• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KADAR CRP DAN NILAI IT RATIO PADA NEONATUS SUSPECT SEPSIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KADAR CRP DAN NILAI IT RATIO PADA NEONATUS SUSPECT SEPSIS "

Copied!
56
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat penelitian

  • Manfaat bagi Akademis
  • Manfaat bagi ATLM
  • Manfaat bagi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA

  • Sepsis Neonatorum
    • Definisi Sepsis Neonatorum
    • Etiologi
    • Patofisiologi
  • Gejala Klinis
  • Diagnosis
  • C-Reactive Protein (CRP)
    • Definisi CRP
    • Pemeriksaan CRP
  • Immature to Total Neutrophil Ratio(IT Ratio)
    • Definisi IT Ratio
    • Pemeriksaan IT Ratio
  • Kerangka Teori

Meskipun telah ada kemajuan dalam perawatan neonatal dengan peningkatan kelangsungan hidup dan penurunan komplikasi pada bayi prematur, sepsis masih menyebabkan morbiditas dan kematian, terutama pada BBLR (berat badan lahir rendah) < 1500 gram di unit perawatan intensif neonatal (NICU) (2). Proyek Penelitian Kesehatan Anak Khusus melaporkan bahwa 42%. SAD didefinisikan sebagai infeksi bakteri pada darah atau cairan serebrospinal bayi pada 7 hari pertama kehidupannya. Penyebab paling umum dari sepsis dini adalah Streptococcus grup B dan bakteri enterik yang didapat dari alat kelamin ibu.

Berbeda dengan early onset, bakteri yang ditemukan pada late onset biasanya terdiri dari bakteri nosokomial. Aktivasi seluler juga terjadi sebagai akibat dari timbulnya respons stres oksidatif pada fagosit mononuklear yang diikuti oleh stimulasi oleh zat proinflamasi seperti TNFα, endotoksin, atau eksotoksin. Hubungan faktor pro inflamasi, anti inflamasi dan mediator lain terhadap terjadinya infeksi, SIRS dan syok septik dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut.

Pada neonatus terdapat berbagai kelainan berupa defisiensi imun atau pertahanan tubuh, sehingga respon sistemik pada janin dan bayi baru lahir akan berbeda dengan orang dewasa (12). Pada infeksi dini, respon sistemik pada neonatus dapat terjadi saat masih dalam kandungan dan kondisi ini dikenal dengan SIRS, dimana infeksi pada janin atau neonatus terjadi karena infeksi bakteri vagina yang menyebar, infeksi menular, atau yang menyebar secara hematogen dari vagina. ibu yang menderita infeksi tersebut. Gambaran klinis sepsis neonatal bervariasi, oleh karena itu kriteria diagnostiknya harus mencakup pemeriksaan penunjang, baik pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan khusus lainnya.

Kriteria di atas juga dapat mendeteksi sepsis neonatal awitan lambat dengan sensitivitas dan spesifisitas masing-masing sebesar 88% dan 74%.Kultur darah merupakan standar emas dalam diagnosis sepsis dan merupakan bagian dari metode diagnostik mikrobiologi yang paling penting dan digunakan sebagai alat. untuk mengetahui penyebab suatu penyakit menular, dengan cara membiarkannya berkembang biak pada media tertentu. Langkah-langkah diagnosis sepsis pada bayi baru lahir antara lain hitung sel darah putih (WBC) beserta diferensiasinya, hitung trombosit, rasio IT, pemeriksaan darah untuk sepsis neonatal, hitung dan diferensiasi sel darah putih, hitung neutrofil absolut, dan perbandingan neutrofil imatur terhadap total neutrofil pada bayi baru lahir. darah Banyak digunakan sebagai tes skrining untuk sepsis pada bayi baru lahir.

Di sisi lain, kadar CRP yang tinggi dapat menjadi tanda adanya penyakit atau infeksi pada tubuh.Tanda-tanda sepsis pada bayi baru lahir sulit dinilai sehingga peran laboratorium dalam menegakkan diagnosis sepsis sangat penting. PCT merupakan alat diagnostik untuk mengidentifikasi infeksi bakteri yang parah dan dapat diandalkan untuk menunjukkan komplikasi sekunder akibat peradangan sistemik dalam tubuh, sebagai penanda diagnosis sepsis bakterial. Jika hasil CRP >5 mg/L berarti terjadi peradangan atau kondisi serius pada tubuh.

CRP >10 mg/l Peradangan atau kondisi serius yang terjadi di dalam tubuh. Infeksi serius, misalnya sepsis, meningitis, pneumonia, peritonitis. Rasio imatur terhadap neutrofil total (rasio IT), selain darah utuh dan CRP, merupakan salah satu tes yang dapat membantu mendiagnosis sepsis pada pasien muda.

Gambar 2.1.Hubungan antara faktor-faktor proinflamasi, antiinflamasi dan  mediator lainnya di dalam terjadinya infeksi, SIRS dan syok septik (11)
Gambar 2.1.Hubungan antara faktor-faktor proinflamasi, antiinflamasi dan mediator lainnya di dalam terjadinya infeksi, SIRS dan syok septik (11)

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Desain penelitian
  • Tempat dan Waktu penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi Penelitian
    • Sampel Penelitian
  • Variabel dan Kerangka Konsep
  • Definisi Operasional
  • Teknik Pengumpulan data
  • Teknik Pengolahan data
  • Teknik Analisis data

Dalam penelitian “Gambaran Rasio IT dan CRP pada Neonatus Suspek Sepsis di RS YPK Mandiri”. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi kadar CRP dan rasio IT pada neonatus suspek sepsis di RS YPK Mandiri Jakarta. Data pada Tabel 4.3 menunjukkan nilai rasio IT normal pada neonatus suspek sepsis sebanyak 2 neonatus dengan persentase 6,7% dan 28 neonatus dengan nilai rasio IT abnormal dengan persentase 93,7%.

Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil nilai IT Ratio pada bayi baru lahir suspek sepsis di RS YPK Mandiri. Ciri-ciri bayi baru lahir suspek sepsis pada Tabel 4.1 di RS YPK Mandiri menunjukkan bahwa bayi baru lahir suspek sepsis di RS YPK Mandiri dicirikan oleh kelompok jenis kelamin laki-laki sebesar 56,7% dan kelompok jenis kelamin perempuan sebesar 43,4%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan. oleh Setiawan H, Deskripsi hubungan IT pada bayi baru lahir sepsis, disimpulkan bahwa laki-laki lebih besar kemungkinannya menderita sepsis dibandingkan perempuan (22) Angka kejadian bayi laki-laki lebih rentan menderita sepsis dibandingkan perempuan dengan perbandingan 7 : 3. Nilai rasio IT normal pada neonatus suspek sepsis sebanyak 2 neonatus dengan persentase 6,7% dan 28 neonatus dengan nilai rasio IT abnormal 28 neonatus dengan persentase 93,7%.

Rasio IT merupakan parameter pemeriksaan laboratorium yang cukup baik dalam patogenesis neonatus dengan dugaan sepsis. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Kurnia (2021) tentang peningkatan kadar CRP dan rasio IT pada penderita sepsis sehingga CRP merupakan penanda peradangan yang sederhana dan mudah dilakukan, serta memiliki sensitivitas yang cukup baik. Jumlah bayi yang memiliki rasio IT dan nilai CRP abnormal lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang memiliki nilai normal (24).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan H, gambaran hubungan IT pada neonatus septik disimpulkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusponegoro (2016) mengenai nilai mean rasio IT pada neonatus dengan dan tanpa sepsis. Pada neonatus dengan sepsis, nilai mean IT rasio > 0,3 hal ini disebabkan oleh infeksi yang disebabkan oleh bakteri (29).

Nilai rata-rata rasio IT pada neonatus dengan suspek sepsis sebesar 0,30 dengan nilai rasio IT normal pada 2 neonatus dan nilai abnormal pada 28 neonatus. Hasil neonatal suspek sepsis diperoleh di RS YPK Mandiri dengan kadar CRP 8,9 dan mean IT rasio 0,30 untuk 18 neonatus. Saran penelitian ini adalah peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengumpulkan data dengan memperbanyak jumlah sampel CRP dan IT Ratio dalam jangka waktu yang lebih lama.

Gambar 3. 2 Kerangka Konsep
Gambar 3. 2 Kerangka Konsep

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

  • Karakteristik Sampel
  • Kadar CRP
  • Nilai CRP dan IT Ratio

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 sampel dengan karakteristik gender seperti terlihat pada Tabel 4.1. Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bayi baru lahir suspek sepsis di RS YPK Mandiri dicirikan oleh jenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 56,7% dan jenis kelamin perempuan sebesar 43,4%. Data pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai minimum, maksimum, mean, modus, dan standar deviasi kadar CRP.

CRP pada neonatus suspek Sepsis dengan nilai minimum 6, nilai maksimum 12 dan mean 8,9, mode 9, standar deviasi 1,517. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakiem (2019) tentang gambaran CRP pada pasien sepsis neonatal menunjukkan rata-rata nilai CRP cukup tinggi yaitu >19,0 mg/L. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Loni (2020) tentang kadar CRP pada Neonatus Sepsis di India. Nilai CRP pada neonatus dengan sepsis di Turki cenderung meningkat sebesar 66,7% (23).

Hal ini dikaitkan dengan peningkatan kadar CRP dalam waktu 24-48 jam, sehingga setelah berkurangnya proses inflamasi, nilai CRP menjadi normal, sedangkan tes CRP dapat dilakukan setelah masa inflamasi berlalu dan CRP merupakan tandanya. dari infeksi non-spesifik. Pada umumnya infeksi yang terjadi pada bayi baru lahir merupakan akibat masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh seperti bakteri, virus, jamur, parasit, namun tes CRP hanya merupakan tes tambahan. Sepsis neonatal disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran genital ibu, organisme ini dapat menyebabkan sepsis pada bayi dan meningkatkan jumlah neutrofil pada bayi, dan organisme ini juga menyebabkan peradangan sehingga meningkatkan nilai rasio CRP terhadap IT (27).

Pada penelitian terhadap 30 sampel neonatus, terdapat 18 sampel yang masuk dalam kategori kekhawatiran mengarah ke sepsis dengan rata-rata kadar CRP 8,9 mg/L dan nilai rata-rata IT rasio 0,30 akibat peradangan atau kondisi serius yang terjadi di dalam tubuh untuk mencegah infeksi. Seriusnya pemeriksaan penunjang ini dapat menjadi penentu awal deteksi dini sepsis, selain itu juga diperlukan pemeriksaan penunjang lain untuk menegakkan sepsis seperti kultur darah, hematologi, Prokalsitonin. Rerata kadar CRP pada neonatus yang diduga sepsis adalah CRP 8,9 dengan kadar CRP abnormal pada 30 neonatus. Deskripsi hasil C – Reactive Protein (CRP) pada bayi baru lahir diduga sepsis di RS Harapan Kita Jakarta Barat.

Tabel 4. 3 Nilai IT Ratio pada Neonatus suspect sepsis
Tabel 4. 3 Nilai IT Ratio pada Neonatus suspect sepsis

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Rasio neutrofil imatur terhadap total (I/T) sebagai penunjang diagnosis Sepsis Neonatorum (rasio neutrofil imatur terhadap total (I/T) sebagai diagnosis sepsis neonatorum). Hubungan nilai protein C-reaktif, rasio neutrofil imatur terhadap total neutrofil, dan lebar distribusi sel darah merah dengan timbulnya sepsis neonatal pada bayi prematur. Perbandingan hubungan jumlah neutrofil dan limfosit dengan protein C-reaktif sebagai prediktor sepsis neonatal Perbandingan hubungan jumlah neutrofil dan limfosit dengan protein C-reaktif sebagai.

Gambaran rasio neutrofil/neutrofil total (I/T rasio) imatur pada suspek sepsis neonatal yang dirawat di Fasilitas Pelayanan Neonatal RSUD Provinsi Arifin Achmad.

Gambar

Gambar 2.1.Hubungan antara faktor-faktor proinflamasi, antiinflamasi dan  mediator lainnya di dalam terjadinya infeksi, SIRS dan syok septik (11)
Tabel 2. 1 Gambaran klinis sepsis neonatal (14)
Tabel 2. 2 Pengelompokan faktor resiko (15)
Gambar 2. 2 Cobas C 111 Analyzer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pemeriksaan Troponin I sesudah perlakuan (posttest) pada kelompok yang diberi parasetamol 10 mg/kgBB intravena rata-rata 0.064 +0.094 sedangkan pada kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot basah tanaman selada tertinggi pada perlakuan J2M1 yaitu, sampel tanah yang berasal dari jarak 30 meter dan

Rincian Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan dalam Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Mie Iris Ubi Per Produksi Untuk 30

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa untuk nilai rata-rata konsentrasi Ca dalam sampel limbah sisik ikan mujair yaitu 4,98 mg/L dan dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan kadar vitamin D dan hs-CRP dengan derajat obstruksi penyakit pada pasien PPOK. Adapun manfaatnya bagi

Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal rata-rata dalam sampel kentang yang tumbuh di lahan gunung Sinabung adalah (0,9104 ± 0,0157) mg/kg, sedangkan hasil penetapan kadar

Hasil pemeriksaan Troponin I sesudah perlakuan (posttest) pada kelompok yang diberi parasetamol 10 mg/kgBB intravena rata-rata 0.064 +0.094 sedangkan pada kelompok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, kadar gula darah puasa terendah pada sampel adalah 86 mg/dl dan kadar gula darah puasa tertinggi pada sampel adalah 399 mg/dl dengan rata-rata