• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kinerja pegawai pada badan kepegawaian daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kinerja pegawai pada badan kepegawaian daerah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Muhammad Aldy Rosandy, Fakhsianoor, Normajatun Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, NPM 16120217 Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, NIDN 1120106301 Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, NIDN 1116116301

Email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran bagaimana kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara kepada 3 (tiga) orang informan, dokumentasi. Analisis Data menggunakan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dilihat dari indikator kinerja yaitu ketepatan penyelesaian tugas, kerjasama antar pegawai dan kepuasan kerjanya sudah cukup baik, berbeda dengan indikator kinerja dalam kesesuaian jam kerja dan tingkat kehadirannya yang masih kurang baik. Kendala dalam pencapaian kinerja adalah salah satunya yaitu suasana kerja yang kurang baik.

Kata Kunci : Kinerja Pegawai dan Kendala

ABSTRACT

The purpose of this study was to find out a description of how the performance of employees at the Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.The research method uses a qualitative research approach with the type of descriptive research. Data collected using interview techniques to 3 (three) informants, documentation. Data analysis uses the steps of data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions.The results showed that employees at the Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan viewed from the performance indicators namely the accuracy of task completion, cooperation between employees, and job satisfaction were quite good, different from the performance indicators in the suitability of working hours and the level of attendance that was still not good. One obstacle in achieving performance is one of which is a poor working atmosphere.

Keywords : Employee Performance and Constraints

(2)

2 PENDAHULUAN

Organisasi memiliki berbagai macam elemen, sumber daya manusia adalah salah satunya, selain itu sumber daya lainnya adalah bahan, peralatan, metode dan modal, dari elemen-elemen yang ada, dalam sebuah organisasi sumber daya manusia adalah elemen yang paling berperan penting.

Terutama organisasi disektor Pemerintah tentu memerlukan sumber daya manusia yang disebut Aparatur Sipil Negara seperti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 mengatakan bahwa Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Aparatur Sipil Negara dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

Begitu juga organisasi pemerintah daerah untuk mencapai tujuan keberhasilan pemerintah daerah tersebut harus memiliki pegawai yang mempunyai banyak

pengetahuan dan wawasan yang luas serta kinerja yang baik. Betapa pentingnya suatu kinerja sebab kinerja mencerminkan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan sehingga pekerjaan lebih cepat diselesaikan dan hasil yang lebih baik dapat dicapai. (Pohan, 2013 : 15).

Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh organisasi tersebut dipengaruhi oleh tingkat kinerja pegawai secara individual maupun secara kelompok, dengan asumsi semakin baik kinerja pegawai maka kinerja organisasi akan semakin baik pula. (Ariska, 2018 : 8). Penilaian kinerja berperan penting untuk mengukur baik atau tidaknya suatu kinerja pegawai melalui indikator kinerja (Setiawan, 2014 : 147 dalam Ariska, 2018 : 8). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja pegawai itu sangat penting untuk tercapainya kinerja organisasi pemerintah.

Penilaian Kinerja pegawai dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku pegawai. Dan bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan Pegawai yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier, sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang Nomor 30 Tahun 2019 Pasal 2 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil.

Melalui Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dimana Peraturan Daerah tersebut menggantikan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 tahun 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Dalam pelaksananya diikuti dengan peraturan Gubernur Nomor 072 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, maka Badan Kepegawaian Daerah adalah instansi

pemerintah yang berada dibawah Provinsi Kalimantan Selatan.

Secara umum keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan fungsi untuk dapat mewujudkan tujuan, visi dan misi suatu organisasi tidak terlepas dari peran aktif dari pegawai dari organisasi pemerintah tersebut.

Salah satu prasayarat utama untuk mendukung keberhasilan dalam pencapaian tujuan tersebut yaitu dengan tersedianya pegawai yang terampil, ahli, mampu dan kompeten serta berdayaguna(Rencana Strategi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016- 2021).Berdasarkan itu maka peran aktif dari pegawai organisasi pemerintah sangat penting untuk keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan fungsi untuk dapat mewujudakan tujuan sebuah organisasi pemerintah.

Informasi yang penulis dapatkan dari Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, bahwa masih ada pegawai yang tidak datang sesuai jam kerja,mestinya datang kerja jam 08.00 dan pulang kerja pada jam 15.30 tetapi masih ada pegawai yang datang tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan, selain itu masih adanya pegawai yang tidak masuk ke kantor tanpa adanya keterangan, dan berarti itu dianggap tidak hadir dalam satu hari penuh, tidak hanya itu para pegawai juga sering bermalas-malasan saat sudah melaksanakan apel pagi dan ada juga

(3)

3 langsung pergi kekantin untuk makan terlebih dahulu,padahal masuk kerja pegawai pada jam 08.00 itu sangat banyak waktu untuk para pegawai makan terlebih dahulu dirumahnya masing-masing.

Hasil penelitian oleh (Sukmawarti, 2013 : 6) menyimpulkan bahwa kinerja pegawai dilihat dari faktor individual yaitu memiliki keahlian yang cukup baik, dari faktor psikologis juga yaitu persepsi, personality, pembelajaran dan motivasi yang sangat baik, adapun faktor penghambat yaitu salah satunya adalah adanya beberapa pegawai yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai target yang telah ditentukan oleh pimpinan karena alasan yang bermacam- macam seperti suasana kerja yang kurang baik sehingga tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan, hal ini akan berdampak pada penurunan kinerja.Maka dapat dikatakan bahwa jika pegawai tidak melaksanakan pekerjaanya tidak sesuai target yang telah ditentukan maka akan berdampak pada penurunan pada kinerja pegawai tesebut.

Sehubungan dengan uraian di atas,peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Analisis kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru.

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu bersifat pengembangan, berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

(Sugiyono, 2012 : 2).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang sering disebut metode penelitian naturalistik karena peneleitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. (Sugiyono, 2017 : 8).

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif yaitu dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen karena jika independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen.

(Sugiyono, 2014 : 53).

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan berada di Jalan Loktabat Utara, Kode Pos 70714, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan teknik wawancara yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat semi terstuktur (semi structure interview). Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. (Sugiyono, 2007). Hal lain yang perlu disiapkan untuk wawancara yaitu alat perekam suara (voice recorder) dan beberapa alat tulis bila diperlukan untuk pencatatan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. (Sugiyono : 329).

3.5. Data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada

(4)

4 pengumpul data Profesor Sugiyono (2016 : 225) sumber data primer didapatkan melalui kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan observasi atau pengamatan langsung dilapangan. Dalam penelitian ini data pimer berupa catatan hasil wawancara dan hasil pengamatan langsung dilapangan yang diperoleh melalui wawancara dengan pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru.

b. Data Sekunder

Data sekunder menurut Profesor Sugiyono (2016 :225) merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder digunakan mendukung informasi yang didapatkan dari sumber data primer yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, laporan- laporan kegiatan yang diadakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru.

c. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moeleong (2014 : 157) mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain, sumber data diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan, yaitu :

- Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin dan Penilaian Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

- Pengelola Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

- Analisis Sumber Daya Manusia Aparatur Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

3.6. Definisi Konsep

Kinerja adalah hasil kerja atau kinerja seorang pegawai pada organisasi pemerintahan tempat dia bekerja lalu diukur dari indikator kinerja yaitu sebagai berikut : - Ketepatan penyelasaian tugas.

- Kesesuaian jam kerja.

- Tingkat kehadiran.

- Kerjasama antar pegawai.

- Kepuasaan kerja.

3.7. Teknik Analisis Data

Menurut Bodgan dalam Profesor Sugiyono (2013 : 224) teknik analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan- bahan lainnya sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisa data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, memilih mana yang pentinng dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih dan memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan juga memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

a. Reduksi Data

Reduksi data yaitu data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data artinya merangkum dan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Kegiatan yang dilakukan pada reduksi data berupa penyusunan satuan atau editing data dan kategorisasi atau pengelompokkan data, sehingga data yang telah dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk pengumpulan data yang akan dilakukan selanjutnya.

b. Penyajian Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Profesor Sugiyono (2013 : 249) menyatakan hal yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan melakukan penyajian data maka peneliti akan mudah memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami berdasarkan data tesebut.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif ialah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan awal yang

(5)

5 dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka peniliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru

Kinerja Pegawai adalah output dari sejumlah pegawai atau sebuah prestasi aktual dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan oleh pegawai, oleh sebab itu Kinerja Pegawai yang baik sangat diperlukan di sebuah instansi pemerintah.Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif bersifat semi terstruktur (semi structure interview) yaitu menemukan masalah lebih terbuka.Dalam teknik pengumpulan data yaitu

melakukan wawancara dan

dokumentasi,untuk memperoleh data tersebut penulis melakukan wawancara kepada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan untuk mencari informasi mengenai bagaimana kinerja pegawai dan apa saja kendala dalam pencapaian kinerja pegawai tersebut, ada 3 pegawai yang berhasil penulis wawancarai yaitu : Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin dan Penilaian Kinerja, Analisis Sumber Daya Manusia Aparatur, dan Pengelola Kepegawaian. Lebih jelasnya dapat dilihat melalui indikator kinerja untuk mengukur kinerja pegawai yaitu :

4.1.1. Ketepatan Penyelesaian Tugas Merupakan pengelolaan waktu dalam bekerja dan juga ketepatan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Di Badan Kepegawaian Daerah sendiri memiliki tugas yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian serta dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh pemerintah. dilihat dari indikator tersebut bahwa dalam ketepatan

penyelesaian tugas menjadi 2 yaitu sebagai berikut :

1. Pengelolaan Waktu Dalam Bekerja

Pengelolaan adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. (Parker, dalam Fauziyah, 2013 : 14). Mengenai pengelolaan ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin dan Penilaian Kinerja sebagai berikut:

Dalam hal ketepatan penyelesaian tugas disini setiap pelaksanaan diberi target waktu atas pekerjaannya,kalo di BKD ini saya rasa dalam pengelolaannya sudah cukup baik, dan apabila yang bersangkutan lambat dalam menyelesaikan tugas maka akan diberikan punishment berupa pengurangan nilai pada SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) online. Yang kedua dalam hal kesesuaian jam kerja di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan selain menngunakan SKP online kita juga menggunakan absensi online, jadi setiap pegawai harus bekerja 7 setengah jam dalam satu hari maka kalo dikumpulkan satu minggu, senin sampai jumat maka dia bekerja 32 setengah jam itu sudah diatur didalam aplikasi, jadi ketika seorang pegawai kurang jam kerjanya maka ada sanksi, salah satunya misalkan dia datang terlambat, dan seharusnya dia masuk jam 8 lalu dia masuk jam 9, maka 1 jam keterlambatan itu akan diakumulasikan jadi 7 setengah jam maka dia dikatakan tanpa keterangann pada hari itu, jadi pegawai itu dianggap tidak masuk.

Menurut tunjangan tentang penghasilan yang bersangkutan akan dilakukan pemotongan tunjangan, jadi akan berpengaruh dalam penghasilannya setiap bulan, oleh sebab itu jika dia ingin tunjangannya dipotong maka silahkan masuk terlambat, jadi semua sudah diatur dalam aplikasi”.

Hal itu senada dengan narasumber yang kedua yaitu Pengelola kepegawaian mengenai pengelolaan waktu dalam bekerja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan mengatakan bahwa :

“Kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan khususnya dalam pengelolaan tugasnya para pegawai disini sudah cukup baik, kenapa saya bisa megatakan seperti itu

(6)

6 karena jika ingin melihat suatu kinerja pegawai berarti kita berbicara tentang bagaimana penilaian kinerjanya,dari situ kita melihat bahwa jika dalam penilaian kinerja pegawai tersebut baik, berarti kinerjanya sudah baik,tentang bagaimana penilaian kinerjanya pada Badan Kepegawain Daerah Provinsi Kalimantan Selatan kami menggunakan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) bersifat online, nah disitu kita bisa melihat bagaimana kinerja pegawai tersebut”.

2. Ketepatan Penyelesaian Tugas

Ketepatan adalah faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan.(Suharno, 2016 : 15).

Mengenai Ketepatan penyelesaian tugas ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Analisis Sumber Daya Aparatur Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut :

Kalo berbicara tentang bagaimana ketepatan penyelesaian tugas di BKD ini, semua pegawai itu diberi target waktu dulu dalam pekerjaannya dan jika pekerjaanya itu selesai dalam targetnya maka bisa dibilang pegawai itu tepat, dan bagaimana hasil kerjanya juga sangat penting, karena buat apa selesai pada targetnya tetapi hasilnya kurang memuaskan, tapi yang saya lihat ketepatan dalam penyelesaian tugasnya pegawai disini sudah baik, kenapa saya bisa katakan demikian karena semua itu ada pada di SKP online disana lah kita bisa melihat bagaimana kinerja seorang pegawai tersebut begitu juga dalam penilaian terhadap ketepatan penyelesaian tugasnya, Jadi jika seorang pegawai itu misalnya tidak tepat dalam penyelesaian tugasnya maka nilai atau poin mereka akan dikurangi pada SKP online tersebut dan itu berpengaruh terhadap gajinya”.

Berdasarkan dari 3 pernyataan diatas bahwa pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan mengenai ketepatan penyelesaian tugasnya sudah baik dilihat dari penyelesaian tugas dalam bekerjanya maupun ketepatan dalam menyelesaikan tugasnya

4.1.2. Kesesuaian Jam Kerja

Kesediaan pegawai dalam mematuhi peraturan instansi yang berkaitan dengan

ketepatan waktu masuk atau pulang kerja.Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki jam kerja yaitu masuk pada jam 08.00 dan pulang kerja pada jam 15.30. Dilihat dari indikator diatas maka terbagi 2 yaitu :

1. Kesediaan Pegawai Dalam mematuhi peraturan

Kesediaan adalah perbuatan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sudah dipikirkannya dan melakukannya dengan rasa tanggung jawab. Mengenai Kesediaan pegawai dalam mematuhi peraturan dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin dan Penilaian Kinerja sebagai berikut :

“Mematuhi peraturan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sudah tanggung jawab para pegawai disini, jikalau menurut saya pegawai disini sudah cukup menaati peraturan disini,dan jika dia tidak mematuhi peraturan disini maka akan berdampak pada kinerjanya tersebut dan akan dilakukan pengurangan nilai dalam sebuah aplikasi yaitu SKP online”.

2. Ketepatan Waktu Saat Masuk atau Pulang Kerja

Ketepatan adalah faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan. (Suharno, 2016 : 15).

Mengenai ketepatan waktu saat masuk atau pulang kerja dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Pengelola kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut :

“Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan ini masuk pada jam 08.00 dan pulang kerja pada jam 15.30 kalo diakumulasikan berarti pegawai itu dalam satu hari bekerja 7 jam setengah dan itu pun sudah diatur dalam absensi online,jika pegawai misalkan masuk pada jam 9 berarti dia sudah tidak masuk dalam satu hari karena didalam absensi online sudah diatur bahwa pegawai itu harus bekerja 7 jam setengah dalam satu hari, dan itu akan berdampak pada kinerjanya nanti, dan kalo saya melihat disini pegawainya sudah tepat masuknya begitu juga saat pulang jam kerjanya”.

(7)

7 Berbeda pendapat dengan pegawai di bidang Analisis Sumber Daya Aparatur mengatakan bahwa “Beberapa pegawai disini masih ada yang tidak masuk tepat waktu tetapi terlambatnya hanya sekitaran 5 sampai 10 menit saja, tetapi itu berdampak pada poin di SKP online pegawainya karena di absensi online pegawai itu harus masuk kerja pada jam 08.00.kenapa jadi berdampak karena pegawai itu harus bekerja 7 jam setengah dalam seharinya, dan jika kurang dari itu maka dia dianggap tidak masuk pada saat itu”.

Berdasarkan 3 pernyataan diatas dapat dilihat bahwa dalam kesesuaian jam kerja para pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sudah cukup baik itu menurut Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin dan Penilaian Kinerjnya begitu juga menurut pegawai di bidang Pengelola Kepegawaiannya juga mengatakan demikian tetapi berbeda dengan pegawai di Bidang Analisis Sumber Daya Aparaturnya mengatakan bahwa pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih ada yang datang tidak pada waktu yang telah ditentukan, tetapi keterlambatannya kisaran 5 sampai 10 menit.

4.1.3. Tingkat kehadiran

Yaitu jumlah ketidakhadiran pegawai dalam suatu instansi. Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan mengenai kehadiran pegawainya disana memakai absensi online untuk mengetahui siapa saja yang tidak hadir selama 1 hari. Mengenai hal tersebut lebih jelasnya dapat diliihat melalui hasil wawancara penulis dengan Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin, Penilaian Kinerja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan sebagai berikut :

“Sesuai apa yang kulihat kalo di BKD ini dalam 1 bulan itu ada yang tidak hadir entah itu dibagian apa dan alasannya itu pun ada yang sakit atau izin malah ada yang melakukan perjalan dinas, bisa 2 orang atau lebih dan lain-lainnya, jarang saya menemukan pegawai yang tidak hadir tanpa ada keterangan, rata-rata semua sudah berizin sama atasannya masing-masing”.

Pernyataan diatas bersamaan dengan pegawai di bidang Pengelola Kepegawaiannya yang mengatakan

“ketidakhadiran pegawai disini tentu ada bisa 2 orang atau lebih tiap bulannya,berbagai macam alasan seperti bisa sakit atau melakukan perjalanan dinas luar”.

Dari pernyataan kedua di atas senada dengan pegawai di bidang Analisis Sumber Dayanya mengatakan :

“Jumlah ketidakhadiran pegawai disini berdasarkan yang saya lihat pasti ada yang tidak hadir dalam 1 bulannya,pegawai itu bisa sakit karena pegawai bukan robot yang bisa kerja terus-terusan,dan melakukan perjalanan dinas luar dan juga ada yang bisa izin dengan keterangan acara keluarga”.

Berdasarkan 3 pernyataan diatas bahwa dalam Tingkat kehadirannya para pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih ada yang tidak hadir dalam 1 bulannya, tetapi alasan tersebut berupa sakit atau pegawai tersebut melakukan perjalan dinas luar.

4.1.4. Kerjasama Antar Pegawai

Kemampuan pegawai untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas, kerja sama adalah suatu kegiatan atas dasar tujuan yang sama yaitu tujuan yang hendak dicapai.(Wiranti, 2012 : 59). Menurut informasi penulis dapatkan dari Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin dan Penilaian Kinerja bahwa :

“Kerjasama antar pegawai disini sangat baik dan kami menggunakan motto build a superteam don’t superman yang berarti bahwa buat tim yang kuat agar pekerjaan yang kita selesaikan bisa menghasilkan yang baik.

Berdasarkan pernyataan diatas bersamaan dengan pendapat pegawai di bidang Pengelola Kepegawiannya mengatakan :

“Pada saat seoarang pegawai disini memiliki suatu pekerjaan yang berat maka pegawai yang lain akan bersedia membantunya agar pekerjaan itu segera terselesaikan, dan di BKD ini hubungan kekeluargaan kami sangat baik dan tentu saja kerjasamanya juga baik.

Pernyataan di atas senada dengan pegawai di bidang Analisis Sumber Daya Aparaturmya yang mengatakan :

“Kerjasama antar pegawai di BKD ini baik, jadi bila ada salah satu pegawai disini

(8)

8 yang memerlukan bantuan maka ada yang bersedia membantu untuk bekerja sama agar pekerjaan tersebut dapat terselesaikan”.

Berdasarkan 3 pernyataan diatas bahwa dalam kerjasama antar pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan baik, jadi jika salah satu pegawai memerlukan bantuan maka pegawai yang lain bersedia membantu maka pekerjaan akan terselesaikan dengan cepat karena para pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki hubungan yang sangat baik.

4.1.5. Kepuasan Kerja

Kepuasan adalah respon akan terpenuhinya ekspektasi konsumen.(Japutra, 2008 : 9). Dalam konteks disuatu pemerintahan kepuasan kerja dimaksudkan pegawai merasa puas dengan jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Berdasarkan informasi penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin, dan Penilaian Kinerja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut :

“Dalam hal kepuasan kerja, para pegawai disini sudah menjadikan pekerjaannya itu sebagai tanggung jawabnya, dan jika puas kah atau tidaknya suatu pegawai itu dengan jenis pekerjaanya tidak bisa dengan hanya bertanya dengan saya saja, tetapi jika menurut pandangan saya pegawai disini sudah puas dengan pekerjaannya masing-masing, karena di BKD ini penempatan suatu pegawai itu tidak lepas dari latar belakang pendidikannya misalkan lulusan dari hukum berarti dia ditempatkan dibidang itu, dan itu pun sudah pilihan para pegawainya itu sendiri untuk mengambil jurusan hukum pada saat belum bekerja dan berarti dia ingin menjadi seperti itu nantinya”.

Pernyataan diatas bersamaan dengan pegawai di bidang Pengelola Kepegawaiannya yang mengatakan :

“Pegawai disini menurut saya sudah puas selama bekerjanya disini karena itu juga sudah tanggung jawab para pegawainya”.

Bersamaan menurut pegawai di bidang Analisis Sumber Daya Aparaturnya yang mengatakan :

“Kepuasan pegawai disini dalam bekerja sudah puas menurut pandangan saya karena jika pegawai itu sudah ditempatkan di suatu instansi, maka suatu pekerjaan di instansi itu sudah harus jadi tanggung jawabnya”.

Berdasarkan dari 3 pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sudah puas terhadap jenis pekerjaanya karena menurut pegawai di Bidang Analisis Sumber Daya Aparaturnya mengatakan jika suatu pegawai sudah ditempatkan di suatu instansi maka suatu pekerjaan untuknya adalah sebuah tanggung jawab.

4.2. Kendala Dalam Pencapaian Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Kendala adalah hambatan seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak kesesuaiannya ekspektasi dari sesesorang tersebut, pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan ini kendala dalam mencapai kinerja yang baik tentu ada, berdasarkan informasi penulis dapatkan dari Kepala Sub Bidang Hukum, Disiplin dan Penilaian Kinerja mengatakan Kendala tentu ada kalau menurut indikator kinerja, yang pertama yaitu mengenai ketepatan penyelesaian tugasnya, ada kendalanya seperti suasana kerja yang lagi kurang baik dan membuat tiap pegawai merasa tidak nyaman pada saat bekerja,lalu melalui indikator kinerja yang kedua yaitu kesesuaian jam kerja kendalanya adalah dari pegawainya sendiri yang masuk terlambat dan memiliki masalah diluar dari pada kantor dan itulah yang menyebabkan pegawai tersebut tidak masuk pada waktu yang telah ditentukan,melalui indikator ketiga yaitu tingkat kehadiran,dalam 1 bulan ada yang tidak berhadir atau masuk kantor kendalanya seperti ada yang sedang melakukan perjalanan dinas luar, sakit atau bahkan mempunyai masalah secara mendadak.indikator selanjutnya yaitu kerjasama antar pegawai disini hampir tidak ada kendala paling jika ada kendala yaitu cuman komunikasi antara sesama pegawai aja pada saat sedang melakukan kerjasama atas pekerjaannya,lalu indikator terakhir mengenai kepuasan kerja disini kendalanya tidak ada”.

(9)

9 PENUTUP

5.2. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan tentang analisis Kinerja Pegawai, maka penulis dapat menyimpulkan yaitu sebagai berikut :

1. Kinerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sudah cukup baik, dilihat dari ketepatan penyelesaian tugasnya, kerjasama antar pegawainya, maupun kepuasan kerjanya.Dan ternyata di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan menggunakan penilaian kinerja berbasis online yaitu melalui SKP online,dan jika dalam SKP tersebut terdapat pengurangan nilai atau poin terhadap pegawai maka akan dilakukan pemotongan sekian persen dalam penghasilan tiap bulannya, dan ini menjadikan tiap pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki kinerja yang baik.Berbeda dengan indikator kinerja dalam kesesuaian jam kerjanya yang masih adanya pegawai yang masuk kerja tidak pada jam yang telah ditentukan,dalam tingkat kehadirannya juga masih ada pegawai yang tidak masuk kerja tetapi pegawai itu melakukan perjalanan dinas luar maupun sakit.

2. Kendala dalam pencapaian kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yaitu, Suasana kerja yang kurang baik, hubungan antara atasan dengan bawahan yang kurang baik, komunikasi tim yang kurang dipahami sesama pegawai lainnya, juga pegawai yang memiliki pandangan yang berbeda.

5.2. Saran

Untuk mencapai kinerja pegawai yang baik pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, maka penulis bisa memberikan saran sebagai berikut yaitu :

1. Para pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan bisa mempertahankan kinerjanya yang sudah baik untuk kepentingan di instansi tersebut maupun bagi seorang pegawainya agar terciptanya sebuah organisasi yang baik, dan jika perlu kalau pegawai yang mempunyai kinerja sangat bagus bisa diberikan reward yang tidak hanya dengan sebuah pujian melainkan bisa kenaikan gaji atau semacamnya agar para pegawai terpacu untuk mencapai kinerja yang sangat baik.

2. Salah satu kendala dalam mencapai kinerja yang baik adalah suasana kerja yang kurang baik saat bekerja.Penulis bisa menyarankan untuk mengatasi hal tersebut para pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kaliamantan Selatan dapat membuat suasana kerja yang lebih harmonis dan murah senyum agar terciptanya suasana kerja yang baik dan kerjanya pun juga menjadi baik.

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku / Literatur

Mu’ah dan Masram. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia Profesional. Edisi 1. Zifatama Publisher. Sidoarjo.

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi 3. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Hakim. 2014. Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi 1. EF Press Digimedia. Semarang.

Sutrisno. 2010. Budaya Organisasi. Edisi 1. Prenadamedia Group. Jakarta

B. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan No. 72 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.

C. Jurnal / Majalah Ilmiah

Navik I, Lestari H, Maesarah. 2013. Analisis Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah

Kabupaten Semarang (Studi Pengamatan di Bagian Umum). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Administrasi Publik, Universitas Diponegoro. 1-9.

Sukmawarti A, Suryaningsih M, Hayu I. 2013. Analisis Kinerja Pegawai di Kecamatan gunungpati kota semarang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Administrasi Publik, Universitas Diponegoro. 1-5.

Ariska D. 2018. Pengaruh Motivasi,Disiplin Kerja dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Arumbai Kasembadan Banyumas. Universitas Muhammadiyah, Porwokerto. 6-9.

Ansor P. 2013, Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara. Universitas Medan Area, Jurusan Administrasi Publik. 15-18.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang sudah cukup efektif, dilihat

Penyelesaian masalah yang paling mendasar untuk mendapatkan perhatian bagi pemangku jabatan pengelolah kepangkatan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan

Kinerja Dinas Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Kendal sudah dikatakan dilihat dari lima dimensi yaitu produktivitas dalam keseuaian anggaran sudah mencukupi

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provsu 2015 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA BIDANG PENGADAAN DAN PEMBINAAN BIDANG MUTASI BIDANG INFORMASI

Pada sasaran strategis meningkatnya kompetensi Aparatur daerah, Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Barat menghimbau ke

Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau dalam melakukan pengembangan Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara sudah berjalan dengan baik antara lain melalui

Pengaruh pemberian penghargaan terhadap disiplin kerja pegawai di Badan Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo memberikan pengaruh yang sangat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang sudah cukup efektif, dilihat