BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data dan Analisis
1. Bagaiman Praktik Jual Beli Sapi Lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember ?
Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Manusia dikatakan mahluk sosial dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi)
51Dedy Sucipto, Mentri Pasar, Jember, 08 November 2017.
Kepala Desa Hariyanto
Mentri Pasar Dedy Sucipto. SE
Ketua Pasar Bahul
Wakil Rosi
dengan orang lain. Begitu juga halnya dengan bermuamalah seperti jual beli sapi yang terjadi di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang. Akan tetapi dalam jual beli sapi tersebut ada juga yang berprilaku curang dikarenakan kurangnya ekonomi atau ekonomi kelas menengah kebawah. Seperti halnya perdagangan sapi lumpur yang terjadi di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang.
Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak yang berinisial SA selaku pembeli sapi lumpur:52
“Saya kemaren pernah membeli sapi yang diberi makan lumpur pertama beli saya tidak tau jika sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur soalnya sapinya itu gemuk dan kata makelarnya sapi itu bagus, ya saya percaya saja setelah sapinya saya bawa pulang kerumah sapi tersebut lemes dan tidak bisa berdiri, buang air besar terus, lalu saya obati dengan air kelapa dan telur bebek sampai sekitar satu minggu, dan ahirnya setelah saya obati sapi tersebut bisa berdiri dan sehat seperti semula.”
Menurut bapak yang berinisial HU selaku korban pembeli sapi lumpur:53
“Saya pernah beli sapi yang di beri makan lumpur awalnya saya tidak tau kenapa sapi yang saya beli itu mati, setelah saya bawa pulang kerumah sapi yang saya beli itu lemas dan tidak bisa bangun, sering buang air besar dan tidak lama kemudian sapi yang saya beli itu mati. Saya berfikir kenapa sapi yang saya beli itu mati padahal waktu di pasar sapi itu sehat, saya pun curiga terhadap sapi yang saya beli ini, ahirnya bertanya ke tetangga yang kerja di pasar.
Kenapa kok sapi saya tiba-tiba mati dan saya ceritakan dari awal saya beli sapi itu, ternyata saya beli sapi yang di beri makan lumpur ujar tetangga ku.”
52 SA, Wawancara, Jemeber, 08 November 2017.
53 HU, Wawancara, Jemeber, 08 November 2017.
Menurut bapak yang berinisial MU selaku korban pembeli sapi lumpur:54
“Saya kemarin pernah membeli sapi yang di beri makan lumpur, awalnya saya tidak tau sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur apa tidak, setelah saya bawa pulang, sapi yang saya beli itu lemas tidak bisa bangun, susah makan, buang air besar terus, saya bertanya kesodara saya yaitu bapak Suria. Ahirnya saya tahu bahwa sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur, ahirnya sapi yang sakit itu saya obati dengan air degan dan telur bebek saya suapin obat itu terus sampai satu minggu, ahirnya sapi saya sembuh.”
Menurut bapak yang berinisial SU selaku korban pembeli sapi lumpur:55
“ saya dulu pernah membeli sapi yang diberi makan lumpur sekitar dua bulan yang lalu, awalnya saya tidak tau kenapa sapi yang saya beli awalnya gemuk setelah dua hari dirumah sapi itu kurus dan sering buang air besar seperti cairan lumpur, ternyata sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur, dan langsung saya obati dengan air degan dan telur bebek selama satu minggu ahirnya sapi yang sering buang air besar itu sembuh dan sehat kembali seperti semula.”
Menurut bapak yang berinisial HA selaku korban pembeli sapi lumpur:56
“Saya pernah membeli sapi yang di beri makan lumpur, awalnya saya tidak tau sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur apa bukan, soalnya pas saya beli di pasar itu makelarnya bilang bahwa sapi yang saya beli itu sapi super atau lokal. Setelah sapi yang saya beli itu di bawa pulang kerumah selang satu hari sapi yang saya beli itu lemas, tidak bisa bangun sama sekali, susah makan dan buang air besar terus-menerus seperti cairan lumpur itu dek. Tidak lama kemudian sapi yang tadi sakit-sakitan itu mati.
Menurut bapak yang berinisial HO selaku makelar sapi:57
“ Meskipun Saya tau bahwa sapi yang di tawarkan kepada pembeli itu diberi makan lumpur, tidak mungkin saya memberi tau kepada pembeli dek kalau saya memberi tau kepada pembeli, maka sapi
54MU, Wawancara, Jember, 09 November 2017.
55SU, Wawancara, Jember, 12 November 2017.
56HA, Wawancara, Jember, 12 November 2017.
57HO, Wawancara, Jember, 14 November 2017.
yang saya tawarin tidak mungkin laku dek dan saya tidak bisa mendapat keuntungan dek. Sapi lumpur ini ada semenjak kakek saya jadi makelar di pasar, sampai sekarang diturunkan ke saya dan kebanyakan orang yang menjual sapi yang di beri makan lumpur itu dari Sukowono dek.”
Menurut Bapak yang berinisial AB selaku makelar sapi:58
“Sapi yang saya tawarkan kepada pembeli sudah banyak, bukan hanya sapi yang diberi makan lumpur, sapi yang sehat pun saya sering menawarkannya dan begitu pula sapi yang hampir mati saja saya tawarkan kepada tukang jagal (pemotong). Misalkan sapi yang saya jual itu sapi yang di beri makan lumpur saya mempunyai trik tersendiri. Setelah sapi itu laku saya langsung pergi ke petugas balik nama yang berada di gerbang pintu mau masuk ke pasar sapi itu, kalau sudah balik nama otomatis sipembeli percaya bahwa sapi yang di beli itu sehat.”
Dari hasil wawancara diatas bahwa transaksi yang dilakukan antara pembeli dan makelar sapi mengandung kecurangan. Karna adanya salah satu pihak yang merasa di rugikan. Dalam uu no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, itu dilarang karena merugikan konsumen.
Menurut Bapak yang berinisial AD sebagai sahabat bapak Faisol selaku penjual sapi lumpur:59
“Saya sering menjual sapi yang di beri makan lumpur, karna sapi yang di beri makan lumpur itu kurus. Dan lumpur yang di berikan kesapi di campur dengan air keruh lalu saya suapin ke sapi tersebut agar menjadi gemuk. Akan tetapi saya menjual sapi tersebut tidak ke petani atau orang yang memelihara sapi akan tetapi saya menjual sapi yang di beri makan lumpur itu saya jual ke pemotong atau penjual daging, dan ciri-ciri sapi yang di beri makan lumpur itu perutnya besar, pandangan matanya sayu dan telinga yang biasanya berdiri tegak itu agak layu. ”
58AB, Wawancara, Jember, 16 November 2017.
59AD, Wawancara, Jember, 18 November 2017.
Menurut Bapak yang berinisial IS selaku penjual sapi yang di beri makan lumpur :60
“Saya dari dulu sampai sekarang sering menjual sapi yang di beri makan lumpur, di karenakan sapi yang saya beri makan lumpur itu kurus, jadi saya beri makan lumpur. Lumpur yang saya berikan itu di campur dengan air yang keruh setalah di campur saya langsung menyuapi sapi yang kurus itu sampai perutnya besar dan kelihatan gemuk. Lalu keesokan harinya saya bawa ke pasar untuk di jual, sapi yang saya bawa itu tidak mungkin tidak cepat laku pasti cepat untuk laku soalnya sapi yang saya bawa itu gemuk dek. Misalkan tidak laku ya saya bawa pulang terus saya obati dengan air kelapa muda dan telur bebek sampai sembuh. Misalkan sudah sembuh ya saya beri makan lumpur lagi dek, tapi slama ini saya tidak pernah membawa pulang sapi yang saya beri makan lumpur, sapi itu pasti laku di pasar soalnya sapi yang saya bawa itu kan sudah gemuk dek meskipun sesampainya dirumah sipembeli sapi itu mati kan saya tidak mau tau yang penting sapi yang saya jual itu sudah laku dek.”
Menurut Bapak yang berinisial AH selaku penjual sapi lumpur:61
“Bapak Ahmad sering menjual sapi yang diberi makan lumpur dikarenakan ekonomi bapak ahmad menengah kebawah dan semenjak bapak ahmad menjual sapi yang di beri makan lumpur, bapak ahmad mempunyai penghasilan yang lebih dari sebelumnya, dan bapak ahmad tidak pernah memilih-milih orang yang membeli sapi tersebut. Sistimnya bapak ahmad pokok laku, misalkan tidak laku di pasar itu bapak ahmad langsung memberikan obat penawarnya terhadap sapi yang di beri makan lumpur tersebut, dan ciri-ciri sapiyang di beri makan lumpur itupandangan matanya sayu kelihatannya seperti sapi yang sakit, perutnya besar dan telinga yang biasanya berdiri tegak itu agak layu.”
Menurut bapak yang berinisial RA selaku penjual sapi lumpur:62
“Saya dulu sering menjual sapi yang di beri makan lumpur, dikarenakan sapi yang kurus itu bisa gemuk jika diberi makan lumpur dan cepet lakunya di pasar. Sapi yang di beri makan lumpur itu biasanya perutnya besar, telinganya agak merunduk dan sapi itu kelihatan lesu, tapi saya sekarang sudah berhenti tidak jual sapi yang di beri makan lumpur itu nak soalnya saya sadar kalau perbuatan tersebut tidak baik.”
60IS, Wawancara, Jember, 18 November 2017.
61AH, Wawancara, Jember, 19 November 2017.
62RA, Wawancara, Jember, 22 November 2017.
Menurut bapak yang berinisial SO selaku penjual sapi lumpur:63
“Saya dari dulu sampai sekarang masih sering menjual sapi yang di beri makan lumpur dek, sapi yang diberi makan lumpur itu awalnya sapi kurus yang tidak nafsu makan maka dari itu saya beri makan lumpur agar sapi yang tadinya kurus menjadi gemuk dan laku di pasaran. Sesampainya di pasar saya sudah tidak ikut untuk menjualnya saya langsung menyerahkan sapi yang saya beri makan lumpur itu ke makelar dek. Masalah laku atau tidaknya itu saya serahkan terhadap makelar, selain itu saya juga menghindari orang- orang yang membeli sapi lumpur yang dibawa saya dek.”
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa si penjual sapi melakukan hal seprti itu dikarenakan faktor ekonomi yang sangat minim, dan supaya sapi yang dimilikinya cepat terjual.
Sebagai mana yang dikatakan oleh Bapak FA selaku konsumen pembeli sapi lumpur:64
“Menurut penjelasan Bapak Faisol yang saya fahami ialah. Bapak faisol kemaren pernah membeli sapi di pasar sapi Kelayu, ketika sapi yang di beli tadi di bawa pulang sampai dirumah sapi tersebut lemas tidak bisa berdiri, susah untuk makan dan buang air besar terus menerus, setelah sampai satu hari bapak faisol bertanya ke sahabatnya yaitu bapak adi, ternyata bapak faisol kena tipu beli sapi yang di beri makan lumpur. Bapak faisol susah, selang waktu beberapa hari bapak faisol menemukan obat penawarnya yaitu air kelapa muda dicampur dengan telur bebek lalu di suapin ke mulut sapi tersebut selama satu minggu ternyata sapi yang tadi sakit- sakitan ahirnya sembuh dan bisa berdiri seperti semula.”
Menurut Bapak yang berinisial DI selaku korban pembeli sapi lumpur:65
“Bapak dian selaku korban pembeli sapi lumpur bapak dian pernah membeli sapi yang awalnya di pasar itu gemuk dan sesampainya di rumah sapi tersebut lemas dan sering buang air besar, tidak lama kemudian sapi tersebut mati. Karna bapak dian bingung kenapa sapi tersebut tiba-tiba mati bapak dian bertanya kepada tetangganya yang
63SO, Wawancara, Jember, 25 November 2017.
64FA, Observasi, Jember, 26 November 2017.
65DI, Observasi, Jember, 29 November 2017.
sering pergi ke pasar, ternyata sapi yang di beli bapak dian tadi sapi yang di beri makan lumpur.”
Menurut Bapak yang berinisial SO selaku makelar sapi:66
“Sapi yang beliau tawarkan ke pembeli itu adalah sapi yang di beri makan lumpur, sedangkan beliau tidak tau sapi yang beliau tawarkan itu adalah sapi yang di beri makan lumpur. Setelah sapi yang beliau jual itu laku, ternyata sipembeli komplen terhadap makelar kenapa sapi yang di belinya itu sakit-sakitan dan buang air besar terus- menerus seperti cairan lumpur, makelar tidak mau tau di karenakan simakelar memang tidak tau tentang sapi yang di jualnya itu sapi yang di beri makan lumpur apa bukan.”
Hasil observasi ketika peneliti berkunjung ke rumah para korban pembeli sapi lumpur memang benar adanya bahwa jual beli sapi yang di beri makan lumpur itu ada dari dulu hingga sekarang. Disana peneliti bertemu dengan korban pembeli sapi yang di beri makan lumpur, dalam mengobati sapi yang di beri makan lumpur itu, sangat susah kata salah satu korban pembeli sapi lumpur jika sipembeli itu tidak tau mengenai obat terhadap sapi tersebut maka selama kurang lebih satu minggu sapi tersebut akan mati. Jika sipembeli tau mengenai obat penawar bagi sapi yang di beri makan lumpur, maka sapi tersebut akan sembuh seperti semula. Obat penawar bagi sapi yang di beri makan lumpur itu adalah air kelapa muda di campur dengan telur bebek lalu di suapin kedalam mulut sapi yang di beri makan lumpur selama satu minggu sehingga sapi yang di beri makan lumpur itu menjadi sembuh seperti semula.
Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat dikatakan bahwa transaksi dalam jual beli sapi di pasar sapi kelayu ada unsur ketidak jelasan
66SO, Observasi, Jember, 30 November 2017.
atau Jual beli gharar, yaitu jual beli yang mengandung unsur penipuan, seperti menjual sapi yang diberi makan lumpur. Dalam hukum islam itu tidak dibolehkan karna merugikan salah satu pihak.
Berdasarkan hasil dari penelitian, akad perjanjian dalam jual beli Sapi di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dilakukan oleh ketiga belah pihak yang pertama sipembeli, yang kedua makelar, yang ke tiga tukang balik nama. Secara kasat mata akad yang dilakukan itu sah, akan tetapi setelah peneliti telusuri dalam perjanjian tersebut ada unsur penipuan atau gharar yang merugikan salah satu pihak.
Menurut bapak Bahul selaku ketua pasar atau petugas balik nama:67
“Setiap ada sapi yang laku saya mengganti nama sipenjual dengan atas nama sipembeli sapi, semua sapi ini bukan cuma berasal dari desa ini melainkan dari berbagai macam daerah seperti Desa Sukowono, Maisan, Bondowoso, Situbondo, Tempurejo, Ajung, Bandung, Jawa Barat, Ngawi. Setiap minggunya sapi yang laku itu sekitar kurang lebih 50 (lima puluh)” sapi itu. Petugas pasar selaku pembuat surat balik nama tidak hanya bapak Bahul ada juga bapak Rosi. Setiap minggunya sapi itu laku kadang misalkan rame itu sampei sekitar 50 (lima puluh) ekor sapi, kadang jika sudah sepi cuma laku 20 (dua puluh) ekor dek. Dan jika sapi yang di jual para pedagang itu laku, para pedagang atau makelar langsung menemui saya untuk balik nama atas jual beli sapi yang laku tersebut dan setiap orang yang balik nama itu harus membayar uang sebesar 20 (dua puluh ribu) ke saya dek dan ini contoh suratnya dek.
67Bahul, Wawancara, Jember, 03 Desember 2017.
SURAT KETERANGAN TERNAK
Nomor :511.2/ /PSH.MYG/35.09.331/2017 PENJUAL
Nama :
Umur : Tahun
Nomor KTP : Alamat : PEMBELI
Nama :
Umur : Tahun
Nomor KTP :
Alamat : IDENTITAS TERNAK
Jenis Kelamin : Jantan/Betina Warna/Tanduk :
Umur :
Harga :
Demikian surat keterangan ini di buat dengan sebenarnya dan untuk di pergunakan sebagai mana mestinya.
PENJUAL Dibuat Di/Tanggal
PEMBELI
MENTRI PASAR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PASAR HEWAN MAYANG
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli sapi lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember?
Islam adalah agama yang menganjurkan para umatnya untuk saling tolong menolong, salah satunya dalam bidang bermuamalah.Muamalah pada awalnya mencakup segala macam aktifitas manusia, sehingga ruang lingkupnya sangat luas. Meskipun aktifitas manusia terus berkembang, islam tidak mendapatkan kesulitan membimbing umatnya dalam bidang muamalah guna menciptakan atau mendatangkan kemaslahatan dan kemanfaatan. Salah satu bidang muamalah yang sangat penting bagi masyarakat adalah jual beli.
Didalam jual beli terdapat Rukun dan syarat jual beli yaitu:
a. Penjual
b. Mustari (pembeli) c. Shigat (ijab dan qabul)
d. Ma‟qud „alaih (benda atau barang) 1. Syarat jual beli:
Syarat jual beli menurut madzhab Syafi‟i meliputi syarat umum dan khusus. Kedua syarat tersebut harus terpenuhi agar dinaggap sah menurut syariat. Adapun syarat umum jual beli harus terhindar dari:68 a. Ketidak pastian barang (jahalah). Unsur ini ada dua macam yaitu
ketidakpastian dari segi sepesifikasi barang meliputi objek dan
68Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Terj. Khairul Amru, (Cet, I.
Jakarta: Pustaka Azzam, 2007),436.
kadar. Dan yang berhubungan dengan ketikpastian keberadaan barang.
b. Unsur riba yaitu menambahkan sesuatu secara khusus yang bertujuan menguntungkan salah satu pihak.
c. Ghara (penipuan) yaitu sesuatu yang memiliki kesamaran karena adanya ketidak jelasan yang mengarah kepada tipuan, hal ini mengarah pada memakan harta orang lain secara tidak benar (batil).
2. Jual beli yang belum jelas (gharar)
Gharar artinya keraguan, atau tindakan yang bertujuan untuk merugikan pihak lain. Sesuatu yang bersifat spekulasi atau samar-samar haram untuk di perjual belikan, karena dapat merugikan salah satu pihak baik penjual maupun pembeli. Yang dimaksud dengan samar- samar adalah tidak jelas, baik barangnya, harganya, kadarnya, masa pembayarannya, maupun ktidakjelasan yang lainnya.69 Berikut merupakan bentuk gharar yang dilarang menurut jumhur ulama:
a. Tidak ada kemampuan penjual untuk menyerahkan obyek akat pada waktu terjadi akad, baik obyek akad itu sudah ada ataupun belum ada.
b. Menjual sesuatu yang belum berada dibawah penguasaan penjual.
Tidak ada kepastian tentang pembayaran atau jenis benda yang dijual.
69 Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Ter. Abu Ihsan Al-Atsari (Jakarta: Pustaka At-Taskia, 2006), 428.
c. Tidak ada kepastian tentang sifat tertentu dari barang yang dijual.
d. Tidak ada kepastian tentang jumlah harga yang harus dibayar.
e. Tidak ada kepastian tentang waktu penyerahan obyek akad.
f. Tidak ada kejelasan bentuk transaksi, yaitu ada dua macam atau yang berada pada satu obyek akad tanpa menegaskan bentuk transaksi mana yang dipilih waktu terjadi akad.
g. Tidak ada kepastian obyek akad, karna ada dua obyek akad yang berada dalam satu transaksi.
h. Kondisi obyek akad, tidak dapat dijamin kesesuaiannya dengan yang ditentukan dalam transaksi.70
3. Hukum jual beli gharar
Pada transaksi berbasis syariah, sebenarnya juga menganut asas kebebasan berkontrak seperti pada hukum positif, yaitu para pihak bebas melakukan perjanjian dalam bentuk apa saja, sepanjang tidak melanggar syariat Islam, ketertiban umum dan kesusilaan. Jadi yang bedakan dengan asas kebebasan berkontrak yang dianut dalam hukum positif adalah aturan syariat Islam, yang melarang dibuatnya suatu perjanjian yang mengandung unsur riba, maisir, gharar, bathil, serta risywah (suap).71
Dasar dari dilarangnya jual beli gharar adalah firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 188:
70 Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Fiqh Muamalah, 148
71 Irma Devita Purnamasari, Panduan Lengkap Hukum Praktis, 9.
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui. (Qs Al- Baqarah: 188)72
4. Jenis-jenis gharar
a. Jual beli barang yang belum ada (ma‟dum), seperti jual beli habal al habalah (janin dari hewan ternak)73
b. Jual beli yang tidak jelas (majhul), baik yang mutlak, seperti pernyataan seseorang: “saya menjual barang dengan harga seribu rupiah”, tetapi tetapi barangnya tidak diketahui secara jelas, atau seperti ucapan seseorang: “saya jual bobilku ini kepadamu dengan harga sepuluh juta”, namun jenis dan sifat-sifatnya tidaak jelas.
c. Jual beli barang yang tidak mampu diserahterimakan. Seperti jual beli budak yang kabur, atau jual beli mobil yang dicuri.
Ketidakjelasan ini juga terjadi kepada harga, barang dan pada akad jual belinya.
5. Pengaruh gharar
Adapun beberapa gharar yang dapat terjadi dalam objek akad yang akan mempengaruhi sah tidaknya suatu transaksi yaitu:74
72 Al-Qur‟an Surah. Al-Baqarah Ayat: 188.
73 Al-Waji, Fi Fiqhu Sunnah Wa Kitab Al-Aziz (Cet. 1: Dar Ibnu Rajab, 1416H)332.
a. Ketidakjelasan dalam objek akad
Mengenai jenis objek akad secara jelas adalah syarat sahnya jual beli. Maka jual beli objeknya tidak diketahui hukumnya karena terdapat gharar yang banyak di dalamnya, seperti jual beli sapi yang di beri makan lumpur yang ahirnya sapi tersebut tidak bisa bertahan hidup yang mana pembeli tidak mengetahui bahwa sapi tersebut diberi makan lumpur apa tidak.
b. Ketidakjelasan dalam sifat dan karakter objek transaksi
Menurut ulam madzhab Syafi‟i, mensyaratkan sifat dan karakter kualitas baranganya dan menjelasakan bahwa jual beli jual beli yang tidak jelas sifat dan karakter kualitas barangnya hukumnya tidak sah kecuali jika pembeli diberi hak untuk melakukan khiyar ru‟yahh (hak untuk melihat barang).
c. Ketidaktahuan dalam dzat objek transaksi
Ketidaktahuan dalam dzat objek transaksi adalah bentuk dari gharar yang terlarang. Hal ini karena dzat dari barangnya tidak diketahui, sehingga berpotensi untuk menimbulkan perselisihan.
6. Macam-macam gharar
Menurut Ibnu Jazi Al-Maliki, gharar yang dilarang ada 10 (sepuluh) macam: 75
a. Tidak dapat diserahkan, seperti menjual anak hewan yang masih dalam kandungan induknya
74 Hr Muslim, Kitab Al-Buyu (Surakarta: Yayasan Lajnah Istiqomah, 2006), 153.
75 Ibid,. 153