• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis butir soal ujian akhir semester ganjil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis butir soal ujian akhir semester ganjil"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL BAHASA INDONESIA TAHUN AJARAN 2013/2014

KELAS X SMA ADABIAH PADANG

JURNAL ILMIAH

ANNISA NPM 10080146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

▸ Baca selengkapnya: soal ujian semester ganjil kelas 6 tema 3

(2)

▸ Baca selengkapnya: soal ujian bahasa inggris kelas 1 sd semester ganjil

(3)

▸ Baca selengkapnya: sk pengawas ujian semester ganjil

(4)

ANALYSIS OF THE FINAL EXAM ITEMS INDONESIAN SEMESTER 2013/2014 ACADEMIC YEAR

CLASS X SMA ADABIAH PADANG By

Annisa1, Yulia Sri Hartati2, Trisna Helda3

1) Student Language and Literature of Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2) and 3) Lecturers Language and Literature of Indonesia STKIP

PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated problem as follows: (1) high school teacher Adabiah make their own end of semester exam (made itself of teachers / teacher-made test). (2) subject teachers in high school Indonesian Adabiah have not done an analysis of the level of difficulty of the questions. (3) subject teachers in high school Indonesian Adabiah had never conducted an analysis of distinguishing matter. (4) subject teachers in high school Indonesian Padang Adabiah have never done analysis on the analysis of detractors. (5) the teacher or the school does not yet have a question bank. (6) many grades of students who did not complete. The purpose of this study was to describe the level of difficulty, distinguishing features, and analysis distractors final exam semester academic year 2013/2014 Indonesian Padang Adabiah high school. The research is a quantitative study. The method used in this research is descriptive method. The population in this study was a class X SMA Adabiah Padang. Sample size was 70 students of class X SMA. Data were collected through the following steps. First, knowing smaller scoring analysis results obtained from the SMA Adabiah Padang. Secondly, making testy scores, from highest score to lowest score of testy. Third, look for the level of difficulty, distinguishing features, and analysis about the distractors. The results of this study found 40 pieces of the item final exam Indonesian semester academic year 2013/2014 class X SMA Adabiah Padang there are 15 easy items, 14 items were, and 11 items were difficult. Distinguishing a matter of 40 semester final exam Indonesian 2013/2014 school year the class X SMA Adabiah Padang there are 18 items that have distinguishing bed, 13 items with distinguishing enough, 4 items with distinguishing good, 5 grains problem with distinguishing negative. Analysis of 40 distractor items semester final exams Indonesian academic year 2013/2014 class X SMA Adabiah Padang there are 35 items were rewritten because of unfavorable and 5 items were rejected or discarded as not good.

Key words: item analysis problem.

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan kegiatan ujian akhir semester

(5)

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL BAHASA INDONESIA TAHUN AJARAN 2013/2014

KELAS X SMA ADABIAH PADANG Oleh

Annisa1, Yulia Sri Hartati2, Trisna Helda3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi masalah sebagai berikut ini: (1) Pertama, guru SMA Adabiah membuat soal ujian akhir semester sendiri (buatan guru sendiri/teacher made test). (2) guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Adabiah belum pernah melakukan analisis terhadap tingkat kesukaran soal. (3) guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Adabiah belum pernah melakukan analisis terhadap daya pembeda soal. (4) guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Adabiah Padang belum pernah melakukan analisis pada analisis pengecoh. (5) guru atau pihak sekolah belum memiliki bank soal. (6) banyak nilai siswa yang tidak tuntas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis distraktor soal ujian akhir semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 SMA Adabiah Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Adabiah Padang.

Sampel penelitian ini berjumlah 70 orang siswa kelas X SMA. Data dikumpulkan melalui langkah- langkah berikut, pertama, mengetahui hasil analisa skoring perkelas yang didapatkan dari pihak SMA Adabiah Padang. Kedua, Menyusun skor testi, mulai dari skor yang paling tinggi sampai skor testi yang paling rendah. Ketiga, mencari tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis distraktor soal. Hasil penelitian ini menemukan dari 40 buah item soal ujian akhir semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang terdapat 15 butir soal mudah, 14 butir soal sedang, dan 11 butir soal sukar. Daya pembeda soal dari 40 soal ujian akhir semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang terdapat 18 butir soal yang memiliki daya pembeda jelek, 13 butir soal dengan daya pembeda cukup, 4 butir soal dengan daya pembeda baik, 5 butir soal dengan daya pembeda negatif. Analisis distraktor dari 40 butir soal ujian akhir semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang terdapat 35 butir soal ditulis kembali karena kurang baik dan 5 butir soal ditolak atau dibuang karena tidak baik.

Kata kunci: analisis butir soal

▸ Baca selengkapnya: soal ujian semester ganjil akidah akhlak kelas 7

(6)

PENDAHULUAN

Menurut Purwanto (2012: 3), evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data. Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2013:

3) menyatakan, evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.

T

eknik evaluasi memiliki kaitan dengan cara dan tata cara melaksanakan kegiatan pengumpulan data atau informasi hasil belajar siswa. Arikunto (2013: 40) menyatakan, dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi.

Satu diantaranya terdapat tenik tes dalam kegiatan evaluasi. Nurgiantoro (2010: 105) menyatakan, Teknik tes lazimnya dilakukan lewat pemberian seperangkat tugas, latihan atau pertanyaan yang harus dakerjakan oleh peserta didik (testi, tercoba) yang sedang dites. Tes objektif merupakan satu di antara beberapa jenis tes yang diberikan guru. Toha (1996:55) menyatakan, “ Tes objektif yaitu tes tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia, sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah.” Terdapat pula jenis tes berdasarkan pembuatannya, yaitu tes buatan guru dan tes terstandar. Arikunto (2013: 160) Tes buatan guru dibuat oleh guru itu sendiri dengan atau tanpa bantuan tenaga ahli dan jarang menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisis, dan direvisi. (Arikunto: 2013: 160)

Tes buatan guru juga perlu dianalisis yaitu dengan menganalisis butir soal. Nurgiantoro (2010: 190) menyatakan, analisis butir soal adalah estimasi kualitas butir-butir soal sebuah alat tes atau yang dimaksudkan untuk menguji evektivitas butir-butir soal. Arikunto (2013: 222) mengemukakan, kapan sebuah soal dikatakan baik? Untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini, perlu diterangkan tiga masalah yang berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran, daya pembeda, dan pola jawaban soal. Arikunto (2013: 222) menyatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Arikunto (2013: 225) menyatakan, indeks kesukaran sering diidentifikasi sebagai berikut ini: (1) soal dengan P 0.00 sampai 0,30 adalah soal sukar. (2) soal dengan P 0,31 sampai 0.70 adalah soal sedang. (3) soal dengan P 0.71 sampai 1,00 adalah soal mudah.

Arikunto (2013: 226) menyatakan, daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Arikunto (2013: 232) menyatakan, butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang menpunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7. Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2013: 232), sebagai berikut ini: (1) D : 0,00–0,20 : jelek (poor). (2) D : 0,21– 0,40 : cukup (satistifactory). (3) D : 0,41– 0,70 : baik (good). (4) D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent). (5) D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunya nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Djiwandono (2011: 231) menyatakan, “Analisis pengecoh ini terutama diterapkan pada tes objektif jenis pilihan ganda. Nurgiantoro (2010: 200) mengemukakan, analisis distraktor, yaitu analisis jawaban peserta uji terhadap opsi yang salah.

Distraktor (pengecoh) yang baik apabila tetap dipilih oleh peserta tes.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah peneiltian kuantitatif dengan motode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas siswa kelas X SMA Adabiah berjumlah 279 siswa yang terbagi dalam sembilan kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling.

Sampel penelitian ini berjumlah 70 orang siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut ini. (1) mengetahui hasil analisa skoring perkelas yang didapatkan dari pihak SMA Adabiah Padang. (2) menyusun skor testi, mulai dari skor yang paling tinggi sampai skor testi yang paling rendah. (3) mencari tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis distraktor soal.

Penganalisisan data dilakukan dengan langkah berikut ini: (1) mengidentifikasi butir soal ujian akhir semester ganjil bahasa Indonesia kelas X SMA Adabiah Padang. (2) mengidentifikasi

(7)

jawaban siswa. (3) menentukan tingkat kesukaran soal. (4) menetukan daya pembeda soal. (5) menyusun kartu soal. (6) menganalisis distraktor soal. (7) menyusun laporan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa. Pertama, tingkat kesukaran soal ujian akhir semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang memiliki tingkat kesukaran soal mudah berkisar 0,714-0,985. Kedua, daya pembeda soal ujian semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang memiliki daya pembeda yang jelek berkisar 0,00-0,20 Ketiga, distraktor butir soal ujian semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang ditulis kembali atau diperbaiki.

1. Tingkat Kesukaran Soal, Daya Pembeda, dan Analisis Distraktor

Berpedoman pada tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis distraktor soal di atas maka soal nomor 1 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,928, daya pembeda soal nomor 1 dikatakan jelek karena terdapat pada klasifikasi nilai D 0,00 sampai 0,20, dan distraktor pada soal nomor 1 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 2 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,014. Daya pembeda soal nomor 2 dikatakan jelek 0,028. Selanjutnya analisis distraktor pada soal nomor 2 dikatakan ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 3 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,771. Daya pembeda soal nomor 3 dikatakan cukup yaitu 0,228. Analisis distraktor soal nomor 3 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 4 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran yaitu 0,185. Daya pembeda soal nomor 4 dikatakan harus dibuang karena memiliki nilai D negatif yaitu -0,2.

Analisis distraktor soal nomor 4 yaitu soal tidak baik, diganti dengan soal yang baru. Soal nomor 5 dikatakan soal sedang yaitu 0,485. Daya pembeda soal nomor 5 dikatakan cukup yaitu 0,286.

Analisis distraktor soal nomor 5 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 6 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran yaitu 0, 557. Daya pembeda soal nomor 6 cukup yaitu 0, 371. Analisis distraktor soal nomor 6 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 7 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,885.

Daya pembeda soal nomor 7 jelek yaitu 0,171. Analisis distraktor soal nomor 7 ditulis kembali karena soal kurang baik. Soal nomor 8 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,857. Daya pembeda soal nomor 8 cukup yaitu 0, 229. Analisis distraktor soal nomor 8 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 9 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,6.

Daya pembeda soal nomor 9 cukup yaitu 0, 285. Analisis distraktor soal nomor 9 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 10 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0, 871. Daya pembeda soal nomor 10 cukup yaitu 0,229. Analisis distraktor soal nomor 10 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 11 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,985. Daya pembeda soal nomor 11 jelek yaitu 0,029. Analisis distraktor soal nomor 11 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 12 diakatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,285.

Daya pembeda soal nomor 12 jelek yaitu 0,2. Analisis distraktor soal nomor 12 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 13 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,242. Daya pembeda soal nomor 13 cukup yaitu 0,228. Analisis distraktor soal nomor 13 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 14 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,585. Daya pembeda soal nomor 14 cukup yaitu 0,229. Analisis distraktor soal nomor 14 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 15 dikatakan sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,357. Daya pembeda soal nomor 15 jelek yaitu 0,114.

Analisis distraktor soal nomor 15 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 16 diakatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,325. Daya pembeda soal nomor 16 diakatakan harus diganti yang baru karena memiliki nilai D

(8)

negatif yaitu -0,028. Analisis distraktor soal nomor 16 tidak baik, diganti dengan soal yang baru.

Soal nomor 17 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,071. Daya pembeda soal nomor 17 dikatakan harus diganti soal yang baru karena memiliki nilai D negatif yaitu -0,028. Analisis distraktor soal nomor 17 tidak baik, diganti dengan soal yang baru.

Soal nomor 18 dikatakan sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,614.

Daya pembeda soal nomor 18 cukup yaitu 0,314. Analisis distraktor soal nomor 18 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 19 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,542. Daya pembeda soal nomor 19 cukup yaitu 0,343. Analisis distraktor soal nomor 19 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 20 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu o,828. Daya pembeda soal nomor 20 dikatakan harus diganti dengan soal yang baru karena memiliki nilai D negatif yaitu -0,029. Analisis distraktor soal nomor 20 ditolak karena tidak baik.

Soal nomor 21 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,885. Daya pembeda soal nomor 21 jelek yaitu 0,03. Analisis distraktor soal nomor 21 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 22 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,885. Daya pembeda soal nomor 22 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,142. Analisis distraktor soal nomor 22 itulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 23 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,085. Daya pembeda soal nomor 23 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,00. Analisis distraktor soal nomor 23 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 24 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,514. Daya pembeda soal nomor 24 dikatakan baik karena memiliki nilai D yaitu 0,429. Analisis distraktor soal nomor 24 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 25 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,257. Daya pembeda soal nomor 25 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,142. Analisis distraktor soal nomor 25 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 26 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,728.

Daya pembeda soal nomor 26 diakatakan jelek karena memiliki nilai D 0,172. Analisis distraktor soal nomor 26 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 27 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,5. Daya pembeda soal nomor 27 dikatakan cukup karena memiliki nilai D 0,286. Analisis distraktor soal nomor 27 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 28 diakatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,885. Daya pembeda soal nomor 28 diakatakan cukup karena memiliki nilai D 0,229. Analisis distraktor soal nomor 28 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 29 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,7. Daya pembeda soal nomor 29 dikatakan cukup karena memiliki nilai D 0,286. Analisis distraktor soal nomor 29 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 30 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,071. Daya pembeda soal nomor 30 diakatakan diganti dengan soal yang baru karena memiliki nilai D negatif yaitu -0,028. Analisis distraktor soal nomor 30 ditolak karena tidak baik. Soal nomor 31 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,957. Daya pembeda soal nomor 31 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,086. Analisis distraktor soal nomor 31 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 32 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,171.

Daya pembeda soal nomor 32 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0. Analisis distraktor soal nomor 32 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 33 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,114. Daya pembeda soal nomor 33 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,029. Analisis distraktor soal nomor 33 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 34 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,871. Daya pembeda soal nomor 34 dikatakan jelek karena memiliki niali D 0,2, analisis distraktor soal nomor 34 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 35 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,314. Daya pembeda soal nomor 35 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,172. Analisis distraktor soal nomor 35 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 36 dikatakan soal mudah karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,927. Daya pembeda soal nomor 36 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,086. Analisis distraktor soal nomor 36 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 37 dikatakan soal

(9)

sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,385. Daya pembeda soal nomor 37 dikatakan baik karena memiliki nilai D 0,543. Analisis distraktor soal nomor 37 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 38 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,628. Daya pembeda soal nomor 38 dikatakan baik karena memiliki nilai D 0,486. Analisis distraktort soal nomor 38 ditulis kembali karena kurang baik.

Soal nomor 39 dikatakan soal sedang karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,542. Daya pembeda soal nomor 39 dikatakan baik karena memiliki nilai D 0,543. Analisis distrakor soal nomor 39 ditulis kembali karena kurang baik. Soal nomor 40 dikatakan soal sukar karena memiliki tingkat kesukaran soal yaitu 0,114. Daya pembeda soal nomor 40 dikatakan jelek karena memiliki nilai D 0,085. Analisis distraktor soal nomor 40 ditulis kembali karena kurang baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan demikian dapat disimpulkan tingkat kesukaran soal ujian akhir semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang memiliki tingkat kesukaran soal mudah, sedangkan daya pembeda soal ujian semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang memiliki daya pembeda yang jelek dan distraktor butir soal ujian semester ganjil bahasa Indonesia tahun ajaran 2013/2014 kelas X SMA Adabiah Padang ditulis kembali atau diperbaiki.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dapat diberikan saran kepada pihak guru bahasa dan sastra Indonesia sebagai berikut. 1) soal yang dibuat oleh guru dianalisis terlebih dahulu mengenai tingkat kesukaran, daya pembeda, dan distraktor dalam menyusun butir soal. 2) dalam pembuatan soal guru-guru mata pelajaran harus memerhatikan mengenai tingkat kesukaran soal, daya pembeda soal, dan analisis distraktor soal.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Thoha, Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grasindo Persada.

.

Referensi

Dokumen terkait

Batas akhir batal tambah dan pembatalan mata kuliah Kebijakan penentuan tanggal diserahkan ke fakultas masing-masing 6.. Kuliah + Ujian Tengah Semester UTS + Ujian Akhir Semester