• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data dan sumber data

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

C. Data dan sumber data

Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua jenis sumberdata yaitu:

1. Data primer

Data primer ini digunakan sebagai landasan oleh peniliti dalam menyimpulkan permasalahan dari jual Beli “Sapi Lumpur” (Pasar Sapi Kelayu) Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Uu No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Data

primer ini bisa diperoleh langsung dari sumber pertama. Data primer ini diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan para informan, yaitu:

a. Kepala desa

b. Penjual sapi lumpur c. Konsumen

d. Makelar

e. Ketua pasar sapi 2. Data sekunder

adalah data tambahan atau data yanag diperoleh dari buku-buku, artikel, atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

D. Tekhnik Pengumpulan data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan maka penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung ke lokasi untuk mengumpulkan data.

1. Observasi

Yang dimaksud dengan observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala- gejala yang diselidiki.39 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap lokasi penelitian di lapangan dan melakukan pencatatan terhadap beberapa data yang diperlukan untuk proses penelitian.

Akan tetapi, dalam observasi ini tidak semua perlu diamati oleh peneliti,

39Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 70.

melainkan hanya hal-hal yang terkait atau sangat relevan dengan data yang dibutuhkan.40

Data yang diperoleh dari metode observasi ini setidaknya meliputi:

a) Sejarah pasar sapi Kelayu.

b) Praktik jual beli sapi lumpur di pasar sapi Kelayu.

c) transaksi atau akad yang digunakan dalam jual beli sapi lumpur di pasar sappi Kelayu

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan.41

penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Adapun penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur guna memperoleh data tentang:

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pencarian dan pengumpulan data yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, dan

40Hamid Patilima, Metode penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), 63.

41Ibid, 186.

sebagainya.42 Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk menggali data berupa dokumen yang berhubungan dengan kajian penelitian.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian kegiatan penelitian yang sangat penting.

Setelah peneliti mengumpulkan data, maka langkah selanjutnya mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan.43

Suatu penelitian dikatakan efektif dan efisien, bila semua data yang dikumpulkan dapat dianalisis dengan teknik analisis tertentu, itulah kiranya, pada saat merancang penelitian, sudah dipikirkan data yang akan dikumpulkan dan teknik analisis data yang akan digunakan.44

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian adalah proses penyusunan informasi yang kompleks kedalam bentuk yang sistematis, sehingga lebih sederhana dan dapat dipahami maknanya. Hal ini dilakukan untuk melakukan pola-

42Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 50.

43Toha Anggoro, Metode Penelitian (Jakarta: Universtas Terbuka, 2008), 38.

44Moh Kasiram, Metodelogi Penelitian (Malang: Uin Malang Press, 2008), 127.

pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya pemberian kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarian kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam kegiatan analisis data dalam penelitian ini.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga selalu diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

F. Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian keabsahan data dilakukan untuk memperoleh hasil yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan serta dapat dipercaya oleh semua pihak.Sedangkan untuk menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi.

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.45 Triangulasi juga dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mengambil data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan partisipatif wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data secara serempak

45Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: Alfabeta, 2014), 170

dan juga untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Sedangkan untuk uji validitas data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber adalah cara membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.46sedangkan triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data.

Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik yaitu untuk menguji data yang sudah didapat oleh peneliti, sudah valid atau sesuai belum dengan data yang peneliti cari untuk penelitiannya. sehingga, data yang sudah didapat perlu diuji dengan menggunakan triangulasi.

G. Tahap-tahap Penelitian

Untuk mengetahui proses penelitian yang dilakukanoleh peneliti mulai awal hingga akhir maka perlu diuraikan tahap-tahap penelitian. Adapun tahap- tahap penelitian secara umum yaitu terdiri dari tiga tahap.Tiga tahap tersebut meliputi tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan, dan tahap analisis data.

1. Tahap pra-lapangan. Tahap pra-lapangan terdiri dari tujuh bagian yakni meliputi:

a. Menyusun rencana penelitian b. Memilih lapangan penelitian c. Mengurus perizinan

46Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya, 2011), 330

d. Menjajaki dan menilai lapangan e. Memilih dan memanfaatkan informan f. Menyiapkan perlengkapan penelitian.

g. Etika penelitian

2. Tahap pekerjaan lapangan. Pada tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yakni:

a) Memahami latar penelitian b) Memasuki lapangan

c) Berperan serta sambil mengumpulkan data

1) mengikuti dan memantau kegiatan serta kondisi masyarakat 2) mencatat data

3) mengetahui tentang cara mengingat data 4) analisis dilapangan

3. Tahap analisis data

a) Reduksi data, memilih data-data yang telah diperoleh, disesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian.

b) Penyajian data, menyajikan dengan jelas data-data yang telah dipilih atau sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian sehingga mudah untuk dipahami.

c) Verifikasi/kesimpulan,memberikan kesimpulan atas hasil analisis terhadap data-data yang ada.47

47Ibid, 331.

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Sejarah Pasar Sapi

Kurang lebih pada tahun 1950an datanglah sekelompok penduduk untuk mendirikan pasar hewan dengan siklus berdasarkan kalender jawa yang mana dalam sepekan ada 5 (lima) hari yaitu, Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon. Tiap 5 (lima) hari sekali ini dengan sebutan “Keliwon” bila Keliwon ini bertepatan dengan hari libur atau ahad/minggu, maka dari itu orang-orang membiasakannya menyebut pasar sapi Kelayu dengan pasar mingguan atau ahadtan.48

Pasar sapi Kelayu terletak di Desa Tegal Waru, tidak jauh dari pusat Pemerinatah Kecamatan Mayang. Pasar sapi ini merupakan satu-satunya pasar hewan yang berada di Kecamatan Mayang. Pasar sapi ini beroprasi setiap hari minggu, dan pasar sapi ini di ketuai oleh bapak bahul dan diwakili oleh bapak mursid. Dengan luas lahan yang hanya setengah (½) dari lapangan sepak bola, pasar ini terdiri dari lahan parkir pengunjung, bangunan yang terbuat dari beton dengan fungsi untuk menurunkan hewan, bangunan pengelola pasar, deretan kios pedagang aksesoris sapi, senjata tajam seperti celurit, pisau, dan ruang utama yang hanya berupa barisan

48 Dedy Sucipto, Mentri Pasar, Jember, 08 November 2017.

tiang besi seperti pagar yang memanjang untuk menambatkan tali kekang setiap hewan yang akan dijual.

Pasar sapi ini terjadi setiap seminggu sekali, jadi setiap minggu pasar sapi Kelayu di banjiri sapi-sapi yang akan dijual kepada para konsumen baik mau di pelihara maupun di potong untuk dijual dalam bentuk daging sapi.

Para pedagang sapi maupun peternak dari berbagai daerah seperti halnya Desa Sukowono, Maisan, Bondowoso, Situbondo, Tempurejo, Ajung, Bandung, Jawa Barat, Ngawi.

Tabel 1.1

DATA SAPI YANG LAKU PERBULAN:49

Perminggu Sapi biasa Sapi lumpur

Minggu 1 50 ekor 7 ekor

Minggu 2 30 ekor 8 ekor

Minggu 3 20 ekor 6 ekor

Minggu 4 25 ekor 4 ekor

Rata-rata per bulan 150 ekor

2. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Pasar

Aktivitas kegiatan hari pasaran sapi di pasar sapi kelayu yaitu hari minggu dan tingkat keramayan pasar hewan sangat ditentukan oleh faktor musiman, dimana ada musim ramai dan musim sepi.

a. Musim ramai

49 Dedy Sucipto, Mentri Pasar, Jember, 08 November 2017.

Peningkatan ternak yang masuk dan terjual serta nilai transaksinya biasanya terjadi 2 (dua) minggu sebelum hari raya Idhul Fitri sampai dengan 2 (dua) bulan setelah Hari Raya Idhul Adha atau kira-kira hanya 4 (empat) bulan dalam satu tahun. Pada bulan-bulan ini proses jual beli ternak mencapai puncaknya, mendekati hari raya peternak menjual ternaknya yang gemuk dan setelah hari raya peternak membeli bibit atau bakalan untuk di gemukkan lagi dan dijual pada musim ramay tahun berikutnya. Pada momen ini harga ternak juga mencapai harga tertinggi.50

b. Musim sepi

Setelah mencapai puncaknya, aktivitas kegiatan pasar kembali normal bahkan cenderung menurun pada saat tahun ajaran baru sekolah, pada musim ini biasanya para peternak lebih mengutamakan untuk biaya sekolah dahulu.

Para pedagang akan berjualan ke pasar hewan sesuai dengaan hari pasarannya karena masing-masing pasar hewan mempunyai hari pasaran tersendiri seperti hari minggu untuk pasaran di pasar sapi Kelayu.

Disamping itu pedagang ternak sudah mempunyai pelanggan tersendiri di masing-masing pasar hewan. Dengan kondisi seperti itu maka tidak mungkin suatu pasar hewan dapat setip hari dikunjungi para pedagang ternak maupun pedagang pendukung yang lain, paling banyak hanya satu kali dalam satu minggu yaitu pada hari minggu.

50 Dedy Sucipto, Mentri Pasar, Jember, 08 November 2017.

3. Struktur Organisasi Pasar Sapi Kelayu51

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Bagaiman Praktik Jual Beli Sapi Lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember ?

Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Manusia dikatakan mahluk sosial dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi)

51Dedy Sucipto, Mentri Pasar, Jember, 08 November 2017.

Kepala Desa Hariyanto

Mentri Pasar Dedy Sucipto. SE

Ketua Pasar Bahul

Wakil Rosi

dengan orang lain. Begitu juga halnya dengan bermuamalah seperti jual beli sapi yang terjadi di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang. Akan tetapi dalam jual beli sapi tersebut ada juga yang berprilaku curang dikarenakan kurangnya ekonomi atau ekonomi kelas menengah kebawah. Seperti halnya perdagangan sapi lumpur yang terjadi di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang.

Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak yang berinisial SA selaku pembeli sapi lumpur:52

“Saya kemaren pernah membeli sapi yang diberi makan lumpur pertama beli saya tidak tau jika sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur soalnya sapinya itu gemuk dan kata makelarnya sapi itu bagus, ya saya percaya saja setelah sapinya saya bawa pulang kerumah sapi tersebut lemes dan tidak bisa berdiri, buang air besar terus, lalu saya obati dengan air kelapa dan telur bebek sampai sekitar satu minggu, dan ahirnya setelah saya obati sapi tersebut bisa berdiri dan sehat seperti semula.”

Menurut bapak yang berinisial HU selaku korban pembeli sapi lumpur:53

“Saya pernah beli sapi yang di beri makan lumpur awalnya saya tidak tau kenapa sapi yang saya beli itu mati, setelah saya bawa pulang kerumah sapi yang saya beli itu lemas dan tidak bisa bangun, sering buang air besar dan tidak lama kemudian sapi yang saya beli itu mati. Saya berfikir kenapa sapi yang saya beli itu mati padahal waktu di pasar sapi itu sehat, saya pun curiga terhadap sapi yang saya beli ini, ahirnya bertanya ke tetangga yang kerja di pasar.

Kenapa kok sapi saya tiba-tiba mati dan saya ceritakan dari awal saya beli sapi itu, ternyata saya beli sapi yang di beri makan lumpur ujar tetangga ku.”

52 SA, Wawancara, Jemeber, 08 November 2017.

53 HU, Wawancara, Jemeber, 08 November 2017.

Menurut bapak yang berinisial MU selaku korban pembeli sapi lumpur:54

“Saya kemarin pernah membeli sapi yang di beri makan lumpur, awalnya saya tidak tau sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur apa tidak, setelah saya bawa pulang, sapi yang saya beli itu lemas tidak bisa bangun, susah makan, buang air besar terus, saya bertanya kesodara saya yaitu bapak Suria. Ahirnya saya tahu bahwa sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur, ahirnya sapi yang sakit itu saya obati dengan air degan dan telur bebek saya suapin obat itu terus sampai satu minggu, ahirnya sapi saya sembuh.”

Menurut bapak yang berinisial SU selaku korban pembeli sapi lumpur:55

“ saya dulu pernah membeli sapi yang diberi makan lumpur sekitar dua bulan yang lalu, awalnya saya tidak tau kenapa sapi yang saya beli awalnya gemuk setelah dua hari dirumah sapi itu kurus dan sering buang air besar seperti cairan lumpur, ternyata sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur, dan langsung saya obati dengan air degan dan telur bebek selama satu minggu ahirnya sapi yang sering buang air besar itu sembuh dan sehat kembali seperti semula.”

Menurut bapak yang berinisial HA selaku korban pembeli sapi lumpur:56

“Saya pernah membeli sapi yang di beri makan lumpur, awalnya saya tidak tau sapi yang saya beli itu sapi yang di beri makan lumpur apa bukan, soalnya pas saya beli di pasar itu makelarnya bilang bahwa sapi yang saya beli itu sapi super atau lokal. Setelah sapi yang saya beli itu di bawa pulang kerumah selang satu hari sapi yang saya beli itu lemas, tidak bisa bangun sama sekali, susah makan dan buang air besar terus-menerus seperti cairan lumpur itu dek. Tidak lama kemudian sapi yang tadi sakit-sakitan itu mati.

Menurut bapak yang berinisial HO selaku makelar sapi:57

“ Meskipun Saya tau bahwa sapi yang di tawarkan kepada pembeli itu diberi makan lumpur, tidak mungkin saya memberi tau kepada pembeli dek kalau saya memberi tau kepada pembeli, maka sapi

54MU, Wawancara, Jember, 09 November 2017.

55SU, Wawancara, Jember, 12 November 2017.

56HA, Wawancara, Jember, 12 November 2017.

57HO, Wawancara, Jember, 14 November 2017.

yang saya tawarin tidak mungkin laku dek dan saya tidak bisa mendapat keuntungan dek. Sapi lumpur ini ada semenjak kakek saya jadi makelar di pasar, sampai sekarang diturunkan ke saya dan kebanyakan orang yang menjual sapi yang di beri makan lumpur itu dari Sukowono dek.”

Menurut Bapak yang berinisial AB selaku makelar sapi:58

“Sapi yang saya tawarkan kepada pembeli sudah banyak, bukan hanya sapi yang diberi makan lumpur, sapi yang sehat pun saya sering menawarkannya dan begitu pula sapi yang hampir mati saja saya tawarkan kepada tukang jagal (pemotong). Misalkan sapi yang saya jual itu sapi yang di beri makan lumpur saya mempunyai trik tersendiri. Setelah sapi itu laku saya langsung pergi ke petugas balik nama yang berada di gerbang pintu mau masuk ke pasar sapi itu, kalau sudah balik nama otomatis sipembeli percaya bahwa sapi yang di beli itu sehat.”

Dari hasil wawancara diatas bahwa transaksi yang dilakukan antara pembeli dan makelar sapi mengandung kecurangan. Karna adanya salah satu pihak yang merasa di rugikan. Dalam uu no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, itu dilarang karena merugikan konsumen.

Menurut Bapak yang berinisial AD sebagai sahabat bapak Faisol selaku penjual sapi lumpur:59

“Saya sering menjual sapi yang di beri makan lumpur, karna sapi yang di beri makan lumpur itu kurus. Dan lumpur yang di berikan kesapi di campur dengan air keruh lalu saya suapin ke sapi tersebut agar menjadi gemuk. Akan tetapi saya menjual sapi tersebut tidak ke petani atau orang yang memelihara sapi akan tetapi saya menjual sapi yang di beri makan lumpur itu saya jual ke pemotong atau penjual daging, dan ciri-ciri sapi yang di beri makan lumpur itu perutnya besar, pandangan matanya sayu dan telinga yang biasanya berdiri tegak itu agak layu. ”

58AB, Wawancara, Jember, 16 November 2017.

59AD, Wawancara, Jember, 18 November 2017.

Menurut Bapak yang berinisial IS selaku penjual sapi yang di beri makan lumpur :60

“Saya dari dulu sampai sekarang sering menjual sapi yang di beri makan lumpur, di karenakan sapi yang saya beri makan lumpur itu kurus, jadi saya beri makan lumpur. Lumpur yang saya berikan itu di campur dengan air yang keruh setalah di campur saya langsung menyuapi sapi yang kurus itu sampai perutnya besar dan kelihatan gemuk. Lalu keesokan harinya saya bawa ke pasar untuk di jual, sapi yang saya bawa itu tidak mungkin tidak cepat laku pasti cepat untuk laku soalnya sapi yang saya bawa itu gemuk dek. Misalkan tidak laku ya saya bawa pulang terus saya obati dengan air kelapa muda dan telur bebek sampai sembuh. Misalkan sudah sembuh ya saya beri makan lumpur lagi dek, tapi slama ini saya tidak pernah membawa pulang sapi yang saya beri makan lumpur, sapi itu pasti laku di pasar soalnya sapi yang saya bawa itu kan sudah gemuk dek meskipun sesampainya dirumah sipembeli sapi itu mati kan saya tidak mau tau yang penting sapi yang saya jual itu sudah laku dek.”

Menurut Bapak yang berinisial AH selaku penjual sapi lumpur:61

“Bapak Ahmad sering menjual sapi yang diberi makan lumpur dikarenakan ekonomi bapak ahmad menengah kebawah dan semenjak bapak ahmad menjual sapi yang di beri makan lumpur, bapak ahmad mempunyai penghasilan yang lebih dari sebelumnya, dan bapak ahmad tidak pernah memilih-milih orang yang membeli sapi tersebut. Sistimnya bapak ahmad pokok laku, misalkan tidak laku di pasar itu bapak ahmad langsung memberikan obat penawarnya terhadap sapi yang di beri makan lumpur tersebut, dan ciri-ciri sapiyang di beri makan lumpur itupandangan matanya sayu kelihatannya seperti sapi yang sakit, perutnya besar dan telinga yang biasanya berdiri tegak itu agak layu.”

Menurut bapak yang berinisial RA selaku penjual sapi lumpur:62

“Saya dulu sering menjual sapi yang di beri makan lumpur, dikarenakan sapi yang kurus itu bisa gemuk jika diberi makan lumpur dan cepet lakunya di pasar. Sapi yang di beri makan lumpur itu biasanya perutnya besar, telinganya agak merunduk dan sapi itu kelihatan lesu, tapi saya sekarang sudah berhenti tidak jual sapi yang di beri makan lumpur itu nak soalnya saya sadar kalau perbuatan tersebut tidak baik.”

60IS, Wawancara, Jember, 18 November 2017.

61AH, Wawancara, Jember, 19 November 2017.

62RA, Wawancara, Jember, 22 November 2017.

Menurut bapak yang berinisial SO selaku penjual sapi lumpur:63

“Saya dari dulu sampai sekarang masih sering menjual sapi yang di beri makan lumpur dek, sapi yang diberi makan lumpur itu awalnya sapi kurus yang tidak nafsu makan maka dari itu saya beri makan lumpur agar sapi yang tadinya kurus menjadi gemuk dan laku di pasaran. Sesampainya di pasar saya sudah tidak ikut untuk menjualnya saya langsung menyerahkan sapi yang saya beri makan lumpur itu ke makelar dek. Masalah laku atau tidaknya itu saya serahkan terhadap makelar, selain itu saya juga menghindari orang- orang yang membeli sapi lumpur yang dibawa saya dek.”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa si penjual sapi melakukan hal seprti itu dikarenakan faktor ekonomi yang sangat minim, dan supaya sapi yang dimilikinya cepat terjual.

Sebagai mana yang dikatakan oleh Bapak FA selaku konsumen pembeli sapi lumpur:64

“Menurut penjelasan Bapak Faisol yang saya fahami ialah. Bapak faisol kemaren pernah membeli sapi di pasar sapi Kelayu, ketika sapi yang di beli tadi di bawa pulang sampai dirumah sapi tersebut lemas tidak bisa berdiri, susah untuk makan dan buang air besar terus menerus, setelah sampai satu hari bapak faisol bertanya ke sahabatnya yaitu bapak adi, ternyata bapak faisol kena tipu beli sapi yang di beri makan lumpur. Bapak faisol susah, selang waktu beberapa hari bapak faisol menemukan obat penawarnya yaitu air kelapa muda dicampur dengan telur bebek lalu di suapin ke mulut sapi tersebut selama satu minggu ternyata sapi yang tadi sakit- sakitan ahirnya sembuh dan bisa berdiri seperti semula.”

Menurut Bapak yang berinisial DI selaku korban pembeli sapi lumpur:65

“Bapak dian selaku korban pembeli sapi lumpur bapak dian pernah membeli sapi yang awalnya di pasar itu gemuk dan sesampainya di rumah sapi tersebut lemas dan sering buang air besar, tidak lama kemudian sapi tersebut mati. Karna bapak dian bingung kenapa sapi tersebut tiba-tiba mati bapak dian bertanya kepada tetangganya yang

63SO, Wawancara, Jember, 25 November 2017.

64FA, Observasi, Jember, 26 November 2017.

65DI, Observasi, Jember, 29 November 2017.

Dokumen terkait