• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kontribusi pajak kendaraan bermotor roda dua pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kontribusi pajak kendaraan bermotor roda dua pada"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 367-375 367

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PENERIMAAN PAJAK DI SAMSAT KABUPATEN GOWA

Laurenza Aurelia Lou Ola1, Erwin Horas2, Daryanti3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1 laurenzalola2117@gmail.com, 2 erwineho2009@gmail.com, 3 daryanti0508@gmsil.com

ABSTRAK

The purpose of the study was to determine the level of motor vehicle tax contributions from 2015 to 2017. The method used in this study is a quantitative method in which the data are in the form of which can be calculated. The data collection techniques through interviews, observation and documentation. The technical analysis of the data used is contribution analysis. The results showed that the realized contribution of two-wheeled tax revenues in 2015 was 35.95%, in 2016 it decreased by 33.99% and in 2017 it also decreased by 31.12%. Meanwhile, the potential for motor vehicle tax from two-wheeled tax revenues in 2015 was 42.90%, in 2016 it was 40.60%, and in 2017 it was 39.10%. The results of the two-wheeled motor vehicle tax contribution are in the range of 30.01% to 40% with good criteria based on the classification table of contribution criteria.

Keywords: Contribution, Motor Vehicle Tax, and Tax Revenue.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah sebuah negara berkembang dengan sistem pemerintahan yang baik, dan dalam sistem pemerintahan tentu membutuhkan biaya. Untuk membiayai pengeluaran tersebut pemerintah menggunakan sumber pendapatan negara.

Sumber pendapatan negara yang terbesar adalah pajak.

Berdasarkan Pasal 18 (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, negara kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi daerah regional dan wilayah provinsi dibagi menjadi kabupaten dan kota. Setiap daerah memiliki hak dan kewajiban untuk mengelola urusan pemerintahannya sendiri untuk meningkatkan layanan dan pengiriman kepada masyarakat.

Wilayah ini memiliki hak, dalam bentuk pajak, untuk membebankan biaya kepada publik untuk administrasi pemerintah. Berdasarkan Pasal 23A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu manifestasi kenegaraan, ditekankan bahwa pengenaan beban pada warga negara, seperti

pajak dan pungutan lain yang dikenakan pada kebutuhan Negara, diatur oleh undang-undang.

Setiap daerah memiliki kewajiban untuk memenuhi kepentingan masyarakat dengan mengimplementasikan pembangunan daerah di semua bidang.

Pajak daerah berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah di Sulawesi selatan.

Sumber pendapatan pajak daerah berasal dari pajak kendaraan bermotor. Pemungutan pajak atas kendaraan bermotor adalah bentuk pengumutan yang telah lama dilakukan oleh pemerintah. Pengembangan satu kabupaten/kota dibiayai melalui pajak kendaraan bermotor.

Sumber pendapatan pemerintah daerah, jika diartikan secara luas, adalah sumber pendapatan yang berasal dari pendapatan pusat, yang dapat dibagi dalam bentuk bagi hasil pendapatan pajak pusat atau bagi hasil lainnya dalam bentuk subsidi untuk kebutuhan pembangunan daerah dan sebagainya.

Mardiasmo (2018) Menurut pendapat Komisi, perpajakan progresif adalah tingkat pengumpulan pajak yang lebih tinggi, semakin tinggi jumlah yang digunakan sebagai

(2)

perpajakan dan persentase kenaikan untuk masing-masing jumlah tersebut setiap kali meningkat.

Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan akan berdampak pada kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor, sehingga kepatuhan wajib pajak dan kesadaran membayar atau membayar pajak kendaraan bermotor diharapkan berdampak. Pelayanan juga sering digunakan sebagai tolak ukur untuk memenuhi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan atau lembaga pemerintah, sehingga pemerintah dituntut terus meningkatkan layanan kepada masyarakat.

Upaya untuk meningkatkan penegakan fiskal adalah memberikan layanan yang baik kepada wajib pajak. Jika program yang mereka berikan memenuhi standar, konsumen akan merasa puas. Kepuasan Wajib Pajak adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh otoritas pajak. Wajib pajak tidak memiliki kinerja tandingan langsung ketika membayar pajak, maka semua lembaga pemerintah harus menyediakan mereka dengan layanan berkualitas baik. Ketika wajib pajak merasa puas, diperkirakan mereka akan meningkatkan kepatuhan saat membayar pajak, sehingga memaksimalkan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah. Maka dari penjelasan latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil judul “Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Penerimaan Pajak Di Samsat Kabupaten Gowa”.

Perumusan masalah yang diambil berdasarkan pada penelitian di atas Bagaimana Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Penerimaan Pajak di Samsat Kab.

Gowa

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Penerimaan Pajak di Samsat Kab. Gowa.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian kontribusi adalah sumbangan.

Mardiasmo (2018) “Pajak adalah kontribusi yang dibuat oleh perorangan ke Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang mungkin terpaksa melakukannya) dengan tidak menerima layanan timah (kontra- realisasi) yang dapat ditampilkan secara langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran publik”.

Menurut Waluyo (2017) pajak adalah

“pembayaran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh mereka yang berkewajiban untuk membayarnya sesuai undang - undang, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang dapat langsung ditunjuk, dan tujuannya adalah untuk mendanai pengeluaran umum karena tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran negara.

Syarat pemungutan pajak menurut (Muslim : 2019): 1) Syarat Keadilan. Untuk memenuhi tujuan hukum yaitu keadilan maka pengunguman pajak harus didasarkan pada keadilan yaitu pajak harus dikenakan secara umum dan merata serta disesuaikan dengan kemampuan masing – masing. Keadilan dalam pelaksanaannya juga diperlukan dalam undang-undang perpajakan sehingga wajib pajak berhak atas keadilan ketika mengajukan pengaduan, menunda pembayaran dan mengajukan banding berdasarkan pajak. 2) Syarat Yuridis. Pengumpulan pajak harus didasarkan pada hukum dan peraturan yang memberikan perlindungan hukum untuk sistem keadilan. 3) Syarat Ekonomis.

Penagihan pajak seharusnya tidak bertentangan dengan kelancaran operasi produksi dan perdagangan untuk menghindari penurunan ekonomi masyarakat. 4) Syarat

(3)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 367-375 369

finansial. Biaya penarikan atau pungutan pajak harus lebih kecil dari nilai penagihan. 5) Syarat system. Pungutan pajak yang minimal karena dimaksudkan untuk memfasilitasi dan mendorong orang untuk memenuhi wajib pajak mereka.

Menurut pasal 1 ayat 12 dan 13 UU Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009, PKB adalah pungutan pajak atas kepunyaan atau kekuasaan kendaraan bermotor. Menurut Wulandari (2018) “PKB adalah pajak atas kepunyaan atau kontrol kendaraan bermotor”.

Kendaraan bermotor adalah keseluruhan kendaraan dengan roda multi-poros yang dipakai pada berbagai jalan dan dioperasikan oleh perlengkapan teknik dalam bentuk sepeda motor atau perlengkapan lain yang memiliki manfaat energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat – alat berat dan alat – alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Objek PKB adalah memiliki kendaraan bermotor atau penguasa kendaraan bermotor.

Definisi kendaraan bermotor Sebagaimana ditunjukkan dalam angka 1, yang berikut meliputi: 1) Kendaraan beroda dan gandengannya, yang beroperasi di semua jenis jalan, 2) Kendaraan bermotor yang beroperasi di atas air dengan ukuran pengisian kotor GT 5 (lima tonase kotor) hingga GT 7 (tujuh tonase kotor), 3) Tidak termasuk dalam definisi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam angka 2, adalah: Kereta api

Kendaraan bermotor yang digunakan untuk tujuan pertahanan dan keamanan nasional.

Kendaraan bermotor yang dimiliki dan / atau dijalankan oleh kedutaan besar, konsulat, pemimpin negara asing yang positif, dan lembaga internasional yang menerima fasilitas pembebasan pajak pemerintah.

Kendaraan bermotor yang dimiliki dan / atau dioperasikan oleh produsen atau importir yang

dipasok secara ketat untuk dipajang dan tidak untuk dijual.

Wajib Pajak adalah seseorang yang mempunyai kendaraan bermotor, wajib pajak adalah orang atau badan yang memiliki kewajiban perpajakannya ditanggung manejer agensi atau perwakilan hukum. Jadi PKB, subjek pajak sama dengan wajib pajak, yaitu orang atau perusahaan yang memiliki atau mengendalikan kendaraan bermotor.

Dasar Hukum PKB

a. UU No. 34 tahun 2000 mengubah UU No.

18 tahun 1997 tentang retribusi daerah dan pajak.

b. PP No. 65 tahun 2001 berkaitan tentang pajak daerah

c. Peraturan Provinsi Daerah yang mengatur PKB.

d. Pendagri No 2 tahun 2006 tentang perhitungan basis pajak kendaraan bermotor dan biaya transfer nama kendaraan bermotor untuk tahun 2006 e. Regulasi yang mengatur PKB di provinsi

bersangkutan sebagai pedoman untuk menerapkan peraturan PKB provinsi.

Menurut Salmon (2015) Kegiatan perusahaan atau organisasi yang terkait pajak meliputi proses akuntansi: 1) Pengakuan Pajak, 2) Pencatatan Pajak, 3) Penggolongan dan peringkasan pajak, 4) Perhitungan pajak, 5) Pelaporan Pajak.

Peraturan Republik Indonesia No. 44 tahun 1993 terkait pengemudi dan kendaraan menerangkan bahwa ada beberapa jenis kendaraan bermotor yang berasal dari UU No.

14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan transportasi lainnya: 1) Kendaraan beroda dua, 2) Mobil angkutan, 3) Bus, 4) Angkutan barang, 5) Kendaraan Pribadi

Menurut Keputusan Republik Indonesia 2003 No. 36 mengemukakan tentang kelas atau golongan kendaraan bermotor yang berlintas di jalan tol, antara lain:

(4)

a. Kelas I: sedan, jip untuk pickup, truk kecil, truk kompak (3/4) dan bus sedang.

Biasanya termasuk gaya mobil keluarga ideal terbaik di Indonesia

b. Kelas umum I: Bus kecil dan bus sedang c. Kelas IIA: Truk kecil dengan dua as, dan

bus kecil

d. Kelas IIA umum: Bus gandar ganda besar Kelas IIB: Truk besar dengan tiga as atau lebih dan bus besar.

Menurut Troy J. Cauley dalam literaturnya, dalam buku Azis (2015) mencatat bahwa pajak tertentu dapat dikenakan pada kendaraan bermotor. Setiap bentuk pajak terdiri dari:

a. Pajak minyak atas kendaraan bermotor (Motor fuels tax/MFT)

b. Pajak lisensi atas kendaraan bermotor (Motor vehicle licence tax/MVLT)

c. Pajak atas surat izin mengemudi (Lincence tax/DLT)

d. Pajak pembelian atas kendaraan bermotor (Motor vehicle purchase tax/MVPT)

Ketetapan Pajak Kendaraan Bermotor a. Penetapan Pajak dan Ketetapan Pajak

Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh gubernur menentukan PKB yang beredar dengan menerbitkan surat ketetapan pajak daerah (SKPD), berdasarkan SPTD yang diajukan oleh wajib pajak. Kualitas SKPD ditentukan oleh Menteri luar negeri.

Gubernur dapat menerbitkan surat SKPDKB, SKPDKBT, dan SKPDKBT, dan SKPDKB nol dalam jangka waktu 5 tahun sejak tanggal pajak terhutang.

a. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

Jika PKB tidak atau kurang berjalan pada tahun berjalan, gubernur dapat menerbitkan SPTD, hasil penelitian SPTD adalah kurang bayar akibat kesalahan ketik atau salah perhitungan; dan pengembalian pajak akan dikenakan sanksi administrasi dalam bentuk bunga atau sanksi.

Selain aturan diatas, gubernur juga dapat menerbitkan STPD jika wajib pajak tidak

dilakukan atau tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban pajak yang harus dibayar dalam SKPDKB atau SKPDKBT. Dengan demikian SPTD juga merupakan cara mengumpulkan SKPDKB atau SKPDKBT yang tidak dikenai pajak atau dibayar kurang oleh wajib pajak sampai tanggal jatuh tempo pembayaran pajak.

Menurut putra (2018) perhitungan dasar tarif pajak kendaraan bermotor:

a. Perhitungan PKB

Jumlah utama pajak yang harus dibayar atas kendaraan bermotor dijumlah menggunakan cara mengalihkan total pajak dengan dasar pajak yang diberikan. Estimasi Pajak Kendaraan Bermotor biasanya dihitung dengan menggunakan rumus:

PKB = Tarif x Dasar Pengenaan b. Tarif PKB

Tarif PKB disetiap provinsi yang mengumpulkan PKB berlaku sama. Tarif PKB diatur oleh perda provinsi. Berdasarkan PP No. 65 tahun 2001 pasal 5 tarif PKB dikelompokkan atas 3 bagian berdasarkan jenis kendaraan, antara lain:

1. 1,5% untuk kendaraan bermotor

2. 1% untuk kendaraan umum. Yakni kendaraan bermotor yang pergunakan dalam bentuk umum dengan biaya tambahan

3. 0,5% untuk kendaraan bermotor peralatan berat

Keberatan dan banding perpajakan kendaraan bermotor

a. Keberatan

Ini disebabkan ketika seorang tidak puas dengan keputusan gubernur tentang pajak dan akan mengajukan keberatan kepada gubernur atau yang ditunjuk. Keberatan yang diajukan adalah isi materi dari putusan dengan menghitung jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan perkiraan wajib pajak. Gubernur harus membuat keputusan tentang permohonan banding setelah melakukan peninjauan dalam batas waktu tertentu.

(5)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 367-375 371

b. Banding

Keputusan gubernur untuk mengajukan keberatan diteruskan ke wajib pajak untuk dilaksanakan. Pengajuan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan penagihan pajak.

Prosedur pengumpulan dan pembayaran pajak kendaraan bermotor

a. Pembayaran PKB

Untuk jangka waktu dua belas bulan, PKB yang beredar harus dibayar di muka secara bersamaan. Pelunasan PKB harus dilunasi paling lambat 30 hari Mengikuti SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, surat keputusan korektif, keputusan keberatan, dan keputusan banding yang menyebabkan pembayaran kenaikan pajak. Pembayaran PKB dilakukan melalui sumbangan pajak lokal ke kas daerah bank atau tempat lain yang diotorisasi oleh gubernur.

Wajib Pajak yang melakukan pembayaran pajak diberikan bukti pembayaran atau pembayaran pajak dan penning. Wajib Pajak yang membayar pajak akan dikenakan sanksi, yaitu:

1. Keterlambatan pembayaran pajak yang melebihi batas waktu yang ditentukan pada SKPD akan dikenai administrasi dalam bentuk denda pajak sebesar 25%.

2. Keterlambatan pelunasan pajak sebagaimana ditentukan pada SKPD melebihi 15 hari sesudah tanggal ditetapkan akan memperoleh sanksi administratif 2% per bulan yang dikalkulasikan berdasarkan pajak yang tidak mencukupi atau pembayaran yang terlambat untuk periode yang tidak melebihi 24 bulan sejak tanggal jatuh tempo pajak .

b. Pemungutan iuran PKB

Ketika pajak jatuh tempo tak terbayarkan sesudah melakukan pembayaran, tindakan pajak diambil oleh gubernur atau pejabat yang ditunjuk. Pemungutan pajak

dilaksanakan atas pajak yang terutang di SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, dan keputusan banding yang menambah jumlah pajak.

Sanksi dan Pajak Kendaraan Bermotor

Keterlambatan dalam pendaftaran melampaui waktu/tanggal jatuh tempo yang ditentukan, dikenakan denda dalam bentuk kenaikan 25%

dalam basis pajak ditambah denda administrasi dalam bentuk bunga 2%

perbulan, dihitung berdasarkan pajak yang kurang bayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung saat terhutangnya pajak.

Menurut UU Nomor 4 Tahun 2014 Pasal 1 Angka 3 penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.05/2007 penerimaan perpajakan terbagi atas dua yaitu:

a. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai barang dan jasa, dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, cukai, dan pajak lainnya.

b. Pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.

Sumber Penerimaan Pajak a. Pajak Penghasilan (pph)

Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2000 pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi maupun badan berdasarkan jumlah penghasilan yang diterima selama satu tahun.

b. Pajak Pertambahan Nilai (ppn)

Pajak pertambahan nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi didalam negeri (daerah pabean), baik konsumsi barang kena pajak (BKP) atau konsumsi jasa kena pajak (JKP). Barang kena pajak adalah semua barang berwujud

(6)

dan tidak berwujud yang menurut sifat dan hukumnya dapat berupa dan tidak bergerak, dikecualikan sebagai barang kena pajak adalah semua barang hasil pertambangan, penggalian, dan pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan rakyat banyak, uang, emas batangan, dan suratsurat berharga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di lokasi di Kantor Samsat Kabupaten Gowa. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian kurang lebih dua bulan.

Menurut jenisnya: 1) Data kuantitatif, yaitu data- data yang berbentuk yang dapat dihitung. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data tentang potensi kendaraan bermotor di area Kantor SAMSAT Gowa tahun 2015 – 2017. 2) Data kualitatif, yaitu data dalam bentuk penjelasan dari penelitian.

Dalam penelitian ini, data kualitatif adalah gambaran umum dari Kantor SAMSAT Gowa.

Menurut Sumber Data. Data yang dipakai dalam analisis ini adalah data sekunder dan data primer, yaitu data yang dapat dari Kantor Samsat Gowa.

Dalam penelitian ini metode Pengumpulan data sangat penting dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu: 1) Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu, cara data diperoleh dengan pengamatan secara cermat dan sistematik. Dalam metode ini Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap kontribusi pajak kendaraan bermotor roda dua. 2) Melakukan tanya jawab untuk mengumpulkan data penelitian.

Wawancara ini dilakukan secara langsung kepada pegawai Kantor Samsat Gowa. 3) DokumentasiMelakukan pengumpulan data melalui dokumen tentang pajak kendaraan bermotor baik berbentuk tulisan ataupun gambar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kontribusi.

Analisis kontribusi untuk mengukur kontribusi suatu pencapaian dalam penerimaan pajak kendaraan bermotor. Untuk mengetahui kontribusi pajak atas kendaraan bermotor pada penerimaan pajak, di gunakan rumus sebagai berikut:.

Kontribusi Potensi Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua:

𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑅𝑜𝑑𝑎 𝐷𝑢𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑥 100

Kontribusi Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐾𝐵 𝑅𝑜𝑑𝑎 𝐷𝑢𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑥 100%

Sumber: UPTD SAMSAT Kab. Gowa

Dalam penelitian ini digunakan beberapa definisi operasional yaitu: 1) PKB adalah retribusi atas kepunyaan dan kendali kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dan penariknya digunakan di semua jenis jalan, Atau didukung oleh peralatan teknis dalam bentuk sepeda motor atau peralatan lain yang mengubah sumber daya energi kendaraan bermotor tertentu, Terdapat alat berat dan alat besar yang digunakan untuk operasi mereka dengan roda dan motor yang tidak dipasang otomatis dan beroperasi di dalam air oleh kendaraan bermotor, 2) Pajak Kendaraan Bermotor adalah kendaraan bermotor beserta gandengannya yang digunakan untuk semua jenis jalan. Selain itu, pajak kendaraan bermotor juga merupakan kepemilikan kendaraan bermotor. 3) PKB merupakan keseluruhan kendaraan beroda dan gandengannya yang beroperasi pada jenis jalan dan didukung oleh peralatan-peralatan teknis dalam bentuk sepeda motor atau peralatan lain yang mengubah sumber energi tersebut menjadi listrik kendaraan bergerak, termasuk alat berat dan alat besar yang mengunakan roda dan motor yang tidak terpasang secara

(7)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 367-375 373

permanen dan kendaran bermotor yang mengemudi di air selama operasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pajak kendaraan bermotor roda dua, yang berhasil dikumpulkan oleh SAMSAT Kab. Gowa, berdasarkan tabel di atas. Potensi pajak pada kendaraan bermotor roda dua pada tahun 2016 turun hingga 5% dibandingkan pada tahun 2015, sementara itu turun 3% pada tahun 2017 dibanding dengan tahun 2016.

Kantor SAMSAT Kab. Gowa mengumpulkan total pajak kendaraan bermotor secara efisien sesuai dengan tabel diatas. Pada tahun 2016 turun 6% terhadap pajak kendaraan dibandingkan dengan tahun 2015, sementara itu menurun 4% pada 2017 dibandingkan dengan 2016.

Tahun

Penerimaan Roda Dua

(1)

Keseluruhan PKB

(2)

Kontribusi (1/2) x 100%

2015 33.514.648.700 78.115.669.050 42,90%

2016 36.754.271.800 90.585.445.088 40,60%

2017 40.309.773.500 103.090.104.723 39,10%

Sumber: Data Diolah

Pada tahun 2015 kontribusi kendaraan bermotor yang harus dicapai sebesar 42,90%

angka tersebut diperoleh dari penerimaan roda dua sebesar 33.514.648.700 dengan keseluruhan PKB sebesar 78.115.669.050.

Tahun 2016 kontribusi kendaraan bermotor yang harus dicapai sebesar 40,60% diperoleh dari penerimaan pajak sebesar 36.754.271.800 dengan keseluruhan PKB sebesar 90.585.445.088.

Tahun 2017 kontribusi kendaraan bermotor yang harus dicapai sebesar 39,10%

angka tersebut diperoleh dari penerimaan pajak sebesar 40.309.773.500 dengan keseluruhan PKB sebesar 103.090.104.723.

Tahun Penerimaan Roda Dua (1)

Keseluruhan PKB (2)

Kontribusi (1/2) x 100%

2015 17.458.288.058 48.562.364.258 35,95%

2016 17.197.634.875 50.591.226.234 33,99%

2017 16.790.561.725 53.942.037.184 31,12%

Pada tahun 2015, realisasi kontribusi kendaraan bermotor roda dua sebesar 35,95%.

Angka yang diperoleh dari penerimaan roda dua sebesar 17.458.288.058 dengan keseluruhan PKB sebesar 48.562.364.258.

Tahun 2016 realisasi kontribusi kendaraan bermotor roda dua sebesar 33,99%, angka yang diperoleh dari penerimaan roda dua sebesar 17.197.634.875 dengan keseluruhan PKB sebesar 50.591.226.234.

Pada tahun 2017 realisasi kontribusi kendaraan bermotor roda dua sebesar 31,12%, angka yang diperoleh dari penerimaan roda dua sebesar 16.790.561.725 dengan keselluruhan PKB sebesar 53.942.037.184.

Perbandingan Kontribusi Potensi Peneriman Pajak dengan Realisasi Penerimaan Pajak. Persentase potensi dapat dibandingkan dengan menghitung kontribusi potensi dan realisasi pajak kendaraan bermotor roda dua.

Tingkat kontribusi pada penerimaan pajak pada tahun 2015 sebesar 42,9%. Angka tersebut diperoleh dari potensi kendaraan bermotor roda dua sebesar 33.514.648.700 dengan total penerimaan pajak sebesar 78.115.669.050. Sedangkan kontribusi yang terealisasi sebesar 35,95% yang diperoleh dari penerimaan pajak kendarran roda dua sebesar 17.458.288.058 dengan keseluruhan pajak kendaraan bermotor sebesar 48.562.364.258.

Menurut tabel klasifikasi kontribusi realisasi pajak kendaraan bermotor roda dua tahun 2015 masuk dalam kategori kontribusi cukup baik.

Pada tahun 2016 kontribusi penerimaan pajak menuai hasil yang tak jauh dari tahun 2015 yakni sebesar 40,57%. Angka tersebut diperoleh dari potensi kendaraan bermotor roda dua sebesar 36.754.271.800 dengan total penerimaan pajak 90.585.445.088. Sedangkan, kontribusi yang terealisasi sebesar 33,99%,

Tahun Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Total Pajak Kendaraan Bermotor

Potensi Realisasi % Potensi Realisasi %

2015 33.514.648.700 17.458.288.058 52 78.115.669.050 48.562.364.258 62 2016 36.754.271.800 17.197.634.875 47 90.585.445.088 50.591.226.234 56 2017 40.309.773.500 17.790.561.725 44 103.090.104.723 53.942.037.184 52

(8)

angka yang diperoleh dari penerimaan pajak kendaraan bermotor roda dua sebesar 17.197.634.875 dengan keseluruhan pajak kendaraan bermotor sebesar 50.591.226.234.

Menurut tabel klasifikasi kontribusi realisasi pajak kendaraan bermotor roda dua tahun 2016 masuk dalam kategori kontribusi cukup baik.

Tahun 2017 kontribusi pada penerimaan pajak semakin menurun menjadi 0,39%.

Angka tersebut diperoleh dari potensi pajak kendaraan bermotor roda dua sebesar 40.309.773.500 dengan total penerimaan pajak 103.090.104.723. Sedangkan, kontribusi yang terealisasi sebesar 31,12%, angka diperoleh dari penerimaan pajak kendaraan bermotor roda dua sebesar 16.790.561.725 dengan keseluruhan pajak kendaraan bermotor sebesar 53.942.037.184. Menurut tabel klasifikasi kontribusi realisasi pajak kendaraan bermotor roda dua tahun 2017 masuk dalam kategori kontribusi cukup baik.

Dari tahun 2015 – 2017 potensi jumlah pengguna kendaraan bermotor roda dua semakin meningkat tetapi, jumlah presentase kontribusinya cukup baik dikarenakan potensi jumlah kendaraan bermotor roda empat lebih banyak mengalami peningkatan.

Dalam membayar pajak kendaraan bermotor di UPTD SAMSAT Kab. Gowa, ada beberapa hal yang menyebabkan kepatuhan wajib pajak yaitu: 1) Kualitas pelayanan yang berarti penegakan oleh wajib pajak tergantung pada pada layanan yang SAMSAT berikan kepada wajib pajak ketika melakukan pembayaran pajak, 2) Pengetahuan wajib pajak tentang pajak, semakin baik pengetahuan wajib pajak tentang pajak maka semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak tepat pada waktunya yang tidak memiliki tunggakan pajak.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian dan pembahasan dan penerimaan pajak di UPTD SAMSAT Kab. Gowa untuk kendaraan bermotor roda

dua. Maka disimpulkan bahwa pendapatan pajak kendaraan bermotor roda dua cukup untuk berkontribusi terhadap pendapatan pajak pada UPTD SAMSAT Kab. Gowa. Ini karena kontribusi penerimaan pajak roda dua dari 2015 hingga 2017 berjumlah 30,01% - 40%.

Kualitas layanan, kesadaran wajib pajak tentang pajak, denda pajak adalah beberapa hal yang mempengaruhi penerimaan pajak kendaraan bermotor roda dua yang berkontribusi terhadap penerimaan pajak.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka ada beberapa hal yang berkaitan dengan saran yang diberikan untuk UPTD SAMSAT Gowa yaitu: 1) Memberikan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak terkhususnya pajak kendaraan bermotor kepada masyarakat, 2) Mempermudah dan mempercepat pelayanan terhadap pembayaran pajak di UPTD SAMSAT Gowa, 3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia terhadap para pegawai diruang lingkup UPTD SAMSAT Kab.

Gowa agar peningkatan penerimaan pajak kendaraan bermotor lebih dioptimalkan.

DAFTAR PUSTAKA

KBBI Daring (Dalam Jaringan/Online).

Kontribusi. Diakses pada tanggal 23 Februari 2020 melalui website http://kbbi.web.id/kontribusi

Mardiasmo. (2018). Perpajakan. Edisi Terbaru 2018. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Muslim S, & Laila K. (2018). Hukum Bisnis Edisi Revisi. Malang: Polinema Pers.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.05/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/OMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara Menteri Keuangan.

Putra, W (2018), Tata Kelola Ekonomi Keuangan Daerah, Edisi Pertama, PT.

RajaGrafindo Persada, Depok.

Syahrir, M. (2015). Mekanisme Penyelenggaraan Pelaporan PPN Dan PPnBM Pada Dinas Marga Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi. Makassar.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun tahun 2014 pasal 1 angka 3 tentang Anggaran

(9)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 367-375 375

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta. 2009

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan keempat atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Pajak Penghasilan

Salmon G. & Elim I. (2015). Perhitungan dan pencatatan Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan, Volume 1, Nomor 1, ISSN: 2502-5171, Hal 84.

Samudra A. (2015). Perpajakan di Indonesia Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yulianto H. (2019). Pedoman STIE YPUP.

Makassar

Waluyo. (2017). Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Wulandari P. & Iryanic E. (2018). Pajak Daerah Dalam Pendapatan Asli Daerah.

Yogyakarta: CV Budi Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kolom 11 hanya dikhususkan mencatat Nomor mesin dari Kendaraan bermotor Roda 4 dan Roda 2 untuk barang selain kendaraan bermotor maka diberi tanda garis datar -.. Pada kolom 12