PERCOBAAN 1 ALAT UKUR MEKANIK
A. Tujuan percobaan
1. Tujuan praktikum : Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk menentukan diameter dan ketebalan suatu benda dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup, serta menentukan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk mencapai tanah dari ketinggian tertentu menggunakan stopwach analog.
2. Hari, tanggal praktikum : Senin, 24 Oktober 2023
3. Tempat : Laboratorium Fisika,
Gedung Laboratorium Bersama, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Mempelajari fisika dimulai dari melakukan pengukuran. Apa itu pengukuran?
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi atau kapasitas, terhadap suatu standar atau satuan ukuran tertentu. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, seperti panjang, waktu, massa, suhu, tekanan dan arus listrik, tetapi juga dapat untuk mengukur semua hal. Seperti tingkat ketidakpastian, hingga tingkat kepercayaan konsumen. Pada setiap pengukuran akan melibatkan berbagai alat ukur, mulai dari yang sederhana dengan ketelitian rendah hingga ketelitian yang tinggi (Farhuyora,dkk:2017).
Penggunaan dan penelitian alat ukur dan merupakan dasar kompetensi. Salah satu kompetensi dasar dari kompetensi tersebut adalah untuk mengukur menggunakan alat ukur yaitu mekanik presisi jangka Sorong. Jangan Sorong merupakan alat ukur mekanik presisi yang konstruksi dan prinsip pengukurannya menggunakan kaidah tertentu untuk menjamin ketelitian alat ukur jangka Sorong tersebut (muhari:2022).
Selain itu alat ukur mekanik seperti mikrometer sekrup. Mikroskop sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda yang tipis, panjang benda yang kecil, dan dimensi benda luar yang kecil.
Kemudian mikrometer sekrup memiliki 3 bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama yang akan menunjukan beberapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dapat digeser - geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat diputar -putar untuk menggerakan selubung ulir supaya tidak dapat menyesuaikan dengan benda yang diukur, dan selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang dapat digerakkan dengan cara memutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer sekrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01mm(Faradiba;2020).
Adapun untuk mengukur waktu yang digunakan yaitu stopwatch. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk suatu mengukur lamanya yang diperlukan dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dapat digunakan untuk memulai yaitu dengan menekan tombol diatas dan berhenti, sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Dan kemudian dengan menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol (Karim;2019).
C. Alat dan Bahan
1. Jangka sorong 1 unit 2. Mikrometer sekrup 2 unit 3. Stopwach analog 1 unit
4. Uang logam 3 keping
Rp.200 1 unit
Rp.500 1 unit
Rp.1000 1 unit
5. Kelereng 3 buah
D. Prosedur Percobaan 1. Jangka sorong
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diputar sekrup pengunci kearah kiri, dibuka bagian rahang sorong dan didorong secara perlahan.
c. Dimasukkan benda yang akan diukur kerahang bawah jangka sorong, kemudian digeser rahang agar rahang tepat menghapit benda dan diputar sekrup pengunci kekanan.
d. Diperhatikan skala utama yang berdekatan dengan angka nol pada skala nonius.
e. Diperhatikan garis pada skala nonius yang tepat berhimpitan dengan garis pada skala utama.
f. Ditulis angka pada skala utama dan skala nonius sebagai hasil pengukuran dalam tabel.
g. Diukur diameter setiap masing-masing benda sebayak 5 kali pengukuran.
2. Mikrometer sekrup
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dibuka sekrup pengunci.
c. Dilakukan pengecekan poros tetap dan poros geser mempertemukan skala utama dan skala nonius menunjukkan angka nol.
d. Dibuka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk ke dalam rahang.
e. Diletakkan benda diantara poros tetap dan poros geser, lalu tutup kembali rahang hingga tepat menjepit benda.
f. Diputar pengunci hingga berbunyi klik dan benda tidak bisa bergerak lagi.
g. Diperhatikan angka pada skala utama dan skala noniusnya.
h. Ditulis angka pada skala utama dan skala nonius sebagai hasil pengukuran dalam tabel.
i. Diukur setiap koin masing-masing 5 kali pengukuran.
j. Diberi perlakuan yang sama pada uang koin secara bergantian.
3. Stopwatch analog
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditekan tombol start yang terdapat pada stopwatch.
c. Diamati berapa detik waktu yang dibutuhkan kelereng untuk mencapai tanah, lalu dicatat pada tabel pengamatan.
d. Diulangi langkah yang sama terhadap 2 kelereng lainnya.
E. Data Hasil Percobaan dan Pengolahan Data 1. Data hasil pengamatan
Tabel 1.1 hasil pengamatan pengukuran diameter uang koin (mm).
No Nama
benda
Pembacaa n Skala
I II III IV V
1 Uang koin Rp.200
Utama 25 26 23 26 25
Nonius 0,5 0,1 0,1 0,9 0,8
2 Uang koin Rp.500
Utama 27 27 28 24 29
Nonius 0,2 0,4 0,2 0,2 0,3
3 Uang koin Rp.1000
Utama 25 24 23 26 24
Nonius 0,9 0,9 0,4 0,1 0,2
Tabel 1.2 hasil pengamatan pengukuran ketebalan uang koin (mm).
No Nama
benda
Pembacaa n Skala
I II III IV V
1 Uang koin Rp.200
Utama 1,5 1 2 1,5 0,5
Nonius 0,25 0,40 0,36 0,29 0,37
2 Uang koin Rp.500
Utama 1,5 2 2 2 1,5
Nonius 0,46 0,09 0,45 0,09 0,41
3 Uang koin Rp.1000
Utama 1 1 1 1 1,5
Nonius 0,20 0,20 0,22 0,26 0,39
Tabel 1.3 hasil pengukuran waktu jatuhnya kelereng dari ketinggian 10,5 meter.
Nama beda
Kelereng I Kelereng II Kelereng III
Ketinggian (m) 10,5 10,5 10,5
Waktu jatuh (s) 2 2 3
2. Pengelolaan Data a. Jangka sorong
Tabel 1.4 hasil pengukuran diameter uang koin N
o
Diameter uang logam Rp.200
Diameter uang logam Rp.500
Diameter uang logam Rp.1000
1 25,5 mm 27,2 mm 25,9 mm
2 26,1 mm 27,4 mm 24,9 mm
3 23,1 mm 28,2 mm 23,4 mm
4 26,9 mm 24,2 mm 26,1 mm
5 25,8 mm 29,3 mm 24,2 mm
d=∑ d
n =¿25,48mm¿ d=∑ d
n =¿27,26mm¿ d=∑ d
n =¿24,9mm¿
1) Uang koin Rp.200
Menghitung diameter rata-rata d=d1+d2+d3+d4+d5
5
d=(25,5+26,1+23,1+26,9+25,8)mm 5
d=127,4mm 5 d=25,48mm
Jadi hasil pengukuran rata-rata diameter uang koin Rp.200 adalah 25,48 mm.
Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketaahui
Ditanya Penyelesaian
x=25,48mm Xmax=26,9mm Xmin=23,1mm
∆ x...?
∆ x=Xmax−Xmin 2
∆ x=26,9−23,1 2
∆ x=1,9mm
Jadi ketidakpastian pengukuran adalah 1,9 mm.
2) Uang koin Rp.500
Menghitung diameter rata-rata d=d1+d2+d3+d4+d5
5
d=(27,2+27,4+28,2+24,2+29,3)mm 5
d=136,3mm 5 d=27,26mm
Jadi hasil pengukuran rata-rata diameter uang koin Rp.500 adalah 27,26 mm.
Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketaahui
Ditanya Penyelesaian
x=27,26mm Xmax=29,3mm Xmin=24,2mm
∆ x...?
∆ x=Xmax−Xmin 2
∆ x=29,3−24,2 2
∆ x=2,55mm
Jadi ketidakpastian pengukuran adalah 2,55 mm.
3) Uang logam Rp1000
Menghitung diameter rata-rata d=d1+d2+d3+d4+d5
5
d=(25,9+24,9+23,4+26,1+24,2)mm 5
d=124,5mm 5 d=24,9mm
Jadi hasil pengukuran rata-rata diameter uang koin Rp.1000 adalah 24,9 mm.
Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketaahui
Ditanya Penyelesaian
x=24,9mm Xmax=26,1mm Xmin=23,4mm
∆ x...?
∆ x=Xmax−Xmin 2
∆ x=26,1−23,4 2
∆ x=1,35mm
Jadi ketidakpastian pengukuran adalah 1,35 mm.
Tabel 1.5 Analisis data pengukuran diameter uang koin Rp.200.
No Diameter uang koin Rp.200 (d−d) (d−d)²
1 25,5 mm 0,02 0,004 mm
2 26,1 mm 0,62 0,3844 mm
3 23,1 mm -2,38 5,6644 mm
4 26,9 mm 1,42 2,0164 mm
5 25,8 mm 0,32 0,1024 mm
∑ (d−d)² 8,171
Standar deviasi=
√
∑(d−d)²n−I 4,169 mm
Kesalahan relatif (%KR)=SD
d ×100 % 16,3%
Nilai kebenaran (%NK)=100%-%KR 83,7%
Standar deviasi (SD) SD=
√
∑(n−1d−d)SD=
√
8,1715−mm1 ²SD=
√
8,1714mm²SD=
√
2,042mm²SD=4,169mm
Jadi standar deviasi (SD) adalah 4,169 mm.
Menghitung nilai penting pengukuran (NP)
NP=d ± SD
NP=(25,48±4,169)mm NP1=(d ± SD)
NP1=(25,48+4,169) NP1=2 9,64mm NP2=d−SD
NP2=(25,48−4,169)mm NP2=21,331mm
Jadi rentang nilai penting dari 29,64 mm sampai 21,331 mm.
Menghitung nilai kesalahan relatif
%KR=SD
d ×100 %
%KR= 4,169mm
25,48mm×100 %
%KR=0,163×100 %
%KR=16,3 %
Jadi tenggat kesalahan relatif (KR) adalah 16,3%
Menghitung nilai kebenaran (NK)
%NK=100 %−%KR
%NK=100 %−16,3 %
%NK=83,7 %
Jadi tenggatkebenaran (NK) adalah 83,7%
Tabel 1.6 Analisis data pengukuran diameter uang koin Rp.500.
No Diameter uang koinRp.1000 (d−d) (d−d)²
1 27,2 mm -0,06 0,0036 mm
2 27,4 mm 0,14 0,0196 mm
3 28,2 mm 0,94 0,8836 mm
4 24,4 mm -3,06 9,3636 mm
5 29,3 mm 2,04 4,1616 mm
∑ (d−d)² 14,432 mm2
Standar deviasi=
√
∑(d−d)²n−I 1,899 mm
Kesalahan relatif (%KR)=SD
d ×100 % 6,9%
Nilai kebenaran (%NK)=100%-%KR 93,1%
Standar deviasi (SD) SD=
√
∑(n−1d−d)SD=
√
14,4325−1mm²SD=
√
14,4324mm²SD=
√
3,608mm²SD=1,899mm
Jadi standar deviasi (SD) adalah 1,899 mm.
Menghitung nilai penting pengukuran (NP) NP=d ± SD
NP=(27,26±1,899)mm NP1=(d ± SD)
NP1=(27,26+1,899) NP1=2 9,159mm NP2=d−SD
NP2=(27,26−1,899)mm NP2=25,361mm
Jadi rentang nilai penting dari 29,159 mm sampai 25,361 mm.
Menghitung nilai kesalahan relatif
%KR=SD
d ×100 %
%KR=1,899mm
27,26mm×100 %
%KR=0,0 69×100 %
%KR=6,9 %
Jadi tenggat kesalahan relatif (KR) adalah 0,39%
Menghitung nilai kebenaran (NK)
%NK=100 %−%KR
%NK=100 %−6,9 %
%NK=9 3,1 %
Jadi tenggatkebenaran (NK) adalah 93,1%
Sehingga dihasilkan pengukuran diameter uang koin Rp.500 sebesar d
± ∆ d=d ± SD=(27,38±−,1095)mm .
Tabel 1.7 Analisis data pengukuran diameter uang koin Rp.1000.
No Diameter uang koin Rp.1000 (d−d) (d−d)²
1 25,9 mm 1 1 mm
2 24,9 mm 0 0 mm
3 23,4 mm -1,5 2,25 mm
4 26,1 mm 1,2 1,44 mm
5 24,2 mm -0,7 0,49 mm
∑ (d−d)² 5,18 mm2
Standar deviasi=
√
∑(d−d)²n−I 1,137 mm
Kesalahan relatif (%KR)=SD
d =100 % 4,5%
Nilai kebenaran (%NK)=100%-%KR 95,5%
Standar deviasi (SD) SD=
√
∑(n−1d−d)SD=
√
5,185−1mm²SD=
√
5,184mm²SD=
√
1,292mm²SD=1,137mm
Jadi standar deviasi (SD) adalah 1,137 mm.
Menghitung nilai penting pengukuran (NP) NP=d ± SD
NP=(24,9±1,137)mm NP1=(24,9+1,137) NP1=26,037mm NP2=d−SD
NP2=(2 4,9−1,137)mm NP2=23,763mm
Jadi rentang nilai penting dari 26,037mm sampai 23,763mm.
Menghitung nilai kesalahan relatif
%KR=SD
d ×100 %
%KR=1,137mm
2 4,9mm×100 %
%KR=0,0 45×100 %
%KR=4,5 %
Jadi tenggat kesalahan relatif (KR) adalah 0,2%
Menghitung nilai kebenaran (NK)
%NK=100 %−%KR
%NK=100 %−4,5 %
%NK=9 5,5 %
Jadi tenggatkebenaran (NK) adalah 95,5%
Sehingga dihasilkan pengukuran diameter uang koin Rp.200 sebesar d
± ∆ d=d ± SD=(25±0,054)mm b. Mikrometer sekrup
Tabel 1.8 hasil pengukuran ketebalan uang koin No ketebalan uang
logam Rp.200
ketebalam uang logam Rp.500
ketebalan uang logam Rp.1000
1 1,75 mm 1,96 mm 1,2 mm
2 1,4 mm 2,09 mm 1,2 mm
3 2,36 mm 2,45 mm 1,22 mm
4 1,79 mm 2,09 mm 1,26 mm
5 0,89 mm 1,91 mm 1,89 mm
k=∑ k
n =1,638mm k=∑ k
n =2,1mm k=∑ k
n =1,354mm
1) Uang koin Rp.200
Menghitung ketebalannya rata-rata k=k1+k2+k3+k4+k5
5
k=(1,75+1,4+2,36+1,79+0,89)mm 5
k=8,19mm 5 k=1,638mm
Jadi hasil pengukuran rata-rata ketebalan uang koin Rp.200 adalah 1,638 mm.
Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketaahui
Ditanya Penyelesaian
x=1,638mm Xmax=2,36mm Xmin=0,89mm
∆ x...?
∆ x=Xmax−Xmin 2
∆ x=2,36−0,89 2
∆ x=0,732mm
Jadi ketidakpastian pengukuran adalah 0,732 mm.
2) Uang koin Rp.500
Menghitung ketebalannya rata-rata k=k1+k2+k3+k4+k5
5
k=(1,96+2,09+2,45+2,09+1,91)mm 5
k=10,5mm 5 k=2,1mm
Jadi hasil pengukuran rata-rata ketebalan uang koin Rp.500 adalah 2,1 mm.
Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketaahui
Ditanya Penyelesaian
x=2,1mm Xmax=2,45mm Xmin=1,91mm
∆ x...?
∆ x=Xmax−Xmin 2
∆ x=2,45−1,91 2
∆ x=0,27mm
Jadi ketidakpastian pengukuran adalah 0,27 mm.
3) Uang koin Rp.1000
Menghitung ketebalannya rata-rata k=k1+k2+k3+k4+k5
5
k=(1,2+1,2+1,22+1,26+1,89)mm 5
k=6,77mm 5 k=1,354mm
Jadi hasil pengukuran rata-rata ketebalan uang koin Rp.1000 adalah 1,354 mm.
Menghitung ketidakpastian pengukuran
Diketaahui
Ditanya Penyelesaian
x=1,354mm Xmax=1,89mm Xmin=1,2mm
∆ x...?
∆ x=Xmax−Xmin 2
∆ x=1,89−1,2 2
∆ x=0,3 45mm
Jadi ketidakpastian pengukuran adalah 0,345 mm.
Tabel 1.9 Analisis data pengukuran ketebalan uang koin Rp.200.
No ketebalan uang koinRp.200 (k−k) (k−k)²
1 1,75 mm 0,116 0,613 mm
2 1,4 mm -0,234 0,054 mm
3 2,36 mm 0,726 0,527 mm
4 1,79 mm 0,156 0,024 mm
5 0,87 mm -0,764 0,583 mm
∑ (k−k)² 1,801 mm2
Standar deviasi=
√
∑(k−k)²n−I 0,670 mm
Kesalahan relatif (%KR)=SD
k =100 % 40,9%
Nilai kebenaran (%NK)=100%-%KR 59,1%
Standar deviasi (SD) SD=
√
∑(n−1k−k)SD=
√
1,801mm5−1 ²SD=
√
1,801mm4 ²SD=
√
0,450mm²SD=0,670mm
Jadi standar deviasi (SD) adalah 0,670 mm.
Menghitung nilai penting pengukuran (NP)
NP=k ± SD
NP=(1,638±0,670)mm NP=k+SD
NP1=(1,638+0,670)mm NP1=2,308mm
NP2=k−SD
NP2=(1,638−0,670)mm NP2=0,968mm
Jadi rentang nilai penting dari 2,308 mm sampai 0,968 mm.
Menghitung nilai kesalahan relatif
%KR=SD
k ×100 %
%KR=0,670mm
1,638mm×100 %
%KR=0,409×100 %
%KR=40,9 %
Jadi tenggat kesalahan relatif (KR) adalah 40,9%
Menghitung nilai kebenaran (NK)
%NK=100 %−%KR
%NK=100 %−40,9 %
%NK=59,1 %
Jadi tenggatkebenaran (NK) adalah 59,1%
Sehingga dihasilkan pengukuran ketebalan uang koin Rp.1000 sebesar k
± ∆ k=k ± SD=(19,6±0,173)mm .
Tabel 1.10 Analisis data pengukuran ketebalan uang koin Rp.500.
No ketebalan uang koinRp.500 (k−k) (k−k)²
1 1,96 mm -9,14 0,0196 mm
2 2,09 mm -0,01 0,0001 mm
3 2,95 mm 0,35 0,1225 mm
4 1,09 mm -0,01 0,0001 mm
5 1,91 mm -0,19 0,0361 mm
∑ (k−k)² 0,1784 mm2 Standar deviasi=
√
∑(k−k)²n−I 0,2110 mm
Kesalahan relatif (%KR)=SD
k =100 % 10%
Nilai kebenaran (%NK)=100%-%KR 90%
Standar deviasi (SD) SD=
√
∑(nk−−1k)SD=
√
0,17845−1mm²SD=
√
0,17844mm²SD=
√
0,0446mm²SD=0,2110mm
Jadi standar deviasi (SD) adalah 0,2110 mm.
Menghitung nilai penting pengukuran (NP)
NP=k ± SD
NP=(2,1±0,2110)mm NP=k+SD
NP1=(2,1+0,2110)mm NP1=2,331mm
NP2=k−SD
NP218,48(2,1−0,2110)mm NP2=1,889mm
Jadi rentang nilai penting dari 2,331 mm sampai 1,889 mm.
Menghitung nilai kesalahan relatif
%KR=SD
k ×100 %
%KR=0,2110mm
2,1mm ×100 %
%KR=0,100×100 %
%KR=10 %
Jadi tenggat kesalahan relatif (KR) adalah 10%
Menghitung nilai kebenaran (NK)
%NK=100 %−%KR
%NK=100 %−10 %
%NK=9 0 %
Jadi tenggatkebenaran (NK) adalah 90%
Sehingga dihasilkan pengukuran ketebalan uang koin Rp.500 sebesar k
± ∆ k=k ± SD=(18,48±9,0593)mm .
Tabel 1.11 Analisis data pengukuran ketebalan uang koin Rp.1000.
N o
ketebalan uang koinRp.00 (k−k) (k−k)²
1 1,2 mm -0,154 0,023 mm
2 1,2 mm -0,154 0,023 mm
3 1,22 mm -0,134 0,017 mm
4 1,26 mm -0,004 0,008 mm
5 1,89 mm 0,536 0,287 mm
∑ (k−k)² 0,358 mm2
Standar deviasi=
√
∑(k−k)²n−I 0,289 mm
Kesalahan relatif (%KR)=SD
k ×100 % 22%
Nilai kebenaran (%NK)=100%-%KR 78%
Standar deviasi (SD) SD=
√
∑(n−1k−k)SD=
√
0,3 585−1mm²SD=
√
0,3 584mm²SD=
√
0,0 89mm²SD=0,298mm
Jadi standar deviasi (SD) adalah 0,298.
Menghitung nilai penting pengukuran (NP)
NP=k ± SD
NP=(1,354±0,298)mm NP=k+SD
NP1=(1,354+0,298)mm NP1=1,652mm
NP2=k−SD
NP2=(1,354−0,298)mm NP2=1,056mm
Jadi rentang nilai penting dari 1,652 mm sampai 1,056 mm.
Menghitung nilai kesalahan relatif
%KR=SD
k ×100 %
%KR=0,298mm
1,354mm×100 %
%KR=0,220×100 %
%KR=22 %
Jadi tenggat kesalahan relatif (KR) adalah 22%
Menghitung nilai kebenaran (NK)
%NK=100 %−%KR
%NK=100 %−22 %
%NK=78 %
Jadi tenggatkebenaran (NK) adalah 78%
Sehingga dihasilkan pengukuran ketebalan uang koin Rp.500 sebesar k
± ∆ k=k ± SD=(16,8±0,3)mm . c. Stopwach analog
Tabel 1.12 Analisis data pengukuran waktu jatuh kelereng
N o
Waktu jatuh kelereng (t) (t−t) (t−t)²
1 2 -0,33 0,1089
2 2 -0,33 0,1089
3 3 0,67 0,4489
∑ (t−t)² 0,6667
Standar deviasi=
√
∑(t−t)²n−I
0,577
Kesalahan relatif (%KR)=SD
t =100 % 24,7%
Nilai kebenaran (%NK)=100%-%KR 75,3%
Standar deviasi (SD) SD=
√
∑(n−1t−t)SD=
√
0,66673−1s²SD=
√
0,66672 s²SD=
√
0,333s²SD=0,577s
Jadi standar deviasi (SD) adalah 0,577 s
Menghitung nilai penting pengukuran (NP)
NP=t ± SD
NP=(2,33±0,577)s NP=t+SD
NP1=(2,33+0,577 NP1=2,90s NP2=k−SD
NP2=(2,33−0,557)s NP2=1,75s
Jadi rentang nilai penting dari 2,90 s sampai 1,75 s
Menghitung nilai kesalahan relatif
%KR=SD
t ×100 %
%KR=0,577s
2,33s ×100 %
%KR=0,247×100 %
%KR=24,7 %
Jadi tenggat kesalahan relatif (KR) adalah 24,7%
Menghitung nilai kebenaran (NK)
%NK=100 %−%KR
%NK=100 %−24,7 %
%NK=75,3 %
Jadi rentang kebenaran (NK) adalah 75,3%
Sehingga didapatkan hasil pengukuran waktu jatuh kelereng sebesar d
± ∆ t=t ± SD=(2,33±0,577)s . F. Pembahasan
Praktikum ini membahas tentang alat ukur mekanik dimana, bertujuan agar bisa menentukan diameter suatu benda melalui pengukuran jangka sorong. Jangka sorong merupakan alat ukur mekanik presisi yang kontruksi dan prinsip pengukurannya menggunakan kaidah tertentu untuk menjamin ketelitian alat ukur tersebut, jangka sorong sendiri mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Rahang tetap dilengkapi dengan skala utama,sedangkan rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala nonius mempunyai ketelitian 1/n×1 mm, batas ukur jangka sorong 0cm sampai 15 cm. Kegunaan dari alat ukur jangka Sorong seperti mengukur sebuah benda dari sisi luar dan sisi dalam, biasanya dari sisi dalam mengukur kedalaman cerah atau lubang pada suatu benda. Tujuan kedua dari praktikum ini adalah menentukan ketebalan suatu benda melalui pengukuran menggunakan mikrometer sekrup. Sama halnya dengan jangka Sorong, mikrometer sekrup a dalah alat yang digunakan untuk
mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer sekrup memiliki 3 bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama yang akan menunjukan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak dapat digeser - geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat diputar - putar untuk menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan dengan benda yang diukur, dan selubung air yang fungsinya sebagai bagian yang dapat digerakkan dengan cara memutar - mutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer sekrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01mm. Dan tujuan ketiga dari praktikum ini yaitu menentukan waktu yang diperlukan suatu benda untuk mencapai tanah dari ketinggian tertentu menggunakan stopwatch analog. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu waktu detik dengan ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.
Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah pertama praktikum melakukan percobaan berulang sebagai 5 kali dan 3 kali percobaan untuk masing - masing bahan.
Bahan yang digunakan seperti uang koin Rp.200,Rp.500,Rp.1000 dan 3 buah kelereng.
Bahan - bahan tersebut diukur menggunakan alat ukur jangka Sorong, mikrometer sekrup dan stopwatch analog. Pengukuran pertama menentukan diameter menggunakan alat ukur jangka sorong untuk uang koin Rp.200 didapatkan diameter sebesar 25,5 mm , 26,1 mm , 23,1 mm , 26,9 mm dan 25,8 dari hasil yang didapat standar devisiasi yaitu 4,169 , kesalahan relative yaitu 16,3 % dan nilai kebenaran 83,7 %. Yang kedua uang koin Rp.
500 didapatkan diameter sebesar 27,2 mm , 27,4 mm, 28,2 mm, 24,2 mm , 29,3 mm dan hasil yang didapat standar devisiasi yaitu 1,899, kesalahan relative 6,9 % dan nilai kebenaran 93,1%. Dan yang ketiga untuk uang koin Rp.1000 didapatkan diameter sebesar 25,9 mm, 24,9 mm, 23,4 mm, 26,1 mm, 24,2 mm, dari hasil yang didapat standar devisiasi yaitu 1,137, kesalahan relative 4,5 % dan nilai kebenaran 95,5 %. Selain mengukur diameter, pada praktikum kali ini juga mengukur ketebalan menggunakan alat ukur mikrometer sekrup untuk uang koin Rp.200 didapatkan ketebalan 1,75 mm, 1,4 mm, 2,36 mm, 1,79 mm, 0,87 mm dari hasil yang didapat standar devisiasi yaitu 0,670, kesalahan relative 40,9 % dan nilai kebenaran 59,1 %- yang kedua untuk uang koin Rp.500 didalam ketebalan 1,96 mm, 2,09 mm, 2,95 mm, 1,09 mm, 1,91 mm dari data yang didapat standar devisi yaitu 0,2110 , kesalahan relative 10 %, dan nilai kebenaran 90
%. Yang ketiga untuk uang koin Rp.1000 didapatkan ketebalan sebesar 1,2 mm, 1,2 mm, 1,22 mm, 1, 26 mm, 1,89 mm dari data yang didapat standar devisiasi yaitu 0,289, kesalahan relative 22 % dan nilai kebenaran 78 %. Dan yang terakhir pada praktikum ini yaitu menentukan lamanya waktu kelereng yang dijatuhkan dari ketinggian 10,5 m mengganggu alat ukur stopwatch adapun data yang didapat pada kelereng ketiga 3 detik dari data yang didapat diperoleh standar devisiasi yaitu 0,577, kesalahan relative 24,7 % dan nilai kebenaran 75,3 %.
Kendala pada praktikum ini adalah pada saat pembacaan skala utama maupun skala nonius pada alat ukur mikrometer skala dan stopwatch analog. Kesalahan tersebut dapat diminimalisirkan dengan cara, pada saat pengukuran posis pengamat dengan alat ukur yang digunakan harus dekat. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan paralaks, yaitu kesalahan dalam pembacaan skala akibat sudut pengelihatan yang menyebabkan skala uang koin terbaca mengalami kelebihan bahkan kekurangan dan pada saat dijatuhkan kelereng ketiga praktikum telah menjatuhkan kelereng sehingga waktu yang diperoleh tidak sama dengan kelereng 1 dan 2.
G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan ,analisis data, dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Setiap pengukuran memiliki ketidakpastian. Dan berdasarkan analisis data, pada pengukuran diameter uang koin Rp.1000, Rp.500, dan Rp.200 yang menggunakan jangka sorong diperoleh diameter rata-rata yaitu, 1,35 mm, 2,55 mm, dan 1,9 mm.
b. Pengukuran ketebalan uang koin Rp.1000, Rp.500,dan Rp.200 yang menggunakan mikrometer sekrup, diperoleh ketebalan dengan rata-rata 0,354 mm, 0,27 mm, dan 0,732 mm.
c. Hasil pengukuran jatuh kelereng dari tetinggian 10,5 meter yang menggunakan stopwatch analog didapatkan waktu rata-rata yaitu sebesar 2,33 detik.
d. Adapun ketidakteraturan data dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam melaksanakan praktikum, seperti ketidakhati-hatian dalam menggunakan alat dan dalam membaca skala.
2. Saran
Adapun saran dalam praktikum kali ini yaitu ketika praktikum sedang berlangsung, hendaknya praktikan tidak ribut dan tetap dalam keadaan kondusif agar tidak mengganggu dan merusak konsentrasi praktikan yang lain.