• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA MENURUNNYA KINERJA SISTEM REFRIGERATOR DI MV. SITU MAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISA MENURUNNYA KINERJA SISTEM REFRIGERATOR DI MV. SITU MAS "

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Apabila pernyataan di atas ternyata tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti dan mendukung dalam terlaksananya penelitian ini.

Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan kepada saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Pembimbing I dan II yang dengan tekun dan sabar membimbing saya dalam penulisan penelitian ini. Bapak/Ibu pengajar di Politeknik Pelayaran Surabaya khususnya lingkungan studi Elektro Politeknik Perkapalan Surabaya yang telah memberikan ilmu bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

Rekan-rekan taruna yang telah memberikan semangat dan semangatnya hingga penelitian ini dapat terselesaikan. Penelitian ini akan melihat kerusakan yang sering terjadi pada sistem pendingin dan mencari solusi atas kerusakan tersebut dengan memberikan hasil penelitian secara detail.

DAFTAR TABEL

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Praktek

REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

LANDASAN TEORI

  • Prinsip Kerja Refrigeration System (Sistem Pendingin) Gambar 2.1 Sistem pendingin Gambar 2.1 Sistem pendingin
  • Perjalanan refrigerant dalam cooling cycles (siklus pendinginan)

Kedua jenis pekerjaan tersebut (pendinginan dan pencairan bunga es) harus bekerja secara bergantian, agar proses pendinginan pada sistem pendingin dapat bekerja secara maksimal sebagaimana mestinya. Secara sederhana sistem pendingin dapat dijelaskan seperti ini, kulit kita dapat diibaratkan dengan evaporator pada sistem pendingin makanan di kapal, udara luar diibaratkan dengan ruang dalam tabung evaporator, jaringan di bawah kulit diibaratkan dengan bagian dalam (isi) mesin pendingin, sedangkan air yang tersisa pada kulit dibandingkan dengan zat pendingin yang menguap di dalam tabung evaporator. Sistem chiller menjelaskan bahwa refrigeran yang menguap (berubah bentuk dari cair menjadi gas) di dalam evaporator akan menerima panas dari bagian dalam (isi) chiller dan pada saat yang sama motor kipas (fan) membantu mengeluarkan dingin. udara dari lingkungan sekitar dinding luar evaporator yang tertutup embun beku.

Karena adanya sirkulasi udara pada bagian dalam chiller maka terjadi perpindahan panas, udara hangat ditarik masuk menuju evaporator, dan udara dingin dihembuskan secara merata ke seluruh bagian ruang chiller, sehingga lama kelamaan isi chiller menjadi tenang. . Proses pendinginan pada chiller juga didukung dengan penggunaan refrigerant yang mempunyai sifat (properti) tertentu, sehingga masyarakat dapat menghasilkan suhu isi chiller pada jarak yang jauh. Namun secara keseluruhan, proses pendinginan chiller sebenarnya tidak selalu merupakan hasil kerja evaporator, melainkan kerja komponen sistem refrigerasi dan sistem defrost.

Jika pekerjaan pendinginan (refrigeration) merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan pada lemari es, maka pekerjaan defrosting merupakan pekerjaan penunjang yang sangat diperlukan agar lemari es dapat berfungsi dengan baik. Jika pencairan es tidak berhasil, es akan semakin banyak menumpuk di luar tabung evaporator, sehingga pada akhirnya daya pendinginan lemari es akan sangat berkurang dan lemari es tidak dapat mendingin lagi. Karena proses pendinginan pada mesin pendingin erat kaitannya dengan aliran cairan pendingin pada siklus pendinginan, maka perlu dipahami sirkulasi pada sistem pendingin ini.

Gas refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi di dalam kondensor akan didinginkan oleh udara di luar lemari es (panas berpindah dari kondensor ke udara sekitar) sehingga suhunya turun (mendingin) hingga mencapai suhu kondensasi. mengembun atau mengembun) dan berubah menjadi cair, tetapi tekanannya tetap tinggi. Ketika terjadi perubahan wujud cair menjadi gas pada pipa evaporator yang panjang dan berkelok-kelok, karena refrigeran mempunyai panas laten penguapan yang besar (sekali lagi sifat-sifat refrigeran memegang peranan penting), maka diperlukan panas laten dan kalor (kalor) yang besar pula. ) diambil dari sekitar evaporator yaitu isi chiller. Kerja ini ditingkatkan oleh gaya hisap kompresor yang menyebabkan molekul gas refrigeran berakselerasi sehingga bergerak sepanjang saluran evaporator yang panjang sedangkan panas diambil dari sekitar evaporator sehingga menimbulkan efek mendinginkan isi mesin refrigerasi. .

Di dalam kompresor, refrigeran berbentuk gas akan dikompresi dan dipompa kembali ke kondensor, sehingga proses ini berulang.

Gambar 2.2 Proses sistem pendingin
Gambar 2.2 Proses sistem pendingin

Komponen Utama pada Sistem Refrigerator

  • Kondensor (condenser)
  • Penyaring (strainer) dan pengering (drier)
  • Saluran hisap

Hanya refrigeran dalam bentuk gas yang diperbolehkan masuk ke pipa saluran masuk dan kemudian kembali ke kompresor. Singkatnya, aliran refrigeran adalah sebagai berikut: Kompresor --> kondensor --> saringan dan pengering --> tabung kapiler atau katup ekspansi -->. Agar dapat menjalankan fungsinya, refrigeran harus mempunyai ciri-ciri (sifat) tertentu, antara lain: tidak mudah terbakar, tidak beracun, tidak korosif, struktur kimia stabil (tidak mudah terurai), titik didih lebih rendah dari suhu evaporator, mempunyai sifat laten. uap panas yang besar, memiliki tekanan kondensasi yang rendah dan tekanan penguapan yang lebih tinggi dari 1 Atm.

Berikut sirkulasi freon yang terbagi menjadi dua yaitu: bagian bertekanan tinggi dan bagian bertekanan rendah. Pada bagian bertekanan tinggi, jalur sirkulasinya melalui kompresor, oil separator, kondensor, reservoir dan berlanjut ke katup ekspansi. Pada bagian bertekanan rendah, sirkulasi dilakukan melalui katup ekspansi, evaporator, dan kemudian kembali ke kompresor.

Idealnya, sistem kerja kompresor bekerja mengompresi refrigeran fasa gas dengan proses isentropik, artinya tidak ada panas yang masuk dan keluar dari proses kompresi, setelah itu refrigeran dialirkan ke kondensor untuk membuang panasnya. Menurut Wijaya (2011), filter dan pengering merupakan suatu kesatuan peralatan, filter berfungsi menyaring kotoran-kotoran padat sedangkan pengering berfungsi menyerap uap air (moisture). Menurut Stoecker dan Jones (1982) dalam Amir dan Audry (2017), katup ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran yang keluar dari kondensor.

Katup ekspansi katup apung berfungsi untuk menjaga cairan refrigeran di evaporator pada tingkat yang tetap. Ketika refrigeran berekspansi secara ireversibel secara adiabatik menjadi cairan jenuh, maka refrigeran akan mempunyai tekanan dan suhu yang rendah, sehingga akan menerima sejumlah panas dari lingkungan yang didinginkan, dan refrigeran akan berubah seluruhnya menjadi uap jenuh, yang kemudian akan masuk. kompresor dan kembali ke sirkulasi. Saluran hisap akan menyedot gas pendingin dalam bentuk gas dari baterai ke dalam kompresor dengan bantuan tenaga kompresor.

Biasanya saluran hisap diletakkan (fixed) di sebelah kondensor, sehingga panas dari kondensor mengalir ke saluran hisap sehingga membuat kerja saluran hisap lebih maksimal.

Gambar 2.3 Kompresor  Refrigerator
Gambar 2.3 Kompresor Refrigerator

Komponen Tambahan pada Refrigerator

  • Sight Glass
  • Lampu mesin pendingin

Selain itu, sight glass juga dapat berfungsi untuk melihat jumlah zat pendingin pada sistem AC. Refrigerant yang kurang akan menyebabkan banyak udara di dalam sistem, udara pada dasarnya mengandung air di dalamnya, sehingga ketika kondisi dingin maka air yang terkandung atau terkandung di udara akan mengembun, oleh karena itu akan mengakibatkan air di sistem AC menjadi banyak. . Menurut Suprianto (2015), solenoid valve adalah katup yang dikendalikan oleh arus listrik baik AC maupun DC melalui suatu kumparan/solenoid.

Seperti pada sistem pneumatik, sistem hidrolik atau sistem kendali mesin yang memerlukan elemen kendali otomatis. Misalnya pada sistem pneumatik, tugas katup solenoid adalah mengontrol aliran udara bertekanan ke dalam aktuator pneumatik (silinder). Menurut Setiadi (2014) defrost timer atau biasa disebut timer adalah suatu alat pada lemari es yang berfungsi sebagai pengatur.

Kulkas model tertentu mempunyai 2 saklar yaitu saklar atas untuk pintu dan saklar bawah untuk pintunya, namun ada juga lemari es yang hanya mempunyai 1 saklar untuk pintu bawah. Bila pintu bawah ditutup lampu kulkas mati dan kipas angin menyala, bila pintu bawah dibuka lampu kulkas menyala dan kipas mati. Menurut Wijaya (2011), lampu mesin pendingin berfungsi untuk menerangi bagian interior (tempat penyimpanan makanan dan minuman) mesin pendingin.

Menurut Santoso (2012), pelindung motor beban berlebih pada AC ini merupakan alat pengaman kompresor yang berfungsi memutus arus yang mengalir ke kompresor pada saat kompresor panas. Cara kerja beban berlebih ini dikendalikan oleh sensor panas yang terbuat dari campuran bahan logam dan non logam (bimetal). Batang bimetal ini secara otomatis membuka dan menutup aliran listrik ke motor listrik (kompresor).

Bila bimetal ini dialiri arus tinggi secara terus menerus atau kompresor terlalu panas maka bimetal ini akan terbuka.

Gambar 2.12 Control Thermo
Gambar 2.12 Control Thermo

Faktor Penyebab Menurunnya Kinerja Sistem Refrigerator

Perawatan dan Perbaikan Sistem Refrigerator

Harus tersedia kemasan baru untuk menggantikan kemasan CAF (compressed asbestos fiber) yang rusak.

Kerangka Penelitian

BAB III

  • Jenis Penelitian
    • Tempat Penelitian
  • Jenis Data
    • Data Primer
    • Data sekunder
  • Metode Pengumpulan Data
    • Teknik Wawancara
    • Teknik Observasi
    • Teknik Dokumentasi
    • Studi Pustaka
  • Teknik Analisis Data

Penulis memilih jenis penelitian deskriptif kualitatif karena tidak menggunakan angka-angka pada saat pengumpulan data dan penulisan penelitian, melainkan data, gambar dan catatan dari penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan studi kasus terkait penurunan kinerja sistem pendingin yang terjadi di MV. Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi langsung, wawancara dan media online. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, biasanya berupa data dokumenter dan arsip resmi, yang coba dikumpulkan oleh penulis sendiri, apapun sumber yang diteliti.

Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan objek penelitian atau berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teori dan bekal formal dari kondisi nyata pengamatan. Menurut Sutopo (2006), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis metode, yaitu teknik interaktif dan non-interaktif. Dalam wawancara, data yang diperoleh berasal dari ahli atau orang yang berkompeten dalam perkara tersebut atau pihak yang dirugikan yaitu tukang listrik.

Teknik ini sangat penting digunakan dalam penelitian kelas, yang melibatkan pengamatan terhadap kondisi interaksi pembelajaran, perilaku anak, dan interaksi anak dan kelompoknya. Beberapa informasi yang diperoleh dari observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, benda, tindakan, peristiwa atau kejadian, waktu, perasaan. Dalam penyusunan makalah ini dilakukan studi literatur dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis bahas dalam KIT ini.

Buku yang dimaksud dalam hal ini adalah buku yang dijadikan acuan dalam penyusunan KIT ini. Menurut Risky (2016), teknik analisis data adalah suatu metode atau cara mengolah data menjadi informasi agar ciri-ciri data tersebut menjadi mudah dipahami dan juga dapat diterapkan untuk mencari solusi permasalahan yang utamanya merupakan permasalahan penelitian. Atau analisis data juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil suatu penelitian menjadi informasi yang nantinya dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan.

Tujuan analisis data adalah untuk mendeskripsikan suatu data agar dapat dipahami, serta menarik kesimpulan atau menarik kesimpulan tentang apa yang nantinya akan dipelajari di kapal.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 2.1. Review Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.2 Proses sistem pendingin
Gambar 2.3 Kompresor  Refrigerator
Gambar 2.4 Kondensor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengoperasian mesin induk sering terjadi gangguan sistem pendingin maupun pelumas pada mesin induk, untuk itu perwira dan crew di atas kapal dituntut agar tanggap dalam menjaga