• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis disposisi berpikir kritis dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis disposisi berpikir kritis dalam"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

18 Atma KHR, Tesis : “Analisis Kecenderungan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Berpikir Tingkat Tinggi”, (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2020). Hasil dari penelitian ini adalah kecenderungan matematis berpikir kritis siswa hanya muncul pada sebagian siswa saja. Pada penelitian sebelumnya analisis kecenderungan berpikir kritis menggunakan tipe HOTS, sedangkan peneliti menggunakan soal PWCI.

3 Kemampuan berpikir kritis siswa berada pada kategori rendah ketika menyelesaikan permasalahan persamaan linear yang bernilai mutlak satu variabel. 5 Analisis disposisi berpikir kritis matematis siswa dalam menyelesaikan masalah, dibedakan menurut gaya kognitif domain-dependent dan domain-independent. Analisis data disposisi berpikir kritis dalam penyelesaian soal PWCI menggunakan beberapa indikator disposisi berpikir kritis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kemampuan berpikir kritis setiap peneliti dapat dilihat berdasarkan tingkat kecelakaannya. Romadhon Husna Atma Khotimatul. “Analisis Berpikir Kritis Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Berpikir Tingkat Tinggi”, (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel).

Definisi Istilah

Sistematika Pembahasan

Bagian ini berisi rangkuman penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan kali ini dan memuat kajian-kajian teoritis. Bagian ini membahas tentang metode yang akan digunakan antara lain: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, topik penelitian, teknik pengumpulan data, keabsahan data dan tahapan penelitian.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Jenis soal PWCI cocok untuk mengukur pencarian kebenaran dan pola pikir berpikir kritis calon guru atau siswa matematika. Oleh karena itu peneliti memilih untuk menggunakan pertanyaan jenis PWCI sebagai alat penelitian untuk mengembangkan pola pikir berpikir kritis. Pendekatan ini dipilih peneliti karena ingin menggambarkan pola pikir berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah dengan informasi yang bertentangan.

Siswa bersikap netral, tidak tertarik memberikan informasi yang tidak sesuai fakta tentang kemampuan berpikir kritis siswa untuk menyelesaikan soal-soal PWCI. Dalam penelitian ini kesimpulan didasarkan pada data yang diperoleh yaitu dari hasil analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal tipe PWCI yang didukung dengan tes tertulis, wawancara dan dokumentasi. Kemampuan disposisi berpikir kritis pada soal PWCI tipe Camper Subjek dengan AQ tipe Camper pada soal PWCI berhasil memenuhi 3 indikator berpikir kritis.

Rangkuman pola pikir berpikir kritis siswa pada kategori climbing, camper, dan quitter dengan indikator pola pikir berpikir kritis. Dari hasil tabel terlihat bahwa subjek climbing, camper dan quitter pada pertanyaan nomor 1 mempunyai disposisi berpikir kritis yang sama, indikatornya adalah mencari kebenaran, percaya diri, rasa ingin tahu.

Gambar 3.1  Tahap analisis data  Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tahap analisis data Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian

Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil tes yang terdiri dari 3 orang siswa, diurutkan tingkat kecelakaan untuk 1 orang siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII. kelas karena soal yang peneliti pilih untuk menjawab soal jenis PWCI adalah materi kelas 8.

Teknik Pengumpulan Data

Dari data di atas terlihat adanya kesesuaian antara hasil tes dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa subjek pada kategori pendakian dapat memberikan informasi yang benar dalam pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara terbukti bahwa subjek pada kategori pendakian memenuhi indikator pencarian kebenaran karena dapat memberikan informasi yang benar untuk menyelesaikan permasalahan. Dari gambar tersebut terlihat bahwa subjek pada kategori camper tidak dapat mengidentifikasi peluang dalam memecahkan masalah.

Hal ini menunjukkan bahwa subjek kategori berkemah pada soal nomor 1 memenuhi indikator analisis, sedangkan pada soal nomor 2 tidak. Dari pemaparan data di atas terlihat adanya konsistensi antara hasil tes dengan wawancara yang menunjukkan bahwa subjek kategori berkemah kurang mengaitkan informasinya dengan rumus yang berlaku. Dari penyajian data di atas terlihat adanya konsistensi antara hasil tes dengan wawancara yang menunjukkan bahwa subjek kategori camper tidak menyelesaikan permasalahan secara runtut.

Berdasarkan hasil pengerjaan topik dan hasil wawancara, terlihat bahwa topik pada kategori camper belum memenuhi indikator sistematika. Berdasarkan hasil pengerjaan topik dan hasil wawancara terlihat bahwa topik pada kategori campers memenuhi indikator percaya diri. Dari hasil wawancara, subjek kategori camper dapat mengkaji kembali hasil penyelesaiannya yang tercermin dari hasil pekerjaan dan hasil wawancara.

Berdasarkan hasil tes subjek pada kategori berhenti terbukti tidak memenuhi indikator berpikiran terbuka, karena tidak dapat menuliskan kemungkinan-kemungkinan dalam penyelesaian masalah. Dari penyajian data di atas terlihat adanya konsistensi antara hasil tes dengan hasil wawancara, bahwa subjek yang berada pada kategori berhenti tidak memenuhi indikator analisis karena subjek tidak menghubungkan informasi dengan rumus yang sesuai. Dari gambar pada hasil tes, subjek pada kategori berhenti menunjukkan bahwa subjek tidak mengerjakan secara runtut.

Berdasarkan hasil kerja subjek dan hasil wawancara terlihat bahwa subjek dengan kategori quitters memenuhi indikator percaya diri. Berdasarkan hasil penelitian pada topik kategori quitters, terlihat bahwa topik dalam kategori quitters memenuhi indikator rasa ingin tahu. Indikator sistematis, topik pada kategori camper tidak memenuhi indikator ini karena tidak menyelesaikan masalah secara runtut.

Teknik Analisis Data

Keabsahan Data

Dari penyajian data di atas terlihat adanya kesesuaian antara hasil tes dengan hasil wawancara, menunjukkan bahwa subjek pada kategori pendakian kurang mampu menghubungkan informasi pada soal dengan rumus yang berlaku. Berdasarkan hasil pengujian dan hasil wawancara di atas terlihat bahwa objek pendakian belum memenuhi indikator analisis. Paparan data terkait indikator pencarian kebenaran menunjukkan bahwa subjek pada kategori camper dapat memberikan informasi yang benar untuk menyelesaikan masalah matematika.

Dari gambar pada soal nomor 1, subjek kategori camp menyelesaikannya dengan menggunakan teorema Pythagoras, namun rumus yang digunakan salah, sedangkan pada soal nomor 2 subjek kategori camp tidak menggunakan rumus yang berlaku. Indikator Pencarian Kebenaran pada Mata Pelajaran yang Paling Outlier Dari data yang tersaji di atas, mata pelajaran pada kategori dropout tidak dapat memberikan informasi yang akurat dalam menyelesaikan masalah matematika. Indikator pencarian fakta pada mata pelajaran kategori camp dapat memberikan informasi yang akurat dalam menyelesaikan masalah matematika.

Indikator keterbukaan pikiran tidak terpenuhi pada kategori camper karena subjek tidak mampu mengidentifikasi peluang dalam memecahkan masalah. Analisis indikator, subjek pada kategori camper dapat memenuhi indikator tersebut, namun rumus yang digunakan pada soal nomor 1 salah, sedangkan subjek pada soal nomor 2 tidak menggunakan rumus yang berlaku. Subyek kategori pendakian penelitian ini pada soal nomor 1 mampu memenuhi indikator pencarian kebenaran, percaya diri, dan rasa ingin tahu.

Subjek kategori camping pada penelitian ini mampu memenuhi indikator pencarian kebenaran, rasa ingin tahu, dan percaya diri. Subyek kategori Quitter pada penelitian ini pada soal nomor 1 mampu memenuhi pencarian kebenaran, rasa percaya diri dan rasa ingin tahu.

Tabel 3.3  Kriteria kevalidan
Tabel 3.3 Kriteria kevalidan

Tahap-Tahap Penelitian

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Penyajian Data dan Analisis

Dari data-data yang tersaji di atas terlihat adanya konsistensi antara hasil tes dengan hasil wawancara, hal ini menunjukkan bahwa subjek kategori pendaki tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara runtut.

Pembahasan Temuan

Pada soal nomor 2 peserta ujian mampu memenuhi indikator pencarian kebenaran, keterbukaan dan rasa ingin tahu. Bagi guru, peneliti menyarankan penggunaan soal PWCI sebagai penilaian sejauh mana kehati-hatian siswa dalam mengerjakan soal. Rosmaiadi. “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa pada Learning Cycle E7 Berdasarkan Gaya Belajar”. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, 2017.

Analisis Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Soal Cerita Berbasis Teori Polya, Dilihat dari Adversity Quotient, “Jurnal Alifmatika: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika,. Profil kemampuan berpikir kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika dengan informasi yang bertentangan berdasarkan gender”, (Madiun: Universitas PGRI Madiun), 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa dengan Jenis Soal PWCI (Conflicting Information Problem)”, JP3 vol 16. No.1), 2021.

20 Ketika saya tidak bisa menyelesaikannya. Soal matematika menurut saya sulit, saya cenderung menunggu teman yang bisa mengerjakannya. Kueri ini berisi informasi yang bertentangan karena hasil panjang AB negatif, kesalahan pada kueri yang dihasilkan. Pendaki : “Yang kalian ketahui untuk soal nomor 1 adalah tinggi tembok, panjang tangga, dan soal nomor 2, panjang lampu 28 cm, jari-jari 7 cm, dan garis kerucut adalah 25cm..

S camper: “Setelah searching di internet, ternyata pertanyaan PWCI ini adalah pertanyaan yang saling bertentangan, artinya pertanyaan tersebut salah karena saya disuruh, saya melakukannya.” S Quitter : “Saya mencari soal nomer 1 dengan menggunakan rumus Pythagoras mbak, untuk soal nomer 2 saya mencari luasnya.

PENUTUP

Saran

8 Saya sulit menerima perubahan yang terkadang terjadi secara tiba-tiba dalam hidup saya. 9 Saya yakin bahwa saya dapat mengembangkan bakat saya. yang saya miliki, walaupun saya tidak mendapat dukungan dari orang-orang terdekat saya. 22 Saya mengalami kesulitan dalam belajar matematika. wajar adalah hal yang wajar karena menurut saya orang lain pasti pernah mengalami hal serupa. 24 Ketika saya tidak dapat menyelesaikan suatu masalah. Ujian matematika, saya yakin itu karena saya tidak serius saat belajar.

35 Ketika Anda memutuskan. Dalam menyelesaikan permasalahan yang akan saya hadapi, saya cenderung berpikir matang-matang agar tidak menyesali keputusan saya di kemudian hari. 37 Saya akan kesulitan memahami pelajaran jika saya tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut. 41 Saya tidak pernah menunda-nunda pekerjaan karena saya tidak ingin tugas saya menumpuk.

42 Saya tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Matematika diajarkan secara maksimal ketika saya satu kelompok dengan teman-teman yang tidak saya sukai.

Gambar

Gambar 3.1  Tahap analisis data  Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3  Kriteria kevalidan
Gambar 3.2  Alur Penelitian Kegiatan
Tabel 4.2  Hasil Uji Angket AQ

Referensi

Dokumen terkait

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata

Menurut Kadir (dalam Murdiyanto, 2007) Matematika juga merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, memiliki peranan penting dalam berbagai

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Mata

Matematika telah banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahan maupun teknologi. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern

Matematika merupakan ilmu yang universal, mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir

Teknologi memainkan peran penting dalam kehidupan modern, dengan alat-alat yang dapat mempermudah aktivitas

Karakteristik Pembelajaran Matematika SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan