• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kemampuan siswa dalam membaca dan menulis

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kemampuan siswa dalam membaca dan menulis"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan keempat keterampilan tersebut, keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa. Keterampilan membaca dan menulis hendaknya diajarkan sejak dini, sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran membaca dan menulis di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madresah Ibtidaiyah (MI) memiliki peran penting.

Rumusan Masalah

Permasalahan di atas juga diperparah dengan pernyataan guru kelas III yang menjelaskan bahwa rata-rata di kelas III A bisa membaca tetapi ada juga siswa yang tidak bisa membaca dan menulis. Mereka ditingkatkan karena siswa tidak diperbolehkan tinggal di kelas pada tahun 2013.11 Rata-rata siswa yang tidak bisa membaca dan menulis tidak mendapat bimbingan dari orang tuanya dan tidak mengenyam pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK). Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Analisis Kemampuan Awal Membaca dan Menulis Siswa Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan Tahun Pelajaran”.

Tujuan dan Manfaat

Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan membaca dan menulis siswa kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan. Kemampuan Awal Membaca dan Menulis Siswa di Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan. Kesulitan siswa dalam memulai membaca dan menulis di Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan.

Kemampuan membaca dan menulis di kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan dapat dikatakan cukup baik karena rata-rata. Bagaimana keadaan indrawi (penglihatan dan pendengaran) siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis di kelas III.

Ruang Lingkup Penelitian dan Setting penelitian

Telaah Pustaka

Penelitian Masropah berjudul “Studi Deskriptif Jenis Kesulitan Belajar Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar II di Kelurahan Sawah Lebar Lama Kota Bengkul”. Kesamaan dalam penelitian ini adalah keduanya mengatasi kesulitan siswa dalam membaca dan menulis di awal. 13 Masropah, “Kajian Deskriptif Jenis Kesulitan Belajar Membaca dan Menulis Awal pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar di Kelurahan Sawah Lebar Lama Kota Bengkulu”, (Skripsi, FKIP Universitas Bengkulu, Bengkulu, 2014), hlm.

Kerangka Teori

30 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Edisi 2. Pelajaran membaca permulaan diberikan di kelas bawah, dari kelas I sampai kelas III. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan tahap awal pembelajaran membaca di kelas bawah. 59. . Siswa diharapkan mulai membaca di kelas ini untuk dapat mengenali kata-kata dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Metode Penelitian

Sumber data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Oleh karena itu, peneliti mengumpulkan data berdasarkan data kepustakaan, yaitu data yang peneliti peroleh secara tidak langsung dari berbagai literatur, berupa buku dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang ditelitinya. Dalam wawancara terstruktur ini, peneliti mewawancarai kepala MI Al-Amin Pejeruk Ampenan, seorang guru kelas III. kelas dan siswa yang memiliki kesulitan awal dalam membaca dan menulis yang menjadi fokus peneliti.

Wawancara ini dilakukan untuk menilai kemampuan siswa dalam memulai membaca dan menulis, hambatan atau kesulitan yang mereka temui dalam memulai membaca dan menulis, serta mencari solusi atas kesulitan siswa dalam memulai membaca dan menulis di kelas III MI Al- Amin Pejeruk Ampenan. Metode ini digunakan untuk mengetahui profil MI Al-Amin Pejeruk Ampenan, kemampuan membaca dan menulis siswa, kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca dan menulis, serta solusi untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Jika pengolahan data benar dan data yang dianalisis memenuhi standar kepatutan dan kesesuaian, maka kesimpulan awal dapat dipercaya.68 7.

Menurut Sugiyono validitas adalah tingkat ketelitian antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Tujuannya adalah untuk mencegah data yang salah atau palsu dari informan (sumber informasi individu). Tiggulasi adalah teknik pengumpulan data untuk sampai pada temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan kredibel.70 Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan triangulasi sumber.

Dimana dalam triangulasi sumber adalah menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber.

Sistematika Pembahasan

Peneliti harus selalu meningkatkan ketekunannya dan menghindari subjektivitas yang melekat pada dirinya, serta memahami budaya, bahasa dan cara hidup individu informan. Selanjutnya peneliti akan mempengaruhi pandangan yang berbeda terhadap fenomena yang diteliti. Dalam bab ini, peneliti membahas latar belakang masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan dan hasil penelitian, ruang lingkup dan kerangka penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistem pembahasan.

Pada bab ini, peneliti akan membahas proses analisis terkait temuan berdasarkan pemikiran peneliti dengan mengacu pada bab-bab sebelumnya. Pada bab penutup ini, peneliti akan memberikan kesimpulan tentang penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran bagi pembaca dan juga bagi mereka yang mendapat manfaat dari penelitian ini.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

  • Gambaran Umum Lokasi Penelitian
    • Profil MI Al-Amin Pejeruk Ampenan
    • Visi dan Misi MI Al-Amin-Pejeruk Ampenan
    • Letak Geografis MI Al-Amin Pejeruk Ampenan
    • Struktur Organisasi MI Al-Amin Pejeruk Ampenan
    • Sarana dan Prasarana MI Al-Amin Pejeruk Ampenan
    • Data Guru dan Siswa MI Al-Amin Pejeruk Ampenan
  • Kemampuan Siswa dalam Membaca dan Menulis
  • Kesulitan Siswa dalam Membaca dan Menulis Permulaan
  • Solusi Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Membaca dan

Secara geografis, MI Al-Amin Pejeruk Ampenan terletak di Desa Pejeruk, Jalan Dukuh Saleh No 39 Pejeruk Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dari Tabel 2.1 diatas, fasilitas yang ada di MI Al-Amin Pejeruk Ampenan dapat dikatakan cukup untuk mendukung kegiatan belajar mengajar atau proses pendidikan. Dari Tabel 2.2 diatas, infrastruktur yang ada di MI Al-Amin dapat dikatakan cukup untuk mendukung kegiatan belajar mengajar atau proses pendidikan.

Berdasarkan Tabel 2.4 di atas, jumlah siswa MI Al-Amin Pejeruk Ampenan tahun 2019 adalah 347 orang, yang terdiri dari 188 siswa laki-laki dan 159 siswa perempuan. Berdasarkan observasi pra pembelajaran yang dilakukan peneliti di kelas III MI AL-Amin Pejeruk Ampenan, rata-rata siswa kelas III lancar membaca dan menulis, namun peneliti melihat ada beberapa siswa yang tidak mampu membaca dan menulis. Dua siswa tidak bisa membaca dan menulis, sedangkan dua siswa lainnya tidak bisa membaca tapi bisa menulis dengan baik.

Solusi mengatasi kendala siswa untuk memulai membaca dan menulis di Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan Dimulai di Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan. Pada MI Al-Amin Pejeruk Ampenan dilakukan upaya untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis berdasarkan penjelasan dari ketua MI Al-Amin Pejeruk Ampenan yang menjelaskan bahwa ; Siswa yang tidak bisa membaca (tidak mengenal huruf) dikelompokkan dengan siswa yang tidak bisa membaca (tidak mengenal huruf).

Siswa yang tidak bisa membaca dan menulis pasti akan kesulitan dan merasa tertekan jika diminta membaca dan mengerjakan tugas di buku LKS (Lembar Kerja Siswa).

PEMBAHASAN

Kemampuan Siswa dalam Membaca dan Menulis

Hal ini senada dengan pendapat Andayani yang mengatakan bahwa materi menulis yang diajarkan di sekolah dasar meliputi menulis mulai dari menjiplak, menebalkan, meniru, mengisi, menyalin huruf sambung melalui kegiatan dikte. Kegiatan membaca dan menulis awal merupakan tahapan proses pembelajaran membaca dan menulis bagi siswa SD/MI kelas bawah. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang pembelajaran membaca dan menulis dengan baik, sehingga dapat menumbuhkan kebiasaan membaca dan menulis yang menyenangkan.

Namun berdasarkan observasi lapangan, dari 86 siswa kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan, masih terdapat 10 siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Rata-rata siswa yang kesulitan membaca atau menulis tidak diajarkan di rumah, mereka mulai mengenal huruf dan belajar menulis secara sederhana sejak kelas I. Ternyata belajar tidak cukup hanya di sekolah, karena di sekolah waktu belajar siswa terbatas.

Faktor penting dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa adalah orientasi orang tua di rumah. Ketika siswa tinggal di lingkungan keluarga yang miskin dan orang tua putus sekolah, tentu akan mempengaruhi perkembangan bahasa mereka. Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Farkas bahwa ketika anak berusia tiga tahun, anak yang hidup dalam keluarga miskin menunjukkan defisit kosa kata dibandingkan dengan anak kelas menengah ke atas, dan defisit ini terus terlihat ketika mereka masuk sekolah. usia enam.

Kesulitan siswa dalam memulai membaca dan menulis di Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan.

Kesulitan Siswa dalam Membaca dan Menulis Permulaan

Siswa yang kesulitan membaca atau menulis rata-rata tidak mendapatkan bimbingan belajar di rumah, mereka hanya mulai mengenal huruf dan belajar menulis dari kelompok I dan seterusnya. terbatas. Saat mulai membaca, siswa belajar membaca dengan belajar mengenal huruf, mengeja huruf menjadi suku kata hingga menjadi kata. Gunakan mata dan pikiran secara bersamaan untuk memahami arti setiap huruf.98 Siswa yang kesulitan membaca akan kesulitan memahami simbol, huruf, dan angka.

Berdasarkan hasil observasi permasalahan siswa yang mengalami kesulitan membaca mulai kelas III MI. Pada umumnya siswa yang menghadapi masalah belajar, khususnya kesulitan membaca, akan menunjukkan kebiasaan membaca yang tidak biasa. Kata-kata yang memiliki konsonan justru mempersulit siswa untuk membacanya.. baca "Langit", "Tolong" baca "Menolog" dan lain-lain.

Siswa yang mengalami kesulitan dalam memulai menulis erat kaitannya dengan faktor-faktor yang mendasarinya seperti masalah koordinasi fungsi otak, seperti masalah konsentrasi, gangguan sensorik, dll. Kemampuan membaca siswa tentunya mempengaruhi kemampuan menulis siswa. Tentu saja siswa mengetahui kombinasi huruf yang dibacanya, namun berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan membaca yang kurang baik. Akibat ketidakmampuan siswa dalam menulis, hasil tulisannya terkadang besar, terkadang kecil, bahkan ada huruf yang tidak jelas dan padat tanpa spasi.

Solusi Mengatasi Kesulitan Siswa Memulai Membaca dan Menulis di Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan.

Solusi Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Membaca dan

Hal-hal yang juga harus diperhatikan oleh guru dalam upaya mengatasi siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis antara lain sebagai berikut. Kemampuan membaca siswa kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan sudah cukup baik, namun masih ada siswa yang kesulitan membaca dan menulis di awal. Misalnya, guru dapat memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang pada awalnya kesulitan membaca dan menulis.

Studi deskriptif tentang jenis kesulitan belajar membaca dan menulis pada siswa kelas II awal sekolah dasar di desa Sawah Lebar Lama Kota Bengkul. Apakah pihak madrasah memiliki pedoman khusus dalam menangani siswa yang kesulitan memulai membaca dan menulis di MI Al-Amin Pejeruk Ampenan. Apakah madrasah menyediakan sarana dan sumber belajar untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis?

Metode apa yang Anda gunakan ketika mengajar mata pelajaran kepada siswa yang kesulitan membaca dan menulis di kelas? Upaya apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang kesulitan membaca dan menulis agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar? Saya memberi anak-anak ini layanan dan pengajaran khusus agar mereka bisa membaca dan menulis dengan cepat.

Ada dua anak di kelas III C yang bermasalah dengan membaca dan menulis, satu laki-laki dan satu perempuan.

PENUTUP

Kesimpulan

Namun, ada empat siswa yang bermasalah dengan membaca dan menulis di kelas saya, satu laki-laki dan tiga perempuan. Siswa yang memiliki masalah membaca dan menulis rata-rata mengaku tidak dibimbing dalam belajar oleh orang tuanya. Permasalahan yang sering muncul bagi siswa yang kesulitan memulai menulis, seperti kasus yang terjadi di kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan, adalah sebagai berikut;

Saran

Gambar

Tabel 1.1  Ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan, 22.
Gambar 1. Struktur Organisasi Mi Al-Amin Pejeruk Ampenan, 43.

Referensi

Dokumen terkait

3rd International Conference on Chemical and Material Engineering, ICCME 2018; Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro UniversitySemarang; Indonesia;