• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kualitas minyak goreng berdasarkan suhu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kualitas minyak goreng berdasarkan suhu"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

Terima kasih atas kasih sayang yang melimpah dari saya lahir sampai saya menjadi sebesar ini, dan terima kasih atas doa yang telah Anda panjatkan. Kepada sahabatku Lalu Pradipta Jaya Bahari yang selalu ada membantu terselesaikannya skripsi ini, terima kasih atas dukungan dari Elma Ko'o dan Nadia Permatasari yang telah banyak membantu, dan terima kasih kepada adik sepupuku Mutmainah e yang telah menemaniku dalam kemajuan tesis ini. Penulis memahami bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak.

Pd selaku Pembimbing II, yang memberikan keragu-raguan, motivasi dan koreksi secara mendetail, terus menerus dan tak kenal lelah di tengah kesibukannya dalam suasana yang bersahabat, telah menjadikan skripsi ini semakin matang dan cepat selesai. Dwi Pangga M., Selaku Kepala Laboratorium FMIPA Mataram, IKIP Mataram, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. Pd selaku staf Laboratorium FMIPA IKIP Mataram yang telah membantu dan membimbing pelaksanaan penelitian ini.

Oleh karena itu dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh nilai viskositas terhadap temperatur minyak goreng.

Latar Belakang Masalah

4 Damayanti, Lesmono dan Prihandono, “Penelitian Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak Goreng Sebagai Bahan Petunjuk Perancangan Praktikum Fisika”, JPF, Vol. 5 Indria Putri, Budyanto dan Syafnil, “Studi kualitas minyak goreng pada penggorengan ikan lemuru (Sardinella lemuru) berulang kali”, Agro Industri, Vol. Parameter lain yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan kualitas minyak goreng adalah pengamatan tingkat koefisien viskositas.

Jika dilihat dari segi kekentalan, jenis minyak goreng yang tidak dipanaskan atau digunakan berulang kali biasanya memiliki nilai kekentalan yang tinggi. Penurunan viskositas minyak goreng tidak hanya disebabkan oleh perubahan suhu, tetapi juga karena penggunaan berulang. Keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian lain adalah pengujian minyak goreng menggunakan lebih dari satu jenis minyak pada kenaikan suhu tertentu.

Sehingga peneliti mengangkat judul “Analisis Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Temperatur Pemanasan Menggunakan Metode Koefisien Viskositas Bola Jatuh”.

Rumusan Masalah

Penelitian lain memiliki kemiripan dengan penelitian sebelumnya, namun pengukuran tersebut hanya menguji kekentalan minyak dan gliserin.12 Penelitian selanjutnya dilakukan dengan mengukur bola jatuh, namun pengembangan prototipe hanya sebatas pembuatan bahan ajar fisika 13 Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ini Kajian dilakukan untuk memberikan inovasi dengan menguji sampel yang berbeda dari jenis minyak goreng yang beredar di masyarakat.

Tujuan

Manfaat Penelitian

Batasan Masalah

Definisi Operasional

Analisis Kualitas Minyak Goreng …

Minyak goreng nabati berasal dari tumbuhan seperti minyak kelapa sawit, bunga matahari, kedelai atau jagung. 17 Seftiono dan Taufik, “Karakteristik Fisik dan Kimia Minyak Goreng Kelapa Sawit dari Proses Penggorengan dengan Metode Deep-Fat Frying”, Jurnal Teknologi, Vol. Minyak goreng bila digunakan pada suhu yang sangat tinggi akan merusak atau menghilangkan kandungan vitamin pada minyak tersebut.

24 Nainggolan dan Susanti, "Uji viabilitas minyak goreng curah dan kemasan bekas penggorengan berulang", Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 25 Aminah, dkk, “Analisis Kandungan Arsen (As) dan Timbal (Pb) Pada Minyak Goreng Penggunaan Ulang dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom”, As-Syifaa, Vol. Minyak goreng digunakan pada api yang tidak terlalu besar atau suhu yang tidak terlalu tinggi.

Perbedaan warna minyak goreng sekali pakai dan minyak goreng berulang Berikut adalah persamaan yang berlaku dalam metode analisis kimia.

Suhu Pemanasan Penggunaan Minyak …………………. 1 5

Faktor yang mempengaruhi viskositas zat cair adalah suhu.41 Suhu juga dapat mempengaruhi massa jenis zat cair. Jika volume cairan yang mengalir melalui penampang per satuan waktu, disebut debit (Q), maka menurut persamaan Poiseuille dapat ditulis sebagai berikut. Jika fluida yang diuji memiliki nilai viskositas ƞ1 maka fluida acuannya adalah air dengan viskositas ƞ2 dengan jari-jari r4, massa jenis ( , waktu (t), volume (V), panjang pipa (L), sehingga persamaan yang digunakan perbandingannya adalah: 2.13) Metode kekentalan bola jatuh atau disebut juga dengan metode bola jatuh merupakan metode yang sederhana dan sering digunakan dalam

Kemudian, catat waktu t yang diperlukan cairan untuk mengisi bejana penerima yang ditempatkan di bawah bejana. Namun, sebelum mengukur, tabung diberi tanda agar pembacaan skala akurat dalam cairan gelap. Jika kecepatan, ukuran, kerapatan massa bola dan kerapatan massa fluida diketahui, maka viskositas fluida dapat ditentukan.

Viskometer putar terdiri dari dua silinder konsentris, dan ruang di antara kedua silinder ini diisi dengan cairan yang viskositasnya akan diukur.

Gambar 2.5  Viskometer Ostwald
Gambar 2.5 Viskometer Ostwald

Hipotesi s Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pende katan Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Waktu dan Tem pat Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Instrumen/Alat dan Bah an Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis minyak goreng dan penggunaan minyak secara berulang (perbedaan suhu). Minyak sawit yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu minyak kemasan yang beredar dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Nilai R squared (R2) berdasarkan pengujian yang dilakukan adalah 0,695, dan dalam persentase menyatakan bahwa pengaruh suhu terhadap kekentalan minyak sawit sebesar 69%.

Minyak dengan nilai kekentalan yang sama terlihat pada minyak sawit dan minyak zaitun, sedangkan minyak kelapa memiliki nilai kekentalan yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa viskositas tertinggi terjadi pada minyak sawit dan minyak zaitun, sedangkan viskositas terendah terjadi pada minyak kelapa. Hasil penelitian dengan perlakuan suhu pemanasan yang berbeda untuk setiap jenis minyak dapat dilihat pada Tabel 4.7 untuk jenis minyak sawit sebelum dipanaskan memiliki nilai viskositas 0,885 Ns/m2 setelah dipanaskan dengan suhu berturut-turut 40˚C , 60˚C, 80˚C dan 100˚C, nilai viskositas menurun menjadi 0,854 Ns/m2, 0,754 Ns/m2, 0,828 Ns/m2 dan 0,646 Ns/m2.

82 Hasrul Abdi Hasibuan, “Studi Karakteristik Mutu Minyak Kelapa Sawit Indonesia dan Proses Fraksinasinya,” Jurnal Standardisasi, Vol. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis one way annova atau analisis untuk melihat persamaan atau perbedaan nilai viskositas rata-rata dari ketiga minyak tersebut (Lampiran: 4), data yang menyatakan bahwa minyak kelapa memiliki perbedaan yang signifikan. nilai kekentalannya dibandingkan minyak kelapa sawit dan minyak zaitun, sedangkan minyak zaitun dan minyak kelapa sawit memiliki nilai yang hampir sama. Minyak zaitun dan minyak sawit memiliki nilai viskositas paling tinggi, sedangkan minyak kelapa memiliki nilai viskositas paling rendah.

Gambar 3.1  Desain penelitian
Gambar 3.1 Desain penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pe nelitian

Massa jenis (ρ) berbagai jenis minyak goreng diukur menggunakan timbangan digital, menggunakan gelas kimia atau disebut juga gelas kimia. Berdasarkan data pada tabel di atas, nilai viskositas dari setiap fluida (minyak) dapat dihitung. Nilai regresi dari grafik di atas menunjukkan bahwa nilai absolutnya adalah 0,965, sedangkan penurunan viskositas masing-masing dengan temperatur adalah 0,002.

Nilai regresi dari grafik di atas menunjukkan bahwa nilai absolutnya adalah 0,863, sedangkan penurunan viskositas masing-masing dengan temperatur adalah 0,003. Nilai R square (R2) berdasarkan pengujian yang dilakukan adalah 0,869 dan dalam persentase dikatakan bahwa pengaruh suhu terhadap viskositas minyak kelapa adalah 86%. Nilai regresi dari grafik di atas menunjukkan bahwa nilai absolutnya adalah 1.000, sedangkan penurunan viskositas masing-masing dengan temperatur adalah 0,003.

Nilai R square (R2) berdasarkan pengujian yang dilakukan adalah 0,979 dan dalam persentase dikatakan bahwa pengaruh suhu terhadap viskositas minyak kelapa adalah 97%. Derajat keeratan antara viskositas dan temperatur ketiga sampel dapat ditentukan dari koefisien korelasi (r) yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut ini. Berdasarkan tabel 4.11 dikatakan bahwa nilai korelasi r dari uji tiga sampel adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05.

Pengaruh jenis oli terhadap nilai viskositas berdasarkan one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD dan Tukey HSD seperti pada tabel berikut. Artinya ketiga jenis oli tersebut memiliki nilai viskositas yang berbeda nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa jenis oli mempengaruhi nilai viskositas. Sebagai contoh, pembacaan Tukey HSD dan LSD terbukti dari sawit dan kelapa, nilai signifikan dari kedua jenis minyak tersebut adalah 0,02, kurang dari 0,05.

Tabel  berikut  disajikan  waktu  ketika  bola  mencapai  antara  pembatas  tali  dan  permukaan  fluida  (minyak)
Tabel berikut disajikan waktu ketika bola mencapai antara pembatas tali dan permukaan fluida (minyak)

Pemb ahasan

Langkah pertama dalam menentukan nilai viskositas adalah dengan mengukur diameter atau jari-jari bola yang akan dijadikan acuan pada saat mengukur kecepatan terminal, pengukuran ini dapat dilakukan dengan caliper. Sampel lain yaitu minyak kelapa memiliki nilai viskositas 0,828 Ns/m2 sebelum dipanaskan, setelah dipanaskan dengan suhu yang sama dengan perlakuan sampel sebelumnya, nilai viskositas berubah menjadi 0,666 Ns/m2, 0,588 Ns/m2, 0,572 Ns/m2 dan 0,524 Ns/m2. Sampel terakhir yaitu minyak zaitun memiliki nilai viskositas 0,919 Ns/m2 sebelum dipanaskan, namun setelah dipanaskan pada suhu yang sama nilai viskositas berubah menjadi 0,869 Ns/m2, 0,774 Ns/m2, 0,746 Ns/m2 dan 0,680 Ns/m2 .

Signifikansi yang dianalisis menyatakan bahwa H0 ditolak (ditunjukkan dengan nilai signifikansi ketiga sampel minyak yaitu 0,000 > 0,05), sehingga interpretasinya adalah temperatur mempengaruhi nilai viskositas ketiga minyak tersebut. Telah terbukti bahwa semakin tinggi suhu maka nilai viskositas minyak semakin rendah.81 82 Peningkatan suhu cenderung meningkatkan pertukaran molekul dan mengurangi gaya tarik menarik antar molekul sehingga viskositas akan menurun.83. Viskositas tidak hanya dipengaruhi oleh temperatur, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh jenis fluida itu sendiri 84 Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian ini, jenis minyak mempunyai pengaruh terhadap nilai viskositas.

Urutan dari nilai viskositas tertinggi ke terendah berturut-turut adalah minyak zaitun, sawit dan kelapa. Minyak sawit memiliki nilai viskositas paling tinggi karena mengandung sedikit asam lemak jenuh sedangkan asam lemak tak jenuh lebih dominan 85 86 Asam lemak tak jenuh pada minyak sawit 53,1%, sedangkan asam lemak jenuh 40,3%.87 Minyak zaitun termasuk dalam minyak sawit. golongan asam lemak tak jenuh ( MUFA) sama dengan Jika dilihat dari sudut pandang Sains dan Islam, Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Abu Usaid Al-Anshari menjelaskan petunjuk konsumsi minyak zaitun berikut ini. Jika dilihat dari ketiga grafik untuk jenis minyak yang berbeda, terlihat bahwa secara kualitatif minyak zaitun memiliki nilai kekentalan paling tinggi dibandingkan jenis minyak lainnya.

Korelasi antara kualitas minyak goreng dan viskositas akibat perbedaan temperatur yaitu ketika minyak dipanaskan pada temperatur yang berbeda maka nilai viskositas juga berubah sebelum dan sesudah pemanasan. Jenis fluida dipengaruhi oleh ikatan molekul atau densitas, sehingga yang mempengaruhi perbedaan nilai viskositas diantara ketiga minyak tersebut adalah karena nilai densitas yang berbeda. PERHITUNGAN DEVIASI STANDAR, KESALAHAN RELATIF DAN AKURASI DALAM PENGUKURAN BERULANG VISKOSITAS KELAPA SAWIT, COKO (VCO) DAN ZAITUN 1.

PENUTUP ………………………………………………...…… 7 3

Saran

Saran yang dapat diperhatikan dalam tugas akhir adalah pada saat mengukur kekentalan (viskositas) oli dilakukan pengujian yang lebih dalam dengan menggunakan metode dan alat lain serta sampel yang berbeda. Analisis kandungan arsenik (As) dan timbal (Pb) pada minyak goreng setelah digunakan berulang kali dengan metode spektrofotometri serapan atom. Novasalina Sipayung, A, Analisis keberadaan asam lemak bebas pada minyak goreng curah menurut waktu penggunaan pada pedagang kaki lima gorengan di desa Padang Bulan Medan, 2012.

Gambar

Gambar 2.5  Viskometer Ostwald
Gambar 2.6  Viskometer Saybolt
Gambar 2.7  Viskometer Hoeppler
Gambar 2.8  Viskometer Putar
+7

Referensi

Dokumen terkait

The results of the post-test scores are compared with the pre-test scores if the post- test scores of the experimental class are higher than the pre-test scores then