PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Jika sapi awalnya kurus, jika diberi makan lumpur, maka sapi tersebut akan bertambah gemuk dan cepat terjual. Misalnya sapi yang ingin dijual di pasar sekarang, maka sehari sebelum dijual di pasar, sapi tersebut diberi lumpur terlebih dahulu agar sapi yang kurus tersebut terlihat gemuk. Dan ketika datang ke pasar, penjual sapi biasanya menyuruh calo untuk mempercepat ternaknya agar ternaknya cepat terjual.
Jika sapi tersebut dijual dan dikembalikan ke rumah orang yang membeli sapi tersebut, maka sapi yang dibeli tersebut sakit-sakitan dan tidak bisa bangun, suka buang air besar, sehingga sulit makan, lama kelamaan sapi tersebut akan mati jika orang yang membeli sapi itu tidak mengetahui obat penawarnya.
Fokus Penelitian
Apakah Perlindungan Konsumen dalam Jual Beli “Sapi Lumpur” di Pasar Sapi Kelayu Sesuai dengan Undang-Undang No. Untuk mengetahui praktek jual beli “Sapi Lumpur” di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Jual Beli “Sapi Lumpur” Di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Pandangan Hukum Islam Terhadap Jual Beli “Sapi Lumpur” Di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Tujun Penelitian
Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru yang tentunya khususnya pada pengetahuan hukum mengenai aspek perlindungan bagi pembeli “Sapi Lumpur” di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dan dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya. . Sebagai langkah awal untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan kajian ilmiah, guna menambah ilmu keilmuan dan menyelesaikan permasalahan jual beli “Sapi Lumpur” di Pasar Ternak Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember menurut Syariat Islam dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 dan penelitian lebih lanjut dapat dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi koleksi dan referensi dalam pengembangan penelitian penelitian selanjutnya bagi mahasiswa.
Definisi Istilah
Menurut istilah syariah berarti hukum-hukum yang ditetapkan Allah bagi umat-Nya dan dibawa oleh seorang nabi, baik hukum tentang keimanan (aqidah) maupun hukum tentang amaliyah. Berdasarkan pandangan di atas maka hukum Islam adalah Syariah yang artinya hukum-hukum yang ditetapkan Allah bagi umat-Nya dan dibawa oleh seorang nabi, kedua hukum tersebut ada kaitannya dengannya. Demikianlah yang dimaksud dengan judul skripsi ini yaitu “Jual Beli “Sapi Lumpur” Di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Dalam Perspektif Hukum Islam dan UU No.
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen” adalah penukaran suatu benda (sapi yang diberi lumpur) dengan benda lain (uang) dengan penyerahan atau peralihan hak milik atas penukaran yang terjadi di Pasar Ternak Kelayu, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, dilihat dari sudut pandang hukum Islam dan hukum no.
Sistematika Pembahasan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Penelitian terdahulu bermanfaat untuk melihat derajat orisinalitas dan kedudukan penelitian yang akan dilakukan. Selain berisi uraian tentang objek penelitian, juga terdapat penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan yang diperoleh di lapangan.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan kita kaji adalah sama-sama menyelidiki jual beli yang menipu. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan kita kaji adalah pada latar permasalahan dan sumber hukum yang digunakan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan kami lakukan terletak pada subjek yang digunakan dan jenis penelitian yang digunakan.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan diteliti adalah keduanya mengkaji jual beli.
Kajian Teori
- Jual Beli
 - Gharar
 
Tidak sesuai dengan syarat, jaminan, ciri khasiat yang tertera pada label, label atau uraian barang dan/atau jasa. e. Tidak sesuai dengan mutu, mutu, komposisi, produk, pengolahan, corak, cara atau kegunaan khusus sebagaimana tercantum pada label atau uraian barang dan/atau jasa. F. Tidak memenuhi janji yang tertera pada label, label, informasi, iklan atau promosi penjual barang dan/atau jasa. G.
Pelaku usaha yang menawarkan barang dan/atau jasa yang dimaksudkan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai:34 1) Harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut ada empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu metode ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Metode ilmiah artinya kegiatan penelitian ini didasarkan pada sifat-sifat ilmiah yaitu rasional, empiris, dan sistematis.37.
Alasan penggunaan pendekatan deskriptif kualitatif karena penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk menganalisis jual beli “Sapi Lumpur” di Pasar Sapi Kelayu Kec.
Lokasi Penelitian
Data dan sumber data
Begitu pula dengan muamalah, seperti jual beli sapi yang terjadi di pasar sapi Kelayu kecamatan Mayang. Bagaimana hukum Islam meninjau jual beli sapi lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai jual beli “sapi lumpur” di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember ditinjau dari Hukum Islam dan UU No.
Jual Beli Sapi Lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Ditinjau Syariat Islam dan UU No.
Teknik Pengumpulan Data
Analisis Data
Setelah peneliti mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan dan menganalisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan.43. Suatu penelitian dikatakan efektif dan efisien apabila seluruh data yang dikumpulkan dapat dianalisis dengan bantuan teknik analisis tertentu, yaitu pada saat penelitian dirancang, telah dipikirkan pemikiran terhadap data yang akan dikumpulkan dan analisis data tersebut. teknik yang akan digunakan. 44. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan dan mencari data selanjutnya jika diperlukan.
Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dari kegiatan analisis data dalam penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan-temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Temuan dapat berupa gambaran atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih gelap atau gelap agar selalu diteliti dan menjadi jelas, dapat berupa hubungan sebab akibat atau interaktif, hipotesis atau teori.
Keabsahan Data
Triangulasi sumber adalah cara membandingkan dan memverifikasi tingkat kredibilitas informasi yang diperoleh dengan waktu dan alat yang berbeda.46 Triangulasi teknis adalah penggunaan teknik yang berbeda, yaitu penggunaan teknik pengungkapan data berbeda yang dilakukan terhadap sumber data. Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik adalah untuk memeriksa apakah data yang diperoleh peneliti valid atau sesuai dengan data yang dicari peneliti untuk penelitiannya.
Tahap-Tahap Penelitian
Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik adalah untuk menguji apakah data yang diperoleh peneliti valid atau sesuai dengan data yang dicari peneliti untuk penelitiannya. Maka data yang diperoleh hendaknya diuji dengan menggunakan triangulasi. D.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Objek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
“Kenapa sapi saya tiba-tiba mati, padahal saya sudah bilang saat pertama kali membeli sapi itu, ternyata saya membeli sapi yang kemasukan lumpur,” kata tetangga saya. “Sapi lumpur ini sudah ada sejak kakek saya menjadi pedagang pasar, hingga saat ini diwariskan kepada saya dan yang menjual sapi lumpur ini sebagian besar berasal dari Sukowono, Dek.” Misal sapi yang saya jual adalah sapi yang kena lumpur, saya punya trik tersendiri.
Saya sering menjual sapi yang diberi makan lumpur karena sapi yang diberi makan lumpur itu lemah. Dari dulu sampai sekarang saya sering jualan sapi yang diberi makan lumpur, karena sapi yang diberi makan lumpur itu lemah, maka saya beri makan lumpur. Saya sering menjual sapi yang diberi pakan lumpur karena sapi yang kurus bisa menjadi gemuk jika diberi pakan lumpur dan cepat laku di pasaran.
Sesampainya di pasar, saya tidak lagi ikut berjualan, saya langsung menyerahkan sapi yang saya beri makan lumpur itu kepada makelar. Sapi yang ia tawarkan kepada pembeli adalah sapi yang diberi makan lumpur, meskipun ia tidak mengetahui bahwa sapi yang ia tawarkan adalah sapi yang diberi makan lumpur. Hasil observasi saat peneliti mendatangi rumah korban yang membeli sapi lumpur, memang benar adanya jual beli sapi lumpur dari dulu hingga sekarang.
Jika pembeli mengetahui obat penawar untuk sapi yang diberi lumpur, maka sapi tersebut akan sembuh seperti semula. Dalam hukum Islam hal ini tidak diperbolehkan karena jual beli merugikan salah satu pihak yaitu pembeli sapi yang diberi makan lumpur.
Pembahasan Temuan
Dalam hal ini jual beli “sapi lumpur” di Pasar Ternak Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember, penjual harus menjelaskan dengan jelas barang yang dijualnya agar pembeli tidak merasa dirugikan dan penjual tidak merasa dirugikan oleh pembeli. hak tidak diabaikan. . Adat jual beli “sapi lumpur” ini terjadi di Pasar Sapi Kelayu, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. Dalam hal ini, sapi yang dijual oleh beberapa pedagang sapi merupakan sapi yang awalnya kurus sehingga menjadi gemuk jika diberi lumpur. . Seperti halnya jual beli sapi pemakan lumpur yang terdapat di pasar sapi Kelayu, jual beli ini termasuk di dalamnya.
Praktek Jual Beli Gula Kelapa Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Jatirejo Purwokerto).Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga. Untuk mengetahui apakah perlindungan konsumen dalam jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jadi tidak diketahui tujuan hukum jual beli tersebut karena didalamnya banyak mengandung gharar, seperti jual beli sapi yang diberi makan lumpur dan pada akhirnya sapi tersebut tidak dapat bertahan hidup.
Data primer inilah yang dijadikan dasar peneliti untuk menyimpulkan permasalahan jual beli “Sapi Lumpur” (Pasar Sapi Kelayu) di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dalam perspektif Hukum Islam dan UU No.
PENUTUP
Kesimpulan
Namun sapi yang diberi pakan lumpur tidak dapat bertahan hidup, jika sapi tersebut akan dijual di pasar sekarang, maka sehari sebelum dijual di pasar, sapi tersebut diberi lumpur terlebih dahulu agar sapi yang kurus tersebut terlihat gemuk. Dan sesampainya di pasar, para penjual sapi biasanya menyuruh para calo untuk mempromosikan sapinya agar cepat terjual. Jadi pembeli disini merasa dirugikan karena terjadi penipuan dalam jual beli, dan akad yang digunakannya bertentangan dengan syarat hukum jual beli dalam hukum Islam yaitu mu'amalat.
8 tentang Perlindungan Konsumen Tahun 1999. Dalam hal ini jual beli sapi lumpur di Pasar Daging Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dipandang dari segi hukum sebagai pelaku usaha/penjual yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (1) dan (2) dari UU no. Ayat (1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian kepada konsumen akibat konsumsi barang dan/atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan.89. Ayat (2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang nilainya sama atau setara atau pelayanan kesehatan dan/atau pemberian kompensasi sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan. hukum dan peraturan yang berlaku.
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen belum diterapkan menjadi undang-undang bagi konsumen yang membeli “sapi lumpur” di Pasar Sapi Kelayu, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
Saran-Saran