TEKNIK PENGUMPULAN DATA
UNTUK PEMBUATAN PETA
Teknik Pengumpulan Data untuk
Pembuatan Peta
Terrestrial surveys
Remote sensing (penginderaan jauh)
– Photogrammetrical survey – Satellite data
GPS data
Keyboard entry
Digitizing or scanning analogue maps
Terrestrial surveys
Pengumpulan data diperoleh langsung dari
pengukuran lapangan (terkait langsung dengan permukaan bumi)
Peralatan yang digunakan: theodolite,
dirancang untuk pengukuran sudut, yaitu sudut horizontal dan sudut vertikal di mana sudut – sudut tersebut berperan dalam
Remote Sensing (Inderaja)
Pengukuran atau perolehan data/informasi
Sejarah Inderaja (1)
Tahun 1862 Union Army mengambil foto dari
balon udara untuk menganalisa pertahanan Richmond.
Awal tahun 1900-an kamera lebih kecil
sehingga pengambilan foto dapat dilakukan dengan media layang-layang dan merpati.
Tahun 1909 Wilbur Wright, pertama kali
Sejarah Inderaja (2)
Tahun 1920-an di Kanada foto udara mulai
digunakan untuk keperluan pembuatan peta topografi dan sumber alam.
Tahun 1960-an mulai menggunakan satelit
dan komputer.
Tahun 1972 AS meluncurkan satelit Earth
ResourcesTechnollogy Satellite (ERTS-1 = Landsat 1) untuk mengumpulkan data
Kelebihan Inderaja
Citra menggambarkan obyek dengan wujud
dan letak yang mirip dengan keadaan
sebenarnya, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, dan bersifat permanen.
Proses perekaman sangat cepat, dapat
digunakan untuk memantau perubahan yang cepat.
Satu-satunya cara untuk memetakan daerah
Sistem Inderaja (1)
Sumber tenaga: tenaga elektromagnetik dari
matahari. Tenaga elektromagnetik adalah paket elektrisitas dan magnetisme yang bergerak dengan kecepatan sinar pada
frekuensi, panjang gelombang, dan jumlah tenaga tertentu.
Atmosfir, membatasi bagian spektrum
Sistem Inderaja (2)
Sensor, adalah alat yang dipasang pada
wahana yang berfungsi sebagai alat perekam atau pemantau obyek di
permukaan bumi yang sedang diteliti. Berdasarkan proses perekaman tenaga elektromagnetik yang diterima, dibedakan atas:
Sensor fotografi: direkam pada lapisan emulsi film yang bila
diproses akan menghasilkan foto.
Hasil Teknologi Inderaja
Citra (foto dan nonfoto), merupakan
gambaran suatu obyek dari pantulan atau pancaran radiasi elektromagnetik obyek yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya.
Resolusi dalam Inderaja
Resolusi Spasial: ukuran terkecil obyek yang
dapat direkam oleh suatu sistem sensor.
Resolusi Spektral: menunjukkan kerincian λ
yang digunakan dalam perekaman obyek.
Resolusi Temporal: frekuensi perekaman
ulang atas daerah yang sama.
Resolusi Radiometrik: kepekaan sensor
Resolusi Spasial Citra (1)
Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat
direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat
Resolusi Spasial Citra (2)
Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi
tinggi, sedang yang kurang baik dikatakan resolusi kasar atau rendah.
Resolusi spasial dinyatakan dengan ukuran
dalam meter di lapangan.
Pada citra digital, resolusi dinyatakan dalam
Pengolahan Citra
Pengolahan citra adalah proses
memperbaiki kualitas citra agar mudah
diinterpretasi oleh manusia atau komputer.
Pengolahan citra diantaranya adalah:
– Pemberian koordinat citra (geocoding image) – Penajaman kontras warna (adjusting contrast) – Memperkecil ukuran file citra (compressing
Interpretasi Citra (1)
Interpretasi citra merupakan perbuatan
mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya obyek tersebut
Kegiatan ini merupakan bagian terpenting
dalam penginderaan jauh karena tanpa
mengenali obyek yang tergambar pada citra kita tidak dapat melakukan kegiatan
Interpretasi Citra (1)
Interpretasi citra merupakan perbuatan
mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya obyek tersebut
Kegiatan ini merupakan bagian terpenting
dalam penginderaan jauh karena tanpa
mengenali obyek yang tergambar pada citra kita tidak dapat melakukan kegiatan
Interpretasi Citra (2)
Pengenalan identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra merupakan bagian pokok dari interpretasi citra.
Prinsip pengenalan identitas dan jenis obyek pada citra didasarkan pada
Unsur Interpretasi Citra (1)
Rona adalah tingkat kegelapan atau
kecerahan obyek pada citra atau tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya,
sedangkan warna adalah ujud yang tampak oleh mata yang menunjukkan tingkat
kegelapan dan keragaman warna dari
Unsur Interpretasi Citra (2)
Bentuk adalah variabel kualitatif yang
menguraikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek, misal: persegi, membulat, memanjang, dan bentuk lainnya. Bentuk juga menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.
Contoh: kenampakan pada citra pohon kelapa, sagu, nipah, enau berbentuk bintang;
bangunan perkantoran mempunyai bentuk beraturan seperti huruf I, L, atau U; dan
Unsur Interpretasi Citra (3)
Ukuran merupakan atribut obyek yang
berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Misal: ukuran rumah hunian relatif lebih kecil dibandingkan gudang dan pasar.
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona
PUSAT NIAGA
PERMUKIMAN
Unsur Interpretasi Citra (4)
Pola merupakan ciri obyek buatan manusia
dan beberapa obyek alamiah yang
membentuk susunan keruangan. Pola permukiman pedesaan biasanya tidak
teratur tetapi ada hal yang dapat digunakan sebagai acuan seperti permukiman
Unsur Interpretasi Citra (5)
Bayangan merupakan obyek yang tampak
samar-samar atau tidak tampak sama sekali (hitam), sesuai dengan bentuk obyeknya.
Situs merupakan hubungan antar obyek
dalam satu lingkungan yang dapat
menunjukkan obyek di sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain. Situs
Situs
Unsur Interpretasi Citra (6)
Asosiasi merupakan unsur antar obyek yang
keterkaitan sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat membentuk suatu fungsi
obyek tertentu. Misal: sekolah merupakan asosiasi dari gedung sekolah dan
halaman/lapangan untuk olah raga; stasiun kereta api merupakan asosiasi dari
bangunan memanjang di tepi rel kereta api, tempat parkir kereta, tower air, dan
Global Positioning System
(GPS)
Lengkapnya NAVSTAR GPS (Navigation
Satellite and Ranging Global Positioning System), yaitu sistem radio navigasi dan
penentuan posisi yang menggunakan satelit
Dirancang oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat untuk memberikan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu
Sejarah GPS
1973 arsitektur GPS disetujui Dephan AS
1978 peluncuran satelit pertama
1994 mulai operasional
Note:
Selain Navstar GPS, ada Glonass (Global
Sistem GPS
GPS dikelola dalam suatu sistem GPS yang
terdiri dari dari 3 bagian utama, yaitu:
– Bagian angkasa (satelit) – Bagian pengontrol,
Prinsip Dasar Penentuan
Posisi dengan GPS
perpotongan ke belakang dengan pengukuran
Satelit GPS (1)
Satelit GPS dianalogkan sebagai stasiun
radio di angkasa yang dilengkapi dengan
antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal-sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini
Satelit GPS (2)
Banyaknya satelit 24, menempati 6 bidang
orbit
Setiap orbit ditempati oleh 4 satelit dimana
jarak antar satelit diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan probabilitas
Bagian Pengontrol
Adalah stasiun-stasiun pemonitor dan
pengontrol satelit yang berfungsi untuk:
– Memonitor dan mengontrol kelaikgunaan
satelit-satelit GPS.
– Menentukan orbit dari seluruh satelit GPS.
Stasiun kontrol tersebar di seluruh dunia,
Bagian Pengguna (Receiver GPS)
Menerima dan memproses sinyal-sinyal dari
satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu.
Tipe alat receiver:
– Navigasi/genggam: tingkat ketelitian 10 - 20 M – Pemetaan: tingkat ketelitian 1 - 5 M
Receiver GPS
Magellan
Triton
200/300 yang
Digunakan
Kelebihan Penggunaan GPS (1)
Dapat digunakan setiap saat tanpa
tergantung waktu dan cuaca
GPS dapat meliput wilayah yang cukup
Kelebihan Penggunaan GPS (2)
Tidak memerlukan adanya saling
keterlihatan antara satu titik dengan titik lainnya.
Pengoperasian receiver GPS relatif mudah.
Penggunaan GPS tidak dikenakan biaya,
Keterbatasan Penggunaan GPS
Karena memerlukan sinyal dari satelit maka di
antara receiver GPS dan satelit yang
bersangkutan tidak boleh ada penghalang
Pemrosesan datanya tidak begitu mudah
Komponen tinggi yang diberikan oleh GPS
adalah ketinggian yang mengacu ke permukaan ellipsoid GRS (Geodetic
Reference System) 1980, jadi tinggi yang
Keyboard Entry
Entry data koordinat horisontal (x) dan
vertikal (y) pada Excel
Save as DBF
Buka/tambahkan sebagai tabel pada
ArcView
Buat view baru: klik menu View add
Digitasi Peta Analog
Peta analog ditempel pada digitizer
Tentukan titik kontrol
Scanning & On Screen Digitizing
Peta di-scan, hasilnya berupa image file
Buka dengan software pengolah data raster
Lakukan registrasi koordinat bumi
(geocoding)