• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI MOTOR REWINDING 3 FASA

N/A
N/A
Aenun Sakinah

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI MOTOR REWINDING 3 FASA "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFISIENSI MOTOR REWINDING 3 FASA

PROPOSAL SKRIPSI

AENUN SAKINAH 03320

TAUFIQ 03320200060

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR 2022

HALAMAN PERSETUJUAN

(2)

Proposal skripsi ini dengan judul “ANALISIS EFISIENSI MOTOR REWINDING 3 FASA ” oleh Aenun Sakinah NIM 033202 & Taufiq NIM 03320200060 dinyatakan layak untuk di seminarkan.

Makassar, Juni 2022

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Dosen Pengarah

Nama ……… Nama ………

NIP ……….. NIP ……….

HALAMAN PENERIMAAN

(3)

Pada hari ini, hari Selasa tanggal ... 2018, Tim Penguji Seminar Proposal skripsi telah menerima dengan baik hasil seminar proposal skripsi oleh mahasiswa : Theo pondao gasong NIM 421 17 058 dengan judul “anlisis efisiensi motor rewinding 3 fasa”.

Makassar, 2022

Tim Seminar Proposal Skripsi :

1. ………. Ketua ( )

2. ………. Sekretaris ( )

3. ………. Anggota ( )

4. ………. Anggota ( )

5. ………. Anggota ( )

6. ………. Anggota ( )

BERITA ACARA PELAKSANAAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

(4)

Pada hari ini : ………..

Tanggal : ………..

Tanggal : ………..

Waktu : ………..

Telah dilaksanakan Ujian Sidang Proposal Skripsi dari mahasiswa

Nama : Aenun Sakinah

NIM :

Jurusan : S-1 Teknik Elektro

Nama : Taufiq

NIM : 03320200060

Jurusan : S-1 Teknik Elektro Judul yang Diusulkan :

Analisis efiseinsi motor rewinding 3 fasa Judul yang Diterima :

………

………

Yang bersangkutan dinyatakan *):

a. Lulus dengan nilai : …. (Angka) …. ( … (huruf mutu) … ) b. Wajib melaksanakan Ujian Pengulangan pada :

Hari/Tanggal : ………

Jam : ………

Tempat : ………

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tim Penguji

Ketua, Sekretaris,

………... ………

NIP………. NIP……….

DAFTAR ISI

(5)

SAMPUL ... 1

HALAMAN PERSETUJUAN ...2

HALAMAN PENNERIMAAN...3

BERITA ACARA...4

DAFTAR ISI...5

DAFTAR TABLE...7

DAFTAR GAMBAR...8

BAB 1 PENDAHULUAN...9

1.2 Latar belakang...9

1.2 Rumusan masalah...11

1.3 Ruang lingkup penelitiann...11

1.4 Tujuan penelitian...11

1.5 Manfaat penelitia...11

BAB 2 TUJAUAN PUSTAKA...12

2.1 Motor listrik ...12

2.2 Motor induksi 3 fasa...13

2.3 Aliran daya pada motor listrik 3 fasa ...14

2.4 Efisiensi motor listrik 3 fasa...17

2.5 Metode segregated loses...17

2.6 Rewinding motor...19

BAB 3 METODE PANELITIAN...21

3.1 waktu dan tempat penelitian...21

3.2 Alat dan bahan...21

3.3 pengujian motor tanpa beban ...22

3.4 Pengujian motor dengan beban ...23

(6)

3.5

Pengambilan data efisiensi ...23 3.6 Analisis data efisiensi ...23 DAFTAR PUSTAKA...24

DAFTAR TABEL

(7)

Tabel 1. Persentasi rugi stray terhadapdaya – daya keluatran Tabel 2. Metode pengukuran efisiensi motor induksi IEEE Table 3 bahan yang digunakan

Table 4 alat yang di gunakan

DAFTAR GAMBAR

(8)

Gambar 1 konstruksi motor Gambar 2 klasifikasi motor listrik Gambar 3 konstruksi motor Gambar 4 rotor belitan Gambar 5 rotor sangkar

BAB I

PENDAHULUAN

(9)

1.1. Latar Belakang

Saat ini motor induksi merupakan alat penggerak yang banyak digunakan dalam indsutri skala besar , menegah , maupun kecil .

Seiring perkembangan industry , motor – motor penggerak di oprasikan secara terus menerus dan tak jarang membuat motor tersebut shrot dan harus di gulung ulang (rewinding) adapun hal – hal yang mempengaruhi terjadinya kerusakan mada motor 3 fasa adalah Overload, Single Phassing, Bearing Problem, Terkontaminasi, Rotor Problem, Usia Pakai dan lain lain. Beberapa symtom tersebut akan menimbulkan efek perubahan arus yang mengalir dan panas bila hal itu terjadi, seperti Overload dan Single Phassing.

Panas ini akan berpengaruh langsung dengan insulasi motor yang mengakibatkan short dan terbakar.Panas ini juga berpengaruh dengan usia elmot. Jika sebuah motor beroperasi 10

o

C diatas operating temperature, maka usia motor akan berkurang 50%. Untuk menghindari problem tersebut digunakan protection yang berupa fuse, thermal overload relay (TOR/OCR) yang banyak dipakai dan motor protection jenis lain.

Single Phassing atau Phasseloss berarti salah satu dari 3 line supply terputus. Kondisi phaseloss merupakan keadaan terburuk dari unbalance voltage.Jika elmot beroperasi saat terjadi phaseloss, ia akan terus berusaha berputar dengan daya yang sama untuk memutar beban. Elmot akan terus berusaha memutar beban sampai motor terbakar atau starter TRIP

Penyebab terjadinya phaseloss adalah sbb :

1. Loss kontak pada starter (MCCB/NFB, Contactor atau terminal).

2. Thermal Overload relay yang terputus salah satu fasanya.

3. Salah satu fuse terputus.

Jika terjadi phaseloss maka, dua phase yang lain akan dialiri arus setidaknya 1.73X dari arus

normal. Misal untuk motor dengan aplikasi ringan dibebani 70%, saat terjadi phaseloss arus akan

naik menjadi 120% . Misalkan setting overload pada 125% .

(10)

Jika tegangan diantara tiga phasa adalah sama, arus yang mengalir akan sama pula disetiap phasanya. NEMA standart merekomendasikan untuk motor maksimum unbalance tegangan adalah 1%.Saat terjadi unbalance, arus motor akan naik dan jika berjalan terus menerus motor akan terbakar.

Batasan 1% tersebut bisa diatasi dengan menurunkan beban motor. Jika beban motor diturunkan maka toleransi unbalance tegangan bisa lebih longgar.

* Saat Unbalance 1%, penurunan beban menjadi 98 %

* Saat Unbalance 2%, penurunan beban menjadi 95 %

* Saat Unbalance 3%, penurunan beban menjadi 88 %

* Saat Unbalance 4%, penurunan beban menjadi 82 %

* Saat Unbalance 5%, penurunan beban menjadi 75 % Unbalance tegangan bisa disebabkan beberapa hal berikut : 1. Beban Single Phase yang tidak seimbang di setiap phase.

2. Jaringan Delta terputus.3. Terjadi phaseloss di trafo.

4. Tap setting trafo yang tidak tepat.

5. Power Faktor Corecction tidak sama atau off-line .analisis motor rewinding sendiri dimaksutkan untuk menujukkan apakah effisiensi dari motor tersebut dapat sama seperti semula sehinga user dapat meilih untuk me rewin motor atau mengganti dengan yang baru

Untuk membuktikan kualitas dari motor yang sudah di rewind maka di butuhkan sebuah analisis .

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis melakukan analisis berjudul “analisis efisinsi motor rewinding 3 fasa”.

1.2. Rumusan Masalah

(11)

Pada proyek akhir ini rumusan masalahnya:

1.2.1 Bagaimana cara menganalisis efficiensi pada motor rewinding 3 fasa . 1.2.2 Bagaimana mengitung efficiensi dari motor 3 fasa ?

1.2.3 Bagaimana membuktikan effisiensi dari motor rewinding.

1.3. Ruang Lingkup Penilitian

Analisis effisiensi serta rugi – rugi tembaga dan rugi inti motor dapat di gunakan pada motor motor listrik tapi untuk analisis ini lebih mengarah pada motor induksi 3 fasa yang sudah di gulung ulang (rewinding) .

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penilitian ini sebagai berikut :

1 Menghitung perbandingan efficiensi serta rugi - rugi motor induksi 3 fasa yang normal dan yang sudah di rewinding.

2. Dapat menganalisis effisiensi motor induksi yang sudah di rewinding . 3. Membuktikan nilai effisiensi motor induksi yang sudah di rewinding .

1.5. Manfaat Penilitian

Adapun manfaat dari analisis ini dapat membantu untuk pemilihan motor – motor listrik untuk penggunaan motor yang sudah di rewinder .

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor listrik

(12)

Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di induksikan melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal inilah yang menyebabkannya diberi nama motor induksi. Adapun penggunaan motor induksi di industri ini adalah sebagai penggerak, seperti untuk konveyor, blower, kompresor, pompa, penggerak utama proses produksi atau mill, peralatan workshop seperti mesin-mesin bor, grinda, crane, dan sebagainya.

Gambar 1 Motor Listrik

(13)

Gambar 2. Klasifikasi motor listrik 2.2 Motor induski 3 fasa

Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling Iuas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaran relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns=120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan hukum lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putar relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cendrung menurun. Dikenai dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor Induksi dengan rotor sangkar.

Rotor sangkar terbuat dari batanganbatangan tembaga telanjang, yang sedikit lebih panjang dari rotor itu sendiri dan dipress kedalam slot (alur) rotor. Kedua ujung-ujung batang tembaga ini disolder pada cincin tembaga, sehingga batangan tembaga tersebut terhubung singkat. Konstruksi dari batangan tembaga dan cincin tembaga menyerupai sangkar, sehingga dinamakan rotor sangkar. Untuk motor-motor induksi ukuran kecil dan menengah, batangan-batangan dan cincin hubung singkat terbuat dari aluminium tuang, yang dicetak sedemikian rupa sehingga menjadi bagian yang menyatu.

Gambar 4. Rotor sangkar

(14)

Rotor belitan mempunyai belitan fasa tiga, yang mirip dengan belitan stator. Belitan-belitan ini terdistribusi secara seragam pada alur-alur (slot) serta terhubung bintang (Y). Terminal-terminalnya disambungkan pada tiga cincin seret (slip ring) yang ikut berputar dengan rotor. Cincin seret ini serta sikat-sikat tetap (stationer) memungkinkan dilakukan penyambungan dengan tahanan luar (external resistor) secara seri dengan belitan rotor. Tahanan luar ini utamanya digunakan pada saat starting, dan pada saat motor berputar normal ketiga sikatsikat dari slip ring dihubung singkat.

Gambar 5. Rotor belitan

Gambar 3 konstruksi motor

2.3 Aliran Daya Pada Motor Induksi Tiga Fasa

(15)

Pada motor induksi tidak ada sumber listrik yang langsung terhubung ke rotor, sehingga daya yang melewati celah udarasama dengan daya yang di inputkan ke rotor.

Daya total yang di input ke kumparan stator motor induksi dirumuskan dengan:

Pin  √3V

T

I

L

cos

Dimana : VT = tegangan sumber I L = arus sumber (ampre) cos = factor daya motor

Daya Celah Udara (PAG )

Daya celah udara adalah daya yang terjadi pada stator motor induksi. Daya celah udara merupakan hasil pengurangan daya masuk terhadap rugi-rugi tembaga stator (PSCL) dan rugi-rugi inti(PCORE) yang memiliki persamaan

P

SCL

= 3I

1 2

R

1

P

core

=

3E12

2

Rc

Dengan : I

1 =

arus stator

(16)

R

1

= resistansi stator R

c

= resistansi inti

E

1

= tegangan induksi stator

Daya Mekanik (P

CONV

)

Setelah didapatan daya celah udara, maka dapat dicari daya mekanik yang merupakan hasil pengurangan dari daya celah udara dengan rugi-rugi tembaga rotor. Rugi-rugi tembaga rotor (P

RCL

) dapat dicari dengan persamaan :

P

RCL

 (P

IN

 P

SCL

 P

CORE

)  S Dengan : P

IN

= daya input motor

S = slip

Rugi Gesek dan Angin ( P

FW

)

Rugi- rugi gesek dan angin adalah rugi yang disebabkan oleh gaya gesek yang terjadi pada bearing dan kipas pendingin pada motor induksi. Rugi ini bersifat linier dan tetap dikarenakan tidak berasal dari sisi elektrik suatu motor induksi. Menurut S. Corino E Romero, nilai rugi-rugi gesek dan angin konstan pada nilai 5-15% dari rugi-rugi total sebuah motor induksi tergantung kondisi bearing dan kipas pendingin motor induksi.

Rugi Lain-lain (

P

STRAY )

Rugi lain-lain merupakan rugi-rugi yang bersifat mekanis dan pengukurannya sangat sulit untuk diukur karena tidak ada Persamaan elektris yang berhubungan dengan rugi-rugi tersebut. Rugi-rugi ini diantara lain rugi-rugi angin dan gesekan, serta rugi-rugi stray.

(17)

Rating mesin Persentase rugi stray terhadap Daya keluaran

1 – 125 Hp 1- 90 Kw 1,8%

126-500 hp 91 – 375 kW 1,5%

501-2499 hp 376- 1850 kW 1,2%

2500 hp keatas 851 kW keatas 0,9%

Tabel 1. Persentasi rugi stray terhadap daya – daya keluaran

Rugi-rugi ini tidak dapat di klasifikasikan dengan rugi-rugi yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sampai saat ini masih sangat sulit untuk mengukur rugi-rugi ini, namun IEEE telah menetapkan standar besar rugi-rugi ini yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Dengan beberapa persamaan rugi-rugi daya yang telah dibahas, maka dapat diketahui nilai daya keluaran (Pout ) pada motor induksi, yaitu dengan persamaan

P

OUT

P

IN

P

P PSCL

P

core

P

RCL

PFW P

STRA

y

dengan : PF+W = rugi-rugi gesekan dan angin

2.4 Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa

Efisiensi motor induksi didefinisikan sebagai ukuran keefektifan motor induksi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan sebagai perbandingan/rasio daya output dengan daya input.

Definisi NEMA terhadap efisiensi energi adalah bahwa efisiensi merupakan perbandingan atau rasio dari daya keluaran yang berguna terhadap daya input total dan biasanya dinyatakan dalam persen.

(18)

Juga sering dinyatakan dengan perbandingan antara keluaran dengan keluaran dengan keluaran ditambah rugi-rugi, yang dirumuskan dalam Persamaan

η=pout p¿

X100

IEEE mempunyai standar metode untuk mencari nilai effisiensi motor induksi. Tiap standar memiliki metode yang berbeda, metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 2

2.5 Metode Segregated Loses

Metode segregated loss adalah metode yang paling mudah untuk mengetahui efisiensi motor induksi karena metode ini hanya memperkirakan (memisahkan) setiap komponen rugi-rugi

( P

SCL

, P

RCL

, P

CORE ,

P

F

+w , P

STRAY

)

Metode ini sangat akurat (dengan error  2 % ), meskipun beberapa sangat komplex dan

mengganggu, sementara yang lain mengandalkan nilai empiris untuk memperkirakan beberapa rugi-rugi.

Metode segregated loss memiliki beberapa standar, diantaranya Standar IEEE-112 metode E1 dan Standar OHME (Ontario Hydro Modifield Method) . IEEE Std-112 metode E1 merupakan metode loss segregated yang banyak digunakan. Metode E1 menentukan nilai dengan mengasumsikan nilai rugi-rugi stray yang berbeda pada setiap ukuran motor yang berbeda. Metode E1 digunakan untuk pengujian pada saat berbeban, seperti yang ditunjukan Tabel

.

No Metode keterangan

1 A Pengukuran langsung pada masukan dan keluaran

2 B Pengukuran langsung pada masukan dan keluaran dengan menghitung tiap rugi- rugi dan pengukuran tak langsung pada rugi-rugi stray

3 C

Menduplikat mesin dengan tiap rugi-rugi dan pengukuran tak langsung pada rugi- rugi stray

(19)

4 E

Pengukuran daya listrik saat ada beban dengan tiap rugi-rugi yang ada dan pengukuran langsung rugi-rugi stray

5 E1

Pengukuran daya listrik saat ada beban dengan tiap rugi-rugi yang ada dan asumsi nilai rugi stray

6 F

Rangkaian ekivalen dengan pengukuran langsung pada rugirugi stray

7 F1

Rangkaian ekivalen dengan asumsi pada rugi-rugi stray

8 C/F

Rangkaian ekivalen yang dikalibrasikan pertitik beban metode C dengan pengukuran tak langsung rugi-rugi stray

9 E/F

Rangkaian Ekivalen yang dikalibrasikan pertitik beban Metode E dengan pengukuran langsung rugi-rugi stray

10 E1/F1

Rangkaian ekivalen yang di kalibrasikan pertitik beban Metode E dengan asumsi nilai rugi-rugi stray

Tabel 2. Metode pengukuran efisiensi motor induksi IEEE

2.6 Rewinding motor

Rewinding Motor listrik jenis motor induksi baik itu satu fase maupun tiga fase banyak digunakan di rumah tangga maupun di industri dari skala daya kecil (1/4 sampai 5 hp) hingga skala daya besar (7,5 sampai 500 hp). Dalam operasional motor induksi, terdapat berbagai tipe gangguan yang mungkin terjadi baik itu gangguan yang bersifat mekanis maupun elektris. Gangguan mekanis diantaranya gangguan pada bantalan (bearing) maupun rumah bantalan (housing), sedangkan gangguan elektris diantaranya gangguan pada pengawatan terminal termasuk pengawatan pada rangkaian pengendali motor (control) maupun gangguan pada kumparan motor listrik (coil) yang dapat berupa putusnya kawat email pada salahsatu fase, dan atau yang paling berat adalah terbakarnya kumparan motor.

(20)

Secara umum kumparan motor listrik (coil) menggunakan kawat tembaga berisolasi (kawat email), sehingga sebenarnya yang dimaksud dengan kumparan terbakar adalah terbakarnya isolasi kawat email tersebut. Dalam kasus yang lebih berat, tembaga kawat email meleleh karena panas. Solusi perbaikan motor listrik yang terbakar adalah menggulung ulang kumparan motor listrik (rewinding).

Teknik rewinding melibatkan beberapa keterampilan yang diperlukan diantaranya identifikasi kumparan asli dari motor listrik, sehingga dasar utama dari teknik rewinding adalah kemampuan memperbaharui kumparan motor listrik ke keadaan seperti semula.

Adapun rumus yang yang di pakai dalam perbaikan ( repair ) motor listrik 3 fasa, yaitu : G = 3 . 2P . g

G = 6 P. g Tp = G / 2P ±1 α = 2 / 3 × G / 2P ± 1

P = (F × t) / N

Keterangan :

G = Jumlah atau banyaknya alur pada stator.

T = Waktu

P = Jumlah pasang kutub f = Frekwensi

g = Banyaknya seri dalam koil / spool Tp = Jarak sambingan

(21)

∝ = Jarak antar fasa (U, V, W)

N = Putaran / Rpm

2.7 Pengujian Tanpa Beban (No Load Test)

Pengujian tanpa beban pada motor induksi akan memberikan hasil berupa besarnya nilai arus magnetisasi dan rugi-rugi tanpa beban. Besarnya nilai reaktansi, arus dan resistansi tanpa beban dapat dihitung berdasarkan persamaan - persamaan

Dimana : X

nl= reaktansi tanpa beban Vo = tegangan tanpa beban

X

m

= reaktansi magnetisasi

Io = arus tanpa beban R1 = resistansi stator Pphase = daya perfasa

Vphase = tegangan perfasa Ic = Arus inti 2.8 chiller

(22)

Chiller adalah mesin refrigerasi yg mempunyai fungsi primer mendinginkan air pada sisi

evaporatornya. Air dingin yg didapatkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).

Gambar. Chiller

Prinsip kerja chiller sendiri hamper sama dengan prinsip kerja AC spilt yaitu dengan cara memanfaatkan refigerasi kompresi uap. Namun sistem refrigerasi yang digunakan pada chiller tidak langsung untuk mendinginkan udara, tetapi mendinginkan air terlebih dahulu. Kemudian air yang sudah dingin dialirkan Kembali ke FCU dan AHU. Secara umum siklus chiller sendiri, yaitu refigerasi, cooling water, dan chilled water

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian mengenai effisiensi motor rewinding 3 fasa.

Penelitian ini akan di targetkan selesai dalam 3 bulan dimulai sejak Mei 2020 hingga july 2020. Penelitian ini sendiri akan dilakukan di workshop PT. Tirta fresindo jaya (Mayora Group), dan di unit chiller PT.

Tirta fresindo jaya (Mayora Group).

(23)

3.2 Alat dan bahan Daftar bahan

Table 3 bahan yang digunakan N

O

Nama bahan Spesifikasi Satuan Jumlah Ket

1 MOTOR INDUKSI 3 FASA

Simens, 30 KW, IP55

Buah 1 Baru

1 MOTOR INDUKSI 3 FASA

Simens, 30 KW, IP55

Buah 1 Rewinding

Daftar alat

Table 4 alat yang di gunakan N

O

Nama alat Spesifikasi Satuan Jumlah keterangan

1 Tang ampere Fluke 376 Pcs 1

2 Tacho meter Pcs 1

3 Volt meter Senwa Pcs 1

4 Insulating tester Pcs 1

3.3 Pengujian motor tanpa beban

Pada pengujian tanpa beban motor induksi disuplai dengan tegangan nominal dan pengujian diulang sebanyak 5 kali. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran arus dan daya masukan motor induksi. Setelah pengukuran dilakukan, maka dapat dicari nilai dari XM  X1 dengan menggunakan Persamaan :

(24)

Sedangkan untuk mencari nilai Rc dapat digunakan Persamaan

Dimana :

X

nl = reaktansi tanpa beban R1 = resistansi stator Xm = reaktansi magnetisasi Pphase = daya perfasa Vo = tegangan tanpa beban

V

phase = tegangan perfasa Io = arus tanpa beban Ic = Arus inti

3.4 Pengujian Motor Dengan Beban

Untuk pengujian motor dengan beban maka motor akan diberikan beban putar yang sama yaitu sesuai fungsinya pada kondisi running dengan keadaan produski kemudian , data – data yang terkumpul akan di bandingkan satu dengan yang lain.

3.5 Pengambilan data efisiensi

Dalam metode ini terlebih dahulu akan di kumpulkan data – data efisiensi dari motor induksi 3 fasa yang masih baru , yang nantinya akan menjadi acuan untuk perbandingan efisiensi motor dengan spesifikasi yang sama, lalu dengan persamaan – persamaan yang ada akan di ambil nilai rugi – rugi

(25)

seperti rugi inti, rugi tembaga , rugi tembaga rotor. Yang kemudian dengancara yang sama data di ambil juga dari motor yang sudah di rewinding , maka dari data tersebut kita akan mnegcu kepada best performa motor yang mana data yang di gunakan sebagai acuan adalah data – data motor yang masih baru dengan spesifikasi yang sama

3.6 Analisis data efisiensi

Di langkag ini setelah mengambil data dari motor yang baru maka akan di ambil dta dari motor dengan tipe yang sama tetapi sudah di rewinding yang kemudian akan di lakukan perbandingan mengenai perbedaaan – perbedaan nilai rugi mau pun nilai efisiensi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin , zainal http://bungaelin19.blogspot.co.id/2013/02/motor-induksi- 3-fasa.html, Di akses 28 april 2018

Saputra, Bayu http://bayu93saputra.blogspot.co.id/2012/10/motor-

induksi.html, Di akses 1 mei 2018

(26)

Fitzgerald, A.E. Jr. Kingsley, Charles dan Umans D Stephen, Mesin-mesin listrik, Jakarta: Erlangga. 1997.

Sudibyo, Samuel

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/teknosia/article/viewFile /1025/852, Di akses 29 april 2018

Siemens Technical Education Program, Terj, Dasar-dasar Motor AC,

Sumpena Ahmad. Tanpa tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Bila sumber tegangan listrik tiga fasa yang seimbang, dihubungkan ke terminal belitan stator dari suatu motor induksi tiga fasa maka pada masing-masing belitan akan mengalir

Berdasarkan analisis, ketika kaleng diberi belitan dapat menginduksi tegangan dari stator tersebut, namun pada saat kaleng tanpa belitan atau tanpa modifikasi

Pada keadaan beban nol ketiga fasa stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa yang setimbang menghasilkan arus pada tiap belitan fasa.. Arus pada tiap fasa

Berdasarkan analisis, ketika kaleng diberi belitan dapat menginduksi tegangan dari stator tersebut, namun pada saat kaleng tanpa belitan atau tanpa modifikasi

Pada penelitian ini, tegangan motor induksi 3 fasa 380 V di ubah menjadi 80 V dengan cara menggulung ulang motor dan menjadi dua kecepatan yaitu 750 rpm dan 1500 rpm,

Metode yang digunakan untuk mencari nilai temperatur motor sinkron ialah dengan menggunakan thermometer infrared dan menggunakan pengukuran resistansi stator

Untuk membandingkan temperatur motor sinkron tiga fasa dengan metode pengukuran menggunakan thermometer infrared dan metode pengukuran resistansi saat tegangan seimbang dan satu

Karakteristik unjuk kerja dari motor induksi 3 fasa dalam kondisi dinamis, dimana tegangan sumber kemungkinan tidak selalu simetri demikian pula beban yang terpasang