• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis jual beli alpukat sistem tebasan perspektif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis jual beli alpukat sistem tebasan perspektif"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Bagaimana Revisi UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Hak Perlindungan Bagi Pelaku Usaha Yang Jual Beli Alpukat Dengan Sistem Tebang Di Desa Suluk Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Analisis Sistem Jual Beli Alpukat Slash Dalam Perspektif Teluk Hukum dan Perlindungan Konsumen (Studi Kasus di Desa Suluk Kecamatan Dolopo)”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana review UU No 8 Tahun 1999 tentang hak perlindungan bagi pelaku usaha yang melakukan jual beli buah alpukat dengan sistem tebang di Desa Suluk Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.

Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka

Kesamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang mengkaji tentang jual beli sistem shortening. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gerin Prayoga pada tahun 2018, ia menggunakan sistem jual beli tebu dengan sistem tebang sambil bekerja.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Data Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengelolaan Data
  • Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Data

19Sri Martini, Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Jual Beli Busana di Butik Ladys Ponorogo, Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2018), 99. Data Pelaksanaan Perlindungan Konsumen Terhadap Pembantai dan Petani Menurut Undang-undang yang ada di Indonesia .

Sistematika Pembahasan

Dalam hal ini penulis terlebih dahulu menyajikan beberapa data tentang praktik jual beli buah alpukat dengan sistem potong dari perspektif hukum dan undang-undang al-baya, kemudian menggeneralisasikannya dengan teori hukum jual beli Islam dan hukum perlindungan konsumen. ke Indonesia. Teknik ini dapat dicapai dengan cara membandingkan data wawancara antar informan, kemudian melakukan observasi ulang 25 Peneliti langsung memverifikasi data yang diperoleh melalui wawancara lapangan mengenai kontrak jual beli alpukat sistem miring, praktik perlindungan konsumen sebelum jual beli alpukat. dengan sistem garis miring dari sudut pandang hukum. al-bay” dan hukum yang ada di Indonesia.

Bab I Pendahuluan: Bab ini merupakan pola dasar dalam memberikan gambaran secara umum dari seluruh skripsi yang

Bab II Jual Beli dan Perlindungan Konsumen Perspektif Hukum Bay’: Bab kedua ini diuraikan tentang ketentuan umum jual beli dalam

Praktik Jual Beli Alpukat dengan Sistem Tebasan di Desa Suluk Kecamatan Dolopo: Bab ketiga ini, membahas tentang profil Desa

Bab IV Analisis Jual Beli Alpukat Sistem Tebasan Dalam Perspektif Bay’ dan Undang – Undang Perlindungan Konsumen di Desa

Penutup: Bab kelima ini merupakan penutup dari pembahasan skripsi ini yang memuat kesimpulan dan saran-saran yang muncul berkaitan

Hukum Perlindungan Konsumen

  • Pengertian Perlindungan Konsumen
  • Dasar Hukum Perlindungan Konsumen Perspektif Islam
  • Asas dan tujuan perlindungan konsumen
  • Hak-Hak Konsumen dalam Perspektif Hukum Islam

Perlindungan konsumen dalam kaitannya dengan hak pelaku usaha diatur dalam Pasal 6 huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan bahwa hak untuk mendapatkan perlindungan hukum terhadap perbuatan konsumen yang beritikad buruk; Istilah perlindungan konsumen biasanya digunakan untuk menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhannya terhadap hal-hal yang merugikan konsumen itu sendiri. Prinsip-prinsip hukum perlindungan konsumen dijelaskan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

1 Zulham, Undang-undang Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, yaitu: Perlindungan konsumen berdasarkan manfaat, keadilan, keseimbangan, keselamatan dan keamanan konsumen serta kepastian hukum. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur bahwa tujuan perlindungan konsumen adalah : Untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kepercayaan diri konsumen untuk melindungi dirinya sendiri a) Untuk mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara mencegah ekses negatif dalam penggunaan barang/jasa. Ketiga, meningkatkan kekuatan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen. Keempat, menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses informasi.

Kelima, tumbuhnya kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya perlindungan konsumen, sehingga tumbuh sikap adil dan bertanggung jawab dalam berbisnis. Jika diperhatikan tujuan perlindungan konsumen sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 UUPK tersebut di atas, maka sesuai dengan hukum Islam dan maqasid al-syariah (tujuan diundangkan), yaitu untuk kemaslahatan manusia. .

Perlindungan Konsumen Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 1. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

  • Dasar Hukum Perlindungan Konsumen menurut Undang-Undang
  • Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen dalam Undang-undang a. Asas Perlindungan Konsumen
  • Hak-Hak Konsumen dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
  • Pengertian Akad
  • Syarat Akad
  • Pengertian Jual Beli
  • Rukun dan syarat Jual Beli a. Syarat Jual Beli
  • Macam - Macam Jual Beli
  • Jual Beli yang Dilarang
  • Jual beli tebas
  • A - (down of payment atau panjar)

Transaksi jual beli (KUHP) adalah suatu kemudahan dimana kebebasan pemilikan suatu barang diberikan oleh salah satu pihak (penjual) sedangkan angsuran suatu nilai berupa sejumlah uang sebagai. Jual beli dalam pengertian umum adalah suatu persetujuan untuk menukarkan sesuatu yang bukan keuntungan dan kepuasan. Jual beli dapat dikatakan sah apabila kedua belah pihak telah memenuhi rukun dan syarat dalam jual beli tersebut.

Menurut mereka yang menjadi tonggak jual beli, hanyalah kesanggupan kedua-dua pihak untuk melakukan transaksi jual beli. Jual beli barang yang belum diterima Seorang muslim tidak boleh membeli barang kemudian menjualnya, walaupun barang tersebut belum diterima. Jual beli mudhamin Jual beli mudhamin adalah transaksi jual beli yang objeknya adalah binatang yang masih dalam kandungan ibunya.

Diantaranya jual beli barang pelemparan batu yang ditawarkan dengan harga tertentu. Alasan penghentian penjualan adalah karena barang yang dijual tidak dapat digunakan. Dalam Islam, jual beli hasil bumi sering dikenal dengan jual beli hasil bumi, baik itu perbudakan atau bukan.

Namun jual beli dengan menaksir jumlah objek transaksi setelah melihat dan melihat dengan seksama.

Gambaran Umum Desa Suluk 1. Sejarah Desa Suluk

  • Sejarah Pemerintahan dan Struktur Kepemimpinan
  • Keadaan Sosial Ekonomi
  • Letak Geografis

Seorang prajurit pengikut Pangeran Diponegor bernama Ki Seno Drono mengungsi saat membuka hutan di lereng barat Wilis yang disebut Dusun Nggendis. Demang desa Nggendis, Ki Seno Drono, menjawab desa saya, desa Nggendis saat bersih desa. Pemerintahan di desa Suluk dipimpin oleh kepala desa pada tahun 1829 sampai dengan tahun 1849 yang dipimpin oleh Ki Seno Drono, selama itu Ki Seno Drono menjabat selama 20 tahun.

Masa pemerintahan ini terus berlanjut hingga pemerintahan yang sekarang dipimpin oleh Bpk. Daryono yang akan menjabat pada 2022-2027. Keadaan ekonomi masyarakat desa Suluk saat ini baik dan tingkat kesejahteraan masyarakat relatif sejahtera. Berdasarkan data pada tabel di atas, mayoritas masyarakat Desa Suluk bermata pencaharian sebagai petani atau pekebun.

Desa Suluk terletak di kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun yang memiliki luas wilayah administrasi 567.425 ha terdiri dari 3 desa yaitu : 5 a. Sarana pendidikan di desa Suluk berkisar dari Taman Kanak-Kanak (K) atau sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1 : Daftar pencaharian penduduk Desa Suluk
Tabel 3.1 : Daftar pencaharian penduduk Desa Suluk

Praktik Jual Beli Alpukat dengan Sistem Tebasan di Desa Suluk Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun

400 buah alpukat sekaligus tergantung jenis pohon alpukat dan umur pohon alpukat. Pembeli atau penebas adalah penduduk lokal kota Suluk dan sekitarnya serta penduduk di luar wilayah kota Suluk yang memiliki kemampuan finansial untuk membeli alpukat dalam skala besar. Untuk sistematika alur jual beli alpukat melalui tebang, petani dan pemotong bertemu di kebun atau di warung, biasanya di areal petani dan pemotong mendekati rumah petani.

Penawaran ini biasanya dilakukan untuk buah alpukat yang berukuran cukup besar, namun buah alpukat tersebut masih berada di pohon dan dalam keadaan belum dipetik, serta terkadang masih ada buah yang belum siap dipanen. Lalu ada tawar-menawar harga antara petani dan pemanen melihat kondisi buah atau tidak, menguntungkan atau tidaknya buah alpukat bagi pemanen dan petani, dimulai dari ukuran buah alpukat dan jumlah buah alpukat itu. akan diproduksi. Proses pemanenan ini tidak serentak dalam satu hari, karena setiap buah alpukat tidak dapat matang dalam waktu yang bersamaan, sehingga harus menunggu.

Harga alpukat yang diperjualbelikan juga bisa lebih dari itu tergantung jenis dan ukuran alpukat, ada yang super dan ada yang biasa. Praktek Perlindungan Konsumen Jual Beli Alpukat dengan Sistem Tebas di Desa Suluk Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.

Praktik Perlindungan Konsumen terhadap Jual Beli Alpukat dengan Sistem Tebasan di Desa Suluk Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun

Sampai saat ini belum ada perlindungan terhadap gagal panen yang dialami petani, petani sangat perlu memperhatikan kondisi alpukat dan tidak menilai alpukat saja. Dan tukang potong juga tidak bisa mengandalkan kondisi buah alpukat yang sama seperti tahun lalu, karena ada kejadian dari tahun ke tahun buah alpukat selalu berbuah baik. Namun pada tahun 2020 ternyata pohon tersebut berbuah terlalu banyak sehingga mengakibatkan kerugian bagi petani karena tidak bisa lagi menjual hasil panennya kepada orang lain.

Selama ini masyarakat mengetahui dan menyadari resiko kerugian tersebut, namun menurut petani tebang adalah sistem jual beli dengan keuntungan yang besar. Khusus untuk alpukat, karena kota ini memang sudah terkenal dengan keistimewaan alpukatnya, disitulah cutter merasa mendapat banyak peluang saat jual beli slice ini, hal ini karena peminatnya banyak dan dari berbagai tempat pasti akan melirik. untuk buah alpukat khas desa Suluk. Adanya pernyataan demikian berarti bahwa tebasan ini sebenarnya juga dianggap sebagai nilai plus bagi masyarakat, oleh karena itu jual beli dengan sistem tebas masih berlaku hingga saat ini.

Jika kedua belah pihak sepakat, maka jual beli tebasan ini telah terjadi dan tanggung jawab penuh jatuh pada si tebasan. Analisis perlindungan konsumen dalam hukum Bay terhadap praktek jual beli buah alpukat dengan sistem tebas di Desa Suluk Kecamatan Dolopo.

Analisis Perlindungan Konsumen Dalam Hukum Bay’ Terhadap Praktik Jual Beli Alpukat Sistem Tebasan di Desa Suluk Kecamatan Dolopo

Jual beli stek ini terjadi setahun sekali, dan kami petani dan gelandangan tidak akan tahu bagaimana masa depan. Kontrak penjualan terjadi ketika seorang pedangang melakukan transaksi dengan mempertimbangkan banyak faktor seperti kuantitas, kualitas, kuantitas, dll. Jual beli sistem tebang ini dilakukan oleh para penebang pada saat buah belum masak dan masih di pohon.

Padahal jika ditinjau dalam teori hukum Islam jual beli termasuk jual beli yang haram karena jual beli ini mengandung unsur kegelapan (gharar). Dalam melakukan praktek jual beli buah alpukat di Desa Suluk, barang yang dijadikan benda tidak ada pada saat pembuatan akad, sehingga penjualan ini dapat dikatakan haram diperjualbelikan dan dapat menimbulkan unsur jagung (belum jelas barang apa yang ditawarkan, baik jumlah maupun kualitasnya). Namun jual beli buah alpukat yang dilakukan saat buah durian sudah terlihat khasiatnya diperbolehkan karena tidak menimbulkan unsur garam.

Jual beli barang yang dianggap dalam bentuk obligasi adalah sah apabila barang tersebut sesuai dengan harta tersebut. Semakan undang-undang no. 8 Tahun 1999 untuk perlindungan pengguna bagi pembelian dan penjualan avokado dengan sistem pemotongan di kampung Suluk.

Tinjauan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Jual Beli Alpukat dengan Sistem Tebasan di Desa Suluk

Setelah meninjau fakta-fakta mengenai jual beli tebasan di Desa Suluk, maka perilaku jual beli antara petani dan perajang sesuai dengan salah satu asas UUPK yaitu asas manfaat, dimana petani dan perajang mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut. dan pembelian. Melihat fakta tentang jual beli tebasan di Desa Suluk, maka perilaku jual beli antara petani dan tebasan sesuai dengan salah satu asas yang diatur dalam UUPK yaitu asas keuntungan, dimana petani dan tebas menghasilkan uang. keuntungan dalam jual beli. Namun dalam hal ini, kedua belah pihak harus beritikad baik dalam transaksi jual beli.

Pembeli atau konsumen dapat digugat atas dasar pelanggaran terhadap hak-hak pelaku usaha yang diuraikan dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang menjelaskan bahwa konsumen wajib membayar sesuai dengan kesepakatan dan itikad baik dalam transaksi jual beli. Setelah penulis mencoba menganalisis hak pelaku usaha untuk membeli dan menjual garis miring berdasarkan UU Perlindungan Konsumen, dapat disimpulkan bahwa perlindungan konsumen lebih diatur dibandingkan dengan pelaku usaha. Adapun jual beli buah alpukat yang dilakukan dengan cara dipotong pada saat buah alpukat belum menunjukkan kebaikannya, maka jual belinya haram karena meskipun rukunnya terpenuhi, ada syarat jual beli yang tidak terpenuhi. yaitu berupa objek (ma'qud 'alayh) yang mengandung unsur gharar dimana hasil perkiraan tebasan belum tentu sesuai dengan hasil yang dihasilkan dan dapat merugikan salah satu pihak.

Adapun jual beli irisan yang dilakukan pada saat buah alpukat sudah terlihat kebaikannya yaitu berumur sekitar 1 bulan, maka jual beli tersebut sah karena tidak menimbulkan unsur kekerasan dan memenuhi rukun dan syarat jual beli. dan penjualan. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Jual Beli, yang menyatakan bahwa jual beli yang baik adalah jual beli yang disertai dengan kesadaran pelaku usaha dan konsumen.

Saran

Gambar

Tabel 3.1 : Daftar pencaharian penduduk Desa Suluk
Tabel 3.2: Daftar Luas Wilayah Desa Suluk
Tabel 2. 7 5.  Bidang Pendidikan dan Keagamaan

Referensi

Dokumen terkait

Jual beli yang diangkat sebagai obyek dalam penelitian ini adalah jual beli singkong dengan sistem Penangguhan Masa Panen di Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil

Kedua, analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan perlindungan hak-hak konsumen dalam jual beli minyak goreng jelantah di pasar Wonosalam adalah jual beli minyak goreng

Kata Kunci : Undang-undang Perlindungan Konsumen, Hukum Islam, Jual Beli Kosmetik tanpa label BPOM. Kegiatan jual beli telah menghasilkan banyak variasi dan jenis barang atau jasa,

Seperti jual beli buah-buahan yang belum jelas buahnya (masih dalam putik), jual beli anak hewan yang masih dalam perut induknya, dan jual beli susu yang masih dalam

Dalam transaksi jual beli sistem dropshippping apabila terjadi complain (protes) dari pembeli karena unsur ketidakpastian berhubungan dengan bahan dan apakah

Disa Nusia Nisrina, Tinjauan Hukum Islam terhadap Jual Beli Online dan Relevansinya terhadap Undang- Undang Perlindungan Konsumen,Skripsi, Skripsi tersebut menjelaskan jual beli

Untuk mengetahui apakah perlindungan konsumen dalam jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Untuk

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Rumah Tapak Dalam Kontrak Jual Beli Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli.. Jakad Media