• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA DI MAN 1

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA DI MAN 1 "

Copied!
267
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Suyitno, dan Wardono, 'Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)', PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2017, 329. Penelitian yang akan dilakukan berjudul “Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa di MAN 1 Lampung Timur”.

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan melakukan survey untuk mengetahui bagaimana kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari gaya belajar siswa yang dominan.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui gaya belajar dan kemampuan penalaran matematisnya, serta meningkatkan rasa percaya diri dalam memecahkan masalah.

Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjamila Syam pada tahun 2020 dengan judul penelitian “Disposisi Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMP N 4 Kendari”. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Nurjamila Syam adalah disposisi matematika ditinjau dari gaya belajar siswa memiliki mean varians yang berbeda.

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Analisis
  • Kemampuan Penalaran Matematis
    • Pengertian Kemampuan
    • Pengertian Penalaran Matematis
    • Kemampuan Penalaran Matematis
  • Gaya Belajar
    • Pengertian Gaya Belajar
    • Klasifikasi Gaya Belajar
  • Eksponensial
    • Sifat-Sifat Eksponensial
    • Fungsi Eksponensial

Setelah memahami ciri-ciri gaya belajar visual, strategi untuk memfasilitasi proses belajar visual yaitu. Setelah memahami ciri-ciri gaya belajar auditori, strategi untuk memfasilitasi proses belajar auditori yaitu.

Tabel 2.1 banyaknya potongan kertas  Pengguntingan Ke-  Banyak Kertas (Lembar)
Tabel 2.1 banyaknya potongan kertas Pengguntingan Ke- Banyak Kertas (Lembar)

METODE PENELITIAN

Jenis Dan Sifat Penelitian

Jadi penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena mengidentifikasi gaya belajar siswa yang paling dominan dan menggunakan tes kemampuan penalaran matematis menggunakan statistik. Kemudian penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan data untuk membuat gambaran yang jelas dan rinci tentang kemampuan penalaran matematis ditinjau dari gaya belajar siswa yang dominan.

Sumber Data

  • Sumber Data Primer
  • Sumber Data Sekunder

Hasil tes dari 6 siswa tersebut kemudian diwawancarai untuk mengetahui secara mendalam bagaimana kemampuan penalaran matematis siswa berdasarkan hasil tes yang dilakukan sesuai dengan gaya belajar siswa. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah informasi yang diperoleh dari wakil kesiswaan dan guru matematika, serta referensi artikel akademik dan berbagai buku teks literasi yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari gaya belajar siswa.

Lokasi Penelitian

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V3, dapat disimpulkan bahwa subjek V3 pada pengerjaan soal nomor 2b memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika. Kemampuan Penalaran Matematis Dengan Gaya Belajar VAR (Penalaran Kemampuan Matematis Dengan Gaya Belajar VARK)'.

Tabel 3.1 kisi-kisi angket gaya belajar  No  Aspek  Deskripsi  Indikator  No.
Tabel 3.1 kisi-kisi angket gaya belajar No Aspek Deskripsi Indikator No.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengumpulan Data

  • Tes
  • Non Tes

Tujuan pemberian angket dalam penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menentukan jenis gaya belajar setiap siswa, yang kemudian dihitung dan dikualifikasikan. Dengan demikian observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak terstruktur dimana peneliti tidak menggunakan pedoman atau instrumen yang baku, melainkan hanya menggunakan observasi yang berkaitan dengan indikator gaya belajar.

Instrumen Penelitian

Siswa dapat menyajikan masalah matematika dalam bentuk tulisan atau gambar berdasarkan informasi yang diperoleh dari tugas. Siswa dapat memahami konsep eksponen. baik tulisan maupun gambar. penelitian melihat pertumbuhan bakteri di a.

Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum soal tes diberikan atau diuji dalam penelitian untuk mengetahui layak tidaknya soal, dilakukan tes pada kelas lain yang telah mempelajari materi tersebut untuk mendapatkan hasil yang baik untuk digunakan dalam penelitian ini. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang meliputi pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Dalam penelitian ini butir tes dapat dikatakan reliabel jika indeks reliabilitasnya berada pada kategori sedang dan tinggi.

Perhitungan kesukaran dilakukan untuk mengetahui persentase siswa yang mampu menjawab soal dengan benar. Penentuan rentang indeks keparahan titik-titik yang akan dikoreksi dan yang dapat dijadikan instrumen terletak pada kriteria antara. Karakteristik yang dapat digunakan adalah memiliki ketersedian informasi yang sangat baik dan baik dalam kriteria karakteristik70.

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Reliabilitas
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Reliabilitas

Teknik Penjamin Keabsahan Data

  • Teknik Analisis Data

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V1, dapat disimpulkan bahwa subjek V1 pada pengerjaan soal nomor 2a memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V1, dapat disimpulkan bahwa subjek V1 pada pengerjaan soal nomor 2b memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V4, dapat disimpulkan bahwa subjek V4 pada pengerjaan soal nomor 2a memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V4, dapat disimpulkan bahwa subjek V4 pada pengerjaan soal nomor 2b memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V5, dapat disimpulkan bahwa subjek V5 memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis pada pengerjaan soal nomor 2b yaitu kemampuan memanipulasi matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V6, dapat disimpulkan bahwa subjek V6 pada pengerjaan soal nomor 2b memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Sehingga pada tahun 1983 MAN Metro pindah dari MIN Metro ke lokasi baru di Desa Banjarrejo 38B Batanghari Kabupaten Lampung Tengah. Pada tahun 1992, di bawah kepemimpinan Machrudi, MAN 1 Metro Lampung Tengah mengembangkan pola pendidikan pesantren yang disebut Madrasah Aliyah Kelas Khusus (MAKK). Berdasarkan hal tersebut, MAN 1 Metro Lampung Tengah mengembangkan pola pendidikan pesantren selama ini.

Pada tahun 1999 Kabupaten Lampung Tengah dimekarkan menjadi wilayah administrasi yang menjadi Lampung Tengah, Lampung Timur dan Kota Metro, sehingga MAN 1 Metro Lampung Tengah dimasukkan ke dalam wilayah Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur menjadi MAN 1 Metro Lampung Timur. Luthfie' Aziz HF, MAKK (Pesantren) MAN 1 Metro mendapat piagam untuk mendirikan pondok pesantren bernama Pondok Modern Al-Kahfi Banjarrejo. Piagam pondok pesantren ini diberikan dengan harapan agar kelas pesantren di MAN 1 Metro Lampung Timur mendapat dukungan dan perhatian yang lebih dari masyarakat, pemerintah daerah dan pusat, serta perguruan tinggi ternama dalam seleksi calon santri.

Tabel 4.1 Identitas MAN 1 Lampung Timur
Tabel 4.1 Identitas MAN 1 Lampung Timur

Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V1, dapat disimpulkan bahwa subjek V1 dalam mengerjakan soal nomor 3 memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V2, dapat disimpulkan bahwa subjek V2 pada pengerjaan soal nomor 2a memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V2, dapat disimpulkan bahwa subjek V2 pada pengerjaan soal nomor 2b memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V1, dapat disimpulkan bahwa subjek V1 memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis saat mengerjakan soal nomor 4 yaitu kemampuan penalaran dari pernyataan. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V3, dapat disimpulkan bahwa subjek V3 memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika pada saat mengerjakan soal nomor 2a. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V5, dapat disimpulkan bahwa subjek V5 tidak mencapai indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan penalaran dari pernyataan saat mengerjakan soal nomor 4.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V5, dapat disimpulkan bahwa subjek V5 pada pengerjaan soal nomor 2a memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V5, dapat disimpulkan bahwa subjek V5 dalam mengerjakan soal nomor 4 memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V6, dapat disimpulkan bahwa subjek V6 pada pengerjaan soal nomor 2a memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan memanipulasi matematika.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V6, dapat disimpulkan bahwa subjek V6 pada pengerjaan soal nomor 4 memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

Tabel 4.4 hasil uji validitas soal uji coba
Tabel 4.4 hasil uji validitas soal uji coba

Pembahasan

Sehingga belum dapat memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan menyajikan soal matematika baik dalam bentuk tulisan maupun gambar. Sehingga semua mata pelajaran V1-V6 mampu memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan melakukan manipulasi matematis. Subjek belum dapat memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan menyajikan soal matematika baik dalam bentuk tulisan maupun gambar.

Sehingga kemampuan penalaran matematis siswa dengan gaya belajar visual didominasi oleh indikator dengan kemampuan memanipulasi matematika dan kemampuan mengecek keabsahan suatu argumen. Profil kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari gaya belajar V-A-K pada bahan bangunan bangun datar'. Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelompok VII MTS Negeri 3 Bulu Kumba'.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V2, dapat disimpulkan bahwa subjek V2 dalam mengerjakan soal nomor 1a memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan baik secara tertulis maupun dalam gambar untuk menyajikan. pertanyaan matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek P2, dapat disimpulkan bahwa dalam mengerjakan soal nomor 1b, subjek P2 memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan baik secara tertulis maupun dalam gambar untuk menyelesaikan masalah matematika. pertanyaan menawarkan. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V3, dapat disimpulkan bahwa pada pengerjaan soal nomor 1b, subjek V3 memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan baik secara tulisan maupun gambar dalam menyelesaikan soal matematika. menawarkan.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V3, dapat disimpulkan bahwa subjek V3 pada pengerjaan soal nomor 4 kurang mampu memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V4, dapat disimpulkan bahwa subjek V4 pada pengerjaan soal nomor 1a memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan baik secara tulisan maupun gambar untuk menyajikan soal matematika. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V4, dapat disimpulkan bahwa subjek V4 pada pengerjaan soal nomor 1b memenuhi indikator penalaran matematis yaitu kemampuan baik secara tulisan maupun gambar untuk menyajikan soal matematika.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V5, dapat disimpulkan bahwa pada pengerjaan soal nomor 1a subjek V5 memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan baik secara tertulis maupun dalam gambar untuk menyelesaikan masalah matematika. pertanyaan menawarkan. Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan subjek V5, dapat disimpulkan bahwa subjek V5 dalam mengerjakan soal nomor 1b memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis yaitu kemampuan baik secara tulisan maupun gambar untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang ditawarkan. .

Gambar 4.10 pengerjaan nomor 1b subjek V2
Gambar 4.10 pengerjaan nomor 1b subjek V2

Saran

Dengan demikian, tidak semua siswa yang memiliki gaya belajar visual mampu mencapai indikator tersebut. Sedangkan kelemahan siswa dengan gaya belajar visual yaitu siswa belum mampu menyajikan soal matematika baik tulisan maupun gambar serta belum mampu menarik kesimpulan yang tepat. Guru hendaknya menyediakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa di setiap kelas agar kemampuan penalaran matematis siswa dapat maksimal.

Hubungan gaya belajar dengan hasil belajar pada pembelajaran biologi kelas X di SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Nanggulan Dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran Tangen untuk masing-masing gaya belajar memiliki tingkat kemampuan penalaran sedang.' Skripsi, Universitas Sanata Dharma, 2017. Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas IX MTs Pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Berdasarkan Jenis Kelamin'.

Gambar

Tabel 3.1 kisi-kisi angket gaya belajar  No  Aspek  Deskripsi  Indikator  No.
Tabel 3.3 Indikator kemampuan penalaran matematis
Tabel 3.4 kisi-kisi butir soal Tes kemampuan penalaran  matematis
Tabel 3.5 Pedoman penskoran tes kemampuan penlaran  matematis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Siswa dengan gaya belajar visual mempunyai kemampuan komunikasi matematis tertulis pada level 4 (sangat baik) pada ketiga

Selanjutnya hasil kemampuan komunikasi matematis siswa dengan gaya belajar auditorial untuk indikator kemampuan mengkomunikasikan situasi berbentuk soal cerita,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual menguasai ketiga jenis kemampuan abstraksi matematis yaitu abtraksi empiris, abstraksi empiris semu

Profil kemampuan penalaran matematis siswa Guardian tidak mempunyai ide dalam melakukan manipulasi matematika, dan tidak mampu menarik kesimpulan dari pernyataan

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Siswa dengan gaya belajar visual mempunyai kemampuan komunikasi matematis tertulis pada level 4 (sangat baik) pada ketiga

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa subjek DSF bergaya belajar visual dapat memenuhi setiap indikator kemampuan penalaran pada tahap memahami masalah dan

demikian dapat disimpulkan bahwa jika masing-masing kelompok mempunyai gaya kognitif FI maka nilai rata-rata kemampuan penalaran matematis peserta didik yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pemabahasan terkait bagaimana pengaruh model pembelajaran POE terhadap kemampuan penalaran matematis siswa yang ditinjau dari gaya belajar dapat