• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS IMPLEMENTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS IMPLEMENTASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVE GRI

STANDARDS

(Studi Pada PT Vale Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, PTAneka Tambang Tbk Tahun 2018)

Oleh:

Muhlis Isnanto 125020301111026

Dosen Pembimbing:

Putu Prima Wulandari, SE., M.SA., Ak.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan yang disajikan didalam Sustainability Report berdasarkan Standar pelaporan terbaru yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative yaitu GRI Standards, serta mengetahui tingkat kepatuhan Corporate Social Responsibility (CSR) Report yang dilakukan oleh PT Vale Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Aneka Tambang Tbk. Sumber data dalam penelitian ini adalah Sustainability Report PT Vale Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Aneka Tambang Tbk periode 2018 karena baru periode ini standar pelaporan GRI Standards berlaku efektive di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan dan menyajikan data yang diperoleh, sehingga dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan PT Vale Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Aneka Tambang Tbk tahun 2018. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT Vale Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Aneka Tambang Tbk pada dasarnya sudah mengimplementasikan GRI Standards sebagai standar baru pelaporan dengan PT Bukit Asam sebagi perusahaan yang memiliki tingkat kepatuhan tertinggi pada aspek ekonomi, lingkungan dan sosial.

Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Global Reporting Initiative (GRI)

(2)

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Keberadaan perusahaan tidak bisa lepas dari lingkungan tempat mereka berada. Aktivitas perusahaan dapat menimbulkan dampak pada lingkungan sehingga perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan perolehan laba usaha, tetapi juga mempertimbangkan faktor lingkungan hidup dalam melaksanakan kegiatannya (Sudaryanto, 2011). Akan tetapi pelestarian lingkungan pada umumnya berbanding terbalik dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas perusahaan yang biasanya berbanding terbalik dengan pelestarian lingkungan biasanya berkaitan dengan aktivitas operasional seperti produksi, efisiensi (menggunakan sumber daya yang lebih murah/sedikit untuk mendapat hasil yang lebih), bahkan pembuangan limbah. Hal tersebut tentu menimbulkan kerugian pada masyarakat sekitar dan kerusakan lingkungan.

Beberapa kasus perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan.

Sebagai contoh limbah PT Kaltim Prima Coal yang mencemari sungai Sangatta (regional.kompas.com, diakses 7 Februari 2018). Selain itu PT Kayoma Casting Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Indotaisei, Cikampek yang dianggap tidak bisa mengolah limbah beracun sehingga menggangu lingkungan sekitar pabrik (pikiran-rakyat.com diakses 7 Februari 2018). Fakta tersebut dapat digunakan sebagai gambaran kurangnya kepedulian perusahaan terhadap kelestarian lingkungan, pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.

Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk membayar kerugian masyarakat dan lingkungan yaitu, melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut dengan istilah Corporate social responsibility. Corporate social responsibility (CSR) merupakan suatu cara agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk kepentingan pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga menyejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho, 2007).

Dengan ikut melakukan pelestarian lingkungan, sebenarnya bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat sekitar tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang kepada perusahaan. Manfaat jangka panjang yang diperoleh perusahaan misalnya menurunnya gangguan sosial yang sering terjadi akibat pencemaran lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau pembelaan masyarakat setempat, dan terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka panjang.

(3)

Di Indonesia sudah mulai diterapkan program CSR ini namun dalam hal ini sifatnya masih voluntary belum bersifat mandatory, dimana hanya perusahaan yang Go Public yang menerapkannya. Menurut teori legitimasi perusahaan dituntut agar melakukan aktivitas sesuai norma dan peraturan yang berlaku di lingkungan mereka berada. Sejalan dengan perkembangan tersebut, mulai muncul undang-undang yang mengatur CSR di Indonesia yaitu Undang- Undang No 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas dimana yang bunyinya “Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Dalam pengungkapan aktivitas CSR perusahaan dinilai berdasarakan dinilai berdasarkan indikator – indikator yang berlaku. Versi terbaru pedoman GRI adalah GRI Standards yang di luncuran pada tanggal 8 Juni 2017 di Indonesia dan mulai efektif berlaku mulai bulan Juli tahun 2018.

Akhir-akhir ini penelitian dengan topik pengungkapan indikator dalam laporan keberlanjutan perusahaan semakin banyak dilakukan. Penelitian oleh Maulana (2013) melakukan analisis komparatif terhadap laporan keberlanjutan PT. Pertamina Tbk, PT. Antam Tbk, PT. Indo Tambang Raya, Megah Tbk dan PT. Kaltim Prima Coal Tbk tahun 2014-2015 menggunakan prinsip isi sustainability reporting berdasarkan General Reporting Initiative (G4). Analisis ini dilakukan untuk melihat tingkat kesesuaian pelaporan keberlanjutan keempat perusahaan, dan melihat perusahaan manakah yang memiliki tingkat kesesuaian yang lebih baik. Hasil dari penelitian Maulana (2013) adalah PT. Aneka Tambang, Tbk memiliki tingkat kepatuhan paling baik 2014-2015 dan menjadi satu-satunya perusahaan perusahaan yang stabil dengan tingkat kepatuhan yang sama dengan tahun sebelumnya.

Penelitian Widenta (2013) menganalisa sustainability reporting dan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. lndosat Tbk tahun 2007- 2011. Hasil penelitian ini rnenunjukkan bahwa PT. Indosat konsisten melaksanakan program CSR setiap tahun. Walaupun ke 79 aspek yang dibuat oleh GRI G3 tidak semua dilakukan atau dipenuhi oleh PT. Indosat Tbk, namun aspek yang dilakukan sudah sangat banyak membantu masyarakat. Salmah (2015) meneliti kesesuaian laporan keberlanjutan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Dengan standar GRI G4. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perusahaan pada dasarnya telah mengadopsi dan mengimplementasi G4 Guidelines sebagai standar baru penyusunan laporan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah :

(4)

1. Bagaimana pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Report yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah dan PT Aneka Tambang, apakah sesuai dengan pedoman GRI Standards?

2. Bagaimana tingkat kepatuhan Corporate Social Responsibility (CSR) Report yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah dan PT Aneka Tambang terhadap pedoman GRI Standards?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memahami dan menjelaskan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah dan PT Aneka Tambang guna mengetahui kesesuaian implementasi CSR berdasarkan pedoman GRI Standards.

2. Mengetahui tingkat kepatuhan Corporate Social Responsibility (CSR) Report yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah dan PT Aneka Tambang terhadap pedoman GRI Standards.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Corporate Social Responsibility

CSR merupakan konsep dasar yang semestinya dilakukan oleh perusahaan.

Dalam menjalankan operasionalnya, perusahaan seharusnya memikirkan aktivitas operasional yang dapat menguntungkan perusahaan dan memberi dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan, khususnya yang berada disekitar perusahaan. CSR menekankan bahwa perusahaan harus memperhatikan kesehjateraan dari pihak internal seperti tenaga kerja dan pihak eksternal seperti maysarakat luas.

Terdapat berbagai macam teori yang melandasi pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, dalam penelitian ini akan dibahas 2 (dua) teori utama yang mendasari, yaitu stakeholder theory dan legitimacy theory.

1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory):

Terdapat teori yang menjadi dasar perusahaan dalam menginformasikan bentuk pertanggungjawaban sosialnya kepada kelompok yang berkepentingan dan masyarakat secara keseluruhan. Menurut Deegan (2004), Teori stakeholder menjelaskan alasan dari pengungkapan suatu informasi oleh perusahaan dalam laporan keuangan.

Teori Stakeholder menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Walaupun para stakeholder

(5)

dapat memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan walaupun stakeholder minoritas yang tidak dapat memainkan peran secara langusung dalam suatu perusahaan, tetap mempunyai hak untuk mendapat informasi dari perusahaan (Deegan, 2002).

2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory):

Teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas mereka (perusahaan) diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah” (Deegan, 2004). Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang melandasi teori legitimasi adalah “kontrak sosial”

yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi.

Menurut teori legitimasi, perusahaan bukan hanya memperhatikan hak investor, namun juga harus memperhatikan hak publik (Deegan dan Rankin, 1997). Dalam usaha memperoleh legitimasi, perusahaan melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang memiliki implikasi akuntansi pada pengungkapan laporan tahunan dan berisi pelaporan sosial dan lingkungan yang dipublikasikan.

2.2 Global Reporting Initiative

Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi nirlaba yang mempelopori pelaporan berkelanjutan, didirikan di New York pada tahun 1997 dan saat ini berpusat di Amsterdam. GRI standards adalah standard global pertama dan paling banyak diadopsi untuk pelaporan keberlanjutan.

Versi terbaru pedoman GRI adalah GRI Standards yang di luncuran pada tanggal 8 Juni 2017 di Indonesia dan mulai efektif berlaku mulai bulan Juli tahun 2018. GRI Standards adalah generasi kelima dari pedoman GRI setelah GRI G2 atau versi 2 diterbitkan pada tahun 2002 kemudian GRI G3, GRI G3.1, GRI G4 diluncurkan berurutan pada tahun 2006, 2011, dan 2013. Di antara perubahan berbagai versi GRI, transformasi GRI G3.1 ke GRI G4 memiliki perubahan yang cukup signifikan dalam hal penyusunan laporan keberlanjutan. Penggunaan GRI Standards mungkin tidak akan berdampak signifikan bagi perusahaan yang telah membuat laporan keberlanjutan berbasiskan GRI G4. Secara umum, isi keduanya tidak jauh berbeda. Hanya ada 2 indikator spesifik yang “discontinued” dan total 42 yang direvisi. Selebihnya mengalami perubahan minor atau perubahan klasifikasi indikator. Baik GRI G4 maupun GRI Standards juga memiliki penekanan yang sama. Keduanya sama-sama memperhatikan isu kesetaraan gender dan keterlibatan value chain dalam setiap aspek keberlanjutan. Prinsip- prinsip laporan keberlanjutan juga masih sama. Materiality dan boundary masih menjadi landasan dalam menentukan isi laporan.

(6)

3. Metode Penelitian 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang menitikberatkan pada telaah informasi dalam literatur teori yang berhubungan dengan tema besar penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis terhadap segala bentuk pengungkapan kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan yang merupakan bagian dari tanggungjawab sosialnya terhadap para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal yang tercantum di dalam sustainability report apakah isi dan kegiatan di dalam laporan tersebut telah sesuai dengan indikator yang ada dalam standar pelaporan keberlanjutan yang terbaru yaitu GRI Standards. Penelitian ini juga menilai tingkat kepatuhan perusahaan terhadap pelaporan GRI Standards, semakin tinggi pemenuhan pengungkapan maka semakin tinggi tingkat kepatuhannya. Sehingga jenis penelitian yang digunakan adalah studi dokumen, yang tergolong sebagai penelitian kualitatif.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sustainability report PT Vale Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah, dan PT Aneka Tambang periode 2018. Pemilihan perusahaan tersebut berdasarkan beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan menerbitkan Sustainability Report secara lengkap untuk periode 2018.

2. Perusahaan menggunakan pelaporan berdasar pada GRI Standards.

3. Sustainability report perusahaan dapat diakses melalui website milik perusahaan bersangkutan.

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan yaitu sustainability report. Tahun pengungkapan laporan yang diambil adalah tahun 2018.

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari buku- buku maupun tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian.

Studi kepustakaan pada penelitian ini yakni penelusuran akan jurnal-jurnal yang terkait dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial dan juga buku- buku yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang baik.

2. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data-data yang dilakukan dengan mengumpulkan segala dokumen baik dari website perusahaan yang mempunyai relevansi terhadap kebutuhan penelitian yang nantinya akan dilakukan. Dokumen yang

(7)

dikumpulkan dari studi dokumentasi ini berkaitan dengan 4 perusahaan yang menjadi objek penelitian. Dokumen tersebut antara lain sustainability report periode 2018.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data model Miles and Huberrman Miles and Huberrman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, aktivitas dalam analisis data yaitu:

1. Data reduction.

Karena data yang diperoleh dari sustainability report cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara lebih teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data-data direduksi dengan menguji keabsahannya dan keterkaitannya dengan topik penelitian serta landasan teori yang digunakan. Dalam penelitian ini, analisis berkaitan dengan pengungkapan CSR yang umumnya tersaji dalam bentuk susunan kata. Pengungkapan CSR yang didapat dari sustainability report kemudian dipilih, dirangkum dan diklasifikasian menurut pengungkapan umum, pengungkapan sektor ekonomi, pengungkapan sektor lingkungan dan pengungkapan sektor sosial.

2. Data display.

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, chart, dan sejenisnya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis terhadap isi laporan historis pada sustainability report yang dikeluarkan perusahaan. Proses analisis dilakukan dengan mencari aspek-aspek yang terdapat dalam tabel kerja apakah dilaporkan atau tidak dalam sustainability report. Setelah itu, penulis mengisi tabel kerja berdasarkan hasil analisis yang akan dibahas dalam pembahasan dan membuat ringkasan atas hasil yang didapatkan dari tabel kerja kemudian menampilkan data dalam bentuk chart.

3. Conclusion drawing atau verification.

Data ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan didasarkan pada analisis subjektif penulis ketika menganalisa dan membandingkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui sustainability report masing-masing perusahaan.

(8)

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Pengungkapan CSR Berdasarkan Pengungkapan Umum Pada Perusahaan Tambang Tahun 2018

Pengungkapan umum adalah pengungkapan yang termasuk dalam standard inti (core). Pengungkapan umum terdiri dari 37 poin yang dalam hal konten telah mengakomodir kebutuhan informasi dasar terkait aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan. Poin – poin ini mencakup profil perusahan, strategi, etika dan integritas, tata kelola, praktik keterlibatan pemangku kepentingan, dan proses pelaporan organisasi. walaupun perusahaan termotivasi melakukan aktivitas CSR, namun tidak semua perusahaan berhasil mengungkapkan kinerjanya dengan baik. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui implementasi CSR perusahaan tambang dan melakukan penilaian kepatuhan pengungkapan dari kelompok ketetapan yang paling dasar, yaitu pengungkapan umum.

Tabel dibawah ini menyajikan tingkat kepatuhan pengungkapan CSR berdasarkan pengungkapan umum pada tahun 2018, disertakan pula grafik yang menggambarkan kepatuhan pengungkapan keempat perusahaan tersebut.

No Perusahaan Jumlah

Pengungkapan

Terpenuhi Persentase

1 PT Vale Indonesia Tbk 37 37 100%

2 PT Bukit Asam Tbk 37 35 95%

3 PT Timah Tbk 37 37 100%

4 PT Aneka Tambang Tbk 37 37 100%

Pada tabel dan grafik diatas, perusahaan tambang hampir semuanya melaporkan seluruh pengungkapan CSR berdasarkan pengungkapan umum. PT Vale Indonesia Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Antam Tbk melaporkan seluruh pengungkapan umum dari GRI Standards sedangkan PT Bukit Asam Tbk hanya melaporkan 35 poin dari 37 total poin yang seharusnya dilaporkan. Hal tersebut menunjukan implementasi CSR dan tingkat kepatuahan CSR perusahaan tambang terhadap GRI standards sangat tinggi.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pengungkapan Umum CSR 2018

PT Vale Indonesia Tbk

PT Bukit Asam Tbk

PT Timah Tbk

PT Aneka Tambang Tbk

(9)

4.2 Pengungkapan CSR Berdasarkan Pengungkapan Topik Spesifik Pada Perusahaan Tambang Tahun 2018

Pengungkapan topik spesifik adalah pengungkapan setelah pengungkapan umum. pengungkapan topik spesifik disajikan dalam seri 200, 300, 400. Seri-seri ini digunakan untuk melaporkan informasi mengenai dampak organisasi yang terkait dengan topik-topik ekonomi, lingkungan dan sosial.

4.2.1 Pengungkapan CSR Berdasarkan Pengungkapan Sektor Ekonomi Pada Perusahaan Tambang 2018

Keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi bagi para stakeholdernya, para masyarakat, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, maupun global. Pengungkapan sektor ekonomi menggambarkan arus modal di antara pemangku kepentingan yang berbeda, dan dampak ekonomi utama dari organisasi di seluruh lapisan masyarakat. Aspek kinerja ekonomi ini dibagi menjadi enam aspek yang berbeda, yaitu kinerja ekonomi, keberadaan di pasar, dampak ekonomi tidak langsung, praktik pengadaan, anti korupsi dan perilaku anti persaingan

Tabel dibawah ini menyajikan tingkat kepatuhan pengungkapan CSR berdasarkan sektor ekonomi pada tahun 2018, disertakan pula grafik yang menggambarkan kepatuhan pengungkapan keempat perusahaan tersebut.

No Perusahaan Jumlah

Pengungkapan

Terpenuhi Persentase

1 PT Vale Indonesia Tbk 13 7 54%

2 PT Bukit Asam Tbk 13 12 92%

3 PT Timah Tbk 13 9 69%

4 PT Antam Tbk 13 3 23%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pengungkapan Sektor Ekonomi CSR 2018

PT Vale Indonesia Tbk PT Bukit Asam Tbk PT Timah Tbk PT Antam Tbk

(10)

Pada tabel dan grafik diatas, PT Bukit Asam memiliki tingkat kepatuhan tertinggi CSR pengungkapan sektor ekonomi dari perusahaan tambang dengan melaporkan 12 pengungkapan dari total seharusnya 13 poin pengungkapan.

Selanjutnya disusul oleh PT Timah yang telah melaporkan 9 poin pengungkapan sebesar 69% dan PT Vale yang telah melaporkan 7 poin pengungkapan sebesar 54%. PT Antam hanya melaporkan 3 poin pengungkapan menjadi yang terendah dengan persentase 23%.

4.2.2 Pengungkapan CSR Berdasarkan Pengungkapan Sektor Lingkungan Pada Perusahaan Tambang 2018

Keberlanjutan lingkungan berkaitan erat dengan dampak organisasi pada sistem alam baik yang hidup maupun tidak, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Kategori Lingkungan meliputi dampak yang terkait dengan input (seperti material, energi dan air) dan output (seperti emisi, eflen, dan limbah).

Termasuk juga keanekaragaman hayati, kepatuhan lingkungan, dan penilaian lingkungan pemasok.

Tabel dibawah ini menyajikan tingkat kepatuhan pengungkapan CSR berdasarkan sektor lingkungan pada tahun 2018, disertakan pula grafik yang menggambarkan kepatuhan pengungkapan keempat perusahaan tersebut.

No Perusahaan Jumlah

Pengungkapan

Terpenuhi Persentase

1 PT Vale Indonesia Tbk 31 14 45%

2 PT Bukit Asam Tbk 31 17 55%

3 PT Timah Tbk 31 12 39%

4 PT Antam Tbk 31 14 45%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pengungkapan Sektor Lingkungan CSR 2018

PT Vale Indonesia Tbk PT Bukit Asam Tbk PT Timah Tbk PT Antam Tbk

(11)

Pada tabel dan grafik diatas, PT Bukit Asam memiliki tingkat kepatuhan tertinggi CSR pengungkapan sektor lingkungan dari perusahaan tambang dengan melaporkan 17 pengungkapan dari total seharusnya 31 poin pengungkapan. Tiga perusahaan tambang lainnya yaitu, PT Vale, PT Antam dan PT Timah berturut turut melaporkan sebesar 45%, 45% dan 39% dari total pengungkapan sektor lingkungan GRI Standards.

4.2.3 Pengungkapan CSR Berdasarkan Pengungkapan Sektor Sosial Pada Perusahaan Tambang 2018

Dimensi keberlanjutan sosial membahas dampak yang dimiliki organisasi terhadap sistem sosial di mana organisasi beroperasi. Kategori Sosial meliputi hubungan perusahaan dengan karyawan (hubungan tenaga kerja/manajemen, kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan dan pendidikan, non-diskriminasi, hak asasi manusia dan kebebasan berserikat), hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar (seperti hak masyarakat adat, masyarakat lokal). Termasuk juga hubungan dengan pelanggan.

Tabel dibawah ini menyajikan tingkat kepatuhan pengungkapan CSR berdasarkan sektor sosial pada tahun 2018, disertakan pula grafik yang menggambarkan kepatuhan pengungkapan keempat perusahaan tersebut.

No Perusahaan Jumlah

Pengungkapan

Terpenuhi Persentase

1 PT Vale Indonesia Tbk 40 17 43%

2 PT Bukit Asam Tbk 40 27 68%

3 PT Timah Tbk 40 20 50%

4 PT Antam Tbk 40 14 35%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pengungkapan Sektor Sosial CSR 2018

Pt Vale Indonesia Tbk PT Bukit Asam Tbk PT Timah Tbk PT Antam Tbk

(12)

Pada tabel dan grafik diatas, PT Bukit Asam memiliki tingkat kepatuhan tertinggi CSR pengungkapan sektor sosial dari perusahaan tambang dengan melaporkan 27 pengungkapan dari total seharusnya 40 poin pengungkapan. Tiga perusahaan tambang lainnya yaitu, PT Vale, dan PT Timah berturut turut melaporkan sebesar 43%, dan 50% dari total pengungkapan sektor sosial GRI Standards. PT Antam hanya melaporkan 14 poin pengungkapan menjadi yang terendah dengan persentase 35%.

4.3 Analisis Tingkat Kepatuhan Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Tambang Tahun 2018

Keberlanjutan bagi perusahaan adalah komitmen pada upaya menjaga keseimbangan kinerja di sektor ekonomi, lingkungan dan sosial kemasyarakatan pada setiap kondisi yang dihadapi saat ini maupun di masa yang mendatang, tujuan utama demi menjaga keberlangsungan dan kelestarian lingkungan, alam beserta seluruh isinya untuk generasi kini maupun mendatang yang semakin baik.

Untuk mempertahankan keberlangsungan tersebut, perusahaan berkomitmen untuk melakukan kinerja sosial keberlanjutan, perusahaan tetap menjaga dan mengedepankan relasi yang terbaik kepada stakeholder. Tabel dibawah ini menyajikan rata-rata tingkat kepatuhan pengungkapan CSR perusahaan tambang tahun 2018.

No

Pengungkapan CSR tahun 2018

PT Vale Tbk

PT Bukit AsamTbk

PT Timah Tbk

PT Antam Tbk

Rata- rata

1 Pengungkapan Umum 100% 95% 100% 100% 99%

2

Pengungkapan sektor

ekonomi 54% 92% 69% 23% 60%

3

Pengungkapan sektor

lingkungan 45% 55% 39% 45% 46%

4

Pengungkapan sektor

sosial 43% 68% 50% 35% 49%

Rata-rata Total 61% 78% 65% 51% 63%

(13)

Pengungkapan umum berisi poin-poin yang secara umum memberikan gambaran lingkup pelaporan aktivitas CSR perusahaan. Perusahaan-perusahaan tambang diatas telah melaporkan aktivitas CSR nya dengan sangat baik. Hal tersebut bisa dilihat dari persentase rata-rata CSR pengungkapan umum berada di angka 99%, atau hampir seluruh poin diungkapkan. Perusahaan tambang menjelaskan secara terperinci terkait dengan gambaran ringkas profil perusahaan dan beberapa poin yang berhubungan dengan pemangku kepentingan.

Dalam pengungkapan CSR standar spesifik (ekonomi, lingkungan dan sosial) terlihat beberapa perusahaan lebih unggul atau lebih terfokus pada pengungkapan sektor ekonomi. Bisa dilihat pada tabel diatas bahwa PT Vale, PT Bukit Asam dan PT Timah memiliki tingkat kepatuhan dalam pemenuhan CSR sektor ekonomi lebih besar dibanding sektor lainnya dengan rata-rata pengungkapan sebesar 60%.

Hal ini menunjukan bahwa perusahaan tambang masih terfokus untuk menunjukan kinerja ekonominya dari pada aspek lainnya.

Aspek lingkungan merupakan aspek yang paling penting dalam laporan CSR mengingat bahwa mulai rusaknya kelestarian lingkungan yang berdampak negatif bagi kehidupan mahluk hidup di bumi untuk generasi kini maupun mendatang.

Perusahaan tambang rata-rata memiliki tingkat kepatuhan sebesar 46%, atau hampir setengah dari pengungkapan yang seharusnya dilaporkan. PT Aneka Tambang menjadi satu-satunya perusahaan yang lebih fokus dan unggul diaspek lingkungan daripada aspek ekonomi dan sosialnya. Rata-rata tingkat kepatuhan aspek lingkungan sebesar 46% perlu ditingkatkan mengingat perusahaan tambang adalah salah satu perusahaan yang paling banyak menggunakan atau mengeksploitasi sumber daya alam dalam aktivitas bisnisnya.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Umum Ekonomi Lingkungan Sosial

Pengungkapan CSR Berdasarkan Sektor

Pengungkapan CSR Berdasarkan Sektor

(14)

Terakhir, pada aspek sosial perusahaan tambang melaporkan pengungkapan sosialnya rata-rata sebesar 50%. Melihat bahwa perusahaan tambang yang aktivitas bisnisnya bisa berbahaya bagi karyawan dan masyarakat, diperlukan perlakuan khusus dalam menangani hal tersebut. Pengungkapan sosial perusahaan tambang sudah mencakup kesehatan dan keselamatan kerja serta kepentingan yang berkaitan dengan masyarakat lokal sehingga diharapkan terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat.

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi dan tingkat kepatuhan pengungkapan CSR berdasarkan standard inti (core) GRI Standards yang dilakukan oleh perusahaan tambang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. PT Vale, PT Bukit Asam, PT Timah dan PT Aneka Tambang telah melaporkan pengungkapan CSRnya berdasarkan pedoman standar generasi baru yaitu standar pelaporan GRI Standards.

2. Keempat perusahaan tambang memiliki rata-rata total kepatuhan pengungkapan CSR mencapai 63%. Pada pengungkapan umum yang mencapai tingkat kepatuhan mencapai 99%. Tingkat kepatuhan pada kategori ekonomi, lingkungan, dan sosial di industri ini memiliki tingkat kepatuhan sebesar 60%, 46%, dan 49%.

3. PT Bukit Asam menjadi perusahaan tambang dengan tingkat kepatuhan tertinggi dengan rata-rata kepatuhan mencapai 78% dari keseluruhan aspek, lebih tinggi dibandingkan kepatuhan PT Vale, PT Timah dan PT Aneka Tambang dalam konteks kesesuaian dengan GRI Standards.

4. Pada pengungkapan umum PT Vale, PT Timah dan PT Aneka Tambang mengungkapkan seluruh poin yang harus dilaporkan sesuai GRI Standards sehingga kepatuhan mencapai 100%. Hanya PT Bukit Asam yang memiliki tingkat kepatuhan sebesar 95% pada pengungkapan umum.

5. PT Bukit Asam memiliki tingkat pengungkapan tertinggi pada pengungkapan sektor ekonomi yang mencapai 92%, pada pengungkapan sektor lingkungan yang mencapai 55% dan pada pengungkapan sektor sosial yang mencapai 68%.

6. Pengungkapan sektor ekonomi menjadi pengungkapan yang memiliki tingkat kepatuhan tertinggi di tiga dari keempat perusahaan tambang. PT Vale, PT Bukit Asam, dan PT Timah adalah perusahaan yang lebih fokus di pengungkapan sektor ekonomi sedangkan PT Aneka Tambang lebih fokus ke kepatuhan pengungkapan sektor lingkungan.

(15)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan tambang di Indonesia sehingga perbedaan karakteristik perusahaan dan negara tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini. Sehingga tidak diketahui apakah hasil penelitian ini akan sama apabila diaplikasikan pada bentuk perusahaan atau negara lain.

2. Penelitian ini mengabaikan materialitas masing-masing perusahaan, peneliti menilai kepatuhan terhadap GRI Standards hanya berdasarkan pengungkapan inti (core).

5.2 Saran Penelitian

Terdapat beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis industri yang berbeda atau sektor usaha yang lebih luas, sekaligus mempertimbangkan perbandingan yang dilakukan antara negara- negara lain, tidak hanya di Indonesia. hal ini dilakukan agar dapat membandingkan sejauh mana perusahaan- perusahaan di Indonesia khususnya dalam melaporkan aktivitas CSRnya sudah berkembang.

2. Penelitian ini mengabaikan materialitas masing-masing perusahaan, sebagai penelitian selanjutnya bisa mempertimbangkan mengenai masalah materialitas tiap indikator – indikator CSR perusahaan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anselm, Strauss & Juliet Corbin. 2003. Dasar-DasarPenelitian Kualitatif.

Yogyakarta : PustakaPelajar.

Dahlia, Lely, dan Siregar S.V. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan(Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Padang:

Simposium Nasional Akuntansi IX.

Deegan, C. (2004). “Financial Accounting Theory”. McGraw-Hill Book Company: Sydney.

Deegan, C., Rankin, M., & John Tobin. 2002. An examination of the corporate social and environmental disclosures of BHP from 1983-1997: A test of legitimacy theory. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.15 Issue: 3, pp.312-343.

Elkington, John. 1997. Cannibals with Forks : The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Oxford: Capstone Publishing Ltd

Maghfiroh, Alisa. 2016. Analisis Tingkat Kepatuhan Pengungkapan CSR pada Industri Semen, Sektor Pertambangan, dan Perbankan Yang Terdaftar DI

(16)

Bursa Efek Indonesia Periode 2013 dan 2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

Maulana, Novrizal. 201. Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility berdasarkan Global Reporting Initiative Guidelines (Studi Perbandingan PT. Pertamina Tbk, PT. Antam Tbk, PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk, dan PT. Kaltim Prima Coal Tbk Tahun 2014-2015). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode penelitian kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Nugroho, Y. 2007. Dilema Tanggung jawab Korporasi (Online), kumpulan tulisan, www. Unisosdem.org, diakses pada 1 februari 2018.

Salmah. (2015) Pengungkapan Corporate Social Responsibility PT Perusahaan Gas Negara Tbk periode 2013 berdasarkan Global Reporting Initiative G4 Guidelines (Skripsi tidak dipublikasikan). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Sekaran, Uma. 2009. Research Methods for Business Buku 2.Edisi 4. Jakarta:

Salemba Empat.

Sudaryanto. 2011. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Universitas Diponergoro.

Semarang

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharto, Edi. 2008. Pekerjaan Sosial Industri, CSR yang Efektif. Bandung:

Alfabeta.

Suratno, Ign Bondan, Darsono, dan Siti Mutmainah. (2006). Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang

Suryani, Elda Tri. 2013. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur Peserta PROPER yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

Skripsi. Universitas Riau

Susi. 2005. “The Relation Between Environmental Performance and Financial Performance Among Indonesian Companies”. SNA VIII Solo. 15-16 September.

Tanudjaja, Bing Bedjo 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility Di Indonesia. Universitas Kristen Petra Surabaya.

Widenta, Yeriko Putra. 201. Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility PT. Indosat Tbk. Tahun 2007-2011 berdasarkan Global Reporting Initiative. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

www.globalreporting.org GRI (Global Reporting Initiative).

www.vale.com Sustainability Report PT Vale Tbk periode 2018

www.ptba.co.id Sustainability Report PT Bukit Asam Tbk periode 2018

(17)

www.timah.com Sustainability Report PT Timah Tbk periode 2018

www.antam.com Sustainability Report PT Aneka Tambang Tbk periode 2018 www.pikiran-rakyat.com

www.regional.kompas.com www.WBCSD.org

Yaparto, Marissa. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2 No. 1.

Referensi

Dokumen terkait

ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN SK MENTERI BUMN NO. Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk).. Nani

Melalui analisis sekuritas ada enam perusahaan tambang yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT ATPK Resources Tbk, PT Bumi Resouces Tbk, PT Dayaindo Resources International Tbk, PT

KAJIAN BIAYA PRODUKSI TANAH PENUTUP DAN BATUBARA PADA  PENAMBANGAN PERMUKA TAMBANG BANKO BARAT TAHUN 2014 DI PT 

“ KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG DI SUMP PIT 3 TIMUR BANKO BARAT GUNA MENILAI SISTEM PEMOMPAAN. AIR TAMBANG PT BUKIT ASAM Tbk

48 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.. 51 SCMA Surya Citra

LUAS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM SUSTAINABILITY REPORT BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVE GRI G4 STUDI KASUS PADA PT ANEKA TAMBANG TBK TAHUN 2013-2015

Studi penggunaan kapur tohor dalam proses penetralan air asam tambang di KPL PIT 3 Barat IUP Tambang Banko Barat PT Bukit Asam Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan.. Universitas Bangka

Hasil kesesuaian prinsip-prinsip pelaporan keberlanjutan berdasarkan GRI Standards untuk laporan keberlanjutan perusahaan yang diteliti menunjukkan PT Aneka Tambang sebagai peroleh