• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Beban Kerja Mental Operator Mesin Pemotongan Kertas Mengunakan NASA-TLX

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Beban Kerja Mental Operator Mesin Pemotongan Kertas Mengunakan NASA-TLX"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Beban Kerja Mental Operator Mesin Pemotongan Kertas Menggunakan Metode NASA-TLX

Ferdy Ardiansyah Pratama1*, Kusnadi2

1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden email: ferdyardiansyahpratama@gmail.com

Diterima: 2 Februari 2023 Disetujui: 11 Februari 2023

Abstract

PT. Pindo Deli is a paper-producing company with a large production capacity. Paper cutter machine operators are one of the important entities in this production activity, large production, and high demand make employees required to work optimally. Based on that, employees will have a high workload which can affect the mentality of workers and cause reduced work productivity. This research has a function to identify the factors that cause workload and provide an improvement suggestion as a solution to reduce workload. NASA-TLX is a form of research implementation by giving questionnaire sheets to 12 employees of paper cutting machines in cutter and finishing unit 7. This calculation results in an average WWL score of 77.6 with high category results. After doing the calculations, the cause of the high workload is obtained, namely the lack of work facilities, complicated standard operating procedures, and lack of training for employees. Suggestions that can be given are in the form of improving work facilities, improving standard operating procedures, and conducting job training.

Keywords: NASA-TLX , mental workload, physical workload, paper cutting machine, PT. Pindo Deli

Abstrak

PT. Pindo Deli merupakan perusahaan penghasil kertas dengan kapasitas produksi yang besar. Operator mesin cutter kertas merupakan salah satu entitas penting dalam kegiatan produksi ini. Produksi yang besar serta permintaan yang tinggi membuat karyawan dituntut untuk bekerja maksimal. Berdasarkan hal itu, maka karyawan akan memiliki beban kerja tinggi yang dapat mempengaruhi mental pekerja dan menyebabkan produktivitas kerja berkurang. Penelitian ini memiliki fungsi untuk mengidentifikasi faktor penyebab beban kerja serta memberikan sebuah usulan perbaikan sebagai solusi untuk menurunkan beban kerja. NASA-TLX adalah bentuk pengimplementasian penelitian dengan memberikan lembar kuesioner kepada 12 karyawan mesin cutter kertas pada unit cutter dan finishing. Perhitungan ini mendapatkan hasil rata-rata skor WWL adalah 77,6 dengan hasil kategori tinggi. Setelah melakukan perhitungan, diperoleh penyebab tingginya beban kerja yaitu kurangnya fasilitas kerja, standar operasional prosedur yang rumit, kurangnya pelatihan terhadap karyawan. Saran yang dapat diberikan berupa peningkatan fasilitas kerja, perbaikan standar operasional prosedur, dan mengadakan pelatihan kerja.

Kata Kunci: NASA-TLX, beban kerja mental, beban kerja fisik, mesin pemotong kertas, PT. Pindo Deli

1. Pendahuluan

Peningkatan industri nasional berdampak pada tingginya angka persaingan antar perusahaan, dalam persaingan ini perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi bisnis dalam sistem operasinya untuk kepentingan pemasok, rekan bisnis, serta konsumennya [1]. Manusia merupakan elemen penting sebagai poros organisasi. Manusia sendiri sebagai entitas dalam perusahaan dengan bertindak sebagai operator atau karyawan dengan peran membuat produk. hasil produk pekerjaan dapat direpresentasikan dari ketelitian pekerja [2]. Kegiatan kerja dijabarkan menjadi dua entitas yaitu secara mental dan secara fisik. Aktivitas ini menghasilkan pembebanan terhadap pekerja. Jika kemampuan pekerja terlampau tinggi daripada permintaan dari sebuah pekerjaan, maka dapat menimbulkan perasaan bosan. Namun sebaliknya, jika pekerja memiliki kredibilitas lebih rendah dari sebuah kriteria pekerjaan maka dapat menyebabkan kelelahan yang berlebih [3]. Pemberian beban kerja mesti seimbang antara kemampuan dengan kompetensi karyawan tersebut, jika hal itu tidak seimbang maka akan menimbulkan permasalahan kepada karyawan yang diantaranya adalah stres kerja [4].

Perusahaan akan memberikan sebuah target kepada pekerja dengan tuntutan yang melampaui kemampuan pekerja sehingga menimbulkan beban baik segi mental ataupun secara fisik [5] Setiap aktivitas mental melibatkan psikis pekerja dengan organ sensoris tubuh yang menerima sebuah informasi untuk

(2)

tingkat beban kerja mental adalah keutamaan didalam penelitian dan pengembangan hubungan, tingkat kenyamanan serta efisiensi dan keselamatan kerja antara manusia dan mesin yang sesuai dengan tujuan dari implementasi ergonomi [6]. NASA-TLX terdapat 6 entitas dimensi beban kerja antara lain secara mental, secara fisik, kebutuhan waktu, kebutuhan performa, kebutuhan tenaga, dan tingkat frustasi [7].

Pengukuran beban kerja sangat krusial dan penting untuk kesesuaian dan peruntukan intensitas kerja yang membebani pekerja. Kemudian dengan mengukur beban kerja ini dapat mendeskripsikan dan mengetahui sebab-sebab atau faktor meningkatnya beban kerja kemudian cara meredam beban kerja berlebih melalui hasil pengukuran [8].

PT. Pindo Deli Pulp And Paper Mills sebuah pengolah pulp menjadi beragam jenis kertas dalam bentuk kertas printing atau kertas non printing. Penelitian ini dilakukan pada unit cutter dan finishing 7 yang memproduksi kertas jenis art board dan coated board dengan jumlah besar dan ukuran yang bervariatif sesuai pesanan pelanggan.

Pada pembuatan kertas ini memerlukan beberapa tahapan mulai dari pencampuran bahan, pengolahan bahan, penggulungan kertas, pemotongan kertas dan pembungkusan. Dari awal pemrosesan hingga tahap akhir produk jadi itu memerlukan ketelitian tinggi dalam bekerja. Ketepatan waktu penyelesaian kerja serta pemenuhan target produksi merupakan indikator umum dalam mengidentifikasi serta menilai kinerja karyawan, maka semua itu menjadi beban kerja mental yang berat bagi pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya

2. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan pada unit mesin cutter kertas melalui metode NASA-TLX. Penggunaan NASA- TLX sebagai alat pengukuran beban kerja dengan jobdesk dan aktivitas pekerjaan tersebut [9]. Tujuan penggunaan metode ini yaitu untuk mengidentifikasi besaran beban kerja operator secara mental [10].

Metode tersebut diaplikasikan dengan langkah awal yaitu pengumpulan data meliputi langkah observasi, wawancara narasumber, dan pengisian kuesioner oleh pekerja [11] sebagai berikut:

a. Observasi tempat untuk mengetahui cara kerja, kondisi tempat kerja, jumlah pekerja di mesin cutter kertas sebanyak 12 orang dengan sistem kerja shift.

b. Wawancara kepada Kepala Unit Cutter dan Finishing 7 untuk mengetahui permasalahan kinerja karyawan serta data profil perusahaan.

c. Kuesioner kepada operator cutter kertas dengan metode NASA-TLX yaitu pengisian rating faktor serta pembobotan dari elemen pengukuran.

Prosedur Pengaplikasian

Sejumlah tahapan untuk mengetahui besaran beban kerja dengan metode ini yaitu sebagai berikut:

1. Pembobotan

Langkah ini meminta operator mesin pemotongan kertas untuk melingkari atau memilih satu dari dua indikator yang dipasangkan dengan perbandingan untuk mengetahui indikator mana yang lebih dominan saat bekerja. Indikator ini dibuat secara berpasangan sebanyak 15 pasangan yang dapat dipilih sesuai yang terasa dan terjadi atau lebih dominan saat bekerja [12]

Tabel 1. Pembobotan metode NASA-TLX Indikator Pembobotan

Mental Demand (MD) atau Physical Demand (PD) Mental Demand (MD) atau Temporal Demand (TD) Mental Demand (MD) atau Own Performance (OP) Mental Demand (MD) atau Effort (EF) Mental Demand (MD) atau Frustation Level (FR) Physical Demand (PD) atau Temporal Demand (TD) Physical Demand (PD) atau Own Performance (OP) Physical Demand (PD) atau Effort (EF) Physical Demand (PD) atau Frustation Level (FR) Temporal Demand (TD) atau Own Performance (OP) Temporal Demand (TD) atau Effort (EF) Temporal Demand (TD) atau Frustation Level (FR)

Own Performance (OP) atau Effort (EF) Own Performance (OP) atau Frustation Level (FR)

Effort (EF) atau Frustation Level (FR) Sumber: [13]

(3)

2. Rating Beban Kerja

Langkah ini meminta responden untuk memberikan penilaiannya dalam cara menyilangkan setiap nilai pada 6 indikator dengan rentang nilai 0-100. Hasil yang terpilih merupakan implementasi dari bentuk yang dirasakan atau dialami oleh pekerja, berikut ini merupakan contoh dari rating NASA-TLX

Gambar 1. Indikator rating beban kerja NASA-TLX Sumber: [14]

(4)

3. Penentuan Nilai Produk

Langkah ini akan dilakukan pencarian dengan cara mengalikan antara nilai bobot dengan nilai rating yang telah diinput oleh operator, dengan ini maka 6 elemen indikator dapat memperoleh nilai produknya.

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 (1)

4. Memperoleh Nilai Rerata WWL

Langkah ini merupakan penjumlahan dari semua indikator beban kerja mental dengan menjumlahkan nilai produk yang telah didapat kemudian dibagi jumlah 15 pasang indikator sehingga memperoleh nilai rata-rata wwl sebagai berikut:

rerata 𝑊𝑊𝐿 = J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑊𝐿

15 (2)

5. Memperoleh Skor NASA-TLX

Skor yang telah diperoleh kemudian dapat diketahui klasifikasi beban kerja mental berdasarkan golongan yang ditunjukkan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Klasifikasi Beban Kerja Mental

Kategori Skala Interval

Rendah 0 - 9

Sedang 10 - 29

Cukup Tinggi 30 - 49

Tinggi 50 - 79

Terlampau Tinggi 80 - 100 Sumber: [15]

3. Hasil dan Pembahasan

Pengisian bobot oleh responden operator mesin cutter sebanyak 12 orang, terdapat 15 pasang beban kerja mental yang dipilih salah satunya. Tabel 3 berikut ini hasil pengisian bobot.

Tabel 3. Hasil pengisian bobot

Nama Indikator Pembobotan

Total

MD PD TD OP EF FR

Operator Cutter 1

2 3 2 2 4 2 15

Operator Cutter 2

5 2 1 3 2 2 15

Operator Cutter 3

3 1 3 0 5 3 15

Operator Cutter 4

2 2 2 2 3 4 15

Operator Cutter 5

2 1 3 2 3 4 15

Operator Cutter 6

3 1 2 2 4 3 15

Operator Cutter 7

1 3 4 5 2 0 15

Operator Cutter 8

1 2 5 3 3 1 15

Operator Cutter 9

1 2 5 3 3 1 15

Operator Cutter 10

1 2 5 3 3 1 15

Operator Cutter 11

1 2 5 3 3 1 15

Operator Cutter 12

1 2 5 3 3 1 15

Sumber: Hasil pengolahan data (2023)

(5)

Pengisian rating oleh responden operator mesin cutter sebanyak 12 orang, terdapat enam indikator beban kerja mental dan dilengkapi skala rating mulai dari 0-100. Tabel 4 berikut ini hasil pengisian rating.

Tabel 4. Hasil pengisian rating

No. Karyawan Dimensi

Nama Jabatan MD PD TD OP EF FR

1. Operator Cutter 1

Operator 50 70 70 70 75 50

2. Operator Cutter 2

Operator 75 80 60 100 60 80

3. Operator Cutter 3

Operator 85 90 80 90 90 70

4. Operator Cutter 4

Operator 80 80 80 90 90 60

5. Operator Cutter 5

Operator 75 90 80 65 90 80

6. Operator Cutter 6

Operator 80 80 80 80 80 80

7. Operator Cutter 7

Operator 90 90 85 90 100 60

8. Operator Cutter 8

Operator 60 90 75 70 80 50

9. Operator Cutter 9

Operator 60 95 65 70 85 55

10 Operator Cutter 10

Operator 50 80 75 75 80 50

11 Operator Cutter 11

Operator 60 85 80 70 85 50

12. Operator Cutter 12

Operator 50 80 75 75 80 50

Sumber: Hasil pengolahan data (2023)

Pada Tabel 4 menggambarkan bahwa setiap responden memiliki kecenderungan indikator yang berbeda mengikuti faktor yang mempengaruhinya, seperti faktor usia, motivasi kerja, dan lingkungan tempat kerja. Indikator tertinggi terdapat pada Physical Demand dengan perolehan total 845.

3.1 . Pencarian Nilai Produk dan Rerata WWL

Perhitungan nilai produk dan WWL operator mesin cutter dengan responden sebanyak 12 orang sebagai berikut:

1. Perhitungan Nilai Produk pada tiap Elemen NASA-TLX (Responden Operator Cutter 1) a. Mental Demand

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡

= 50 𝑥 2

= 100 b. Physical Demand

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡

= 70 𝑥 3

= 210 c. Temporal Demand

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡

= 70 𝑥 2

= 140 d. Own Performance

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡

= 70 𝑥 2

= 140

(6)

e. Effort

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡

= 75 𝑥 4

=300 f. Frustration

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡

= 50 𝑥 2

= 100 2. Pencarian Rerata WWL

Rerata 𝑊𝑊𝐿 = J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑊𝐿 15

= 990

15

= 66

Tabel 5. Perhitungan dan rata-rata WWL Operator Cutter 1

No. Indikator Bobot Rating Produk

1. Kebutuhan Mental 2 50 100

2. Kebutuhan Fisik 3 70 210

3. Kebutuhan Waktu 2 70 140

4. Performansi 2 70 140

5. Effort 4 75 300

6. Frustration 2 50 100

Jumlah WWL 990

Rata-rata WWL 66

Sumber: Hasil pengolahan data (2023) 3.2 Analisa Skor Beban Kerja Mental

Setelah melakukan perhitungan, maka diperoleh hasil skor operator mesin cutter yang direkapitulasi pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi hasil perhitungan WWL No.

Karyawan Skor WWL Klasifikasi

Nama Jabatan

1. Operator Cutter 1

Operator 66 Tinggi

2. Operator Cutter 2

Operator 78.33 Tinggi

3. Operator Cutter 3

Operator 83 Terlampau

Tinggi 4. Operator

Cutter 4

Operator 78 Tinggi

5. Operator Cutter 5

Operator 80 Terlampau

Tinggi 6. Operator

Cutter 6

Operator 80 Terlampau

Tinggi 7. Operator

Cutter 7

Operator 90 Terlampau

Tinggi 8. Operator

Cutter 8

Operator 74,33 Tinggi

9. Operator Cutter 9

Operator 73 Tinggi

10. Operator Cutter 10

Operator 73,33 Tinggi

11. Operator Cutter 11

Operator 76,33 Tinggi

12. Operator Cutter 12

Operator 73,33 Tinggi

Sumber: Hasil pengolahan data (2023)

(7)

Mengacu pada hasil di Tabel 6, diperoleh nilai beban kerja yang bervariatif dengan data terkecil didapatkan oleh operator cutter 1 dan operator cutter 9 dengan masing-masing skor 66 dan 73 yang masuk kategori tinggi pada rentang skal interval. Untuk nilai tertinggi didapatkan pada pekerja cutter 7 dengan skor 90, nilai ini sudah sangat tinggi sehingga diperlukan perbaikan dalam segi penunjang dan fasilitas kerja. Nilai beban kerja dapat dilihat kembali pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik beban kerja Sumber: Hasil pengolahan data (2023) 3.3 Usulan Perbaikan

Setelah melakukan penelitian dan diperoleh hasil beban kerja yang sangat tinggi, maka usulan perbaikan perlu diberikan agar beban kerja mampu diredam semaksimal mungkin. Berikut merupakan masukan untuk perbaikan yang perlu diimplementasikan, antara lain:

1. Memberikan fasilitas kerja seperti kunci-kunci yang lengkap, APD yang lengkap, serta pemberian air minum yang layak.

2. Memperbaiki standart operational procedur yang terlalu rumit, bahan baku yang masuk dapat diperlancar kembali.

3. Mengadakan training serta motivasi kepada pekerja agar dapat meningkatkan mental serta produktivitas kerja para pekerja.

4. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan metode NASA-TLX dapat diperoleh bahwa rata-rata WWL yang didapat sebesar 77,60 yang diklasifikasikan tinggi dalam beban kerja mental. Nilai WWL tinggi didapatkan oleh responden operator cutter 1 memiliki skor WWL 90 dengan indikator own performance yang paling besar memiliki skor 450. Dengan hasil WWL yang tinggi ini menandakan bahwa perlu dilakukan perbaikan sistem kerja baik untuk perubahan sop, memberikan fasilitas kerja yang baik, mengadakan training ataupun mengurangi tekanan kerja dengan menambah jumlah pekerja.

5. Referensi

[1] Jeshika, “Perkembangan Industri Nasional Menuju Industri Tangguh, 2035,” J. Ilm. Mhs. Univ.

Surabaya, vol. 8 No.1, 2019.

[2] C. Basumerda, “Analisis Beban Kerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode SWAT dan NASA- TLX (Studi Kasus di PT LG Electronic Indonesia),” Matrik J. Manaj. dan Tek. Ind. Produksi; Vol 20 No 1 (2019)DO - 10.30587/matrik.v20i1.856 , Sep. 2019, [Online]. Available:

http://journal.umg.ac.id/index.php/matriks/article/view/856

[3] J. K. R. Rolos, S. A. P. Sambul, W. Rumawas, P. Studi, A. Bisnis, and J. I. Administrasi, “Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Manado Kota,” J.

Adm. Bisnis, vol. 6, no. 4, pp. 19–27, 2018.

[4] M. A. Rohman and R. M. Ichsan, “Pengaruh Beban Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi Malik,” J. Mhs. Manajemen, Vol. 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851 PENGARUH, vol. 2, no. 1, pp. 1–22, 2021, [Online]. Available:

https://journal.stiepasim.ac.id/index.php/JMM/article/view/130/116

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Operator cutter 1

Operator cutter 2

Operator cutter 3

Operator cutter 4

Operator cutter 5

Operator cutter 6

Operator cutter 7

Operator cutter 8

Operator cutter 9

Operator cutter 10

(8)

[5] R. A. M. Puteri and Z. N. K. Sukarna, “Analisis Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode Cvl Dan Nasa-Tlx Di Pt. Abc,” Spektrum Ind., vol. 15, no. 2, p. 211, 2017, doi: 10.12928/si.v15i2.7554.

[6] S. Wulandari, “Analisis Beban Kerja Mental, Fisik Serta Stres Kerja Pada Perawatan Secara Ergonomi di RSUD Dr. Achmad Moctar Bukit Tinggi.,” JOM Fekon, vol. 4, pp. 193–205, 2017.

[7] Santika Sari, “Analisis Beban Kerja Menggunakan Metode Nasa - Task Load Index Pada Karyawan Telkom Applied Science School Bandung,” J. Teknol. Dan Manaj. Ind., vol. 5, no. 2, pp. 1–6, 2019, doi: 10.36040/jtmi.v5i2.272.

[8] D. C. Dewi, “Analisa Beban Kerja Mental Operator Mesin Menggunakan Metode Nasa Tlx di PT JL,” J. Ind. View, vol. 2, no. 2, pp. 20–28, 2020, doi: 10.26905/4881.

[9] V. M. Afma, “Analisa Beban Kerja Operator Inspeksi Dengan Metode NASA-TLX (Task Load Index) Di PT. XYZ,” Profisiensi, vol. 4, no. 2, pp. 118–122, 2016.

[10] M. R. Asyidikiah and D. Herwanto, “Analisis Beban Kerja Mental Manajemen Divisi Engineering Menggunakan National Aeronautical and Space Administration (NASA)-TLX,” J. Serambi Eng., vol. 7, no. 2, pp. 2983–2990, 2022, doi: 10.32672/jse.v7i2.3937.

[11] U. L. Putri and N. U. Handayani, “Analisis Beban Kerja Mental Dengan Metode Nasa Tlx Pada Departemen Logistik PT ABC,” vol. 6, no. 2, p. 1, 2019, [Online]. Available:

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/16483%0Ahttp://www.bpjsketenagakerjaa n.go.id/berita.23322/Angka-Kecelakaan-Kerja-Cenderung-Meningkat,-BPJS-Ketenagakerjaan- Bayar-Santunan-Rp1,2-Triliun

[12] L. D. Fathimahhayati, “Analisis Beban Kerja Mental Pada Operator Air Traffic Controller (Atc) Dengan Metode Subjektif Dan Objektif (Studi Kasus : Airnav Bandar Udara Xyz),” Angkasa J. Ilm.

Bid. Teknol., vol. 10, no. 1, p. 69, 2018, doi: 10.28989/angkasa.v10i1.205.

[13] R. J. Putra and G. Putra, “Analisis Beban Kerja pada Operator Bagian Produksi dengan Menggunakan Metode NASA-TLX (Task Load Index) di PT. Ujong Neubok Dalam,” J. Optim., vol.

7, no. 2, p. 212, 2021, doi: 10.35308/jopt.v7i2.4352.

[14] N. Rahdiana, A. Hakim, and Sukarman, “Pengukuran Beban Kerja Mental Bagian Marketing PT.

Pindo Deli di Masa Covid-19 dengan Metode NASA TLX,” J. Sist. Tek. Ind., vol. 23, no. 1, pp. 9–

21, 2021, doi: 10.32734/jsti.v23i1.4873.

[15] M. Qurthuby, “Pengukuran Beban Kerja Mental Job Driver Dan Swamper Team Fuel Menggunakan NASA-TLX,” J. Surya Tek., vol. 8, no. 2, pp. 333–338, 2022, doi: 10.37859/jst.v8i2.3283.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa beban kerja mental yang dirasakan mahasiswa PMM dari Fakultas Teknik Universitas XYZ dengan metode NASA- TLX didominasi