• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis faktor yang berhubungan dengan upaya 3r

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis faktor yang berhubungan dengan upaya 3r"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PADA IBU-IBU DI JALAN JATI RT 03 RW 08 KELURAHAN PANARUNG KECAMATAN PAHANDUT KOTA

PALANGKA RAYA TAHUN 2020

Siska Isabella1*, Ridha Hayati2, Siska Dhewi3

1Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, NPM.18070077

2Kesehatan Masyarakat, 13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, NIDN.1124028301

3Kesehatan Masyarakat, 13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, NIDN.1108018701

Email : [email protected]

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PADA IBU-IBU DI JALAN JATI RT 03 RW 08 KELURAHAN PANARUNG KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2020 Isabella, Siska

Pembimbing 1 : Ridha Hayati, SKM, M.Kes Pembimbing 2 : Siska Dhewi, SKM, M.Kes

3R adalah upaya yang meliputi kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle). Tujuan penelitian untuk mengetahui analisis faktor yang berhubungan dengan upaya 3R pada ibu-ibu di jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 232 KK di Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan upaya 3R dengan nilai p value

= 0,180. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya 3R dengan nilai p value = 0,589. Ada hubungan antara pendapatan dengan upaya 3R dengan nilai p value = 0,002.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendidikan dan pengetahuan tidak ada hubungan dengan upaya 3R, sedangkan faktor pendapatan ada hubungan signifikan dengan upaya 3R.

KATA KUNCI : Pendidikan, Pengetahuan, Pendapatan dan Upaya 3R (reduce,reuse,recycle) DAFTAR PUSTAKA : 34 (1999-2020)

(2)

ABSTRACT

FACTOR ANALYSIS RELATED TO 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) EFFORT ON WIVES IN JATI STREET RT 03 RW 08 PANARUNG PAHANDUT SUB-DISTRICT

PALANGKA RAYA CITY YEAR 2020 Isabella, Siska

Supervisor 1 : Ridha Hayati, SKM, M.Kes Supervisor 2 : Siska Dhewi, SKM, M.Kes

3R is efforts that include reducing, reusing, and recycling trash. The purpose of the research is to analyze factors related to 3R efforts on wives in Jati street RT 03 Rw 08 Panarung Pahandut Sub-District Palangka Raya City Year 2020. This research used cross sectional design. The research population in total is 232 families in Jati street RT 03 Rw 08 Panarung Pahandut Sub-District Palangka Raya City. Chi Square test was used. The result shows there is no correlation between education and 3R efforts with p value = 0,180. No correlation between knowledge and 3R efforts with p value = 0,589. There is correlation between income and 3R efforts with p value = 0,002. Based on the research result, education and knowledge are not correlated with 3R efforts, while income is significantly correlated with 3R efforts.

KEY WORDS: Education, Knowledge, Income, and 3R (reduce, reuse, recycle) Efforts REFERENCES: 34 (1999-2020)

PENDAHULUAN

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang saling bergantung satu sama lain. Kebutuhan hidup manusia selalu meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan budayanya. Manusia memanfaatkan lingkungan dan alam untuk memenuhi kebutuhannya, bersamaan dengan meningkatnya pembangunan dan usaha manusia. Laju produksi sampah terus meningkat tidak hanya sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk namun juga meningkat seiring dengan perubahan pada pola konsumsi masyarakat (Putra, dkk.

2013).

Azrul Azwar (1981) dalam Kamal, F (2009) mengatakan bahwa sampah adalah

bagian dari suatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat padat.

Fenomena sampah di Indonesia sangat sukar dihilangkan, tetapi hal ini tidak akan menjadi lama jika setiap orang sadar dan mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah. Indonesia menghasilkan sampah sekitar 66-77 juta ton sampah pada tahun 2019. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan jumlah sampah per tahunnya yang mencapai 64 juta. Berdasarkan laporan kepada Presiden RI Joko Widodo,

(3)

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah organik yang mencapai sekitar 60% dan sampah plastik yang mencapai 15%

(Permana, E. 2019).

Permasalahan sampah yang saat ini telah menjadi permasalahan nasional tentunya juga membutuhkan adanya pengelolaan secara terpadu dan komprehensif, dimana dapat dimulai dari unit terkecil yaitu rumah tangga, misalnya dengan melakukan pengelolaan sampah dengan cara 3R (reduce, reuse, recycle).

Namun pada kenyataannya, konsep pengelolaan sampah berbasis 3R ini juga masih belum dapat diterapkan di masyarakat dengan baik karena terdapat berbagai kendala dan keterbatasan.

Penerapan sistem 3R ini tidak semudah yang dibayangkan karena kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang disebabkan oleh rendahnya motivasi serta adanya pemikiran bahwa tidak ada manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut (Buana, A. 2016). Peran serta masyarakat secara aktif dalam mengelola sampah sangat menentukan keberhasilan pelaksanaannya. Faktor keadaan masyarakat dalam segi tingkat pendidikan dan pendapatan sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam mengelola sampah.

Tingkat pendidikan seseorang

mempengaruhi tingkat partisipasinya dalam sebuah kegiatan (Pangestu, 1995).

Notoatmodjo (2007) dalam Nurhasim (2013) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah memberi informasi dan pembinaan.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

Tingkat pendapatan keluarga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kegiatan penanganan sampah. Orang yang memiliki pendapatan tinggi cenderung melakukan penanganan lebih baik, misalnya mereka akan menyediakan tempat sampah di dalam maupun di luar rumah

(4)

serta membayar orang lain untuk menangani sampah yang mereka hasilkan (Putra, dkk. 2013).

Kota Palangka Raya mendapat julukan kota cantik karena kebersihan dan tidak ditemukannya sampah dijalan-jalan, tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa di pemukiman-pemukiman penduduk sebantaran sungai ditemukan sampah yang berserakan. Bertambahnya penduduk Kota Palangka Raya juga berdampak terhadap bertambahnya volume atau produksi sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga setiap harinya. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Palangka Raya mencatat produksi sampah mencapai 920.943 m3 per hari atau 138.141,5 kg sampah, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Palangka Raya berasumsi bahwa 1 orang menghasilkan sampah 0,5 kg perharinya (Anonim, 2019).

Dari lima Kecamatan di Kota Palangka Raya produksi sampah terbanyak berada di Kecamatan Jekan Raya yang mencapai 71.984 kg atau 479.89 m3. Urutan kedua Kecamatan Pahandut 48.479 kg atau 323.19 m3, Kecamatan Sebangau 8.960 kg atau 59.73 m3, Kecamatan Bukit Batu 6.989 kg atau 46.59 m3 dan Kecamatan Rakumpit 1.730 kg atau 11.53 m3. Sementara itu sampah terangkut rata-rata per hari 439.52 m3 atau 65.927,92 kg. Sedangkan rasio

pelayanan angkutan sampah per hari 47.72 persen (Anonim, 2019).

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya 3R (reduce, reuse, recycle) Pada Ibu-Ibu Di Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020”.

Tujuan umum : Mengetahui analisis faktor yang berhubungan dengan upaya 3R (reduce, reuse, recycle) pada ibu-ibu di jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020

Tujuan khusus : Menganalisis hubungan faktor pendidikan dengan upaya 3R (reduce, reuse, recycle) pada ibu-ibu di jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020, Menganalisis hubungan faktor pengetahuan dengan upaya 3R (reduce, reuse, recycle) pada ibu- ibu di jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020, Menganalisis hubungan faktor pendapatan dengan upaya 3R (reduce, reuse, recycle) pada ibu-ibu di jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020.

(5)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara observasional yang bersifat analitik yaitu melihat beberapa variabel yang diteliti berdasarkan hasil wawancara di lapangan pada ibu-ibu di Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020. Dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional, pengukuran variabel bebas dan terikat dilakukan sekali pada waktu yang sama. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 232 kepala keluarga di Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.

Dari 232 kepala keluarga yang diasumsikan yang mempunyai ibu-ibu. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus Slovin, jadi responden yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin adalah 70 orang ibu-ibu/responden.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan metode menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan ekslusi.

1. Kriteria inklusi

- Ibu-ibu yang bertempat tinggal sudah lebih dari 1 tahun di jalan Jati RT 03 RW 08 Kota Palangka Raya

- Ibu-ibu yang berada di lokasi pada saat penelitian

- Ibu-ibu yang bersedia untuk menjadi responden

- Dapat berkomunikasi dengan baik dan mampu memberikan respon 2. Kriteria ekslusi

- Ibu-ibu yang menolak menjadi responden

- Ibu-ibu yang sedang beraktivitas atau bekerja

- Tidak berada ditempat penelitian pada waktu pelaksanaan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Lokas Penelitian

Kelurahan Panarung merupakan bagian dari Kecamatan Pahandut dengan penduduk sekitar 26,244 jiwa. Di Kelurahan ini terbagi menjadi 15 RW dan 64 RT (Data Kelurahan Panarung, 2020).

b. Karakteristik Responden

Karakteristik responden menurut umur dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah (n) Persentase (%)

1 23-27 29 41,4

2 28-33 17 24,3

3 34-40 10 14,3

4 41-53 14 20

Total 70 100

Pada tabel diatas diketahui persentase pada kelompok umur

(6)

tertinggi terdapat pada umur 23-27 tahun sebesar 41,4% dengan jumlah 29 responden. Selain itu untuk persentase kelompok umur terendah terdapat pada umur 34-40 tahun sebesar 14,3% dengan jumlah 10 responden.

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (n)

Persentase (%)

1 PNS 10 14,3

2 Wiraswasta 13 18,6

3 Swasta 19 27,1

4 IRT 28 40

Total 70 100

Pada tabel diatas diketahui persentase pekerjaan responden tertinggi terdapat pada kelompok tidak bekerja (IRT) sebesar 40%

dengan jumlah 28 responden. Selain itu untuk persentase pekerjaan terendah terdapat pada PNS sebesar 14,3% dengan jumlah 10 responden.

c. Analisis Data 1) Univariat

Tabel 3. Distribusi Upaya 3R Responden

No. Upaya 3R Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik dan

Cukup (56- 100%)

42 60

3 Kurang

(<56%)

28 40

Total 70 100

Tabel 4. Distribusi Pendidikan Responden

No. Pendidikan Jumlah (n)

Persentase (%) 1 Pendidikan Tinggi

(Tamat SLTA ke atas)

59 84,3

2 Pendidikan Rendah (Tamat SLTP ke

bawah)

11 15,7

Total 70 100

Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Responden

No. Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik dan Cukup

(56-100%)

31 44,3

3 Kurang (<56%) 39 55,7

Total 70 100

Tabel 6. Distribusi Pendapatan Responden

No. Pendapatan Jumlah (n) Persentase (%) 1 Tinggi ( >

Rp.2.931.674)

59 84,3

2 Rendah (< Rp.

2.931.674)

11 15,7

Total 70 100

2) Bivariat

Hubungan Pendidikan Dengan Upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Ibu- Ibu Di Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020

Pendidikan

Upaya

p value Baik dan

cukup Kurang Total α

N % n % n %

0,05 0,180 Tinggi 33 55,9 26 44,1 59 81,9

Rendah 9 81,8 2 18,2 11 15,7 Total 42 60 28 40 70 100

Analisis Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan upaya 3R dengan nilai Fisher’s Exact Test : Exact Sig. (2-Sided) = 0,180.

(7)

Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Ibu-Ibu Di Wilayah Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020

Pengetahuan

Upaya

P value Baik dan

cukup Kurang Total α

n % n % n %

0,05 0,589 Baik dan

cukup 17 54,8 14 45,2 31 44,3 Kurang 25 64,1 14 35,9 39 55,7 Total 42 60 28 40 70 100

Analisis Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya 3R dengan nilai Continuity Correctionb : Asymp. Sig (2 sided )= 0,589.

Hubungan Pendapatan Dengan Upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Ibu-Ibu Di Wilayah Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020

Pendapatan Upaya P

value Baik dan

cukup

Kurang Total α

n % n % n %

0,05 0,002 Tinggi 31 52,5 28 47,2 59 84,3

Rendah 11 100 0 0 11 15,7 Total 42 60 28 40 70 100

Analisis Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya 3R dengan nilai Fisher’s Exact Test : Exact Sig. (2-Sided) = 0,002.

2. Pembahasan Penelitian

Hubungan Pendidikan Dengan Upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Ibu- Ibu Di Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan upaya 3R dengan nilai Fisher’s Exact Test : Exact Sig. (2-Sided) = 0,180.

Terdapat pernyataan bahwa ada 1 cell atau kotak dengan nilai frekuensi harapan (expected frequency) < 5, meskipun terdapat cell dengan nilai frekuensi < 5 uji chi-square Pearson tetap dapat digunakan dengan memperhatikan kolom Exact Sig. (2- Sided) (bukan kolom Asymp. Sig. (2- Sided). Hasil pada kolom Exact Sig. (2- Sided) merupakan hasil eksak sebenarnya (Gio UP, dkk. 2018).

Hasil-hasil pada kolom Exact Sig. (2- Sided) dapat digunakan tanpa mempedulikan syarat frekuensi harapan harus < 5. Karena hasil-hasil pada kolom Exact Sig. (2-Sided) menggunakan metode perhitungan pendekatan eksak, yang mana terpenuhinya atau tidak dari persyaratan frekuensi harapan < 5, tetap memberikan hasil yang akurat (eksak/sebenarnya) (Gio UP, dkk.

2018).

(8)

Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu, sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan merupakan upaya untuk menigkatkan pengetahuan dan merubah sikap, sehingga responden yang memiliki pendidikan yang tinggi memiliki perilaku yang baik dalam pengelolaan sampah. Tetapi pendidikan yang tinggi tidak menjamin perilaku pengelolaan sampahnya baik, hal ini diperikirakan karena kurangnya kesadaran akan pengelolaan sampah, malas dan tidak mau kerepotan dengan permasalahan sampah. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga (Sari N dan Mulasari SA, 2017).

Pada umumnya tingkat pendidikan dan pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan perilaku, karena tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang kurang akan meningkatkan sikap dan perilaku yang tidak sehat. Keberhasilan pendidikan adalah peningkatan pengetahuan, sehingga dengan pendidikan yang tinggi diharapkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah akan meningkat

yang akan merubah sikap dan perilaku positif terhadap pengelolaan sampah.

Adanya tindakan yang baik dalam pengelolaan sampah maka ibu rumah tangga dapat meminimalkan jumlah sampah dan dapat memusnahkan sampah oleh masing-masing ibu rumah tangga sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh sampah dan lingkungan rumah akan bersih dan nyaman (Sari N dan Mulasari SA, 2017).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Posumah, dkk (2014) yang mengatakan dalam penelitiannya bahwa tidak adanya hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah tetapi melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Sebaliknya ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi tetapi masih melakukan pengolahan sampah dengan kurang baik.

Seorang ibu akan melakukan pengolahan sampah dengan baik jika melihat tetangganya melakukan pengolahan sampah dengan baik pula.

Rizky, I (2018) mengatakan dalam penelitiannya bahwa tingkat pendidikan searah dengan perilaku, namun tidak berhubungan antara perilaku membuang sampah dengan cara yang baik. Hal ini diduga terjadi karena perilaku pada ibu-

(9)

ibu rumah tangga berpendidikan dasar bukan merupakan perilaku yang dilakukan berdasarkan kesadaran dari pengetahuan atau pengalaman pendidikan tetapi lebih kepada faktor ajakan dari pengetahuan untuk bergabung dan menghadiri rapat.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra, dkk (2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan semakin tinggi pula sikapnya terhadap pengelolaan sampah rumah tangga.

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, diperoleh alasan yang sangat umum akibat dari kurangnya penerapan 3R dirumah yaitu karena terlalu merepotkan untuk menyediakan tempat sampah yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Serta kurangnya pengetahuan mengenai membuang sampah dengan sistem 3R ini. Ada beberapa hal yang sulit untuk diterapkan dalam rumah tangga untuk mengelola sampah-sampah rumah tangga, yaitu membawa tas belanjaan sendiri jika berbelanja, melakukan pemisahan sampah, mengelola sampah yang mudah membusuk menjadi kompos, dan mengurangi penggunaan sampah plastik.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan memang tidak menjamin tindakan

seseorang untuk menerapkan sistem 3R ini didalam kehidupannya.

Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Ibu-Ibu Di Wilayah Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya 3R dengan nilai Continuity Correctionb : Asymp. Sig (2 sided) = 0,589.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya praktek atau tindakan seseorang. Salah satu unsur yang diperlukan agar dapat berbuat sesuatu adalah pengetahuan dan jika kita menghendaki sesuatu dapat dikerjakan dengan terus-menerus maka diperlukan pengetahuan yang positif tentang apa yang harus dikerjakan, dengan kata lain perilaku atau tindakan yang dilandasi pengetahuan akan lebih langgeng dibanding praktek atau tindakan yang tanpa didasari pengetahuan dan tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi praktek individu, semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin tinggi kesadaran untuk berperan serta.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada seluruh responden di penelitian ini mengatakan bahwa agak kesulitan,

(10)

kurangnya informasi atau pengetahuan, tidak memiliki waktu untuk melakukannya, serta merepotkan untuk menerapkan sistem 3R dalam rumah tangganya.

Posumah, dkk (2014) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan responden yang pengetahuannya baik ada yang pengelolaan sampahnya buruk, tetapi responden yang pengetahuannya kurang baik ada yang pengelolaan sampahnya sudah baik. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya apabila melihat tetangganya juga melakukan hal yang sama. Begitu halnya dengan pelaksanaan pengelolaan sampah, masyarakat akan melakukan pengelolaan sampah dengan baik jika melihat tetangganya melakukan hal serupa.

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardiyatul, R (2019) yang menyatakan bahwa Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga dipengaruhi oleh seberapa banyak informasi tentang cara dan manfaat mengelola sampah yang diperoleh. Sebagian besar masyarakat di Desa Sei Semayang kurang mendapat informasi baik berupa sosialisasi maupun penyuluhan tentang

pengelolaan sampah yang baik dan ramah lingkungan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang cara dan manfaat melakukan pengelolaan sampah pun juga sangat kurang.

Hal ini pula sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrul Kamal (2009) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa hal ini dikarenakan ibu rumah tangga yang berpengetahuan tinggi belum tentu melakukan suatu tindakan, misalnya ibu rumah tangga di Wilayah RW 07 Kelurahan Wonosari Kota Semarang mengetahui manfaat dan tujuan dari pengelolaan sampah, tetapi mereka tidak mau melakukannya, sebaliknya ibu rumah tangga yang tidak mengetahui manfaat dan tujuan dari pengelolaan sampah mereka mau melakukan suatu tindakan dalam pengelolaan sampah tersebut, jadi suatu perilaku atau tindakan seseorang tergantung pada diri orang tersebut, selain itu juga dikarenakan ibu rumah tangga beranggapan bahwa tidak ada manfaatnya melakukan pengelolaan sampah serta tidak tersedianya fasilitas dalam melakukan pengelolaan sampah seperti tempat penampungan sementara (TPS), tempat sampah dan pengangkutan sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sehingga dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu

(11)

rumah tangga dalam pembuangan sampah.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dilapangan dengan menggunakan kuesioner pengetahuan, ada beberapa responden yang mampu menjawab dengan tepat tentang pengelolaan sampah berbasis 3R ini.

Tetapi dalam upaya menerapkan 3R sangat tidak mudah, contohnya seperti tidak menggunakan tas belanja, tidak melakukan pemisahan dan pengelolaan antara sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk, serta tidak pernah terpikirkan untuk mengajak orang disekeliling untuk mengurangi sampah. Mereka hanya menyediakan tempat sampah, ketika sudah saatnya dibuang hanya akan dibuang begitu saja ke TPS.

Hubungan Pendapatan Dengan Upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Ibu-Ibu Di Wilayah Jalan Jati RT 03 RW 08 Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Tahun 2020

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya 3R dengan nilai Exact Sig.

(2-Sided) = 0,002.

Terdapat pernyataan bahwa ada 1 cell atau kotak dengan nilai frekuensi harapan (expected frequency) < 5, meskipun terdapat cell dengan nilai

frekuensi < 5 uji chi-square Pearson tetap dapat digunakan dengan memperhatikan kolom Exact Sig. (2- Sided) (bukan kolom Asymp. Sig. (2- Sided). Hasil pada kolom Exact Sig. (2- Sided) merupakan hasil eksak sebenarnya (Gio UP, dkk. 2018).

Hasil-hasil pada kolom Exact Sig. (2- Sided) dapat digunakan tanpa mempedulikan syarat frekuensi harapan harus < 5. Karena hasil-hasil pada kolom Exact Sig. (2-Sided) menggunakan metode perhitungan pendekatan eksak, yang mana terpenuhinya atau tidak dari persyaratan frekuensi harapan < 5, tetap memberikan hasil yang akurat (eksak/sebenarnya) (Gio UP, dkk.

2018).

Pada variabel ini secara umum menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendapatan tinggi atau rendah belum tentu menunjukkan partisipasi sikap yang tinggi dalam mengelola sampah rumah tangga. Kebanyakan masyarakat dengan pendapatan tinggi dan rendah cenderung enggan untuk mengelola sampah rumah tangganya, kebanyakan dari mereka langsung membuang begitu saja ke TPS tanpa berupaya menerapkan sistem 3R dalam rumah tangganya karena alasan merepotkan, kurangnya pengetahuan mengenai sistem 3R dan lain-lain.

(12)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari responden, kemampuan rumah tangga hanya menyediakan tempat sampah tetapi tidak untuk melakukan pemilihan sampah yang sesuai dengan jenisnya.

Hal ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan Posumah, dkk (2014) yang menyatakan bahwa status ekonomi keluarga akan sangat mempengaruhi kemampuan keluarga dalam melakukan pengelolaan sampah dalam rumah tangga, semakin tinggi status ekonomi keluarga maka akan tercapainya pengelolaan sampah dengan baik dan begitu sebaliknya.

Hal ini juga sejalan dengan Pangestu (1995) dalam Putra, dkk (2013) menyatakan bahwa selain tingkat pendidikan, tingkat pendapatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi atau sikap seseorang terhadap sesuatu. Suprapto (2010) dalam Putra, dkk (2013) juga mengatakan bahwa tingkat pendapatan keluarga menentukan sikapnya dalam hal mengelola sampah rumah tangga.

Demikian juga dengan Sulestri (2001) dalam Putra, dkk (2013) mengungkapkan hal yang sama bahwasanya tingkat pendapatan seseorang sangat mempengaruhi sikapnya terhadap pengelolaan sampah.

Semakin tinggi pendapatan keluarga,

akan semakin tinggi pula sikapnya untuk mengelola sampah rumah tangga, begitu juga sebaliknya.

Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra, dkk (2013) yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan keluarga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kegiatan penanganan sampah.

Orang yang memiliki pendapatan tinggi cenderung melakukan penanganan lebih baik, misalnya, mereka akan menyediakan tempat sampah di dalam maupun di luar rumah serta membayar orang lain untuk menangani sampah yang mereka hasilkan.

Hasil wawancara menggunakan kuesioner menunjukan bahwa memang banyak responden yang dengan pendapatan tinggi, tetapi mereka hanya menyediakan tempat sampah dan bahwa hanya ada beberapa orang yang mampu membayar jasa orang lain untuk mengangkut sampah dirumah. Dan berdasarkan hasil wawancara kepada responden, mereka menyatakan bahwa agak kesulitan, kurangnya informasi atau pengetahuan, tidak memiliki waktu untuk melakukannya, serta merepotkan untuk menerapkan sistem 3R dalam rumah tangganya meski memiliki pendapatan yang tinggi.

(13)

KESIMPULAN

1. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan upaya 3R, dimana p value = 0,180 > 0,05

2. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya 3R, dimana p value = 0,589 > 0,05

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya 3R, dimana p value = 0,002 < 0,05

SARAN

1. Perlu adanya peningkatan perekonomian terhadap ibu rumah tangga, dalam hal ini melaksanakan penyuluhan-penyuluhan tentang pengolahan sampah rumah tangga.

2. Pemerintah Kelurahan Panarung wajib mendorong, mendukung dan menfasilitasi segala kegiatan yang berkaitan dengan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah dengan menerbitkan peraturan, menyediakan sarana dan prasarana, insentif, permodalan dan jaminan pasar bagi produk daur ulang.

3. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang upaya 3R dengan variabel bebas seperti motivasi, penghambat, pengaruh penyuluhan dan lain-lain di tempat yang berbeda. Jumlah sampel pada penelitian lanjutan perlu ditingkatkan lagi, agar diperoleh hasil analisis yang lebih tepat dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Produksi Sampah Capai

920.943 M3.

https://mediacenter.palangkaraya.go.id/

produksi-sampah-capai-920-943-m3- per-hari/. Diakses Pada Tanggal 6 April 2020.

Buana, CLA. 2016. Motivasi, Pendorong dan Penghambat Ibu Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Berdasarkan Kelas Sosial. Volume 2 Nomor 3 Januari 2016 Hal. 112-124.

Gio PU, Caraka RE, Sutiksno DU, Ahmar, AS. 2018. Analisis Hubungan Antara Variabel Kategori Dengan STATCAL SPSS & Minitab. Medan.

Kamal, F. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Dengan Perilaku Pembuangan Sampah Pada Masyarakat Sekitar Sungai Beringin Di RW 07 Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Tahun 2009. Skripsi Sarjana.

Universitas Negeri Semarang.

Semarang.

Nurhasim. 2013. Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan Gigi Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Blengorwetan Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi : UNY.

Pangestu, M.H.T., 1995. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan Perhutanan Sosial (Studi Kasus: KPH Cianjur, Jawa Barat).

Tesis Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Permana, E. 2019. Indonesia Hasilkan 67 Juta Ton Sampah Pada 2019.

https://www.aa.com.tr/id/headline- hari/indonesia-hasilkan-67-juta-ton- sampah-pada-2019/1373712. Diakses Pada Tanggal 6 April 2020

Posumah.F, Umboh.J, Kawatu.P. 2014.

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Pengetahuan dan

(14)

Sikap Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa. Bidang Minat Kesehatan Lingkungan Universitas Sam Ratulangi.

Putra, PH. Taufiq, RA. Juliani, A. 2013.

Studi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Keluarga terhadap Sikap dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta). Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal. 91-101.

Saputra, S dan Mulasari, AS. 2017.

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pengelolaan Sampah pada Karyawan di Kampus. Volume 11, Issue 1, Maret 2017 : 22-27.

Wardiyatul, R. 2019. Hubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Sistem Pengelolaan Sampah Di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Tahun 2019. Skripsi Sarjana. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Medan

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yulianto, 2005) yang menyatakan bahwa upaya yang harus dilakukan oleh petani dalam pengelolaan lahan pertanian

Penelitian lain yang sehubungan dengan hal tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Widodo 2010 yang hasil penelitiannya mengatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi