Saat penelitian dilakukan, proyek Menara Gontor telah memasuki minggu ke-37 atau minggu ke-2 bulan Maret, dengan realisasi kumulatif kemajuan pekerjaan proyek sebesar 70,46%. Progres realisasi kumulatif pekerjaan proyek pada minggu ke-37 lebih rendah dibandingkan dengan rencana kumulatif pelaksanaan proyek dan berpotensi menimbulkan penyimpangan waktu dan biaya akhir proyek dari rencana. Oleh karena itu, penelitian dilakukan pada minggu ke 34 hingga 37, karena pada minggu tersebut terlihat adanya penurunan performa.
Dari informasi di atas, laporan penyimpangan waktu dari minggu ke-34 hingga minggu ke-37 dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini. Analisis kinerja dengan indikator BCWS pada minggu ke-34 dapat dihitung dengan menghitung bobot rencana (mingguan atau kumulatif) pada minggu ke-34 dikalikan total anggaran biaya. Hasil perhitungan BCWS mingguan dan kumulatif dari minggu ke 34 sampai dengan minggu ke 37 dapat dilihat pada Tabel 5.4 dibawah ini.
Analisis kinerja dengan indikator BCWP pada minggu ke-34 dapat dihitung dengan memberi bobot pada kemajuan yang direalisasikan (mingguan atau kumulatif) pada minggu ke-34 dikalikan dengan total anggaran biaya. Untuk ringkasan hasil perhitungan BCWP mingguan dan kumulatif minggu ke-34 sampai minggu ke-37 lihat Tabel 5.5 di bawah ini. Analisis kinerja dengan indikator ACWP sampai dengan minggu ke 37 diambil dari laporan keuangan aktual mingguan proyek (terlampir pada Lampiran 2.4).
Untuk mengetahui rincian pengeluaran mingguan pada saat penelitian (dari laporan keuangan proyek oleh staf Pembangunan Pondok Gontor selaku pemilik) dapat dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini. 1 Uang kertas kasbon untuk biaya pekerjaan proyek menara (Pak Sarpari) Pemasangan tangga baja menara masjid Gontor Rp Uang kertas kasbon untuk biaya pekerjaan proyek menara (Pak Sarpari) Pemasangan tangga baja menara masjid Gontor Rp 2.500.000. Sedangkan analisis ACWP dari minggu ke 34 hingga minggu ke 37 dapat dilihat pada tabel 5.8 di bawah ini.
Analisis Parameter Biaya
Dari indikator BCWS, BCWP dan ACWP di atas, Anda dapat melihat perbandingan ketiganya secara mingguan pada grafik di bawah ini. Nilai varian biaya (CV) dapat dihitung dengan mengurangkan BCWP kumulatif dari ACWP kumulatif pada minggu tertentu. Perhitungan Cost Variance (CV) sampai dengan minggu ke 34 adalah sebagai berikut: CV 34 = Kumulatif 34 BCWP - Kumulatif 34 ACWP.
Hasil perhitungan cost variance (CV) dari minggu ke 34 sampai dengan minggu ke 37 dapat dilihat pada tabel 5.9 dibawah ini. Hasil cost variance (CV) yang positif berarti biaya aktual yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih kecil dari anggaran biaya yang direncanakan. Sedangkan varian biaya (CV) yang negatif menunjukkan bahwa biaya sebenarnya yang dikeluarkan lebih besar dari anggaran yang direncanakan untuk melaksanakan pekerjaan.
Dari tabel 5.9 terlihat bahwa biaya aktual yang dikeluarkan pada minggu tersebut masih lebih kecil dari biaya yang direncanakan dan tidak mengalami pembengkakan. Nilai cost variance (CV) yang terus meningkat dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan semakin kurang dari anggarannya. Indeks Kinerja Biaya (CPI) dapat dihitung dengan membagi BCWP kumulatif dengan ACWP kumulatif untuk minggu tertentu.
Hasil perhitungan Cost Performance Index (CPI) minggu ke 34 sampai dengan minggu ke 37 dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini. 10 nilai Indeks Kinerja Biaya (CPI) dari minggu ke 34 hingga 37 Deskripsi Indeks Kinerja Jadwal (CPI) Minggu. Nilai cost performance index (CPI) lebih dari 1 (>1) berarti biaya penyelesaian pekerjaan lebih kecil dari anggaran biaya yang direncanakan.
Sedangkan indeks kinerja biaya (CPI) yang kurang dari 1 (< 1) menunjukkan pengeluaran yang lebih besar dari anggaran yang direncanakan untuk melaksanakan pekerjaan. Pada proyek ini, nilai rata-rata indeks efektivitas biaya (CPIAverage) yang diperoleh pada minggu ke 34 hingga 37 adalah sebesar 1,1457. Nilai tersebut berarti biaya yang dikeluarkan selama minggu-minggu tersebut tidak melebihi anggaran biaya yang direncanakan.
Analisis Parameter Waktu
Hasil perhitungan Schedule Variance (SV) dari minggu ke 34 sampai dengan minggu ke 37 dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini. Hasil schedule variance (SV) yang positif berarti waktu pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang direncanakan. Sedangkan varians jadwal negatif (SV) menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan.
Nilai Schedule Variance (SV) terus menjauhi nilai 0, sehingga terlihat adanya penurunan kinerja yang terus berkembang sehingga perlu dilakukan pengecekan. Indeks Kinerja Jadwal (SPI) dapat dihitung dengan membagi nilai BCWP kumulatif dengan BCWS kumulatif untuk minggu tertentu. Hasil perhitungan Schedule Performance Index (SPI) minggu ke 34 sampai dengan minggu ke 37 dapat dilihat pada Tabel 5.12 dibawah ini.
12 Nilai Indeks Kinerja Jadwal (SPI) dari minggu ke 34 hingga 37 Deskripsi Indeks Kinerja Jadwal (SPI). Nilai Indeks Kinerja Jadwal (SPI) lebih dari 1 (>1) berarti waktu pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Sedangkan indeks kinerja jadwal (SPI) yang kurang dari 1 (< 1) menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lama dari yang direncanakan.
Pada proyek ini nilai Schedule Performance Index (SPI) pada minggu ke 34 hingga ke 37 terus mengalami penurunan dan semakin menjauhi angka 1 yang menandakan bahwa kinerja proyek terus menurun seiring berjalannya waktu. Sedangkan nilai rata-rata Schedule Performance Index (SPIaverage) pada minggu ke 34 sampai dengan 37 adalah sebesar 0,9369 yang berarti kinerja proyek pada minggu tersebut mengalami penurunan dan pelaksanaan tidak sesuai rencana, sehingga perlu dilakukan pengecekan waktu, sehingga kinerja proyek dapat meningkat dan diharapkan tidak terjadi keterlambatan waktu dalam penyelesaian proyek.
Prakiraan Biaya dan Waktu Akhir Proyek
Perkiraan total biaya proyek (EAC) dapat dihitung dengan menambahkan ACWP kumulatif untuk periode pelaporan ke perkiraan sisa biaya pekerjaan (ETC). Perkiraan Sisa Waktu Proyek (ETS) dapat dihitung dengan mengurangkan durasi proyek yang dijadwalkan dari minggu pelaporan dan kemudian membaginya dengan rata-rata Indeks Kinerja Jadwal (Rata-rata SPI) dari minggu ke 34 hingga 37. Perkiraan Total Waktu Proyek (EAS) dapat dihitung dengan menjumlahkan waktu pelaporan dengan Estimasi Sisa Waktu Kerja (ETS).
Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Waktu dan Biaya
Selain alumni Pondok Gontor, kontribusi keluarga pengurus juga banyak memberikan manfaat pada proyek Menara Gontor.
Pembahasan
- Performa Keseluruhan Proyek
- Performa Waktu Pelaksanaan Proyek
- Performa Biaya Proyek
- Prakiraan Waktu Akhir Proyek
- Prakiraan Biaya Akhir Proyek
- Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Waktu dan Biaya
Secara umum biaya aktual yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan lebih kecil dari anggaran yang direncanakan untuk menyelesaikan pekerjaan pada minggu tersebut, seperti terlihat pada Gambar 5.4 dari minggu ke 34 sampai dengan 37. 5 Perbandingan kinerja waktu proyek per minggu Jika kita melihat perbandingan di atas terlihat jelas terjadi penurunan kinerja pada minggu ke 34 hingga ke 37. Hal ini berdampak pada terjadinya penyimpangan waktu proyek yang ditunjukkan dengan kemajuan kumulatif pada minggu ke 34 hingga minggu ke 37. realisasi proyek pada minggu ke 34 sd 37 kurang dari rencana kemajuan kumulatif (Tabel 5.13), sehingga menyebabkan grafik BCWP berada di bawah grafik BCWS minggu tersebut (Gambar 5.4).
Perubahan keputusan ini menyebabkan pekerjaan pasangan ini tidak terlaksana sesuai rencana awal, sehingga mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan proyek yang sebenarnya pada minggu ke 34 hingga 37 menjadi berkurang dan seluruh pekerjaan hanya terfokus pada pekerjaan kubah saja. Akibat konsentrasi pekerjaan pada minggu-minggu tersebut, banyak pekerjaan yang tidak terealisasi sesuai rencana awal. Hal ini juga menyebabkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai BCWS dengan nilai BCWP pada minggu ke 34 hingga 37.
Selain itu, banyak juga pekerjaan yang dijadwalkan selesai pada minggu tersebut, namun kenyataannya tidak selesai pada minggu tersebut. Dengan membandingkan nilai BCWP dan ACWP mingguan, terlihat bahwa selama penelitian berlangsung, proyek tidak melebihi biaya yang dikeluarkan, biaya aktual yang dikeluarkan selalu lebih kecil dari rencana yang harus dilakukan untuk melakukan pekerjaan pada minggu itu. L&M System Indonesia selaku kontraktor pelaksana membuat biaya aktual pada minggu ke 34 hingga 37 jauh lebih rendah dibandingkan rencana biaya pengerjaan pada minggu tersebut.
Berbagai faktor ini memastikan bahwa biaya aktual pelaksanaan pekerjaan dari minggu ke 34 hingga 37 jauh lebih rendah dibandingkan biaya yang direncanakan pada minggu-minggu tersebut. Hal ini juga terlihat pada nilai Schedule Variance (SV), bahwa nilai Schedule Variance (SV) pada minggu ke 34 sampai dengan 37 (tabel 5.11) bernilai negatif yang berarti waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan untuk menyelesaikan minggu tersebut lebih lama. dari yang direncanakan. Sesuai tabel 5.6, banyak pekerjaan yang tidak berjalan sesuai rencana pada minggu ke 34 sampai dengan 37 dan ada juga pekerjaan yang tidak terlaksana sama sekali.
Hal inilah yang menyebabkan kinerja waktu proyek mengalami penurunan yang begitu besar pada minggu tersebut. Walaupun kinerja proyek mengalami penurunan pada minggu ke 34 hingga 37, namun penurunan kinerja yang bersifat sementara ini tidak menyebabkan waktu akhir proyek menjadi jauh tertunda dari rencana karena sebagian besar kemajuan pelaksanaan proyek terjadi pada minggu-minggu awal pelaksanaan proyek. Biaya aktual pada minggu ke 34 hingga 37 jauh lebih kecil dibandingkan biaya yang direncanakan sehingga menyebabkan nilai cost variance (CV) tetap positif pada minggu tersebut, artinya tidak terjadi pembengkakan biaya.
Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa kinerja biaya proyek meningkat secara bertahap dari minggu ke-34 hingga ke-37. Berdasarkan hasil analisa sebelumnya, biaya aktual yang dikeluarkan selama minggu-minggu tersebut tidak melebihi nilai BCWP yang direncanakan.