• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis hybrid contract pada pembiayaan gadai emas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis hybrid contract pada pembiayaan gadai emas"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaatan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S E)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah

Oleh : Azimatun Nikmah

NIM. 083 143 053 Pembimbing Daru Anondo SE., M. Si.

NIP : 19750303 200901 1 009

PRODI PERBANKAN SYARIAH JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) JEMBER

MARET 2018

(2)
(3)
(4)

















































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu.

(Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum- hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (Q.S Al- Maidah : 1).1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung: CV Aneka Ilmu, 2013), 17.

(5)

kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir dengan segala kekuranganku.

Syukur ku ucapkan kepada-Mu karena telah menghadiri mereka yang selalu memberi semangat dan do’a di saat ku tertatih, karena-Mu lah mereka ada, dan karena-Mu tugas akhir ini terselesaikan. Segala puji bagi-Mu ya Allah, engkau memberiku kesempatan di penghujung awal perjuanganku ini. Skripsi ini saya persembahan kepada:

1. Ayahanda Samsul Anam dan Ibunda tercinta Nur Sati’ah yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi dan curahan hati dengan penuh kesabaran dan ikhlas, membesarkan dan membiayai baik materiil maupun spirituil serta mengalirkan doa untuk kebahagiaan putrinya di dunia dan akhirat dan demi keberhasilan serta selalu memberikan yang terbaik untuk putrinya.

2. Kakak laki-lakiku Hasby Ash Shiddiqi dan kakak perempuanku Maulida Syarifah, serta keponakan-keponakan ku yang lucu, Muhammad Juhdi Ash Shiddiqi, Muhammad Fattah, yang selalu aku sayangi yang selalu memberikan semangat dalam menghadapi segala sesuatu dan yang menjadi sumber inspirasiku dalam berfikir

3. Guru-guruku mulai dari saya kecil sampai sekarang tanpa terkecuali baik guru ngaji di ponpes Nurul Islam Antirogo Jember, MtsN Jember 1, SMA NURIS Jember, serta para dosenku di IAIN jember yang telah ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuan.

(6)

aku bersemangat dalam proses pembelajaran.

5. Semua teman-teman kelas J1- J6 angkatan 2014 yang senasib dan seperjuangan

6. Almamaterku IAIN Jember.

(7)

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Hybrid Contract pada Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember”.

Sholawat serta salam yang tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad Saw, yang dengan jiwa sucinya penuh pengorbanan dan keikhlasan telah membimbing dan menuntun umatnya ke jalan penuh dengan cahaya ilmu yang di Ridhoi oleh Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. selaku Rektor IAIN Jember.

2. Bapak Dr. Moch. Chotib, S.Ag. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Jember.

3. Bapak M.F. Hidayatullah, S.H.I, M.S.I. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam IAIN Jember.

4. Ibu Nurul Setianingrum, SE, MM selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah..

5. Bapak Daru Anondo SE., M. Si selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan dan pengarahan.

(8)

7. Bapak Dr. Khamdan Rifa’I, SE, MM selaku dosen wali dan penguji utama siding skripsi.

8. Bapak Agung Parmono, SE. M.Si selaku ketua laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan sekertaris ujian sidang skripsi.

9. Segenap dosen IAIN Jember yang telah memberikan ilmunya.

10. Bapak Purwadi Yusroni selaku Rahn Analys di Bank Syariah Mandiri Jember.

11. Bapak Maulana F.R selaku Pawning Gadai di Bank Syariah Mandiri Jember.

12. Ibu Yulia Eka selaku Manager Pawning Gadai di Bank Syariah Mandiri Jember.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Teriring doa semoga amal yang telah kita lakukan menjadi amal yang tiada putus pahalanya, dan bermanfaat untuk kita baik di dunia maupun akhirat. Amiin Walaupun telah dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbatasan ilmu. Perlu kiranya adanya koreksi, saran dan kritikan yang konstruktif dari seluruh pembaca yang penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, 20 Januari 2018

Penulis

(9)

Pada Pembiayaan Gadai Emas Di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember Penelitian ini di latarbelakangi Kegiatan ekonomi yang semakin berkembang menyebabkan masyarakat membutuhkan suatu pembiayaan atau fasilitas penyediaan dana dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Untuk menunjang terpenuhinya kebutuhan ekonomi bagi sebagian besar masyarakat, membuka peluang bagi Bank Syariah Mandiri untuk memperkenalkan produk pembiayaan gadai emas. Produk gadai emas telah diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbs tanggal 29 Februari perihal qardh beragun emas kepada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah oleh karena itu dalam pelaksanaan kerjasamanya Bank syariah menggunakan tiga akad (Hybrid Contract) pada pembiayaan gadai emas, yaitu akad qardh, akad rahn, akad ijarah.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah mengapa hybrid contract digunakan pada pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember?.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui alasan hybrid contract digunakan dalam pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember dan mengetahui kesesuaian Fatwa DSN MUI dan Surat Edaran Bank Indonesia tentang gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penekitian studi kasus. Penetuan subjek penelitian menggunakan teknik purpouse sampling. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data dalam skripsi ini melalui tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa alasan menerapkan hybrid contract atau multi akad pada pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember adalah karena akad gabungan pada gadai emas telah diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbs tanggal 29 Februari perihal qardh beragun emas dan gadai memiliki tiga komposisi yaitu harus ada jaminan yang diikat dengan akad rahn, kemudian pemberian pembiayaan yang diikat dengan akad qardh, selanjutnya dari pembiayaan tersebut maka muncul biaya pemeliharaan emas yang diikat dengan akad ijarah, jadi ketiga point tersebut harus terdapat akad agar pembiayaan gadai emas jelas dan transparan serta terhindar dari riba, maisir dan gharar. Hybrid contract di terapkan juga untuk membedakan gadai di perbankan konvensional dan gadai di perbankan syariah, yang menggunakan prosentase bunga.

Kata kunci : Hybrid Contract, Gadai Emas

(10)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori... 22

1. Hybrid Contract ... 22

2. Gadai Emas ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Subjek Penelitian ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

(11)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian ... 54 B. Penyajian dan Analisis Data ... 79

1. Alasan Hybrid Contract digunakan pada pembiyayaan

gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember .. 81 2. Kesesuaiaan Praktik Gadai Emas Dengan Fatwa DSN-MUI

dan Surat Edaran Bank Indonesia di Bank Syariah

Mandiri Kantor Area Jember ... 86 C. Pembahasan Temuan ... 88

3. Alasan Hybrid Contract digunakan pada pembiyayaan

gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember .. 90 4. Kesesuaiaan Praktik Gadai Emas Dengan Fatwa DSN-MUI

dan Surat Edaran Bank Indonesia di Bank Syariah

Mandiri Kantor Area Jember ... 92 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 96 B. Saran-Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matrik Penelitian 2. Pedoman Penelitian 3. Jurnal Kegiatan Penelitian 4. Foto Dokumentasi

5. Pernyataan Keaslian Tulisan 6. Surat Penelitian Dari IAIN Jember

(12)
(13)

1.2 Ketentuan pembiayaan gadai emas ... 74

(14)
(15)

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perbankan dan keuangan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menghadapi tantangan yang makin kompleks. Perbankan dan lembaga keuangan syariah harus bisa memenuhi kebutuhan bisnis modern dengan menyajikan produk-produk inovatif dan lebih variatif serta pelayanan yang memuaskan.

Salah satu pilar penting untuk menciptakan produk perbankan dan keuangan syariah dalam menyahuti tuntutan kebutuhan masyarakat modern adalah hybrid contract (multi akad) dalam istilah lain hybrid contract adalah suatu kontrak yang menghimpun beberapa akad di dalam satu kontrak.1

Kegiatan ekonomi yang semakin berkembang menyebabkan masyarakat membutuhkan suatu pembiayaan atau fasilitas penyediaan dana dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Untuk menunjang terpenuhinya kebutuhan ekonomi bagi sebagian besar masyarakat, membuka peluang bagi Bank Syariah Mandiri untuk memperkenalkan produk pembiayaan gadai emas.

Gadai emas syariah di perbankan syariah disebut dengan produk qardh beragun emas. Qardh adalah suatu akad penyaluran dana oleh

1 Abdulahanaa, Kaidah-Kaidah Keabsahan Multi Akad (Hybrid Contract), (Yogyakarta: Cv Orbittrust Corp, 2014), 43.

(16)

lembaga keuangan syariah kepada nasabah sebagai utang piutang dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana tersebut kepada lembaga keuangan syariah pada waktu yang telah disepakati. Qardh juga diartikan kegiatan pinjam meminjam dana ” tanpa imbalan” dimana pihak peminjam diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan.

Qardh beragun emas adalah salah satu produk yang menggunakan akad qardh yang dilakukan bersamaan dengan transaksi lain yang menggunakan akad-akad muawwadah (pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam produk yang bertujuan mendapatkan keuntungan salah satunya dalam produk rahn emas.2

Dalam pelaksanaan kerjasamanya Bank syariah menggunakan akad. Dimana akad merupakan perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah.3

Dengan demikian, ada tiga macam akad (Hybrid Contract) pada pembiayaan gadai emas emas, yaitu akad qardh untuk pengikatan pinjaman dana yang disediakan bank syariah kepada nasabah, akad rahn untuk pengikatan emas sebagai agunan atas pinjaman dana, dan akad ijarah untuk pengikatan pemanfaatan jasa penyimpanan dan pemeliharaan emas sebagai agunan pinjaman dana.4

2 R. Serfianto D. Purnomo. Dkk, Investasi & Gadai Emas (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2013), 98.

3 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007), 35.

4 R. Serfianto D. Purnomo. Dkk, Investasi & Gadai Emas,102

(17)

Gadai emas syariah bias dilakukan di Perbankan Syariah (Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah) atau di Pegadaian Syariah. Gadai emas di Perbankan Syariah diatur berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (SE-BI), dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (Fatwa DSN-MUI).5

Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember (BSM) merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berusaha untuk membantu kesejahteraan masyarakat Jember dan sekitarnya. Bank Syariah Mandiri kantor area Jember memberikan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk pembiayaan.

Gadai emas merupakan produk unggulan yang diberikan Bank Syariah Mandiri kantor area Jember, pada BSM gadai emas merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh pembiayaan secara cepat. Dengan jaminan logam mulia dan perhiasan, BSM memberikan pelayanan yang lebih murah biayanya dan nyaman serta cepat. Salah satunya dikarenakan bahwa emas adalah aset yang paling mudah dicairkan (liquid) dibandingkan dengan yang lain sehingga menekankan terjadinya wanprestasi (keadaan dimana salah satu atau lebih pihak yang melakukan perjanjian berprestasi buruk karena kelalaian, baik sengaja maupun tidak sengaja.6

Produk pembiayaan gadai emas yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri kantor area Jember memiliki keunggulan dibanding

5 R. Serfianto D. Purnomo. Dkk, Investasi & Gadai Emas, 92

6 Andri Soemitra, Bank Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), 398.

(18)

produk lain, karena pricing yang murah, biaya pemeliharaan yang murah, dapat terkoneksi dengan fasilitas lainnya, seperti rekening tabungan, ATM, dan lain-lain.7

Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berusaha untuk membantu kesejahteraan masyarakat Jember dan sekitarnya. Bank Syariah Mandiri kantor area Jember memberikan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk pembiayaan.

Bank Syariah Mandiri kantor area Jember melalui programnya mengeluarkan pembiayaan, salah satunya pembiayaan gadai emas dimana dalam praktik penggabungan akadnya menunjukkan adanya beberapa hal yang dipandang memberatkan dan mengarahkan kepada suatu persoalan riba, yang dilarang oleh syara’. Riba terjadi dalam akad gadai ditemukan bahwa peminjam harus memberi tambahan sejumlah uang atau presentase tertentu dari pokok utang, pada waktu membayar utang atau pada waktu lain yang telah ditentukan penerima gadai. Hal ini lebih disebut dengan

“bunga gadai” yang pembayarannya dilakukan setiap 15 hari sekali. Sebab apabila pembayarannya terlambat sehari saja, maka nasabah harus membayar 2 kali lipat dari kewajibannya, karena perhitungannya sehari sama dengan 15 hari.

Hal ini jelas merugikan pihak nasabah, karena ia harus menambahkan sejumlah uang tertentu untuk melunasi utangnya. Padahal

7 https://bsmemas.bsm.co.id/faqgadai.php di akses pada tanggal 07 Oktober 2017 Pukul 05.30.

(19)

biasanya orang yang menggadaikan barang itu untuk kebutuhan konsumtif. Karena itu aktivitas gadai dalam Islam tidak dibenarkan adanya praktik pemungutan bunga karena dilarang syara’ dan pihak yang terbebani merasa dianiaya dan ditekan, karena selain harus susah payah mengembalikan utangnya, penggadai juga masih berkewajiban untuk membayar “bunganya”. 8

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ANALISIS HYBRID CONTRACT PADA PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR AREA JEMBER”

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah disebut dengan fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian.9

Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah :

1. Mengapa hybrid contract digunakan dalam pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember?

2. Bagaimana kesesuaian praktik gadai emas dengan Fatwa DSN-MUI dan Surat Edaran Bank Indonesia di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember?

8 Andrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, 109.

9 STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 44.

(20)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian.10

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui alasan hybrid contract digunakan dalam pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember

2. Mengetahui kesesuaian praktik gadai emas dengan Fatwa DSN MUI dan Surat Edaran Bank Indonesia di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.11

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, obyek penelitian, pihak lembaga IAIN Jember, dan masyarakat umum.

Berdasarkan uaraian tersebut manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dan pembaca, khususnya dalam penelitian

10 Ibid.,45.

11 Ibid.,45.

(21)

yang berkaitan dengan analisis hybrid contract pada pembiayaan gadai emas.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan informasi keilmuan ekonomi kepada pembaca mengenai bahasan tentang hybrid contract pada pembiayaan gadai emas yang terjadi di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember.Bagi Almamater IAIN Jember

b. Bagi almamater IAIN Jember

Penelitian ini dapat menambah koleksi dan kepustakaan khusunya di bagian skripsi IAIN Jember Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam prodi Perbankan Syariah, dan dapat dijadikan referensi atau acuan untuk penelitian- penelitian selanjutnya.

c. Bagi Bank Syariah Mandiri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi dan sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan pembiayaan gadai emas.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah yaitu berisi tentang istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti dalam judul penelitian. Tujuannya agar

(22)

tidak terjadi kesalah fahaman makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.

Adapun penelitian yang berjudul Analisis Hybrid Contract pada Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember akan dijelaskan makna dari masing-masing kata yang terdapat dalam judul penelitian tersebut.

Adapun definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hybrid Contract atau Multi akad.

Hybrid Contract menurut Nazih Hammad adalah kesepakatan dua pihak untuk melaksanakan suatu akad yang mengandung dua akad atau lebih seperti jual beli dengan sewa menyewa, hibah, dan lain sebagainya sehingga semua akibat hukum akad-akad tersebut, serta semua hak dan kewajiban yang ditimbulkannya dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, sebagaimana akibat hukum dari satu akad.12

2. Gadai Emas

Gadai Emas merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh pembiayaan secara cepat. Pinjaman gadai emas merupakan fasilitas pinjaman tanpa tanpa imbalan dengan jaminan emas dengan

12 Abdulahanaa, Kaidah-Kaidah Keabsahan Multi Akad, 49.

(23)

kewajiban pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.13

3. Analisis Hybrid Contract pada Pembiayaan Gadai Emas

Mendeskripsikan dan menganalisis akad-akad yang tergabung dalam pembiayaan gadai emas, dimana gadai emas mempunyai tiga akad, yakni akad rahn untuk pengikatan emas sebagai agunan atas pinjaman dana, akad qardh untuk pengikatan pinjaman dana yang disediakan bank syariah kepada nasabah, dan akad ijarah untuk pengikatan pemanfaatan jasa penyimpanan dan pemeliharaan emas sebagai agunan pinjaman dana.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudahkan dalam mempelajari materi ini,penting adanya sebuah sistematika pembahasan.

Adapun sistematika ini dirancang menjadi lima bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, Menguraikan tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN, membahas mengenai penelitian terdahulu, kajian teori.

BAB III METODE PENELITIAN, memaparkan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian,

13 Andri Soemitra, Bank Lembaga Keuangan Syariah, 398.

(24)

teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN HASIL, menguraikan dan memaparkan tentang hasil penelitian.

BAB V PENUTUP, merupakan bab yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya

(25)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian pada bagian ini mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu menyajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh calon peneliti. Relevan yang calon peneliti maksud bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Kemudian peneliti membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah dipublikasikan atau belum dipublikasikan. Beberapa kajian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti sebagai berikut :

a. Qurratul Aini (2017) dalam penelitiannya berjudul “Kontribusi Praktik Gadai Emas dalam Peningkatan Fee Based Income Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Area Jember” yang menjadi fokus penelitian ini adalah praktik gadai emas Bank Syariah Mandiri dan kontribusi gadai emas dalam peningkatam fee based income pada Bank Syariah Mandiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan praktik gadai emas di Bank Syariah Mandiri dan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kontribusi gadai emas dalam peningkatam fee based income pada Bank Syariah Mandiri

(26)

Penelitian ini diidentifikasi dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini menggunmakan jenis studi kasus, yang mana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang lengkap dan valid. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk gadai emas merupakan bisnis yang sangat menjanjikan dan kontribusi gadai emas terhadap fee based income Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember yaitu pendapatan sewa. Jadi pendapatan Ujroh dari setiap transaksi otomatis masuk pada fee based income.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang bagaimana kontribusi gadai emas dalam peningkatam fee based income pada Bank Syariah Mandiri. Adapun persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang gadai emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember.14

b. Umdatul Mawaddah (2016) dalam penelitianya yang berjudul

”Pengaruh Promotion Mix terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi ” yang menjadi fokus penelitian ini pengaruh Promotion Mix terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas dan seberapa besar pengaruh

14 Qurratul Aini ”Kontribusi Praktik Gadai Emas dalam Peningkatan Fee Based Income Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Area Jember(Skripsi:IAIN Jember) Tahun 2017.

(27)

Promotion Mix (periklanan, promosi, penjualan, publisitas, penjualan pribadi) terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh Promotion Mix yang terdiri dari periklanan, promosi, penjualan, publisitas, penjualan pribadi terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas PT. Bank Syariah Mandiri secara simultan dan parsial. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditunjukkan oleh variabel yang di teliti.

Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis field research. Metode analisis yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis menggunakan uji F, uji t, serta koefesien determinasi.

Adapun hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh Promotion Mix terhadap keputusan menjadi nasabah produk gadai emas Bank Syariah Mandiri, dengan sig 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil uji parsial, terdapat pengaruh periklanan terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri secara parsial dengan sig 0,032 < 0,05. Ada pengaruh promosi penjualan terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri secara parsial dengan sig 0,020 <0,05, tidak ada pengaruh publisitas terhadap keputusan menjadi nasabah produk gadai emas Bank Syariah Mandiri secara parsial

(28)

dengan sig 0,225 < 0,05. Terdapat pengaruh penjualan pribadi terhadap keputusan menjadi nasabah produk gadai emas Bank Syariah Mandiri secara parsial dengan sig 0,000 < 0,05. Sedangkan, besar pengaruh yang ditimbulkan sebesar 69,4% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang pengaruh Promotion Mix terhadap keputusan menjadi nasabah produk gadai emas. Adapun persamaan dalam penelitian ini sama- sama membahas tentang gadai emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember15

c. Himmatur Rofiqoh (2013), dalam penelitianya yang berjudul. “Sistem Pengambilan Ujroh Gadai Emas dalam Perbankan Syariah” yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana sistem pengambilan ujroh gadai emas pada Bank Danamon Solusi Emas Syariah Bondowoso.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana sisitem pengambilan ujroh gadai emas di PT. Bank Danamon Solusi Emas Syariah Bondowoso

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kasus atau case research, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

15 Umdatul Mawaddah “Pengaruh Promotion Mix terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi”

(Skripsi: IAIN Jember) Tahun 2016.

(29)

Adapun hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa sistem pengambilan ujroh yang dilakukan gadai emas di PT. Bank Danamon Solusi Emas Syariah Bondowoso dilakukan dengan dua cara sesuai dengan jenis pembayaran dana gadai yang dipilih yakni sistem regular dengan menghitung biaya harian dan instalment dengan cara dicicil tiap bulan. Selain biaya ujroh biaya yang dikenakan antara lain biaya administrasi dan biaya materai. Mekanisme penetapan ujroh yang dilakukan dengan menaksir agunan berupa emas yang digadaikan, proses penaksiran emas ini dilakukan untuk mengetahui besaran dana gadai yang akan diterima dan besaran ujroh yang akan dikenakan.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini untuk mengetahui mendeskripsikan bagaimana sisitem pengambilan ujroh gadai emas di PT. Bank Danamon Solusi Emas Syariah Bondowoso. Adapun persamaan dalam penelitian ini Sama-sama membahas tentang gadai emas.16

d. Tri Wahyuni (2016) dalam penelitiannya yang berjudul. ”Pengaruh Produk Gadai Emas Terhadap Minat Nasabah dalam Bertransaksi di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi” yang menjadi fokus penelitian ini (1) Bagaimanana pengaruh produk gadai emas terhadap minat nasabah dalam bertransaksi di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi (2) Seberapa besar

16 Himmatur Rofiqoh “Sistem Pengambilan Ujroh Gadai Emas dalam Perbankan Syariah”

(Skripsi: STAIN Jember) Tahun 2013.

(30)

pengaruh produk gadai emas terhadap minat nasabah dalam bertransaksi di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk gadai emas syariah terhadap minat nasabah dalam bertransaksi di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produk gadai emas terhadap minat nasabah dalam bertransaksi di PT.

Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian field research. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah regresi linier sederhana, yaitu untuk mengetahui pengaruh dari satu variabel bebas terhadap satu variable terikat. Dalam analisis regresi linier sederhana, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu Koefisien Determinasi, dan Uji t. Namun sebelum melakukan analisis regrensi, terlebih dahulu memenuhi Uji Asumsi Klasik.

Adapun hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa produk gadai emas berpengaruh terhadap minat nasabah dalam bertransaksi di PT.

Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi meskipun dengan tingkat pengaruh yang sangat kecil yaitu hanya sebesar 1,1 %.

(31)

Adapun perbedaan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk gadai emas terhadap minat nasabah dalam bertransaksi di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi. Adapun persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang gadai emas.17

e. Nindia Hikmatul Maula (2015) dalam penelitiannya yang berjudul.”Sistem Pembiayaan Akad Gadai Emas dalam Perspektif Ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember” yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana sistem pembiayaan akad gadai emas dalam perspektif ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember, apa kendala sistem pembiayaan akad gadai emas dalam perspektif ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember dan bagaimana upaya penyelesaian kendala sistem pembiayaan akad gadai emas dalam perspektif ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem pembiayaan akad gadai emas dalam Perspektif Ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember.

Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif (deskriptif). Artinya peneliti yang telah menghasilkan data

17 Tri Wahyuni ”Pengaruh Produk Gadai Emas Terhadap Minat Nasabah dalam Bertransaksi di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi” (Skripsi:

IAIN Jember) tahun 2016.

(32)

secara deskriptif berupa kalimat tertulis dan ucapan (lisan) dari orang- orang dan perilaku yang telah diamati.

Adapun hasil penelitiaan ini dapat disimpulkan bahwa sistem pembiayaan akad gadai emas dalam perspektif ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember adalah ketentuan gadai emas pada PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember ini terdapat 2 akad yaitu akad gadai (rahn) dan Akad sewa (Ijarah).

Kendala yang terjadi karena nasabah rata-rata terlambat membayar angsuran, barang jaminan bermasalah, persaingan antar lembag, kurangnya sosialisasi, dan terbatasnya SDM. Upaya penyelesaian kendala dengan adanya yang berlaku menghubungi nasabah dan mengirimkan surat peringatan kepada nasabah, melihat uji tingkat kesulitan barang, tidak memiliki kelalaian dan lebih teliti dalam menaksir barang, memiliki tolak ukur kepuasan nasabah, perbanyak promosi dan memiliki keahlian terampil dalam melayani nasabah.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini mengetahui sistem pembiayaan akad gadai emas dalam perspektif ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember. Adapun persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang gadai emas.18

f. Inud Dani Ikhwan Meranti (2012) dalam penelitiannya yang berjudul.

Analisis Hybrid Contract di PT. BRI Syariah KCP. Banyuwangi dalam Persepktif Ekonomi Islam” yang menjadi fokus penelitian ini

18 Nindia Hikmatul Maula “Sistem Pembiayaan Akad Gadai Emas dalam Perspektif Ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung Jember” (Skripsi: IAIN Jember) Tahun 2015.

(33)

adalah bagaimana penerapan hybrid contract di PT. BRI Syariah KCP.

Banyuwangi dalam persepktif ekonomi Islam .

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui segala yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam perbankan syariah terutama masalah penerapan hybrid contract di PT. BRI Syariah KCP.

Banyuwangi dalam persepktif ekonomi Islam, yang meliputi macam- macam hybrid contract dalam produk perbankan di PT. BRI Syariah KCP. Banyuwangi.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitian studi kasus tentang penerapan hybrid contract yang ada di PT. BRI Syariah KCP. Banyuwangi dalam persepktif ekonomi Islam. Sedangkan analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan reflecting thinking. Untuk mengumpulkan data dalam hal ini menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi.

Adapun hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa penerapan hybrid contract di PT. BRI Syariah KCP. Banyuwangi sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional yaitu dengan menggunakan perpaduan akad al-qardh wal murabahah dan juga akad ini diterapkan pada pembiayaan take over, hal ini diterapkan pada dua produk perbankannya yaitu pada pembiayaan mikro dan juga pembiayaan KPR, dengan menambahkan kedua akad tersebut karena perbedaan

(34)

sifat diantara keduanya. Hal ini termasuk dalam macam-macam hybrid contract yang keempat yaitu akad tidak bercampur.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini mengetahui penerapan hybrid contract di PT. BRI Syariah KCP. Banyuwangi dalam persepktif ekonomi Islam. Adapun persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang hybrid contract.19

Berikut hasil penelitian, persamaan dan perbedaan dari keenam penelitian terdahulu lebih rincinya dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

19 Inud Dani Ikhwan Meranti ”Analisis Hybrid Contract Di PT. BRI Syariah KCP. Banyuwangi Dalam Persepktif Ekonomi Islam‟ (Skripsi: STAIN Jember) Tahun 2012.

No Nama Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan 1. Qurratul

Aini /2017

Kontribusi Praktik Gadai Emas dalam Peningkatan Fee Based Income Bank Syariah

Mandiri

(BSM) Kantor Area Jember

Sama-sama membahas tentang pembiayaan Gadai Emas

Dalam penelitian Qurratul Aini ini meneliti Kontribusi Praktik Gadai Emas dalam Peningkatan Fee Based Income Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Area Jember 2. Umdatul

Mawadd ah /2016

Pengaruh Promotion Mix terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Produk Gadai Emas PT.

Bank Syariah

Sama-sama membahas tentang pembiayaan Gadai Emas

Dalam penelitian Umdatul

Mawaddah ini meneliti

Promotion Mix terhadap

Keputusan Menjadi

(35)

Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi

Nasabah Produk Gadai Emas PT.

Bank Syariah Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi 3. Himmatu

r

Rofiqoh/

2013

Sistem Pengambilan Ujroh Gadai Emas dalam Perbankan Syariah

Sama-sama membahas tentang pembiayaan Gadai Emas

Dalam penelitian Himmatur Rofiqoh ini meneliti

Pengambilan Ujroh Gadai Emas dalam Perbankan Syariah 4. Tri

Wahyuni /2016

Pengaruh Produk Gadai Emas

Terhadap Minat Nasabah dalam

Bertransaksi di PT. Bank Syariah

Mandiri Kantor Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi

Sama-sama membahas tentang pembiayaan Gadai Emas

Dalam

penelitian Tri Wahyuni ini meneliti tentang Pengaruh

Produk Gadai Emas Terhadap Minat Nasabah dalam

Bertransaksi di

PT. Bank

Syariah Mandiri Kantor

Fungsional Operasional (KFO) Pos Banyuwangi 5 Nindia

Hikmatul Maula /2015

Sistem Pembiayaan Akad Gadai Emas dalam Perspektif Ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar

Sama-sama membahas tentang pembiayaan gadai emas

Dalam penelitian Nindia

Hikmatul Maula ini meneliti tentang Sistem Pembiayaan Akad Gadai Emas dalam

(36)

(Sumber data: diolah dari penelitian terdahulu) B. Kajian Teori

1. Hybrid Contract

a. Pengertian Hybrid Contract

Hybrid contract dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah multi akad. Multi dalam bahasa Indonesia berarti banyak, lebih dari satu, lebih dari dua, berlipat ganda. berarti menggandakan perjanjian atau ikatan yang mengakibatkan munculnya kewajiban, dalam istilah lain hybrid contract adalah suatu kontrak yang menghimpun beberapa akad dalam satu kontrak.

Tanjung Jember

Perspektif Ekonomi Islam di PT Unit Pegadaian Syariah Pasar Tanjung

Jember.

6 Inud Dani Ikhwan Meranti / 2012

Analisis Hybrid

Contract di

PT. BRI

Syariah KCP.

Banyuwangi dalam Persepktif Ekonomi Islam

Sama-sama membahas tentanghybrid contract

Dalam

penelitian Inud Dani Ikhwan Meranti ini meneliti tentang bagaimana penerapan hybrid contract di PT. BRI Syariah KCP.

Banyuwangi dalam persepktif ekonomi Islam

(37)

Dengan demikian, multi akad dalam bahasa Indonesia berarti akad berganda atau akad yang banyak, lebih dari satu.

Sedangkan menurut istilah fikih, kata multi akad merupakan terjemahan dari kata Arab yaitu al-‟uqud al-murakkabah yang berarti akad ganda (rangkap). Al-‟uqud al-murakkabah terdiri dari dua kata al- ‟uqud dan al-murakkabah. Kata „aqd secara etimologi artinya mengokohkan, meratifikasi dan mengadakan perjanjian. Sedangkan secara terminologi „aqd berarti mengadakan perjanjian atau ikatan yang mengakibatkan munculnya kewajiban. Sedangkan kata Al-murakkabah secara etimologi, yakni mengumpulkan atau menghimpun. Jadi Al-‟uqud al-murakkabah yaitu perjanjian yang terkumpul atau akad yang menumpuk. Sesuatu yang dibuat dari dua atau beberapa bagian, sebagai kebalikan dari sesuatu yang sederhana atau tunggal yang tidak memiliki bagian-bagian dengan kata lain meletakkan sesuatu di atas sesuatu lain atau menggabungkan sesuatu dengan yang lainnya.20

b. Dasar Hukum Hybrid Contract Atau Multi Akad

Status hukum hybrid contract belum tentu sama dengan status hukum dari akad-akad yang membangunnya. Seperti contoh akad bai‟ dan salaf yang secara jelas dinyatakan keharamannya oleh Nabi. Akan tetapi jika kedua akad itu berdiri

20 Abdulahanaa, Kaidah-Kaidah Keabsahan Multi Akad, 55.

(38)

sendiri, maka akad bai‟ maupun salaf itu diperbolehkan. Begitu juga dengan menikahi dua wanita yang bersaudara sekaligus haram hukumnya, tetapi jika dinikahi satu-satu (tidak dimadu) hukumnya boleh, artinya hukum hybrid contract tidak semata dilihat dari hukum akad-akad yang membangunnya. Bisa jadi akad-akad yang membangunnya adalah boleh ketika berdiri sendiri, namun menjadi haram ketika akad-akad itu terhimpun dalam satu transaksi.

Dapat disimpulkan adalah hukum dari hybrid contract belum tentu sama dengan hukum akad-akad yang membangunnya. Dengan kata lain hukum akad-akad yang membangunnya tidak secara otomatis hukum dari hybrid contract. 21

Sebagian pendapat ulama Syafi‟iyah dan Hambali berpendapat bahwa hukum multi akad (hybrid contract) adalah sah dan diperbolehkan menurut syariat Islam. Ulama yang membolehkan beralasan bahwa hukum asal dari akad adalah boleh dan sah, tidak diharamkan atau membatalkannya. Kecuali riba, seperti menggabungkan qardh dengan akad yang lain, karena adanya larangan menggabungkan jual beli dan qardh.

Menurut Ibnu Taimiyah, hukum asal dari segala muamalat di dunia adalah boleh kecuali yang di haramkan Allah dan

21 Desy Purwanti, “Implementasi Akad Qardh Dalam Rangka Rahn Dan Ijarah Pada Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Purwokerto”, 7(Jurnal, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto) Tahun 2017.

(39)

Rasulnya, tiada yang haram kecuali yang diharamkan Allah, dan tidak ada aturan agama yang di syariatkan.

Menurut Nazzih Hammad hukum dasar dalam syara‟

adalah bolehnya melakukan transaksi multi akad (hybrid contract), selama setiap akad yang membangunnya ketika dilakukan sendiri-sendiri hukumnya boleh dan tidak ada dalil yang melarangnya. Ketika ada dalil yang melarang, maka dalil itu tidak diberlakukan secara umum, tetapi mengecualikan pada kasus yang diharamkan menurut dalil itu. Karena itu, kasus itu dikatakan sebagai pengecualian atas kaidah umum yang berlaku yaitu mengenai keabsahan melakukan akad dan menjalankan perjanjian yang telah disepakati.

Demikian pula dengan Ibnu Qayyim, berpendapat bahwa hukum asal dari akad dan syarat adalah sah, kecuali yang dibatalkan atau dilarang agama.22

c. Macam – Macam Hybrid Contract

Adapun macam-macam hybrid contract dibagi menjadi 5 diantaranya yaitu:

1) Hybrid Contract yang akad bergantung atau akad bersyarat (al-„uqud al mutaqabilah)

Al-„uqud al mutaqabilah menurut bahasa berarti berhadapan. Sesuatu dikatakan berhadapan jika keduanya

22 Abdulahanaa, Kaidah-Kaidah Keabsahan Multi Akad, 57.

(40)

saling menghadapkan kepada yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan Al-„uqud al – mutaqabilah adalah multi akad dalam bentuk akad kedua merespon akad pertama, dimana kesempurnaan akad pertama bergantung pada sempurnanya akad kedua melalui proses timbal balik.

Dengan kata lain, akad satu bergantung dengan akad lainnya.

Akad-akadnya tidak bercampur dan tidak melahirkan nama akad baru, tetapi nama akad dasarnya tetap ada dan eksis serta dipraktekkan dalam suatu transaksi. Salah satu contohnya adalah qardh, rahn dan ijarah pada produk gadai emas di Bank Syariah.

2) Hybrid Contract yang akad terkumpul (al-‟uqud al- mujtami‟ah)

Al-‟uqud al-mujtami‟ah adalah multi akad yang terhimpun dalam satu akad. Dua atau lebih akad terhimpun menjadi satu akad. Seperti contoh "Saya jual rumah ini kepadamu dan saya sewakan rumah yang lain kepadamu selama satu bulan dengan harga lima ratus ribu".

Multi akad yang mujtami'ah ini dapat terjadi dengan terhimpunnya dua akad yang memiliki akibat hukum berbeda di dalam satu akad terhadap dua objek dengan satu harga, dua akad berbeda akibat hukum dalam satu akad terhadap dua objek dengan dua harga, atau dua akad dalam satu akad yang

(41)

berbeda hukum atas satu objek dengan satu imbalan, baik dalam waktu yang sama atau waktu yang berbeda. Salah satu contoh dari akad ini yaitu wadiah dan mudarabah pada giro, yang biasa disebut Tabungan Giro Aotomatic Transfer Mudharabah dan Wadiah. Nasabah ini memiliki 2 rekening, yakni tabungan dan giro sekaligus (2 rekening dalam satu produk). Setiap rekeningnya dapat dipindah secara otomatis jika salah satu rekening membutuhkan.

3) Hybrid Contract yang akad berlawanan (Al-‟uqud al- mutanaqidhah)

Ketiga istilah Al-‟uqud al-mutanaqidhah memiliki kesamaan bahwa ketiganya mengandung maksud adanya perbedaan. Tetapi ketiga istilah ini mengandung implikasi yang berbeda. Mutanaqidhah mengandung arti berlawanan, seperti pada contoh seseorang berkata sesuatu lalu berkata sesuatu lagi yang berlawanan dengan yang pertama.

Perkataan orang ini disebut mutanaqidhah, saling berlawanan. Dikatakan mutanaqidhah karena antara satu dengan yang lainnya tidak saling mendukung, melainkan mematahkan. Bentuk ini dilarang oleh syariah, contohnya dmenggabungkan akad jual beli dan pinjaman.

(42)

4) Hybrid contract yang Akad berbeda (al-uqud al-mukhtalifah) Yang dimaksud dengan multi akad yang mukhtalifah adalah terhimpunnya dua akad atau lebih yang memiliki perbedaan semua akibat hukum diantara kedua akad itu atau sebagiannya. Seperti perbedaan akibat hukum dalam akad jual beli dan sewa, dalam akad sewa diharuskan ada ketentuan waktu, sedangkan dalam jual beli sebaliknya.

Adapun contohnya yaitu Musyarakah Mutanasaqisah (MMQ). Akad ini campuran akad syirkah milik dengan ijarah yang mutanaqisah atau jual beli yang disifati dengan mutanaqisah. Pencampuran akad-akad ini melahirkan nama baru, yaitu musyarakah mutanaqisah (MMQ). Substansinya hampir sama dengan IMBT, karena pada akhir periode barang menjadi milik nasabah namunbentuk ijarahnya berbeda, karena transfer of tittle yang mutanaqisah, karena itu sebutannya ijarah saja, bukan IMBT.

5) Hybrid Contract yang akad sejenis (al-‟uqud al-mutajanisah) Al-uqûd al-mutajanisah adalah akad-akad yang mungkin dihimpun dalam satu akad, dengan tidak mempengaruhi di dalam hukum dan akibat hukumnya. Multi akad jenis ini dapat terdiri dari satu jenis akad seperti akad jual beli dan akad jual beli, atau dari beberapa jenis seperti akad jual beli dan sewa menyewa. Multi akad jenis ini dapat

(43)

pula terbentuk dari dua akad yang memiliki hukum yang sama atau berbeda.23

d. Contoh penerapan hybrid contract dalam perbankan

1) Produk gadai emas adalah penggabungan akad qardh, rahn dan ijarah.

2) Tabungan haji adalah penggabungan akad qardh dan rahn.

3) Isthisna‟ paralel adalah penggabungan akad isthisna‟ dan wakalah.

4) Mudharabah muqayyadah adalah penggabungan akad 5) Mudharabah dan akad yang menjadi objek Mudharabah.

6) Kafalah wal ijarah adalah penggabungan akad pada kartu kredit

7) Wakalah bil ujrah adalah penggabungan akad pada L/C dan RTGS.

8) Kafalah wal ijarah, pada L/C, bank garansi, pembiayaan multi jasa. Multi guna.

9) Akad pada suransi syariah, yang menggabungkan akad hibah (tabaru‟) dengan akad ijarah (jasa pengelolaan premi asuransi) atau kadang di gabung dengan akad ketiga syirkah mudharabah.

10) Produk pembiayaan pengurusan haji adalah penggabungan akad qardh dan ijarah yang dilakukan secara paralel.

23 Ibid.,53

(44)

11) Produk syariah card atau kredit syariah yang terdiri dari akad kafalah, qardh dan ijarah yang dilakukan secara paralel.24 2. Gadai Emas

a. Pengertian Gadai Emas (Rahn Emas)

Gadai emas merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh pembiayaan secara cepat. Pinjaman gadai emas merupakan fasilitas pinjaman tanpa tanpa imbalan dengan jaminan emas dengan kewajiban pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Jaminan emas yang diberikan disimpan dalam penguasaan atau pemeliharaan bank dan atas penyimpanan tersebut nasabah diwajibkan membayar biaya sewa. 25

Gadai emas syariah di perbankan syariah dikenal dengan nama Qardh Beragun Emas. Qardh Beragun Emas adalah salah satu produk yang menggunakan akan qardh yang dilakukan bersamaan dengan transaksi lain yang menggunakan akad-akad mu‟awadhah (pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam produk yang bertujuan mendapatkan keuntungan, dapat dilakukan antara lain dalam produk rahn emas (gadai emas syariah), pembiayaan pengurusan haji, pengalihan utang, syariah charge card, syariah card, dan anjak piutang syariah. Agunan yang

24 Desy Purwanti “ implementasi akad qardh dalam rangka rahn dan ijarah pada pembiayaan gadai emasdi bank syariah mandiri kantor cabang purwokerto” 7(Jurnal IAIN Purwokerto) Tahun 2017

25 Nurul Setianingrum, Lembaga Keuangan Syariah (Jember : Stain Jember Press, 2013), 236

(45)

digunakan adalah emas yang diikat dengan akad rahn (gadai), dimana emas yang diagunkan disimpan dan dipelihara oleh bank syariah dan unit usaha syariah selama jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas sebagai objek rahn yang diikat dengan akad ijarah.26

Bank syariah dalam melaksanakan produk ini harus memperhatikan unsur-unsur kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu dan resiko. Dimana sesuai dengan pengertian gadai emas syariah adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas barang berharga (berupa emas) dari nasabah penggadai (arraahin) kepada pihak bank Syariah (al-Murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-Rahnu, yaitu sebagai jaminan (al-Marhun) atas pinjaman/utang (al-Marhumbih) yang diberikan kepada nasabah peminjam. Ar-Rahnu merupakan akad penyerahan barang dari nasabah peminjam sebagai jaminan atas keseluruhan utang yang dimiliki nasabah.

Gadai emas syariah juga harus bebas dari imbal hasil dalam bentuk apa pun karena pembiayaan gadai syariah tidak ditujukan untuk proyek bagi hasil, melainkan memberikan pinjaman bagi mereka yang mengalami kesulitan dana jangka pendek. Dalam gadai emas syariah, pihak bank hanya diizinkan

26 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), 4.

(46)

mengambil hasil dari jasa penitipan dan pemeliharaan barang jaminan.27

Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan permohonan dapat mendatangi bank-bank syariah yang menyediakan fasilitas pembiayaan gadai emas dengan memenuhi persyaratan :

1) Identitas diri KTP/ SIM yang masih berlaku.

2) Perorangan WNI.

3) Cakap secara hukum.

4) Mempunyai rekening giro atau tabungan di bank syariah tersebut.

5) Menyampaikan NPWP (untuk pembiayaan tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku).

6) Adanya barang jaminan berupa emas. Bentuk emas batangan, emas perhiasan atau emas koin dengan kemurnian minimal 18 karat atau kadar emas 75%. Sedangkan jenisnya adalah emas merah dan kuning.

7) Memberikan keterangan yang diperlukan dengan benar mengenai alamat, data penghasilan atau data lainnya.

Selanjutnya pihak Bank Syariah akan melakukan akan melakukan analisis pinjaman yang meliputi :

27 R. Serfianto D. Purnomo. Dkk, Investasi & Gadai Emas (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), 97.

(47)

1) Petugas bank memeriksa kelengkapan dan kebenaran syarat- syarat calon pemohon peminjam.

2) Penaksir melakukan analis terdapat data pemohon, keaslian jaminan berupa emas, sumber pengembalian pinjaman, penampilan atau tingkah lau calon nasabah yang mencurigakan.

3) Jika menurut analisis, pemohon layak maka bank akan memberikan pinjaman (qardh) dengan gadai emas. Jumlah pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan nasabah dengan maksimal pinjaman sebesar 80% dari taksiran emas yang disesuaikan dengan harga standart emas.

Besarnya pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah didasarkan pada hasil taksiran emas mulai dari tingkat/kadar karat, berat jenis dan kualitas emas juga harga dasar emas yang telah ditetapkan oleh BSM pusat. Diilustrasi penghitungan besarnya pembiayaan.

Misal:

Bila ada calon nasabah mengajukan pembiayaan dengan menggadaikan emas perhiasan seberat 10 gram 18 karat. Berapa jumlah yang akan diterima?

Jawab:

1. Diketahui Harga Dasar Emas (HDE) BSM per gram untuk emas 24 karat; 460.000,-

(48)

2. Diketahui Loan To Value (LTV) jumlah pembiayaan terhadap taksiran barang jaminan sebesar 4%

3. Jika kondisi fisik emas antam bersertifikat: 90%

4. Jika kondisi fisik emas tidak bersertifikat, dinar dan perhiasan besarnya: 85%

Besarnya taksiran untuk emas 10 gram, 18 karat

Pembiayaan 4% diterima (perhiasan) 85% x Rp 3.450.000 = Rp 2.932.500

a. Menetapkan biaya yang harus dibayar oleh nasabah pada saat penandatanganan akad biaya tersebut adalah:

1) Biaya administrasi sebesar Rp 20.000,- (dua materai Rp 12.000,- dan administrasi gadai Rp 8.000,-)

2) Biaya asuransi

3) Total biaya yang dibayarkan nasabah sebesar Rp 20.000 + Rp 12.707,4 = Rp 32.707,4

(49)

b. Menghitung biaya pemeliharaan (yang dibayarkan pada saat jatuh tempo).

1. Biaya pemeliharaan per bulan

2. Total biaya pemeliharaan

Rp 4.125 x 10 (gram) x 4 (bl) = Rp 165.000

c. Melaporkan hasil taksiran pembiayaan kepada komite pembiayaan (kepala cabang) untuk pencairan dana. Memerintahkan pada nasabah untuk membuka rekening yang berfungsi sebagai sarana pencairan dana dari gadai emas kepada nasabah

4) Realisasi pinjaman dapat dicairkan setelah akad pinjaman (qardh) sesuai dengan ketentuan bank.

5) Nasabah dikenakan biaya admisitrasi, biaya sewa dari jumlah pinjaman.

6) Pelunasan dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo

7) Apabila sampai dengan waktu yang ditetapkan nasabah tidak dapat melunasi dan proses kolektibilitas tidak dapat dilakukan maka jaminan dijual dibawah tangan dengan ketentuan:

a) Nasabah tidak tidak dapat melunasi pinjaman sejak tanggal jatuh tempo pinjaman dan tidak diperbaruhi

(50)

b) Diupayakan sepengetahuan nasabah dan kepada nasabah diberikan kesempatan untuk mencari calon pemilik.

Apabila tidak dapat dilakukan, maka bank menjual berdasarkan harga tertinggi dan wajar (karyawan bank tidak diperkenankan memiliki agunan tersebut).28

b. Landasan Dasar Syariah Gadai atau Rahn 1) Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 283



































































Artinya : “Jika kalian dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai), sementara kalian tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).”(Q.S Al-Baqarah ayat 283).29 2) Al-Hadis

Hadits „Aisyah ra. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang berbunyi:

Artinya: Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah saw bersabda, “punggung hewan yang digadaikan boleh dinaiki dengan membayar dan susu binatang ternak boleh diminum dengan

28 Abdullah Taufik, Potret Gadai Emas Syariah (Kediri: Dimar Intermedia, 2016), 131-133.

29 Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek. (Gema Insani, Jakarta : 2001), 128

(51)

membayar bilamana binatang digadaikan. Dan bagi yang menaiki dan meminumnya wajib membayar” (HR. Bukhari). 30

3) Ijma

Dari hadis dan ayat di atas, para ulama telah sepakat (ijma) bahwa :

a) Barang sebagai jaminan utang (rahn) dibolehkan

b) Rahn dapat dilakukan baik dalam berpergian (safar) maupun tidak dalam safar. Pembatasan dengan safar dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 283 adalah karena kelaziman saja, maka tidak boleh diambil makna sebaliknya, karena adanya hadis-hadis yang membolehkan rahn tidak dalam berpergian, disamping itu safar dalam ayat itu karena tidak diperbolehkannya katib (penulis), maka lazimnya tidak perlu rahn kecuali dalam safar.31 4) Fatwa Dewan syariah Nasional.

a) Fatwa DSN-MUI Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn bahwa :

1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang) sampai semua utang rahin (yang menterahkan barang) dilunasi.

2. Marhun dan manfaatnya menjadi milik rahin, pada prinsipnya, marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh

30 Ibnu Hajar Asqalani, Bulugul Maram (Jakarta: Puataka Amani, 2000), 409.

31Fathurrahman,Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah(Sinar Grafika:Jakarta,2012),234.

(52)

murtahin kecuali seizin rahin, dengan tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya.

3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.

4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.

5. Penjualan marhun

a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingati rahin untuk segera melunasi utangnya.

b. Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya, marhun di jual paksa atau dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.

c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utangnya, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan.

d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangan menjadi kewajiban rahin.

(53)

b) Fatwa DSN-MUI Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas bahwa :.

1. Rahn emas diperbolehkan berdasarkan prinsip rahn.

(Fatwa DSN-MUI Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn)

2. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh penggadai (rahin).

3. Ongkos sebagaimana dimaksud ayat 2 besarnya didasarkan oleh pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan.

4. Biaya pemeliharaan barang (marhun) dilakukan berdasarkan akad ijarah.

c) Fatwa DSN-MUI Nomor 79/DSN-MUI/III/2001 tentang Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah.

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

a. Qardh adalah suatu akad penyaluran dana oleh LKS kepada nasabah sebagai utang piutang dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana tersebut kepada LKS pada waktu yang telah disepakati;

b. Dana Nasabah adalah dana yang diserahkan oleh nasabah kepada LKS dalam produk giro, tabungan atau deposito dengan menggunakan akad wadi‟ah atau mudharabah sebagaimana dimaksud dalam fatwa DSN-

(54)

MUI Nomor: 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, fatwa DSN-MUI Nomor: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan dan fatwa DSN-MUI Nomor:

03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito.

Ketentuan Penyaluran Dana Qardh dengan Dana Nasabah

a. Akad Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah terdiri atas dua macam:

1) Akad Qardh yang berdiri sendiri untuk tujuan sosial semata sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN- MUI Nomor: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al- Qardh, bukan sebagai sarana atau kelengkapan bagi transaksi lain dalam produk yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

2) Akad Qardh yang dilakukan sebagai sarana atau kelengkapan bagi transaksi lain yang menggunakan akad-akad mu‟awadhah (pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam produk yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

b. Akad atau produk yang menggunakan akad qardh sebagai sarana atau kelengkapan bagi akad mu‟awadhah antara lain :

(55)

1) Fatwa DSN-MUI Nomor: 29/DSN- MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah;

2) Fatwa DSN-MUI Nomor 31 tentang Pengalihan Utang;

3) Fatwa DSN MUI Nomor: 42/DSN- MUI/V/2004 tentang Syariah Charge Card 4) Fatwa DSN MUI Nomor: 54/DSN-

MUI/X/2006 tentang Syariah Card

5) Fatwa DSN MUI Nomor: 67/DSN- MUI/III/2008 tentang Anjak Piutang Syariah.

5) Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) Nomor 14/7/DPbS/2012 perihal Produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah :

a) Penerbitan SE ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi perbankan syariah dalam menjalankan produk Qardh Beragun Emas, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia No.10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

b) Ketentuan ini berlaku untuk Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
FOTO DOKUMENTASI

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir .... Implementasi Promosi Produk Gadai Emas (Rahn) pada Bank

pembiayaan pada masyarakat non bank, dengan pokok kajian (1) Dasar hukum Gadai Emas Syariah sebagai pembiayaan, (2) Syarat dan prosedur pembiayaan melalui akad Rahn, serta

Setiap Bank Syariah Mandiri Produk Gadai Emas memiliki standar masing-masing dalam melayani nasabahnya. Secara umum pelayanan pada Bank Syariah Mandiri Produk Gadai Emas

Haji Salwa, 2018, Analisis Komparatif Praktik Akad Gadai Emas Antara Bank Syariah Mandiri dengan Pegadaian Syariah Di Martapura, Skripsi, Jurusan Perbankan Syariah

Bank syariah yang memiliki produk pembiyaan berupa gadai emas, salah satunya adalah Bank Syariah Mandiri. Dalam gadai emas sendiripun menjadi salah satu produk

Pengertian Gadai Emas Syariah Gadai Syariah adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik nasabah Arrahin sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, dan barang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan multi akad dalam proses gadai emas di Pegadaian Syariah sampang melalui beberapa akad yaitu akad qard, rahn, dan ijarah sudah sesuai

Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi dan Fluktuasi Harga Emas Terhadap Penyaluran Pembiayaan Rahn Studi Kasus pada Produk Gadai Emas PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2015-2020.. The Effect