. Pekerjaan pendukung bangunan

Untuk mempercepat durasi pekerjaan pada kegiatan di atas, dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Penambahan jam kerja dengan lembur

Salah satu cara untuk mempercepat waktu penyelesaian pada proyek adalah dengan cara penambahan jam kerja dengan lembur para pekerja. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas, penambahan jam kerja yang efisien yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan.

2. Penambahan tenaga kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu di perhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

(24)

Gambar 4.11 Diagram Jaringan Kerja dengan Percepatan Waktu menggunakan Metode CPM

Referensi

Dokumen terkait

Experimental skills Tools Required: p-n junction diode1N4003 one piece 5V Zener diode one piece Resistor 1K one piece Capacitor 10µF one piece DC power supply one piece Signal

We used Avian Influenza Registry data from 10 countries to examine the risk of death in 215 pa- tients with confirmed H5N1 infection who were treated with oseltamivir, according to viral