• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis daya saing ekspor di provinsi jawa timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis daya saing ekspor di provinsi jawa timur"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, dari latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Daya Saing Ekspor di Provinsi Jawa Timur”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya saing lima komoditas ekspor unggulan Jawa Timur dengan sistem harmonisasi dua digit. Analisis Laju Pertumbuhan Dan Daya Saing Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur” Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jurusan Ekonomi Malang.

Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai prioritas pada beberapa barang ekspor, sehingga mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor nasional. Perkembangan nilai ekspor dan impor Jawa Timur 2013-2017 Ekspor tahun ini (juta USD) Impor (juta USD) Keseimbangan situasi. Sektor pertanian dan industri mempunyai nilai ekspor tertinggi dari total ekspor nonmigas Jatim.

Berikut realisasi perkembangan nilai ekspor nonmigas khususnya 5 (lima) komoditas ekspor terpenting di Jawa Timur pada gambar. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul “Analisis Daya Saing Ekspor Provinsi Jawa Timur”. Komoditi yang penulis ambil merupakan 5 komoditi ekspor andalan Jawa Timur yang menunjukkan nilai ekspor paling besar selama 5 tahun terakhir dibandingkan komoditi lainnya yaitu; (1) perhiasan/batu mulia, (2) lemak dan minyak hewani/nabati, (3) kayu, barang-barang kayu (4) bahan kimia organik, (5) ikan dan udang.

Analisis data yang digunakan untuk mengukur daya saing ekspor Provinsi Jawa Timur adalah RCA (Revealed Comparative Advantage) dan ISP (Trade Specialization Index).

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Ruang Lingkup Penelitian
  • Definisi Oprasional
  • Hipotesis
  • Metode Penelitian
    • Sistematika Pembahasan

Jika nilai ISP (0 < .ISP ≤ 1), maka komoditas yang bersangkutan mempunyai daya saing yang kuat atau negara cenderung menjadi eksportir komoditas tersebut (penawaran dalam negeri lebih besar dibandingkan permintaan dalam negeri). Sebaliknya daya saing rendah atau cenderung importir (pasokan dalam negeri lebih kecil dibandingkan permintaan dalam negeri) jika nilai ISP negatif (-1≤ISP<0). Bab ini terdiri dari beberapa subbab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, hipotesis dan metode penelitian.

Bab ini menjelaskan laporan temuan penelitian sebelumnya dan teori-teori yang dijadikan acuan dasar penelitian. Bab ini terdiri dari sub-bab yang menjelaskan objek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis, serta pembahasan. Bab ini menjelaskan kesimpulan akhir dari hasil pembahasan dan saran yang menyertai kesimpulan penelitian ini.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kajian Teori

  • Perdagangan Internasional
  • Ekspor
  • Impor
  • Teori Daya Saing
  • Teori Keunggulan Komparatif
  • Indeks Spesialisasi Perdagangan

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Letak Astronomis dan Geografis Jawa Timur

Luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428 kilometer persegi yang terbagi dalam empat Badan Koordinasi Daerah (Bakorwil), 29 kabupaten, sembilan kota, dan 658 kecamatan dengan 8.457 desa/kelurahan (2.400 kelurahan dan 6.097 desa). Berdasarkan Letak Geografisnya, Provinsi Jawa Timur mempunyai batas -batas : di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, di sebelah selatan berbatasan dengan perairan terbuka Samudera Indonesia, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Selat Bali. Provinsi Jawa Tengah.

Aspek Topografi

Luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428 kilometer persegi yang terbagi dalam empat Badan Koordinasi Daerah (Bakorwil), 29 kabupaten, sembilan kota, dan 658 kecamatan dengan 8.457 desa/kelurahan (2.400 kelurahan dan 6.097 desa). Berdasarkan Letak Geografisnya, Provinsi Jawa Timur mempunyai Batas - Batas : di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, di sebelah selatan berbatasan dengan perairan terbuka Samudera Indonesia, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Laut Tengah. Provinsi Jawa. Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus.40. Magetan, Trenggalek, Blitar, Malang, Batu, Bondowoso merupakan daerah dataran tinggi yaitu daerah yang ketinggian rata-ratanya diatas 100 meter diatas permukaan laut. Ponorogo, Tulungangung, Kediri, Lumajang, Jember, Nganjuk, Madiun, Ngawi merupakan dataran berukuran sedang dengan ketinggian 45-100 meter di atas permukaan laut.

Sedangkan kabupaten/kota selebihnya berada di wilayah dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 45 meter di atas permukaan laut. Kota Surabaya merupakan kota dengan elevasi terendah yaitu sekitar 2 meter diatas permukaan laut, sedangkan Kota Malang merupakan kota dengan elevasi tertinggi diatas permukaan laut dengan ketinggian 445 meter diatas permukaan laut. Di Jawa Timur bagian tengah terdapat rangkaian pegunungan vulkanik: Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter).

Di bagian timur terdapat dua gugusan gunung, yaitu Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter), dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.332 meter). Di bagian selatan terdapat deretan perbukitan yakni dari pesisir selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang.

Gambaran Umum Perdagangan Internasional Jawa Timur

Seiring dengan berkembangnya globalisasi, kegiatan ekspor menjadi semakin penting karena merupakan salah satu mesin perekonomian suatu negara. Untuk memperkuat daya saing ekspor Indonesia, diperlukan kontribusi dari seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Timur. Setiap daerah terus meningkatkan daya saing produknya agar lebih hemat dan laku di pasar internasional.

Neraca perdagangan defisit karena nilai impor lebih besar dibandingkan ekspor, sehingga neraca perdagangan menjadi negatif.

Penyajian Data

  • Komoditi Perhiasan/Permata (HS 71)
  • Komoditi Lemak dan Minyak hewani/nabati (HS 15)
  • Bahan Kimia Organik (HS 29)
  • Kayu, Barang dari Kayu (HS 44)

Lemak dan minyak nabati/hewani merupakan komoditas ekspor kedua penyumbang total ekspor Jawa Timur. Pada tahun 2013, akibat krisis ekonomi Amerika dan Eropa, nilai ekspor Jawa Timur mengalami penurunan, termasuk bahan kimia organik, yang mencapai 1.051,64 juta USD. Hal ini menunjukkan bahwa selama Jawa Timur mengekspor komoditas tersebut, menunjukkan bahwa lemak dan minyak hewan/nabati memiliki daya saing yang buruk dalam lima tahun terakhir.

50 https://surabaya.tribunnews.com/amp doper-usaha-khawatir-jawa-timur-masih-dependent-import-bahan-baku. Secara umum, selama lima tahun terakhir, Jawa Timur cenderung menjadi negara pengekspor barang perhiasan/mutiara. Namun terlihat bahwa nilai ISP pada tahun 2016 merupakan yang terendah untuk barang ini karena pada tahun 2016 perhiasan/batu mulia mendominasi impor ke Jawa Timur.

Pada tahun 2016, Jawa Timur mampu menyumbang 60 persen dari total ekspor nasional komoditas kayu dan barang dari kayu. Sepanjang tahun 2013-2017, Jawa Timur memiliki nilai ISP yang cukup baik dalam ekspor komoditas ikan dan udang. Kegiatan impor ikan yang dilakukan di Jawa Timur tidak lebih besar dibandingkan dengan ekspor yang dilakukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima barang ekspor Jatim mempunyai daya saing karena nilai ISPnya lebih besar dari 0 (nol). Berdasarkan nilai ISP (Trade Specialization Index) barang ekspor Jawa Timur menurut grade HS 2 diperoleh hasil bahwa barang tersebut adalah perhiasan/batu permata, lemak dan minyak hewani/nabati serta bahan baku. Komoditas ekspor Jawa Timur memiliki rata-rata ISP lebih dari 0,80 yang menunjukkan kematangan ekspor komoditas tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Analisis Daya Saing Komoditas Ekspor Di Provinsi Jawa Timur” selama tahun 2013-2017, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Analisis daya saing lima komoditas ekspor Jatim menurut perhitungan Revealed Comparative Advantage (RCA) menunjukkan bahwa kelima komoditas ekspor tersebut antara lain; perhiasan/batu mulia, lemak dan minyak hewani/nabati, bahan kimia organik, kayu dan produk kayu, serta ikan dan udang memiliki daya saing komparatif kecuali lemak dan minyak hewan/nabati yang mempunyai nilai RCA dibawah 1. Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki Provinsi ini memiliki pasar ekspor yang baik dibandingkan provinsi lain, namun masih mengimpor bahan baku kimia organik dalam jumlah yang cukup besar.

2017, “Analisis Laju Pertumbuhan Dan Daya Saing Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur” Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Jurusan Ekonomi, Malang. Bagaimana daya saing ekspor Jawa Timur diukur dengan Indeks Spesialisasi Perdagangan? gratis di kapal) Jawa Timur.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan: Daya saing ekspor karet alam Provinsi Jawa Tengah yang ditinjau dari keunggulan kompetitif dengan menggunakan analisis XCI (Export

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis daya saing ekspor pada sektor dan komoditas Indonesia apabila dibandingkan dengan negara ASEAN-5 di pasar

Data yang digunakan berupa data volume dan nilai ekspor krisan Indonesia, ekspor krisan dunia, serta ekspor krisan dari empat negara eksportir krisan lainnya di ASEAN yaitu

regresi linear berganda untuk pengaruh volume ekspor kayu Indonesia, kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan PDB Amerika Serikat terhadap nilai ekspor

Nilai ekspor kepiting yang dimaksud dalam penelitian ini adalah realisasi nilai ekspor pada komoditi kepiting Provinsi Bali dari tahun 2000-2013 yang secara operasional

1) Perkembangan ekspor komoditas lada Indonesia yang ditunjukan dengan volume dan nilai ekspor di pasar internasional berfluktuasi, dalam periode 2001-2010 nilai

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan; a Kinerja produksi komoditas kelapa sawit Sumatera Utara mengalami fluktuasi dalam 10 tahun terakhir; b Kinerja ekspor kelapa sawit menunjukkan

Komoditas udang vaname merupakan komoditas strategis dalam perdagangan internasional, sehingga perlu adanya penanganan yang tepat dalam peningkatan daya saing ekspor udang vaname agar