• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Teori Polya Di MTS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Teori Polya Di MTS"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

Judul: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Cerita Berdasarkan Teori Polya di MTs. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti, kertas tes kemampuan pemecahan masalah dan panduan wawancara.

Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan dasar dalam pengajaran matematika adalah agar siswa menguasai keterampilan pemecahan masalah. Kenyataan di lapangan menunjukkan kemampuan matematis siswa dalam menyelesaikan soal cerita masih rendah khususnya di MTsN 4 Aceh Besar.

Gambar 1.1 hasil kajian awal
Gambar 1.1 hasil kajian awal

Rumusan Masalah

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini ingin melihat kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berupa soal cerita yang ada dan kemampuannya dalam memahami masalah yang disajikan dengan menggunakan langkah-langkah Polya untuk menyelesaikannya. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa dalam Memecahkan Masalah Cerita Berdasarkan Teori Polya di Sekolah Menengah”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai informasi dan pertimbangan dalam merancang kebijakan baru bagi warga sekolah, mengetahui cara siswa menyelesaikan masalah matematika dalam menyelesaikan soal cerita.

Definisi Operasional

Soal cerita adalah soal yang berbentuk kalimat cerita yang menggunakan bahasa sehari-hari dan dapat diubah menjadi kalimat matematika atau persamaan matematika. Soal cerita juga diartikan sebagai soal matematika yang menggunakan rangkaian kata (kalimat) berbentuk cerita dan konteksnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Siswa SMP

Jadi siswa SMP kelas VII yang rata-rata berusia 12-14 tahun termasuk dalam kelompok remaja awal. Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek siswa kelas VII sekolah menengah, dimana pada masa remaja awal mereka telah memperoleh kemampuan berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, mampu melakukan perhitungan matematis dan berpikir kreatif.

Pengertian Masalah Matematika

Menurut Notoatmodjo, masalah adalah kesenjangan yang ada antara apa yang seharusnya terjadi dan apa yang telah terjadi, atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi.26 Uniknya masalah adalah apa yang menjadi masalah bagi seseorang belum tentu menjadi masalah. . bagi orang lain, hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda, seperti yang dikatakan Hudojo sebagai berikut: “Masalah yang dihadapi seseorang belum tentu menjadi masalah bagi orang lain. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang anak dan anak tersebut langsung mengetahuinya maka selesaikanlah dengan benar, maka tidak dapat dikatakan bahwa masalah tersebut merupakan masalah bagi anak.

Pengertian Soal Cerita Matematika

Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, soal cerita dalam bentuk tertulis berupa kalimat yang menggambarkan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Soal cerita yang diajarkan diambil dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan disekitarnya dan pengalaman siswa.

Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah yang tidak rutin agar masalah tersebut tidak lagi menjadi masalah. Atau dengan kata lain pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang dilakukan untuk memperoleh suatu pemecahan dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman.

Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Polya George mengartikan pemecahan masalah sebagai usaha untuk

40 Dewi Masithah, “Analisis Kemampuan dan Perilaku Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Berdasarkan Langkah Polia”, skripsi yang tidak dipublikasikan, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2017), hal. 45 Dewi Masithah, “Analisis Kemampuan dan Perilaku Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Langkah Polya”, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2017), hal.

Tabel 2.1 indikator Pemecahan Masalah dengan Langkah Polya
Tabel 2.1 indikator Pemecahan Masalah dengan Langkah Polya

Tinjauan Materi

Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah hanya dapat menyelesaikan masalah dengan 1 langkah Polya yaitu: memahami masalah.49 Dari penelitian Nurul Tridayanti, Puguh Darmawan dan Novi Prayekti terdapat persamaan dan perbedaan, ditinjau dari persamaannya dengan penelitian yang dilakukan. keluar, yaitu subjek yang digunakan. Pada penelitian ini terdapat 3 orang yang berketerampilan tinggi, sedang dan rendah yang menggunakan langkah Polya. Pada level 1, siswa dengan keterampilan rendah tidak dapat menyelesaikan masalah dengan empat langkah Polya.

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti ingin menonjolkan catatan dengan uraian kalimat yang rinci, lengkap, mendalam yang menggambarkan keadaan sebenarnya untuk mendukung penyajian data.53. Dalam penelitian ini peneliti dituntut untuk hadir langsung dalam penelitian karena peneliti berperan sebagai instrumen utama yang mengamati, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan melaporkan hasil penelitian.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tujuan peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan masalah cerita pada Bilangan Bulat dan Pecahan berdasarkan teori Polya. Menurut Spradley, subjek penelitian adalah sumber informasi dalam penelitian, sedangkan menurut Moleong, subjek penelitian adalah orang dalam dalam setting penelitian, yaitu orang-orang yang digunakan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi setting penelitian. adalah siswa kelas VII SMP dengan jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 3 siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Proses Pemilihan Subjek Penelitian Persiapan Penelitian

Memahami Masalah

Melaksanakan Perencanaan

Memeriksa Kembali

  • Tabel Indikator Instrumen Tes Matematika
  • Tabel Materi Billangan Bulat dan Pecahan No

Dengan adanya permasalahan kontekstual mengenai pecahan, siswa mampu menyelesaikannya dan mengubahnya menjadi pecahan biasa dan campuran. Tn. Beni mempunyai sebidang tanah seluas 600 meter persegi yang sebagian ditanami jagung, sebagian lagi ditanami jagung.

Teknik Pengumpulan Data

Berapa angka desimal dari buku cerita yang belum dibaca Ana?c. Berapa persentase kolom buku cerita yang tidak dibaca Ana? Wawancara akan dilakukan terhadap 3 siswa terpilih dari kelas VII setelah siswa tersebut menyelesaikan tes yang diberikan sebelumnya.

Teknik Analisis Data

Reduksi data adalah proses memilih hal-hal sederhana untuk disederhanakan dari data yang muncul di lapangan. 63 Reduksi data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan jawaban siswa yang kemudian dianalisis melalui langkah-langkah yang dilakukan siswa. Sebelum melakukan reduksi data, bandingkan data hasil tes dengan hasil wawancara untuk mendapatkan data yang valid. Sajikan data valid setiap jawaban dan cocokkan dengan indikator pemecahan masalah menggunakan tahapan Polya.

Bandingkan lembar jawaban siswa dengan informasi tertulis yang telah ditulis dan buang informasi yang tidak diperlukan sehingga dapat diambil bagian yang paling penting saja. Kegigihan pengamat merupakan suatu langkah untuk memperoleh data yang valid dengan menemukan situasi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sangat mempengaruhi kredibilitas dan kepercayaan hasil penelitian serta membantu peneliti mencapai kedalaman data yang mereka kumpulkan dan analisis.

Triangulasi adalah suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data dengan menggunakan sesuatu di luar data tersebut untuk tujuan pengendalian atau sebagai pembanding terhadap data yang bersangkutan. Triangulasi waktu merupakan suatu kerangka pengujian keterandalan data yang dilakukan dengan cara memeriksa hasil tes dan wawancara, observasi atau teknik lainnya pada waktu atau situasi yang berbeda. 66 Peneliti memeriksa keabsahan data dengan cara membandingkan atau memeriksa sumber data terlebih dahulu dengan tes dan data tertulis. Apabila data yang dihasilkan berbeda, peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber untuk memastikan keabsahan data.

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

  • Pengembangan Instrumen
  • Pelaksanaan Penelitian di Lapangan
  • Menentukan Cara Pemecahan Masalah
  • Menyelesaikan Masalah dengan Strategi yang Dirumuskan
  • Menentukan cara penyelesaian Masalah
  • Menyelesaikan Masalah dengan Strategi yang dirumuskan
  • Menyelesaikan Masalah dengan Strategi yang dirumuskan

Pada tes kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran perguruan tinggi nomor 2 STKPM 2 yang diberikan peneliti, mata pelajaran perguruan tinggi tergolong kategori tinggi. Berdasarkan hasil tes STKPM, mata pelajaran S-1 memperoleh total skor indikator kemampuan pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah Polya yaitu sebesar 23 pada STKPM 1 dengan skor 96. Sedangkan pada STKPM 2, subjek S- 1 memperoleh skor total Indikator Pemecahan Masalah Berbasis Langkah Polya sebesar 23 dari 96 (terlampir).

Hal ini menunjukkan bahwa mata pelajaran S1 dengan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan langkah Polya termasuk dalam kategori tinggi. Pada tes kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran S-2 nomor 2 STKPM 2 yang diberikan peneliti, mata pelajaran S-2 tergolong dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil tes STKPM, mata pelajaran S-2 memperoleh nilai total untuk indikator kemampuan pemecahan masalah berdasarkan langkah Polya 17 pada STKPM 1 dengan nilai 71.

Pada tes kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran S-3 nomor 2 STKPM 2 yang diberikan peneliti, mata pelajaran S-3 tergolong kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mata pelajaran S-3 dengan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan langkah Polya berada pada kategori rendah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran S1 pada kategori mempunyai kemampuan pemecahan masalah tingkat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, subjek Magister-2 adalah siswa dengan kemampuan pemecahan masalah dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, subjek S-3 adalah siswa dengan kemampuan pemecahan masalah dalam kategori rendah.

Tabel Kode Subjek dalam Penelitian Kemampuan Pemecahan Masalah
Tabel Kode Subjek dalam Penelitian Kemampuan Pemecahan Masalah

KESIMPULAN

Dan yang terakhir Subjek AH mempunyai kemampuan pemecahan masalah dalam kategori rendah yang hanya dapat dicapai oleh dua orang saja, yaitu indikator kemampuan pemecahan masalah berdasarkan teori Polya yaitu memahami masalah. diketahui menulis. dan apa yang ditanyakan., dan Memecahkan masalah dengan strategi yang dirumuskan (implementasi rencana). Pada tahap ini subjek AH sudah mampu menyelesaikan soal, namun tanpa ada langkah sebelumnya yang dilakukannya sehingga jawaban yang didapat salah dalam mengerjakan soal.

Saran

Penelitian ini masih terbatas dan menggunakan sampel yang kecil, sehingga mungkin belum memberikan gambaran yang akurat mengenai kumpulan informasi tentang kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti berharap agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan soal matematika yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang dapat ditinjau berdasarkan jenis kelamin, etnokultur, etnis, gaya belajar, menggunakan penelitian yang lebih luas dan informasi lain yang dapat digunakan. dan ilustrasi. berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa agar dapat ditingkatkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa rekomendasi bagi guru dalam pengembangan strategi yang inovatif, efektif dan kreatif guna meningkatkan kemampuan matematika siswa dalam menyelesaikan masalah khususnya bilangan bulat dan pecahan.

Siswa diharapkan sering berlatih pemecahan masalah untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematisnya sehingga ketika dihadapkan pada masalah tingkat tinggi di kemudian hari, siswa menjadi terbiasa dalam menyelesaikannya. Gaya kognitif field-dependent dan field-independent sebagai jendela profil pemecahan masalah siswa SMA Polya. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) siswa SMA VIII. kelas.

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada materi probabilistik berbasis berpikir tingkat tinggi dan scaffolding. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa MTsN Menggunakan Metode Terbuka Di Bandung Barat. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Teori Polya Berdasarkan Pengetahuan Awal Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung.

Kemampuan pemecahan masalah siswa SMP dalam menyelesaikan masalah aritmatika sosial dinilai dari langkah-langkah pemecahan masalah Polya. Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau.

Gambar

Gambar 1.1 hasil kajian awal
Tabel 2.1 indikator Pemecahan Masalah dengan Langkah Polya
Tabel 3. 1 Rubrik Penilaian Pemecahan Masalah dengan Langkah Polya
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Pemecahan Masalah dengan Langkah Polya  No  Langkah-Langkah Polya  Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa, ternyata kemampuan pemecahan masalah matematis yang saat ini