BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Pembahasan Temuan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan untuk memperkuat hasil dari penelitian. Maka berikut ini akan di fokuskan pada pembahasan tentang tinjauan Hukum Islam dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terhadap jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Pada bagian ini akan dibahas temuan-temuan penelitian tentang jual beli
“sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dalam perspektif Hukum Islam Dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Berikut temuan-temuan penelitian di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember:
1. Peraktik jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember
Dalam penelitian ini berdasarkan hasil temuan peneliti dilapangan peneliti menemukan bahwa peraktik jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember termasuk dalam jual beli yang curang di karenakan dalam jual beli tersebut mengandung unsur ketidak jelasan
Dalam hal ini sapi yang di jual oleh sebagian pedagang sapi yang berada di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember, ialah sapi yang awal mula kurus sehingga diberi makan lumpur menjadi gemuk.
Misalkan sapi tersebut mau dijual ke pasar sekarang, sehari sebelum mau
dijual kepasar, sapi tersebut diberi makan lumpur terlebih dahulu, agar sapi yang kurus itu terlihat gemuk. Dan ketika sampai di pasar biasanya sipenjual sapi menyuruh makelar untuk mempromosikan sapinya, agar sapi tersebut cepat laku.
Misalkan sapi tersebut tidak laku dipasar, sapi tersebut diberi obat penawar yaitu air kelapa muda di campur dengan telur bebek, agar lumpur yang berada didalam tubuh sapi tersebut keluar sehingga sapi tersebut bisa bertahan hidup. Apabila sapi tersebut laku dan dibawa pulang kerumah orang yang membeli sapi tersebut, sapi yang dibeli tadi itu sakit-sakitan dan tidak bisa bangun, suka buang air besar, sehingga susah untuk makan, lama kelamaan sapi tersebut akan mati jika orang yang membeli sapi tadi tidak tau obat penawarnya.
2. Pandangan Hukum Islam terhadap jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember
Islam merupakan agama yang mengatur segala tingkah laku kehidupan umatnya. Persoalan dalam perdagangan guna untuk menghidupi diri sendiri atau yang berada pada tanggungannya sangat diperhatikan.
Terdapat batasan-batasan dimana seseorang dalam berdagang tidak boleh memakan harta sesamanya. Seperti halnya jual beli gharar.
Gharar yaitu jual beli yang mengandung kesamaran. Menurut Sayyid Sabiq, yang dimaksud dengan jual beli gharar ialah semua jenis jual beli
yang mengandung jahalah (kemiskinan) atau mukhatarah (spekulasi) atau qumaar (permainan taruhan). 83
Gharar dikategorikan dan dibatasi terhadap sesuatu yang tidak dapat diketahui antara tercapai dan tidaknya suatu tujuan, dan tidak termasuk didalamnya hal yang majhul (tidak diketahui). Seperti definisi yang dipaparkan oleh Ibn Abidin yaitu, “gharar adalah keraguan atas wujud fisik dari transaksi”.
Gharar dibatasi dengan sesuatu yang majhul (tidak diketahui), dan tidak termasuk didalamnya unsur keraguan dalam pencapaiannya. Definisi ini adalah pendapat murni mazhab Dhahiri. Ibn Haz mengatakan “ unsur gharar dalam transaksi bisnis jual beli adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh pembeli apa yang ia beli dan penjual apa yang ia jual.84
a. Hukum gharar
Dalam syari‟at islam, jual beli gharar ini dilarang dan diharamkan.
Dengan dasar firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 188:
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui. (Qs Al-Baqarah:
188)85
83 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, alih bahasa oleh Kamaluddin A Marzuki dkk., Jilid ke-12, (Bandung: Alma‟arif, 1993), 74.
84 Abdurrahman Asy-Syahir, Nazhariah Al-Gharar Fi Al-Buyu‟ (Kairo: Dar As-Salam, 2005), 9.
85 Al-Qur‟an Surah. Al-Baqarah Ayat: 188.
Ayat di atas ditunjukkan kepada orang-orang yang beriman. Pada orang-orang yang beriman janganlah memakan harta benda sesamanya dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan atau perdagangan yang di dasari atas suka sama suka. Berdasarkan ayat ini, yang menjadi kriteria suatu transaksi yang sah adalah adanya unsur suka sama suka.
Jika seseorang dipaksa menjual barang miliknya dengan cara tidak di benarkan hukum, maka penjualan yang dia lakukan batal dan tidak terjadi peralihan kepemilikan. Demikian pula halnya bila seseorang di paksa membeli. Sikap mengambil barang dan membayar harga barang oleh pembeli, menurut mereka telah menunjukkan ijab dan qobul dan telah mengandung unsur kerelaan.
b. Jenis-jenis gharar
1) Jual beli barang yang belum ada (ma‟dum), seperti jual beli habal al habalah (janin dari hewan ternak)86
2) Jual beli yang tidak jelas (majhul), baik yang mutlak, seperti pernyataan seseorang: “saya menjual barang dengan harga seribu rupiah”, tetapi tetapi barangnya tidak diketahui secara jelas, atau seperti ucapan seseorang: “saya jual mobilku ini kepadamu dengan harga sepuluh juta”, namun jenis dan sifat-sifatnya tidaak jelas.
3) Jual beli barang yang tidak mampu diserahterimakan. Seperti jual beli budak yang kabur, atau jual beli mobil yang dicuri. Ketidakjelasan ini juga terjadi kepada harga, barang dan pada akad jual belinya.
86 Al-Waji, Fi Fiqhu Sunnah Wa Kitab Al-Aziz (Cet. 1: Dar Ibnu Rajab, 1416H)332.
Dalam hal ini jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember penjual harus memaparkan secara jelas tentang barang yang dijualnya agar pembeli tidak merasa dirugikan dan juga penjual tidak boleh melalaikan hak pembeli.
Jika jual beli “sapi lumpur” sesuai dengan peraturan Hukum Islam yang berlaku maka para korban pembeli “sapi lumpur” mendapat ganti rugi dari para pedagang sapi lumpur.
Dengan demikian, peneliti menemukan bahwa jual beli “sapi lumpur”
di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jemebr tidak sesuai dengan ketentuan Hukum Islam, demikian terlihat jelas bahawa kesepakatan antara kedua belah pihak berakhir dengan adanya kerugian bagi salah satu pihak.
3. Apakah perlindungan konsumen dalam jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?
Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya peraturan Pemerintah Republik Indonesi dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang tertuang dalam Pasal 4, hak konsumen adalah sebagai berikut:87
a. Hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/jasa;
87 Bacharuddin Jusuf Habibie, Peraturan Pemerintah Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, Pasal 4.
b. Hak untuk memilih barang dan/jasa serta mendapatkan barang dan/jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/jasa;
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/jasa yang digunakan;
e. Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk di perlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagai mana mestinya;
i. Hak-hak yang di atur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Tanggung jawap pelaku usaha yang tercantum dalam Pasal 19.
a. Pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi baraang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.88
88 Bacharuddin Jusuf Habibie, Peraturan Pemerintah Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, Pasal 19.
b. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentua peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi
d. Pemberian ganti rugi sebagimana dimaksut ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya untutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan
e. Ketentuan sebagai mana yang dimaksut ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apa bila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalah tersebut merupakan kesalahan konsumen.
Dipandang dari segi hukum pelaku usaha/penjual tidak melaksanakan ketentuan yang tertuang dalam pasal 19 ayat (1) dan (2) yang terdapat dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Hal ini membuktikan bahwa UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen belum diterapkan dalam hukum terhadap konsumen yang membeli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kbupaten Jember.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan terkait jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dalam perspektif Hukum Islam Dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dapat disimpulkan bahwa:
1. Peraktik jual beli “sapi lumpur” yang terjadi di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.Dalam hal ini sapi yang di jual oleh sebagian pedagang sapi, ialah sapi yang awal mulanya kurus sehingga di beri makan lumpur menjadi gemuk. Akan tetapi sapi yang diberi makan lumpur tersebut tidak bisa bertahan hidup, jika sapi tersebut mau dijual kepasar sekarang, sehari sebelum mau dijual kepasar, sapi tersebut diberi makan lumpur terlebih dahulu, agar sapi yang kurus itu terlihat gemuk. Dan ketika sampai di pasar biasanya penjual sapi menyuruh makelar untuk mempromosikan sapinya agar sapi tersebut cepat laku.
2. Ditinjau dari pandangan hukum islam
Islam merupakan agama yang mengatur segala tingkah laku kehidupan umatnya. Persoalan dalam perdagangan guna untuk menghidupi diri sendiri atau yang berada pada tanggungannya sangat diperhatikan terdapat batasan- batasan dimana seseorang dalam berdagang tidak boleh memakan harta sesamanya. Seperti halnyadalam jual beli sapi yang diberi makan lumpur yang terjdi di pasar sapi Kelayu dalama jual beli tersebut termasuk dalam
jual beli yang dilarang di karenakan dalam jual beli tersebut mengandung unsur ketidak jelasan (gharar). Maka pembeli disini merasa dirugikan karena dalam jual beli tersebut ada kecurangan,dan akad yang digunakannya bertentangan dengan syarat sahnya jual beli dalam hukum islam yaitu mu‟amalat.
3. Ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dalam hal ini jual beli sapi lumpur yang ada di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dipandang dari segi hukum pelaku usaha/penjual tidak melaksanakan ketentuan yang tertuang dalam pasal 19 ayat (1) dan (2) yang terdapat dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
Ayat (1) Pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi baraang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.89
Ayat (2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal ini membuktikan bahwa UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen belum diterapkan dalam hukum terhadap konsumen yang membeli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kbupaten Jember.
89 Bacharuddin Jusuf Habibie, Peraturan Pemerintah Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, Pasal 19.
B. Saran
1. Hendaknya didalam jual beli sapi tersebut pedagang tidak melakukan kecurangan dengan memberi makan sapi yang kurus dengan lumpur untuk menjadi gemukdan didalam akadnya tidak boleh ada unsur gharar atau ketidak jelasan.
2. Pembeli harus teliti untuk memilih sapi, yang mana sapi diberi makan lumpur dan tidak diberi makan lumpur.
3. Untuk mencegah kecurangan penjual ataupun pembeli seharusnya membuat perjanjian secara tertulis agar kedua belah pihak terlindungi secara hukum.
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Jember
Tanggal Lahir : 01 Januari 1995
Agama : Islam
Alamat : Sumber Kejayan – Mayang - Jember
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2000 – 2006 : SDN Kejayan 02
2006 – 2009 : SMP Plus Darul Hikmah- Keranjingan 2009 – 2013 : SMA Plus Darul Hikmah- Keranjingan 2013 – 2017 : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember
Latar Belakang Organisasi
2009 – 2010 : OSIS SMA Plus Darul Hikmah- Keranjingan – Jember 2014 : Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Abu, Narbuko, Cholid. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Waji. 1416H. Fi Fiqhu Sunnah Wa Kitab Al-Aziz Cet. 1: Dar Ibnu Rajab.
Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universtas Terbuka.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad dalam Fiqh Muamalah,191.
Ardianti, Windi. 2012. Pelaksanaan Akadjual Beli Jagung Di Desa Warjabakti Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Bandung: Uin Suanan Gunung Jati.
Asy-Syahir, Abdurrahman.2005. Nazhariah Al-Gharar Fi Al-Buyu‟ Kairo: Dar As-Salam.
Bacharuddin Jusuf Habibie, Peraturan Pemerintah Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 20 April 1999.
Departemen Agama Ri. 2004. Al-Qur‟an Dan Terjemah. Cv Penerbit: J-ART.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hariri, Muhwan, Wawan.2011. Hukum Perikatan Dilengkaapi Hukum Perikatan Dalam Islam . Bandung: Pustaka Setia.
Haroen, Nasrun. 2007. Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Hasan, Ali. 2004. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo persada.
Imaniyati, Sri Neni,Syawali, Husni. 2000. Hukum Perlindungan Konsumen.
Bandung: Mandar Maju.
Kansil. 2003. Kitab Undang-Undang Hukum Perusahaan. Jakarta: Pradnya Pramita.
Kasiram, Moh. 2008. Metodelogi Penelitian. Malang: Uin Malang Press.
Khallaf, Wahab, Abdul. 2012. Ilmu Ushul Fiqh. Jakarta: Pt.Riena Cipta.
Koto, Alaidin.2013. Fisafat Huikum Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Kristiyanti, Siwi, Celina Tri. 2014. Hukum Perlindungan KonsumenJakarta:Sinar Grafika.
Lexy, J Moleong. 2010.Metodologipenelitiankualitatif. Bandung: Pt Remaja Rosda Karya.
2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya.
Muslim, Hr. 2006. Kitab Al-Buyu. Surakarta: Yayasan Lajnah Istiqomah.
Muslich, wardi, Ahmad. 2010. Fiqh Muamalat. cet. I; jakarta: amzah.
Patilima, Hamid.2011. Metodepenelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Prihantari, Irma. 2009. Tinjaun Hukum Islam Terhadap Praktik Arisan Sepeda Motor (Paguyupan Agung Rejeki) Di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga.
Purnamasari, Devita, Irma. Panduan Lengkap Hukum Praktis, 9.
Qardhawi, Yusuf. 2000. Al-Halal Wa Al-Haram Fi Al-Islam, di terjemahkan oleh Abu Sa‟id Al-Falahi dan Annur Rafiq Shaleh Tamhid, Halal dan Haram.
Jakarta: Robbani Press.
Rasjid, Sulaiman. 2007.Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Rofiq, Ahmad. 2013.Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Rosyidah, Nur, Malikah, Dewi. 2009. Tinjaun Hukum Islam Terhadap Arisan Sepeda Motor Dengan Sistem Lelang (Di Desa Klagen, Kecamatan Karang Mojo Kabupaten Magetan). Ponorogo: Stain Ponorogo.
Sabiq, Sayyid. 1993. Fiqh Sunnah, alih bahasa oleh Kamaluddin A Marzuki dkk., Jilid ke-12. Bandung: Alma‟arif.
Salim, As-Sayyid, Bin, Kamal, Malik Abu. 2007. Shahih Fikih Sunnah. Terj.
Khairul Amru, Cet, I. Jakarta: Pustaka Azzam.
. 2006. Shahih Fikih Sunnah, Ter. Abu Ihsan Al-Atsari. Jakarta: Pustaka At-Taskia.
Sarjito. 2010. Praktik Jual Beli Gula Kelapa Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Jatirejo, Purwokerto).Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga.
Satori, Djam‟an dan Komariah.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Shidarta. 2000. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Grasindo.
. 2006. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Grasindo.
Sugiono.2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhendi, Hend. 2010. Fiqh Muamalah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suwandi, Basrowi.2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Syafe‟i, Rachmat. 2001. Fiqh Muamalah. Bandung: Cv Pustaka Setia.
Tim Penyusun. 2015.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Pres.
Tim Revisi STAIN Jember, Panduan Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 45.
Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Hukum Prlindungan Konsumen.
Yodo, Sutarman, Miru, Ahmadi. 2008. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
AB, Wawancara, Jember, 16 November 2017.
AD, Wawancara, Jember, 18 November 2017.
AH, Wawancara, Jember, 19 November 2017.
BA, Wawancara, Jember, 03 Oktober 2017.
Dedy Sucipto, Mentri Pasar, Jember, 08 November 2017.
DI, Observasi, Jember, 29 November 2017.
FA, Observasi, Jember, 26 November 2017.
HA, Wawancara, Jember, 12 November 2017.
HO, Wawancara, Jember, 14 November 2017.
HU, Wawancara, Jemeber, 08 November 2017.
IS, Wawancara, Jember, 18 November 2017.
Mentri Pasar, Wawancara, 04 Desember 2017.
MU, Wawancara, Jember, 09 November 2017.
RA, Wawancara, Jember, 22 November 2017.
SA, Wawancara, Jemeber, 08 November 2017.
SO, Wawancara, Jember, 25 November 2017.
S, Observasi, Jember, 30 November 2017.
SU, Wawancara, Jember, 12 November 2017.
Http://Www.Sarjanaku.Com/2011/08/Pengertian-Hukum-Islam-Syariat-Islam.
html (05 Februari 2018).
LUMPUR DI PASAR SAPI KELAYU KEC.
MAYANG KAB.
JEMBER DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGA N KONSUMEN
Lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kec.
Mayang Kab.
Jember
2. Hukum Islam
3. UU No. 8 Tahun 1999
Pasar Sapi Kelayu Kec.
Mayang b. Jual Beli Sapi
Lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kec.
Mayang a. Jual Beli dalam
Fiqh muamalah
a. Konsumen b. Hak dan
Kewajiban Konsumen dan Produsen c. Perbuatan yang
dilarang bagi pelaku uasaha dan tanggung jawabnya
sapi di kec. Mayang (secara umum)
2. Macam-macam sapi yang di perjual belikan
1. Ciri-ciri/bentuk sapi
lumpur yang ada di pasar sapi kelayu
2. Model transaksi jual beli sapi lumpur yang ada di pasar sapi Kelayu
1. Devinisi, Rukun dan Syarat 2. Dasar Hukum gharar 3. Macam-macam gharar 4. Jenis-jenis gharar 1. Pengertian konsumen
1. Hak dan kewajiban konsumen
2. Hak dan kewajiban pelaku usaha
1. Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha
2. Tanggung jawab pelaku usaha
a. Partisipasi Pasif 2. Wawancara:
Wawancara tak
berstruktur 3. Dokumentasi
a. pendekatan kualitatif b. Jenis Penelitian
Deskriptif
1. Lokasi penelitian:
Pasar sapi kelayu kecamatan mayang
kabupaten jember 2. Teknik
pengumpulan data:
a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi 3. Teknik Analisis:
a. Reduksi data b. Penyajian data c. Penarikan
kesimpulan 4. Keabsahan Data:
Triangulasi:
a. Triangulasi sumber b. Triangulasi
teknik
jual beli sapi lumpur?
b. Bagaimana tinjaun hukum islam terhadap jual beli sapi lumpur?
c. Bagaimana tinjaun UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen terhadap jual beli sapi lumpur?
2. Sejak kapan jual beli “sapi lumpur” itu ada ?
3. Bagaimana cara memperjual belikan “sapi lumpur” ?
4. Bagaimana cara melihat sapi itu diberi makan lumpur apa tidak ?
5. Apakah ada perbedaan anatara sapi yang di beri makan lumpur atau tidak ?
6. Bagaimana cara berakad yang dilakukan antara penjual “sapi lumpur” dan pembeli ? 7. Bagaimana hak dan kewajiban antara penjual “sapi lumpur” dan pembeli ?
8. Adakah lembaga/pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan jual beli “sapi lumpur?
9. Akad apa yang digunakan dalam jual beli “sapi lumpur” di pasar sapi Kelayu?
10. Bagaimana sistem pembayaran jual beli “sapi lumpur” yang dilakukan?
11. Jika terjadi suatu persoalan atau masalah bagi jual beli “sapi lumpur” bagaimana penyelesaiannya?
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang tidak memberatkan penganutnya, salah satunya adalah masalah jual-beli. Pada umumnya jual beli adalah pertukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantiya melalui cara yang di bolehkan. Kata al- bay‟ (jual) dan asy-syira (beli) dipergunakan dalam pengertian yang sama, yaitu perniayagaan yang berkaitan dengan pertukaran barang dengan alat penukarnya atau dengan barang yang nilainya sama. Akan tetapi ada batasan- batasannya dalam aktivitas jual-beli tersebut.1
Salah satunya adalah jual beli yang merugikan salah satu pihak maupun yang mengandung unsur penipuan. Sesuai dengan Dalil Al-Qur‟an surah An- Nisa‟ Ayat 29 yaitu.2
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
1 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2010) 173.
2 Al-Qur‟an Surah. An-Nisaa Ayat: 29.
dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(QS. An-Nisaa:29)
Jadi sudah jelas bahwasannya manipulasi dan merugikan salah satu pihak dilarang dalam jual beli. Akan tetapi praktik yang ada dalam masyarakat menyimpang dari koridor-koridor syariat islam dan aktivitas tersebut masih ada hingga saat ini.
Dalam perlindungan hukum konsumen hak konsumen secara umum di kenal ada 4 (empat) hak dasar konsumen yaitu:3
1. Hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety) 2. Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed) 3. Hak untuk memilih (the right to choose)
4. Hak untuk didengar (the right to be heard)
Akan tetapi teori yang ada dalam syari‟at islam dan juga Undang- Undang tidaklah sinkron dengan praktik yang terjadi dalam masyarakat.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Jual Beli Sapi Lumpur di Pasar Sapi Kelayu Kecamatan Mayang Kabupaten Jember dalam Perspektif Hukum Islam dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”.
Salah satu kasus yang ada dalam Desa Tegal Waru (Pasar Sapi Kelayu) Kecamatan Mayang Kabupaten Jember yaitu transaksi jual beli sapi yang diberi makan lumpur, agar sapi yang diberi makan lumpur tersebut menjadi gemuk dan laku lebih cepat dari sapi yang lain. Sapi yang asalnya kurus jika diberi makan lumpur, maka sapi tersebut akan menjadi gemuk dan cepat laku
3Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta: Grasindo, 2006), 16.