• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Calon Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Miftahul Jannah

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Calon Guru Sekolah Dasar"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

ANALISIS KEMAMPUANMEMBACA PEMAHAMAN CALONGURU SEKOLAH DASAR

OLEH : AMELINFAHESA

NIM.2005114512

PROGRAM STUDI PENDIDIKANGURU SEKOLAH DASAR JURUSANILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUANDANILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

2023

(2)
(3)

A. Judul

Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Calon Guru Sekolah Dasar.

B. Latar Belakang

Keterampilan mendasar yang paling utama dalam berbahasa terbagi menjadi 4 aspek. Dari keempat keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, membaca dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang reseptif, sedangkan berbicara dan menulis adalah keterampilan berbahasa produktif (Kholiq, 2020). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata- kata atau bahasa tulis 3 (Tarigan, 2013). Farr (dalam Dalman, 2013) mengemukakan bahwa “Reading Is The Heart Of Education” yang mana artinya adalah membaca merupakan jantung pendidikan. Melalui kegiatan membaca, wawasan dan pengetahuan seseorang akan semakin bertambah.

Kemampuan membaca dan kemampuan memahami bacaan menjadi prasyarat penting bagi penguasaan dan peningkatan ilmu. Pemahaman membaca adalah proses memperoleh makna yang secara positif terkait dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki pembaca dalam kaitannya dengan isi teks (Muliawanti et al., 2022).

Membaca pemahaman adalah membaca kognitif (membaca untuk memahami) (Dalman, 2013). Dengan demikian setelah membaca teks, pembaca harus mampu memahami isi dari teks bacaan tersebut. Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi (Tarigan, 2015). Membaca pemahaman bukan berarti hanya memahami apa yang tertulis pada bahan bacaan saja, tetapi juga

(4)

dari pemikiran pembaca. Pembaca juga diminta untuk menemukan makna tersirat dalam sebuah teks, bukan hanya makna tersuratnya saja. Pembaca tidak diminta untuk menghafal sebuah teks karena menghafal tidak lantas berarti memahami. Tampubolon (2008) menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca untuk membina daya nalar.

Dengan kata lain, pembaca harus menggabungkan apa yang telah dibacanya pada teks dan informasi serta pendapat yang ia miliki. Jika hal tersebut telah dilakukan oleh seorang pembaca, barula ia disebut telah melakukan membaca pemahaman.

Saat ini kebutuhan akan bahan bacaan terus meningkat. Terlebih lagi dalam kehidupan yang modern saat ini. Berbagai teks yang berisi informasi pengetahuan serta penelitian yang dilakukan para ahli terangkum dalam tulisan. Setiap hari semakin banyak tulisan bermanfaat yang dihasilkan dalam bentuk buku. Inilah yang membuat betapa pentingnya keterampilan membaca ini. Untuk itu Mahasiswa harus memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik untuk dapat mengimbangi tuntutan zaman dan kemajuan pendidikan agar terciptanya keefektifitas dalam pembelajaran. Terutama untuk para calon guru sekolah dasar, yang mana dituntut untuk selalu aktif dan kreatif dalam membawakan mata pelajaran kedalam kelas serta memanagemen kelas dengan sebaik mungkin. Konsep yang dimiliki oleh para pendidik tentang hakikat membaca secara alamiah menciptakan kerangka kerja yang esensial dalam membentuk pendekatan mereka dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca mereka. Dengan pemahaman mendalam tentang bagaimana proses membaca alamiah berlangsung, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif, mengidentifikasi hambatan yang mungkin dihadapi siswa, dan memadukan prinsip-prinsip ini ke dalam rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Dengan demikian, konsep ini menjadi landasan kritis yang memandu

(5)

upaya pendidik dalam mencapai tujuan meningkatkan kemampuan membaca siswa mereka (Mukrimaa et al., 2016).

Mahasiswa calon guru sekolah dasar hendaknya memiliki skill dalam memahami apa yang terkandung di dalam berbagai macam teks bacaan.

Kemampuan membaca mahasiswa dapat dilihat pada tingkat ketepatan dalam memahami bacaan baik dari segi mendapatkan ide pokok, mampu menangkap makna tersirat maupun tersurat, memperoleh rincian dan fakta dalam bacaan, menentukan judul atau topik, membuat perbandingan atau pertentangan dan membuat kesimpulan. Setiap mahasiswa memiliki tingkat kemampuan membaca yang berbeda. Perbedaan tersebut sesuai dengan tujuan membaca mahasiswa yang dapat mempengaruhi proses pemahaman bacaan.

Kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat berdasarkan hasil dari penelitian pemahaman bacaan.

Membaca pemahaman ini merupakan keterampilan kunci yang sangat penting bagi mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang guru sekolah dasar. Guru harus mampu memahami teks dengan baik agar dapat mengajar dengan efektif dan membantu siswa mereka mengembangkan kemampuan membaca pemahaman yang kuat. Analisis terhadap kemampuan membaca pemahaman calon guru sekolah dasar dapat memberikan wawasan yang berharga tentang sejauh mana mereka siap untuk mengajar, identifikasi area di mana mereka mungkin perlu perbaikan, dan memberikan dasar untuk pengembangan program pelatihan yang lebih baik. Dengan demikian, penulis memandang perlu dilakukan sebuah analisis terkait kemampuan membaca pemahaman mahasiswa calon guru sekolah dasar yang kemudian dituangkan dalam penelitian proposal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat dasar.

(6)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan membaca pemahaman calon guru sekolah dasar di Universitas Riau?”.

D. Tujuan Penelitian

Adapun secara umum tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan calon guru sekolah dasar dalam membaca pemahaman, baik dari segi memahami isi bacaan seperti mendapatkan ide pokok, mampu menangkap makna tersirat maupun tersurat, memperoleh rincian dan fakta dalam bacaan, menentukan judul atau topik, membuat perbandingan atau pertentangan dan membuat kesimpulan.

E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Penelitan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan acuan bagi peneliti selanjutnya.

2. Praktis

a. Bagi peneliti: dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengetahui seberapa baik kemampuan yang telah dimiliki oleh calon guru Sekolah Dasar dalam bidang membaca pemahaman.

b. Bagi peneliti selanjutnya: bagi peneliti selanjutnya semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman dengan masalah akan kemampuan membaca pemahaman.

(7)

c. Bagi mahasiswa: memberikan gambaran mengenai kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yang akan menjadi guru sekolah dasar nantinya.

F. Defenisi Operasional 1. Pengertian Membaca

Membaca adalah kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca (Dalman, 2013). Membaca ialah kegiatan menggabungkan huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang reseptif, sama halnya dengan menyimak.

Menurut Nurgiyantoro (1995), membaca merupakan aktivitas mental untuk memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Nurhadi (2016), memperjelas pengertian membaca adalah memaknai bahasa tulis, yaitu kata, kalimat, dan paragraf yang mengandung pesan penulis yang harus ditangkap pembaca.

2. Kemampuan Membaca Pemahaman

Kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian serta mengingat bahan yang dibacanya (Khotimah, 2016). Pemahaman terhadap bacaan sangat ditentukan oleh aktivitas pembaca untuk memperoleh pemahaman tersebut.

Artinya proses pemahaman itu tidak datang itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan memerlukan aktifitas berpikir yang terjadi melalui kegiatan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang relevan yang dimiliki sebelumnya.

(8)

Berdasarkan pembahasan tersebut maka dipilihlah tes keterampilan membaca pemahaman dengan tes pilihan ganda. Tes ini mengukur kemampuan pemahaman membaca dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Melalui teknik pengumpulan data berupa tes inilah pemahaman bacaan dari tiap subjek dapat diperoleh. Prosedur pelaksanaan tes yaitu dengan memberikan soal objektif sebanyak 100 soal, yang mana terdapat teks bacaan untuk setiap 5-7 butir soal, tes ini diberikan kepada mahasiswa. Dengan begitu peneliti dapat mengetahui seberapa baik kemampuan calon guru sekolah dasar dalam memahami isi bacaan.

G. Kajian Teori

1. Hakikat Membaca

Bahasa merupakan alat komunikasi utama yang dimiliki oleh manusia yang dimunculkan dalam bentuk lisan maupun tulisan untuk menyatakan pikiran, mengungkapkan perasaan atau mengetahui keinginan, (Devianty, 2017). Maka dari itu, penting bagi setiap individu untuk menguasai dan meningkatkan kemampuan berbahasa, salah satunya dengan membaca. Tarigan menyatakan bahwa membaca merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah pesan untuk memahami arti yang terkandung dalam teks, (Harianto, 2020). Lebih lanjut, bahwa membaca merupakan suatu mode seseorang dalam mendesain sebuah amanat atau pesan, (Anggraini, 2019). Berdasarkan hal di atas, membaca merupakan sesuatu yang dipelajari manusia tidak hanya di dalam kegiatan sehari-hari, yang diajarkan oleh orangtua kepada anaknya, tetapi juga sangat digiatkan di sekolah. Karena dengan membaca, dapat memudahkan seseorang dalam mempelajari dan mengetahui sesuatu yang akan dan ingin dipelajarinya, (Muliawanti et al., 2022).

(9)

Menurut (Iskandarwasid, 2013) mengungkapkan bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tetulis dalam teks. Selanjutnya, Tarigan (1979) mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata atau bahasa tulis. Menurut Soedarso (2006) menyatakan bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.

Sedangkan menurut Tampubolon (dalam Haryadi, 2012), membaca merupakan mengubah lambang-lambang tulis menjadi lambang-lambang lisan. Menurut Hamijaya (2008) membaca adalah bentuk belajar dengan bantuan bahan tertulis, seperti buku, majalah, brosur.

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Rahim, 2011). Pengertian lain menurut Tarigan (2008) bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Nurhadi (1995) menyatakan bahwa secara umum orang menyatakan membaca adalah suatu interpretasi simbol- simbol tertulis atau membaca adalah menangkap makna dari rangkaian huruf tertentu. Membaca adalah mengidentifikasikan simbol-simbol dan mengasosiasikannya makna. Membaca juga dapat diterjemahkan sebagai proses mengidentifikasi dan komprehensi yang menelusuri pesan yang disampaikan melalui sitem bahasa tulis.

Aminuddin (2010) mengemukakan bahwa membaca disebut sebagai kegiatan memberikan reaksi karena dalam membaca seseorang terlebih dahulu melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai

(10)

representasi bunyi ujaran maupun tanda penulisan lainnya. Reaksi itu lebih lanjut terjadi kegiatan rekognisi, yakni pengenalan bentuk dalam kaitannya dengan makna yang dikandungnya serta pemahaman yang keseluruhannya masih harus melalui tahap kegiatan tertentu. Kemampuan membaca merupakan suatu kemampuan untuk memahami informasi atau wacana yang disampaikan pihak lain melalui tulisan sehingga untuk hidup dalam masyarakat yang berteknologi modern seseorang haruslah tidak buta huruf. Artinya, agar dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi itu mereka harus mampu membaca. Dengan demikian, kemampuan membaca yang merupakan bagian dari kegiatan berbahasa perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa karena hampir sebagian besar aktivitas belajarnya berupa kegiatan membaca (Slamet, 2009).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh informasi maupun pesan yang hendak disampaikan penulis melalui tulisannya. Dengan membaca, pembaca memperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut yaitu dapat memperluas pengetahuan, memperoleh informasi, maupun pesan tertulis yang terdapat dalam bacaan.

Ataupun dapat diartikan membaca adalah suatu tindakan menciptakan makna saat bertransaksi dengan teks. Sama seperti kita menggunakan informasi yang disimpan dalam skemata untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia sekitar kita, jadi kita menggunakan pengetahuan ini untuk memahami kata-kata yang dicetak.

2. Kemampuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal (Masduqi & Subiyanto, 2021).

Pendapat ini memandang bahwa dalam membaca pemahaman, secara

(11)

simultan terjadi konsentrasi dua arah dalam pikiran pembaca dalam melakukan aktivitas membaca, pembaca secara aktif merespon dengan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis.

Untuk itu, pembaca dituntut untuk dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalam teks yakni mekna yang ingin disampaikan oleh penulis. Pada membaca pemahaman, yang dilakukan tidak hanya melafalkan symbol dan huruf yang ada pada bacaan namun lebih dititik beratkan pada kemampuan pembaca untuk benar-benar memahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis (Sutherland & Westbrook, 2021).

Pemahaman terhadap bacaan terjadi melalui proses penjodohan atau interaksi antara pengetahuan dalam skemata pembaca dengan konsep atau pengertian atau fakta yang terdapat dalam bahan bacaan. Pemahaman terhadap suatu bahan bacaan tidak hanya bergantung pada apa yang terdapat dalam bacaan saja, melainkan juga bergantung pada pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki pembaca. Proses seperti inilah pembaca secara aktif membangun pemahamannya terhadap bacaan. Smith dalam (Samsu Somadayo, 2011) menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pembaca untuk menghubungkan informasi baru dengan informasi lama dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Di samping menghubungkan informasi dan mendapat pengetahuan baru, aktivitas yang dilakukan oleh pembaca dalam memahami bahan bacaan dapat diklasifikasi menjadi pemahaman literal, pemahaman interpretasi, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.

Kegiatan membaca pemahaman terjadi apabila terdapat satu ikatan yang aktif antara daya pikir pembaca dengan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman membaca. Oleh karena itu, kemampuan membaca pemahaman tidaklah semata-mata merupakan kemampuan dalam hal

(12)

mengartikan sebuah teks perihal sintaksis dan leksikal nya, tetapi juga menyadari kebermaknaan dan tujuan informasi dalam diri pembaca.

Menurut Turner dalam (Samsu Somadayo, 2011) mengungkapkan bahwa seorang pembaca dikatakan memahami bahan bacaan secara baik apabila mendapatkan sebagai berikut:

a. Mengenal dengan baik kata-kata atau kalimat yang terdapat di dalam suatu bacaan dan mengetahui atau paham akan maknanya.

b. Mengetahui makna yang ada dalam suatu bacaan berdasarkan dari pengalaman yang dimiliki.

c. Memahami seluruh makna secara kontekstual.

d. Membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalamaan membaca.

Ada tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki tentang topik, menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks yang akan dibaca, dan proses memperoleh makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan yang bertujuan siswa dapat mengetahui dan memahami isi keseluruhan bahan bacaan yang dibacanya.

Membaca pemahaman bukan berarti hanya memahami apa yang tertulis pada bahan bacaan saja, tetapi juga dari pemikiran pembaca.

Pembaca juga diminta untuk menemukan makna tersirat dalam sebuah teks, bukan hanya makna tersuratnya saja. Pembaca tidak diminta untuk menghafal sebuah teks karena menghafal tidak lantas berarti memahami.

Menurut Nurhadi (2005), pemahaman terhadap teks yang telah dibaca

(13)

dapat dikategorikan cukup memadai apabila telah menjawab pertanyaan antara 40—60%. Namun akan lebih baik apabila tingkat pemahamannya lebih dari 60%. Hasil pemahaman sebesar 60% itu adalah batas minimal standar pencapaian untuk memahami bacaan. Idealnya, tingkat pemahaman itu antara 60—80%, (Nurhadi, 2011).

2.1. Tujuan membaca pemahaman

Samsu Somadayo (2011) menyatakan bahwa tujuan utama membaca pemahaman adalah memperoleh pemahaman. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami isi bacaan/teks secara menyeluruh. Seseorang dikatakan memahami bacaan secara baik apabila memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis.

b. Kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat.

c. Kemampuan membuat simpulan.

Semua aspek-aspek kemampuan membaca tersebut dapat dimiliki oleh seorang pembaca yang telah memiliki tingkat kemampuan membaca tinggi. Namun, tingkat pemahamannya tentu saja terbatas. Artinya, mereka belum dapat menangkap maksud persis sama dengan yang dimaksud penulis. Nuthall dalam (Samsu Somadayo, 2011) menyatakan bahwa tujuan membaca merupakan bagian dari proses membaca pemahaman, pembaca memperoleh pesan atau makna dari teks yang dibaca, pesan atau makna tersebut dapat berupa informasi, pengetahuan, dan bahkan ungkapan pesan senang atau sedih.

(14)

Anderson dalam (Somadayo, 2016) juga menyatakan bahwa membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan itu sebagai berikut:

a. Membaca untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta.

b. Membaca untuk mendapatkan ide pokok.

c. Membaca untuk mendapatkan urutan organisasi teks.

d. Membaca untuk mendapatkan kesimpulan.

e. Membaca untuk mendapatkan klasifikasi.

f. Membaca untuk membuat perbandingan atau pertentangan.

H.G. Tarigan (1986) mengungkapkan bahwa tujuan utama membaca pemahaman adalah untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disediakan oleh pembaca berdasarkan pada teks bacaan. Untuk itu, pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah mengapa hal itu merupakan judul atau topik, masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut, dan hal-hal apa yang dipelajari dan dilakukan oleh sang tokoh. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman mempunyai tujuan untuk memahami suatu bacaan secara menyeluruh. Pemahaman menyeluruh meliputi mendapatkan ide pokok, mampu menangkap makna tersirat maupun tersurat, memperoleh rincian dan fakta dalam bacaan, menentukan judul atau topik, membuat perbandingan atau pertentangan dan membuat kesimpulan (Maiti & Bidinger, 1981). Berikut definisi atau penjelasan dari tujuan yang ingin dicapai dalam membaca pemahaman:

a. Menentukan ide pokok

Menentukan ide pokok merupakan salah satu indikator penting dalam membaca pemahaman. Ide pokok adalah gagasan

(15)

utama atau tema sentral dari sebuah teks. Dalam membaca, pembaca perlu mengidentifikasi ide pokok agar dapat memahami pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis. Ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi informasi kunci yang mendukung ide pokok dan membedakan informasi yang lebih penting dari yang kurang penting dalam teks.

b. Menentukan makna tersirat dan makna tersurat

Membaca pemahaman juga melibatkan kemampuan untuk memahami makna tersurat (informasi yang secara eksplisit disampaikan dalam teks) dan makna tersirat (informasi yang dapat disimpulkan atau diinterpretasikan dari teks). Ini memerlukan kemampuan untuk membaca antara baris dan mengidentifikasi pesan atau konsep yang mungkin tidak dinyatakan secara langsung dalam teks. Memahami makna tersirat membantu pembaca untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang teks yang dibaca.

c. Menentukan rincian dan fakta dalam bacaan

Pembaca pemahaman perlu mampu mengidentifikasi rincian dan fakta-fakta penting dalam teks. Ini melibatkan kemampuan untuk mengenali informasi spesifik yang mendukung atau mengilustrasikan ide pokok atau topik yang sedang dibahas. Kemampuan ini memungkinkan pembaca untuk memahami teks secara lebih rinci dan mengingat informasi yang penting.

d. Menentukan judul dan topik

Mengidentifikasi judul dan topik dari teks adalah langkah awal yang penting dalam membaca pemahaman. Judul seringkali memberikan petunjuk tentang topik utama yang akan dibahas

(16)

dalam teks, dan menemukan topik ini membantu pembaca untuk mengarahkan perhatiannya pada informasi yang relevan.

e. Membuat perbandingan atau pertentangan

Membaca pemahaman juga melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi perbandingan atau pertentangan antara berbagai gagasan, konsep, atau sudut pandang dalam teks. Ini memungkinkan pembaca untuk mengembangkan pemahaman yang lebih kritis dan analitis tentang materi yang mereka baca.

Dengan menemukan perbandingan atau pertentangan, pembaca dapat menggali lebih dalam tentang isu yang dibahas dalam teks.

f. Menentukan kesimpulan

Kemampuan untuk menentukan kesimpulan adalah tahap penting dalam membaca pemahaman. Ini melibatkan kemampuan untuk merangkum informasi penting dalam teks dan menyusun gagasan utama atau pesan yang dapat diambil dari teks tersebut. Kesimpulan membantu pembaca untuk memproses dan menginternalisasi informasi yang mereka baca sehingga dapat digunakan dalam pemikiran dan penilaian mereka.

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca Pemahaman

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman sebagai berikut:

a. Tingkat intelejensia

Membaca itu sendiri pada hakekatnya proses berpikir dan memecahkan masalah, dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya.

(17)

b. Kemampuan berbahasa

Apabila seseorang menghadapi bacaan yang bahasanya tidak pernah didengarnya maka akan sulit memahami teks bacaan tersebut, penyebabnya tidak lain karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya.

c. Sikap dan minat

Sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang dan tidak senang. Sikap senang umumnya bersifat laten atau lama, sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, minat lebih bersifat sesaat.

d. Keadaan bacaan

Keadaan bacaan dapat dilihat dari tingkat kesulitan yang dikupas, aspek perwajahan, atau desain halaman-halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya juga bisa mempengaruhi proses membaca.

e. Kebiasaan membaca

Kebiasaan membaca yang dimaksud adalah apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi membaca atau tidak, yang dimaksud tradisi ini ditentukan oleh banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang sebagai sebuah kebutuhan.

f. Pengetahuan tentang cara membaca

Pengetahuan seseorang tentang membaca misalnya menemukan ide pokok secara cepat, menangkap kata-kata kunci secara cepat, dan sebagainya.

(18)

g. Latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya

Seseorang akan kesulitan dalam menangkap isi bacaan jika bacaan yang dibacanya memiliki latar kebudayaannya.

h. Emosi

Keadaan emosi yang berubah akan mempengaruhi seseorang dalam membaca.

i. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya

Proses membaca sehari-hari pada hakekatnya penumpukan modal pengetahuan untuk membaca berikutnya.

Samsu Somadayo (2011) menyatakan bahwa selain faktor yang berpengaruh terhadap proses membaca pemahaman yang telah diuraikan, dalam membaca pemahaman dan membaca pada umumnya terdapat juga hambatan-hambatan seperti berikut:

a. Kurang bisa berkonsentrasi membaca

Hal-hal yang termasuk dalam kurang bisa berkonsentrasi membaca antara lain pada dasarnya memang kurang bisa berkonsentrasi, kesehatan sedang terganggu, suasana hati tidak tenang, dan keadaan lingkungan yang kurang mendukung.

b. Daya tahan membaca cepat berkurang

Daya tahan tubuh cepat berkurang antara lain disebabkan oleh posisi badan yang salah dan lampu atau penerangan yang tidak mendukung.

(19)

H. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya:

1. Penelitian oleh Falina Noor Amalia (2017) yang berjudul “Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kemampuan membaca mahasiswa dapat dilihat pada tingkat kemampuan kecepatan membaca dalam pemahaman bacaan. Setiap mahasiswa memiliki tingkat kemampuan membaca yang berbeda.

Perbedaan tersebut sesuai dengan tujuan membaca mahasiswa yang dapat mempengaruhi proses pemahaman bacaan. Kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat berdasarkan hasil dari penelitian kecepatan bacaan dan pemahaman bacaan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa tingkat kemampuan pemahaman bacaan mahasiswa sebesar 61,11% dalam pemahaman isi bacaan dengan kecepatan membaca 244 kpm. Dengan tingkat pemahaman bacaan sebesar 61,11% dapat diketahui bahwa untuk pemahaman bacaan mahasiswa memperoleh tingkat kemampuan membaca pemahaman 150 kpm. Kemampuan yang diperoleh pada tingkat membaca pemahaman 150 kpm merupakan waktu yang diperlukan untuk memahami isi bacaan. Dengan demikian, tingkat kemampuan membaca pemahaman Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tridinanti Palembang mencapai 150 kpm, tingkat pemahaman tersebut termasuk dalam kriteria kurang baik, karena kurang dari 70% pemahaman dengan minimum kelulusan mahasiswa 350 kpm.

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan, kemampuan membaca pemahaman yang berdasarkan hasil penelitian kecepataan baca dan pemahaman bacaan dapat simpulkan bahwa kurangnya mahasiswa dalam latihan membaca pemahaman sehingga tingkat pemahaman bacaan tidak mencapai batas minimum mahasiswa, (Amalia, 2017).

(20)

2. Penelitian oleh Juni Ahyar dan Syahriandi (2015) yang berjudul

Membaca Cepat Pemahaman Mahasiswa Universitas Malikussaleh”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa masih berada pada tingkatan SD dalam membaca pemahaman, yaitu pada range

< 140 kpm atau 93,3% dari jumlah keseluruhan sumber data. Kemudian, kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yang berada pada tingkatan SMP hanya sekitar 1,2%, yaitu pada range 140 – 175 kpm. Selanjutnya, kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yang berada pada tingkat SMA hanya 5,2%. Terakhir, tingkatan kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman yang seharusnya pada tingkatan mahasiswa hanya satu orang dari 330 mahasiswa yang menjadi sumber data atau hanya 0,3%.

Jadi, jika dilihat dari kategori nilai kemampuan membaca cepat pemahaman, kemampuan mahasiswa Unimal berada pada kategori sangat kurang, yaitu berada pada range 0-44, (Syahriandi, 2015).

3. Penelitian oleh Fitri Wijarini (2022) yang berjudul “Profil Keterampilan Membaca Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Borneo Tarakan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori keterampilan membaca mahasiswa pada kategori sangat baik sebanyak 7.42 %, kategori baik sebanyak 20%, dan kategori cukup sebanyak 18.51%. Level keterampilan membaca mahasiswa Pendidikan Biologi berada pada level literal dan level inferensial, (Pendidikan, 2022).

(21)

I. Kerangka Berfikir

Bagian ini menetapkan kerangka teoritis kemampuan membaca pemahaman calon guru program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Studi ini berfokus pada mahasiswa S1 program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau angkatan 2020. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau.

Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, membaca sendiri mengandung makna sebagai suatu proses memahami pesan tertulis menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya dalam sebuah teks. Membaca pemahaman dalam studi ini mengacu pada variabel akses dan kemampuan dalam memahami isi dalam teks bacaan. Tujuan yang ingin dicapai disini yaitu mengetahui kemampuan calon guru sekolah dasar dalam membaca pemahaman baik dari segi mendapatkan ide pokok, mampu menangkap makna tersirat maupun tersurat, memperoleh rincian dan fakta dalam bacaan, menentukan judul atau topik, membuat perbandingan atau pertentangan dan membuat kesimpulan.

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Calon Guru Sekolah Dasar

MEMBACA PEMAHAMAN

Pemahaman Isi : 1. Menentukan ide pokok

2. Menentukan makna tersirat dan makna tersurat

3. Menentukan rincian dan fakta dalam bacaan 4. Menentukan judul dan topik

(22)

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dibuat terhadap masalah yang sifat kebenarannya masih dianggap lemah sehingga harus dilakukan pengujian secara empiris. Hipotesis dirumuskan berdasarkan pada teori, pengalaman pribadi atau orang lain, berdasarkan dugaan ataupun kesimpulan yang masih sementara. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman calon guru sekolah dasar di Universitas Riau sudah baik.

K. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menerapkan proses memindahkan data numerik, khususnya yang menyangkut atribut dan kualitas subjek (Mahmud, 2011). Hasil data dari penyebaran tes akan dianalisis menggunakan model statistik deskriptif. Jenis penelitian ini biasa dikenal dengan sebutan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2014) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk mengamati suatu keadaan, kondisi, situasi, atau kegiatan. Metode penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk memberikan gambaran terkait objek yang diteliti sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan tanpa membuat kesimpulan yang bersifat umum.

2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan nantinya pada mahasiswa Universitas Riau program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2020 kelas B. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Desember – Februari 2024.

(23)

3. Populasi Sampel

Pada penelitian ini peneliti menentukan populasi dan sampel sebagai berikut:

a. Populasi

Populasi atau universe menurut Salam & Aripin (2006) adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.

Lebih singkatnya menurut Arikunto (2010) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2020. Secara keseluruhan populasi pada penelitian ini berjumlah 129 orang.

b. Sampel

Menurut Creswell (2012) sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu dan dianggap dapat mewakili suatu populasi. Sampel memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari, analisis, dan ditarik kesimpulannya. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling. Non probability sampling adalah metode sampling yang setiap individunya tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Non probability sampling hanya diperbolehkan untuk penelitian yang memiliki karakteristik populasi homogen dan hanya dapat menggunakan teknik analisis deskriptif (Mulyatiningsih, 2011) Jenis non probability sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sukandarrumidi (2016) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu agar mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Penulis menggunakan teknik purposive sampling karena adanya pertimbangan sesuai dengan

(24)

kebutuhan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2020 kelas B sebanyak 38 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik tes. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Margono, 2000). Teknik pengumpulan data berupa tes digunakan untuk memperoleh tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Universitas Riau. Peneliti akan memberikan soal pilihan ganda (objektif) kepada mahasiswa. Melalui teknik pengumpulan data berupa pilihan ganda inilah pemahaman bacaan dari tiap subjek dapat diperoleh.

Prosedur pelaksanaan tes yaitu dengan memberikan soal objektif sebanyak 100 soal, yang mana terdapat teks bacaan untuk setiap 5-7 butir soal.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan bahan tes soal objektif yang terdiri dari beberapa jenis bahan bacaan seperti ilmiah, umum, sastra, cerita rakyat, dan lain sebagainya. Untuk menguji pemahaman terhadap bacaan, diberikan tes berupa 100 bentuk soal objektif. Hasil dari jawaban dari soal yang telah diberikan akan mencerminkan tingkat pemahaman responden terhadap teks yang telah dibaca.

Tabel 1. Kisi – Kisi Intrumen Penelitian Tes Pilihan Ganda (Objektif)

(25)

Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan Jumlah item pertanyaan

Membaca pemahaman

Pemahaman isi

Menentukan ide pokok

1, 8, 11, 15, 21, 24, 29, 34, 41, 45, 53, 60, 66, 70, 86.

15

Menentukan makna tersirat dan makna tersurat

4, 9, 14, 20, 28, 33, 37, 50, 58, 59, 65, 70, 76, 77, 82, 90, 97, 100.

18

Menentukan rincian dan fakta dalam bacaan

2, 6, 12, 13, 17, 18, 25, 30, 38, 42, 46, 47, 54, 63, 67, 72, 78, 83, 94,

98.

20

Menentukan judul dan topik

19, 22, 31, 39, 43, 51, 55, 61, 64, 75, 79, 81, 84, 87, 91.

15

Membuat perbandingan atau

pertentangan

3, 7, 26, 35, 48, 56, 68, 73, 88, 92, 95, 99.

12

Menentukan kesimpulan

5, 10, 16, 23, 27, 32, 36, 40, 44, 49, 52, 57, 62, 69, 74, 80,

20

(26)

85, 89, 93, 96.

Jumlah pertanyaan 100

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik sederhana. Teknik penganalisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil tes pemahaman bacaan berupa nilai rerata. Nilai rerata membaca pemahaman dianalisis dengan cara statistik deskriptif. Untuk memperoleh hasil tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa, digunakan data dari hasil evaluasi atau tes yang diberikan kepada mahasiswa. Adapun langkah- langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah suatu alat ukur tersebut valid (sahih) atau tidak valid. Alat ukur yang dimaksud disini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan tersebut pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner. Data yang digunakan yaitu data soal tes objektif mahasiswa sebanyak 100 butir yang terdiri dari beberapa jenis bahan bacaan seperti ilmiah, umum, sastra, cerita rakyat, dan lain sebagainya.

b. Uji Reliabilitas

(27)

Menurut Notoatmodjo (2005) dalam Widi R (2011), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Sehingga uji reliabilitas dapat digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Alat ukur dikatakan reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan pengukuran berkali-kali. Biasanya sebelum dilakukan uji reliabilitas data, dilakukan uji validitas data. Hal ini dikarenakan data yang akan diukur harus valid, dan baru dilanjutkan dengan uji reliabilitas data. Namun, apabila data yang diukur tidak valid, maka tidak perlu dilakukan uji reliabilitas data (Janna & Herianto, 2021).

c. Setelah didapat berapa soal yang valid dan reliabel, soal tersebut akan di uji-kan kepada sampel/responden.

d. Menghitung persentase atau nilai rerata pemahaman isi teks bacaan yang dikerjakan mahasiswa. Adapun hasil penskoran tersebut dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

Sementara nilai rata – rata diperoleh dengan rumus :

Keterangan : x = nilai rata-rata (Muhtar et al., 2022)

e. Setelah nilai rata-rata pemahaman isi diperoleh, selanjutnya ditetapkan kategori nilai rata-rata berdasarkan hasil membaca

(28)

pemahaman mahasiswa. Menurut Nurhadi (2005), pemahaman terhadap teks yang telah dibaca dapat dikategorikan cukup memadai apabila telah menjawab pertanyaan antara 60%. Namun akan lebih baik apabila tingkat pemahamannya lebih dari 60%. Hasil pemahaman sebesar 60% itu adalah batas minimal standar pencapaian untuk memahami bacaan. Idealnya, tingkat pemahaman itu antara 60—80%, (Nurhadi, 2011). Penetapan tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman berpedoman pada klasifikasi penilaian yang ditetapkan oleh Depdiknas sebagai berikut.

Tabel 2. KlasifikasiNilai Membaca Pemahaman

Kategori Nilai Keterangan

A 85 – 100 Sangat Baik

B 70 – 84 Baik

C 60 – 69 Cukup

D 45 – 59 Kurang

E 0 – 44 Sangat Kurang

(Syahriandi, 2015).

DAFTAR PUSTAKA

(29)

Anggraini, C.C.D. (2021). Analisis Penilaian Ahli Terhadap Prototipe Bahan Ajar Cerita Dongeng Berwawasan Nilai Karakter. Jurnal Didaktika Tauhidi, 6(2), 113-129.

Amalia, F. N. (2017). Kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sriwijaya,1, 42–54.

Arikunto, S. (2010). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2014). “Prosedur Penelitian”. Jakarta : Rineka Cipta

Creswell, J. W. (2013). “Qualitative Inquiry & Research Design”. United Kingdom : Sage Publication.

Devianty, R. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, 24(2), 226-245.

Harianto, E. (2020). Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Didaktika Tauhidi, 9(1), 1-8.

Haryadi. 2012. Dasar-Dasar Membaca Bermuatan Berpikir Kreatif dan Pendidikan Karakter. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Iskandarwassid & Sunendar, Dadang. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Janna, N. M., & Herianto. (2021). Artikel Statistik yang Benar.Jurnal Darul Dakwah Wal-Irsyad (DDI),18210047, 1–12.

Kholiq, A. (2020). Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa di Lamongan.

BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,5(2), 175–186. https://doi.org/10.32528/bb.v5i2.3216

Khotimah, A. K. (2016). Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Taksonomi Barret Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen. 1–185.

Mahmud. (2011). “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung : Pustaka Setia.

Maiti, & Bidinger. (1981). Keterampilan Membaca Pemahaman. Journal of Chemical Information and Modeling,53(9), 1689–1699.

Margono, S. 2000. “Metodologi Penelitian Pendidikan”. Jakarta: Rineka Cipta.

(30)

Masduqi, H., & Subiyanto, A. (2021). Qualitative Research into Reading in English as a Foreign Language in Indonesia – Quo Vadis ? 3(2), 76–87.

Muhtar, S., Somadayo, S., & Wulandari, S. (2022). Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 1 Gubukusuma. JP: Jurnal Pendidikan,10(2), 11–19.

Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., YULIA CITRA, A., Schulz, N. D., نﺎﺴﻏ,د., Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). Title. InJurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar(Vol. 6, Issue August).

Muliawanti, S. F., Amalian, A. R., Nurasiah, I., Hayati, E., & Taslim, T. (2022).

Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar.

Jurnal Cakrawala Pendas, 8(3), 860–869.

https://doi.org/10.31949/jcp.v8i3.2605

Mulyatiningsih, E. (2011). “Riset Terapan Bidang Pendidikan & Teknik”.

Yogyakarta : UNY Press.

Nurhadi, T. B. P., & Pd, M. (1995). Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa.Semarang: IKIP Semarang Press, tt.

Nurhadi. (2005). Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca? Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nurhadi. (2011). Budaya Baca Siswa SMP di Era Internet.Bahasa Dan Seni,39(1), 1–

13.

Pendidikan, L. (2022).Salingdidik Ix 2022 Salingdidik Ix 2022.2018, 7–12.

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian Pendidikan.Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK),4(6), 1707–1715.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Salam, S., & Jaenal, A. (2006). “Metodologi Penelitian Sosial”. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Soedarso. 2010. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Somadayo, S. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Pqrst Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Ditinjau Dari Minat Baca. Edukasi, 13(1), 134–148.

(31)

https://doi.org/10.33387/j.edu.v13i1.24

Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sukandarrumidi. (2021). “Metode Penelitian”. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Sutherland, J., & Westbrook, J. (2021). Reading comprehension. In A Practical Guide to Teaching English in the Secondary School (pp. 42–51).

https://doi.org/10.4324/9781003093060-6

Syahriandi, J. A. (2015). Membaca-Cepat-Pemahaman Mahasiswa Universitas Malikussaleh.Visioner & Srategis,4(2), 1–9.

Tampubolon. (2008). Kemampuan membaca, teknik membaca efektif dan efisien.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2015). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. “Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”.

Bandung: Angkasa.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berfikir
Tabel 2. Klasifikasi Nilai Membaca Pemahaman

Referensi

Dokumen terkait

Yang tidak kalah pentingnya masalah membaca di sekolah dasar menurut hasil pengamatan penulis, pembelajaran membaca yang dilakukan oleh para guru di sekolah belum ada yang

yang berkaitan dengan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan kemampuan merr1haca pemahaman teks cksposisi siswa di Sekolah Dasar Negeri Kecarnatan 'isarua Kabupaten

Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki dan mendeskripsikan hubungan antara keyakinan dengan kemampuan noticing dari calon guru sekolah dasar mengenai asesmen

Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa adanya perubahan yang sangat signifikan terhadap kemampuan mahasiswa calon guru sekolah dasar dalam menulis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mendeskrispsikan kemampuan representasi piktorial mahasiswa calon guru sekolah dasar pada operasi hitung

Dengan demikian penggunaan pendekatan whole language dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bendungan Hilir 01 Pagi Jakarta Pusat..

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara lengkap kompetensi mahasiswa dalam memahami konsep matematis pada mahasiswa calon guru sekolah dasar

Pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan kemandirian belajar Self Regulated Learning mahasiswa calon guru Sekolah Dasar pada masa pandemi Covid-19