• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS & INTERPRETASI CITRA - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS & INTERPRETASI CITRA - Spada UNS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS &

INTERPRETASI CITRA

(2)

INTERPRETASI CITRA

Adalah kegiatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek.

Pengenalan obyek pada citra, dilakukan dengan

penyidikan karakteristik obyek yang terekam pada citra, yaitu :

▪ Karakteristik Spektral : tercermin dalam tingkat kecerahan/ rona

▪ Karakteristik Spasial : tercermin dalam bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs, asosiasi

▪ Karakteristik Temporal: terkait dengan umur dan saat perekaman

(3)

TAHAPAN PENGENALAN OBYEK

1. DETECTION :

Penentuan ada / tidaknya obyek pada citra 2. IDENTIFICATION :

Pengejaan ciri-ciri obyek yang terekam pada citra 3. RECOGNITION :

Penarikan kesimpulan obyek berdasarkan

pengejaan ciri-ciri obyek yang terekam

(4)

Landsat TM

Landsat MSS

(5)

FU Pan Colour Meteosat

Ikonos

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

PADA TAHAP PENGENALAN AKHIR, DIGUNAKAN AZAZ

“KONVERGENSI BUKTI” (CONVERGING EVIDENCE/

CONVERGENCE OF EVIDENCE)

Contoh :

BENTUK : POLA : UKURAN : SITUS :

(Tajuk berbentuk (Tidak (Tinggi > 10 M) Muara

bintang) Teratur) Sungai

Kelapa

Kelapa Sawit Nipah

Nipah Enau

Enau

Enau Sagu

Sagu SAGU

Sagu

(11)

Dilakukan secara digital

Kebanyakan interpretasi dan identifikasi obyek di dalam RS dilakukan secara visual dan manual, dengan human interpreter.

Dilakukan secara Visual

A.Interpretasi Visual & Digital

(12)

B. Elements of Visual Interpretation

Recognizing targets = kunci untuk interpretasi dan ekstraksi informasi.

Unsur Interpretasi Citra : merupakan

karakteristik obyek yang tergambar pada

citra dan digunakan untuk pengenalan obyek Unsur Interpretasi citra :

▪ Tone & Colour (unsur interp primer)

▪ Shape, size, texture (unsur interp sekunder)

▪ Pattern, shadow (unsur interp tersier)

▪ Site, association (unsur interp kerumitan tertinggi)

(13)

Tone Menunjukan tingkat kecerahan (relative brightness or colour) suatu obyek pada citra

Faktor yang mempengaruhi rona : karakteristik obyek, bahan yang digunakan,

pemrosesan emulsi, cuaca, dan letak obyek

Shape Merupakan variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi

atau kerangka suatu obyek (Lo, 1976)

Menunjukan bentuk umum,

struktur, outline dari obyek

individu. Mis: urban, hutan,

persawahan, dll.

(14)

Atribut obyek a.l berupa jarak, luas, tinggi, lereng, volume

Ukuran obyek pd citra merupakan fungsi skala. Perlu diketahui ukuran relatif suatu obyek thdp obyek lain, termasuk ukuran absolutnya, untuk membantu interpretasi

Size

Pattern Refers to the spatial arrangement of visibly discernible objects.

Merupakan ciri yang menandai

sebagian besar obyek man made

features, dan beberapa natural

features

(15)

Adalah susunan dan frekuensi perubahan rona pada citra

(tekstur sering dinyatakan dalam : halus, sedang, kasar)

Texture

Tekstur kasar, perbedaan rona

tinggi, terjadi perubahan tajam pada grey scale untuk luasan yang relatif sempit.

Smooth textures, umumnya menggambarkan

permukaan yang uniform, rata (misal aspal, padang rumput, dll).

Obyek dengan permukaan tidak seragam dan struktur tidak teratur akan menghasilkan tekstur kasar , mis:

forest canopy.

(16)

CONTOH :

- SAWAH, AIR (LAUT) BERTEKSTUR HALUS

- PERMUKIMAN, BERTEKSTUR SEDANG-KASAR

(17)

Shadow membantu

interpretasi karena bisa memberikan ide tentang profil dan ketinggian relatif obyek.

Shadow

Shadow is also useful for enhancing or identifying topography and landforms, particularly in radar imagery.

Tetapi, shadow juga bisa mengurangi interpretasi, karena daerah yang terkena shadow relatif

tersembunyi.

(18)

Merupakan keterkaitan antara obyek yg satu dengan obyek lain

Membantu mengenal hubungan dengan obyek lain yang lokasinya relatif berdekatan, untuk

mempermudah identifikasi.

Association

MERUPAKAN CIRI OBYEK DLM KAITAN DENGAN LINGKUNGAN SEKITARNYA

MENUNJUKKAN LETAK OBYEK TERHADAP BENTANG DARAT

(CONTOH : SITUS PERMUKIMAN

MEMANJANG, UMUMNYA DI BETING GISIK) Site

Site Site

Site

(19)

UJI KETELITIAN INTERPRETASI CITRA

A , B , C , D = K E L A S O B Y E K D I L A P A N G A N

A ’ , B ’ , C ’ , D ’ = K E L A S O B Y E K H A S I L I N T E R P R E T A S I

A ’ A = K E L A S O B Y E K A Y A N G

D I I N T E R P R E T A S I A ’ A ’ B = K E L A S O B Y E K B Y A N G

Karakte ristik

Uji Lapangan/Ground Truth

Total Inter pretasi

Total Kesalahan

(A) (B) (C) (D)

In ter pre tasi

A’ A’A A’B A’C A’D A A-A’A

B’ B’A B’B B’C B’D B B-B’B

C’ C’A C’B C’C C’D  C C-C’C

D’ D’A D’B D’C D’D  D D-D’D

Total lap. A  B  C D  sampel  salah

% benar A’A/A B’B/B C’C/C D’D/D rerata % benar

% komisi A-A’A

A

B-B’B

 B

C-C’C

 C

D-D’D

D rerata % komisi

1. % ketelitian kelas A = A’A

A

2. % komisi kelas A = A – A’A

A

Ketelitian diterima apabila rerata % benar >

80% dan rerata komisi < 20%.

(20)

UJI KETELITIAN INTERPRETASI CITRA

(21)

UJI KETELITIAN INTERPRETASI CITRA

(22)

KETELITIAN PLANIMETRIS CITRA PJ

FOTO UDARA VERTIKAL

SLAR CITRA LANDSAT

▪ Proyeksi sentral

▪ Distorsi : topografi (relief

displacement) &

kedudukan kamera yang miring (tilt)

▪ Kesalahan dapat dikoreksi dengan rektifikasi

(sederhana &

diferensial)

▪ Skala tergantung tinggi terbang

▪ Citra SLAR dapat disjikan secara langsung

tergantung pada jarak dari wahana yang digunakan (slant range) Distorsi :

▪ Relief displacement ke arah garis nadir (garis di bawah jalur terbang)

▪ Distorsi akibat gerak pesawat sehingga menimbulkan“Pitch”

(sudut), “Role” (putaran),

“Yaw” (beraalih arah), dan

“Crab” (kemiringan pesawat)

1. Kesalahan Sistematis (disebabkan konfigurasi sistem), berupa :

▪ Distorsi scanner/penyiam (tepi penyiam jaraknya ke bumi lebih jauh daripada saat scanner menyiam di bagian tepat di bawahnya)

▪ Gerakan cermin yang tidak konstan

▪ Satelit bergerak di atas permukaan bumi, sehingga akhir garis scanning sedikit lebih maju dibandingkan saat awal scanning

▪ Kesalahan sistematis dapat diantisipasi dalam pemrosesan citra

2. Kesalahan Non Sistematis (kesalahan acak disebabkan perubahan posisi pesawat)

▪ Rotasi bumi di bawah satelit memotong jalan satelit yang menyebabkan kemencengan citra

▪ Variasi kecepatan satelit, karena orbit yang tidak seluruhnya sirkuler

▪ Perbedaan ketinggian, lengkungan, perubahan arah

& perbedaan sudut

▪ Keslahan non sistematis dikoreksi dari orbit satelit dan data yang diterima dari satelit

Gambar

FOTO UDARA  VERTIKAL

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peginderaan jauh teknik interpretasi citra satelit digital dengan analisis NDVI dan observasi lapangan, adapun

Hasil analisis pengembangan sistem RTH Kota Tebing Tinggi berdasarkan interpretasi citra QuickBird Tahun 2016 menunjukkan bahwa kelurahan di Kota Tebing Tinggi

Penggunaan teknik pentapisan morfologi matematik dalam pengolahan citra digital khususnya citra satelit dapat digunakan untuk mengekstraksi informasi obyek yang

Penelitian ini bertujuan untuk pengenalan pola buah apel menggunakan analisis tekstur pada citra grayscale dan ekstraksi fitur warna pada citra warna..

Pengecekan lapang bertujuan untuk menelaah kembali hasil interpretasi obyek/penggunaan lahan, pengamatan terhadap penggunaan lahan berdasarkan peta penggunaan lahan yang

Hasil dari praktikum merupakan suatu identifikasi dan interpretasi citra satelit wilayah DIY bagian selatan (Parangtritis dan sekitarnya), yang terdiri dari beberapa bentuk

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengolahan citra berupa pengenalan citra bakteri melalui proses penghitungan jumlah pikselnya.. Tahap

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peginderaan jauh teknik interpretasi citra satelit digital dengan analisis NDVI dan observasi lapangan, adapun