• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KERUSAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN RUAS JALAN SULTAN SULAIMAN KOTA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS KERUSAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN RUAS JALAN SULTAN SULAIMAN KOTA SAMARINDA"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Maksud dan Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Fungsi Jalan

  • Klasifikasi Menurut Sistem Jaringan
  • Klasifikasi Menurut Fungsi jalan

Sistem jaringan jalan primer merupakan suatu sistem jaringan jalan berkesinambungan yang memberikan pelayanan lalu lintas tanpa gangguan bahkan ketika memasuki kawasan perkotaan. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan yang berperan sebagai penyedia jasa distribusi barang dan jasa kepada masyarakat lokal di perkotaan. Jalan raya adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah akses jalan terbatas secara efisien.

Berhenti dan tempat parkir di jalan ini tidak boleh diperbolehkan. Jalan arteri sekunder merupakan jalan arteri dalam skala perkotaan.

Gambar 2.1. Skema Pengelompokkan Jalan terhadap Sistem, Fungsi,  Status dan Kelas Jalan
Gambar 2.1. Skema Pengelompokkan Jalan terhadap Sistem, Fungsi, Status dan Kelas Jalan

Perkerasan Jalan

  • Air dan Perubahan Temperatur
  • Bentuk Geometrik Lapisan Perkerasan

Air meteorik akan jatuh ke badan jalan dan memasuki lapisan tanah melalui benteng. Sekiranya tanah bawah mempunyai kandungan air yang rendah dan terdapat air bawah tanah di bawahnya, air boleh meresap ke atas akibat tindakan kapilari. Aliran air di sepanjang badan jalan kurang memberi kesan ke atas paras air bawah tanah jika saliran jalan adalah baik, seperti yang ditunjukkan dalam Rajah 2.2.

Lapisan tanah bawah pada tanah galian umumnya mempunyai muka air tanah yang tinggi sehingga harus dilengkapi dengan saluran drainase bawah tanah yang baik.

Gambar 2.3. Lapisan Perkerasan berbentuk kotak  Sumber : Alik Ansyori Alamsyah
Gambar 2.3. Lapisan Perkerasan berbentuk kotak Sumber : Alik Ansyori Alamsyah

Persyaratan Bahan Perkerasan Jalan

  • Fleksibilitas
  • Keawetan (Durability)
  • Stabilitas
  • Kekesatan (Skid Resistence)
  • Ketahanan Terhadap Kelelahan (Fatique Resitance)

Stabilitas merupakan ketahanan permukaan jalan untuk tidak berubah bentuk akibat beban lalu lintas. Nilai resiliensi merupakan kemampuan lapisan keras dalam menahan pergerakan (resistansi terhadap pergerakan) yang mungkin terjadi akibat beban lalu lintas, baik karena besarnya beban maupun lamanya perbaikan. 18 akan menjadi getas terutama pada bagian dasar lintasan jalan jika memikul beban lalu lintas sehingga terdapat batas nilai kestabilannya (kriteria Marshall).

Kekasaran atau kekasaran permukaan merupakan kemampuan lapisan permukaan dalam mencegah tergelincir dan tergelincirnya roda kendaraan pada permukaan jalan.

Jenis-jenis Kerusakan Pada Permukaan Jalan dan

  • Retak (cracking) dan penyebabnya
  • Distorsi (Distortion)
  • Cacat permukaan (Disintegration)
  • Pengausan (Polished Aggregate)
  • Kegemukan (Bleeding or flushing)
  • Penurunan Pada Bekas Penanaman Utilitas

Retakan persimpangan jalan (retak persimpangan jalur) pada Gambar 2.7, retakan memanjang terjadi pada pertemuan 2 jalur lalu lintas. Retakan sambungan muai jalan (retak muai) seperti pada Gambar 2.8, merupakan retakan memanjang yang terjadi pada pertemuan antara perkerasan lama dan perkerasan muai. Pelepasan butiran (slippage) seperti pada Gambar 2.19 dapat terjadi secara luas dan mempunyai akibat yang sama serta disebabkan oleh hal yang sama seperti lubang.

Terkelupasnya lapisan permukaan (stripping) seperti pada Gambar 2.20, dapat disebabkan oleh kurangnya ikatan antara lapisan permukaan dengan lapisan dibawahnya, atau terlalu tipisnya lapisan permukaan.

Gambar 2.5. Retak halus (hair cracking)  Sumber : Doc. Penulis, 2017
Gambar 2.5. Retak halus (hair cracking) Sumber : Doc. Penulis, 2017

Kinerja Perkerasan Jalan (Pavement Performance)

Kenyamanan pada dasarnya merupakan faktor subjektif, tergantung dari penilaian masing-masing pengemudi, namun dapat dinyatakan berdasarkan rata-rata penilaian yang diberikan oleh pengemudi. Pelayanan yang diberikan oleh jalan dapat dinyatakan sebagai nilai rata-rata yang diberikan oleh pengguna jalan. Kenyamanan berkaitan dengan bentuk fisik permukaan jalan yang dapat diukur secara objektif dan mempunyai nilai korelasi dengan penilaian subjektif setiap pengemudi.

Gangguan kenyamanan berkendara dapat disebabkan oleh gangguan pada arah memanjang (deformasi memanjang) dan gangguan pada arah melintang (deformasi transversal).

Nilai Kondisi Perkerasan Jalan dengan Pavement Condition Index

Menilai kondisi permukaan jalan dengan Pavement Condition Index (PCI). Penilaian terhadap kondisi permukaan jalan merupakan aspek yang paling penting. Saat bermain golf: kendaraan terasa sangat bergetar dan perlu mengurangi kecepatan yang diinginkan untuk menjamin keselamatan. 38 Kerusakan permukaan jalan yang digunakan PCI dapat dijelaskan per jenis kerusakan pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Tingkat Kerusakan Jalan (Several Level) menurut PCI  No  Jenis Kerusakan
Tabel 2.3. Tingkat Kerusakan Jalan (Several Level) menurut PCI No Jenis Kerusakan

Langkah-langkah dalam Menganalisis Nilai Kondisi

Ad = Jumlah luas jenis kerusakan setiap tingkat kerusakan (m2) Ld = Jumlah panjang jenis kerusakan setiap tingkat kerusakan (m) As = Jumlah luas satuan ruas (m2). Nilai pengurangan merupakan nilai pengurangan setiap jenis kerusakan, diperoleh dari kurva hubungan antara kepadatan dan nilai pengurangan. 41 untuk mengurangi tingkat kerusakan (rendah, median, tinggi), kemudian ditarik garis horizontal pada bantu dan diperoleh DV.

Nilai pengurangan total (TDV) adalah nilai total pengurangan individu untuk setiap jenis kerusakan dan tingkat kerusakan pada suatu unit penelitian.

Prioritas Penanganan Kerusakan Jalan

Penilaian Menurut Bina Marga

Klasifikasi jalan dalam tata cara perencanaan geometri jalan antar kota terdiri dari klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifikasi menurut kelas jalan, klasifikasi menurut medan jalan, klasifikasi menurut kewenangan pembangunan jalan (Bina Marga 1997). Rata-rata lalu lintas harian adalah rata-rata volume lalu lintas dalam satu hari (Sukirman, 1994). Untuk memperoleh data tersebut dibedakan dua jenis rata-rata lalu lintas harian, yaitu rata-rata lalu lintas harian (LHRT) dan rata-rata lalu lintas harian.Berikut tabel kelas lalu lintas untuk pekerjaan pemeliharaan.

Urutan nilai prioritas 0 hingga 3 disertakan dalam program peningkatan. Urutan nilai prioritas 4 sampai 6 dimasukkan dalam program pemeliharaan berkala.

Tabel 2.4  Tabel LHR dan Nilai Kelas Jalan
Tabel 2.4 Tabel LHR dan Nilai Kelas Jalan

Penanganan Kerusakan Jalan

Taburkan pasir kasar atau agregat halus setebal 5 mm dan ratakan hingga menutupi seluruh area yang ditandai. Buatlah campuran aspal emulsi dan pasir kasar halus menggunakan alat pengaduk beton dengan komposisi sebagai berikut: pasir 20 liter, aspal emulsi 6 liter. Tambahkan aspal dan aduk selama 4 menit Siapkan campuran aspal dingin secukupnya untuk seluruh pekerjaan.

Ratakan dan padatkan aspal campuran dingin dengan ketebalan maksimal 40 mm hingga diperoleh permukaan rata dengan menggunakan alat perata. Siapkan campuran aspal dingin Kelas A, Kelas C, Kelas E atau campuran aspal beton secukupnya sampai pekerjaan selesai. Oleskan campuran aspal dingin pada permukaan yang diberi tanda sampai ketebalan permukaan minimal 10 mm.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Populasi dan Sampel
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Alat Penelitian
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Teknik Analisis Data
  • Desain Penelitian
  • Waktu Penelitian

Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat memberikan gambaran flowchart tugas akhir analisis dan penanganan kerusakan pada ruas jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai dengan Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9) dengan menghitung total pekerjaan. memperlihatkan. Alur rangkaian dan urutan prosedur yang dilakukan dari langkah pertama (start) hingga akhir (finish) adalah seperti alur pemikiran pada Gambar 3.3 dibawah ini. Data survei untuk mengetahui nilai PCI, diambil di ruas Jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9), terdiri dari 19 sampel/ruas, dengan luas tiap ruas 1400. m2. Di bawah ini adalah contoh data yang diperoleh di lapangan, seperti terlihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Berikut angka masing-masing jenis kerusakan pada ruas Jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman hingga Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9) yang dapat dilihat pada tabel berikut. Berikut Tabel 4.14 hasil perhitungan nilai Pavement Condition Index (PCI) untuk setiap unit sampel di Jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai dengan Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9). Nilai rata-rata PCI Jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9) adalah 52.579 menurut penilaian PCI untuk jalan dalam kondisi (sedang).

Ruas jalan ini terdiri dari 2 arah, dalam penentuan jumlah kerusakan jalan berdasarkan tabel 2.5 kelompok retakan terdiri dari jenis retakan, lebar retakan dan luas retakan. Dari tabel bina maga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai prioritas pada ruas jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai dengan Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9) adalah 10 dan untuk rangkaian program pada ruas jalan Sultan Sulaiman (3 Makroman s/d km Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5) merupakan program perawatan rutin. Dari hasil analisa kondisi jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9), dilakukan prioritas perbaikan kerusakan perkerasan jalan dengan menggunakan lapisan lentur untuk digunakan. .

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penilaian kerusakan pada ruas Jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai dengan Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Dari hasil analisis kondisi ruas jalan Sultan Sulaiman dari Simpang 3 Makroman sampai dengan Jalan Sultan Sulaiman Pelita 5 (km 0 s/d km 9), diambil prioritas perbaikan kerusakan lapisan perkerasan lentur jalan menggunakan Bina. 1992 Metode Marga.

Tabel 3.1. Kriteria Pengukuran Berdasarkan Type Kerusakan
Tabel 3.1. Kriteria Pengukuran Berdasarkan Type Kerusakan

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Peta Lokasi Penelitian

Data Kerusakan Jalan Untuk Nilai Pavement Condition Index (PCI)

Data Kerusakan Jalan Untuk Nilai Prioritas Menurut Bina Marga

Analisa Data

  • Nilai Pavement Condition Index (PCI)
  • Nilai Kondisi Jalan Menurut Bina Marga (1990)

Dari Gambar 4.1 berdasarkan nilai kepadatan diperoleh nilai pengurangan sebesar 20 untuk rata-rata tingkat keparahan, karena garis kepadatan darurat tidak menyentuh garis L pada nilai pengurangan. 70 Nilai kepadatan setiap tingkat kerusakan kemudian dimasukkan ke dalam grafik sehingga diperoleh nilai pengurangannya, seperti pada Gambar 4.2 di bawah ini. Dari Gambar 4.2 diperoleh nilai pengurangan sebesar 11 untuk tingkat keparahan Sedang berdasarkan nilai kepadatannya.

Nilai kepadatan setiap tingkat kerusakan kemudian dimasukkan ke dalam grafik sehingga diperoleh nilai pengurangannya, seperti pada Gambar 4.3 di bawah ini. Dari Gambar 4.1 diperoleh nilai deductible sebesar 14 berdasarkan nilai kepadatan untuk tingkat keparahan tinggi. Total nilai yang dapat dikurangkan atau TDV adalah jumlah total nilai yang dapat dikurangkan untuk setiap unit pengambilan sampel.

Nilai reduksi terkoreksi (CDV) diperoleh dari kurva hubungan antara nilai reduksi total (TDV) dan nilai reduksi (DV). Nilai PCI perkerasan jalan fleksibel secara keseluruhan pada ruas jalan Samarinda – Bontang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.3. Dari data lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Perumahan Rakyat Provinsi Kalimantan Timur, LHR ruas jalan ini adalah 3225 per hari.

Setelah angka masing-masing jenis kerusakan ditentukan, selanjutnya digunakan angka terbesar dari setiap jenis kerusakan dan dijumlahkan sehingga menghasilkan jumlah total kondisi kerusakan jalan yang akan digunakan dalam menentukan nilai kondisi jalan. 77 Nilai kondisi jalan setiap sampel/segmen selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai prioritas jalan dalam menentukan jenis program pemeliharaan jalan.

Gambar 4.2 Deduct value Potholes
Gambar 4.2 Deduct value Potholes

Cara Perbaikan Kerusakan

Hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa nilai atau rating kondisi jalan yang diberikan oleh Pavement Condition Index (PCI) adalah sebesar 52,579 untuk rata-rata keseluruhan berdasarkan nilai rating PCI antara 41 hingga 55 dalam kondisi sedang dan nilai yang diberikan Bina Marga sebesar 10 berdasarkan nilai prioritas Bina Marga antara 7 sampai dengan 10, dilakukan pemeliharaan rutin. Dalam mengumpulkan data kerusakan lalu lintas, peneliti harus lebih cermat dalam menentukan jenis kerusakan, karena data kerusakan tersebut akan digunakan untuk menentukan indikator kerusakan lalu lintas berdasarkan analisis PCI. Untuk memastikan kerusakan pada ruas jalan tersebut tidak bertambah parah, maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada ruas jalan yang rusak tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

Agus Suwandi, Wardhani Sartono, Hary Cristady H, Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) Untuk Mendukung Pengambilan Keputusan (Studi Kasus: Jalan Lingkar Selatan, Yogyakarta), Yogyakarta. Analisis Kerusakan Jalan Menggunakan Metode PCI, Kajian Ekonomi dan Strategi Coping Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta. Pedoman mengenai “Survei kondisi jalan tanah dan/atau jalan tanah” merupakan revisi terhadap tata cara pelaksanaan survei kondisi jalan tanah/tanah SNI.

Suryo Hapsoro Tri Utomo, Edisi Mei 2001, Investigasi Pengaspalan Jalan Arteri di Kabupaten Sleman Menggunakan Indeks Kondisi Perkerasan, Media Teknik No. 2 Tahun XXIII No.

Tabel 4.15 Usulan Perbaikan Menurut Manual Pemeliharaan Jalan
Tabel 4.15 Usulan Perbaikan Menurut Manual Pemeliharaan Jalan

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Suwardo, ST, MT & Sugiharto, A, Md, 11. september 2004, Tingkat Kerataan Jalan Baseret på Alat Rolling Straight Edge untuk Estimasi Kondisi Pelayanan Jalan (PSI dan RCI), Simposium VII FSTPT, Universitas Katolik Parahyangan.

FOTO DOKUMENTASI
FOTO DOKUMENTASI

Gambar

Gambar 2.1. Skema Pengelompokkan Jalan terhadap Sistem, Fungsi,  Status dan Kelas Jalan
Tabel 2.1. Definisi Pengelompokan Jalan
Gambar 2.9. Retak sambungan pelebaran jalan (Widening cracks)  Sumber : Silvia Sukirman
Gambar 2.12. Retak selip (slippage cracks)  Sumber : Doc Penulis, 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang didapat pada ruas Jalan Sultan Saleh arah barat – timur derajat kejenuhannya 0,51, kecepatan tempuh rerata 81,22 km/jam, kecepatan arus bebas 42,24

Sebagai jalan arteri primer atau jalan utama/inti yang menghubungkan wilayah regional Kota Samarinda dan Kota Balikpapan, volume arus lalu lintas akan terus

Jalur Semarang – Kendal adalah jalur pantura, merupakan jalan nasional dan termasuk jalan arteri primer kelas I, yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

Dari hasil perhitungan yang diperoleh maka tingkat pelayanan kinerja ruas jalan berdasarkan kecepatan perjalanan rata-rata dan nilai volume serta kapasitas pada ruas jalan

Sebagai jalan arteri primer kecepatan rata-rata kendaran yang direncanakan pada ruas Jalan Setia Budi minimal adalah 60 km/jam, sedangkan berdasarkan pengamatan di lapangan kecepatan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan jalan antara lain muatan berlebih (overload), kegagalan struktur, tanah dasar dan lingkungan yang berkaitan dengan drainase

Setelah diketahui hasil dari analisa kecepatan, maka diperoleh kecepatan arus total rata-rata kendaraan yang melintasi ruas jalan raya Jakenan-Winong arah barat daan timur... Pada hari

Ruas Jalan Trans Samarinda-Bontang Km 3-Km 8 merupakan jalan arteri primer dan berdasarkan kondisi eksisting tidak memenuhi beberapa kriteria geometrik untuk jalan arteri primer,