• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suhu Pemanasan Penggunaan Minyak …………………. 1 5

Proses penggorengan adalah suatu bentuk teknologi pengolahan pangan yang sangat cepat. Prosesnya berlangsung pada waktu yang singkat, karena perubahan bahan pangan selama proses tersebut sangat cepat apabila terjadi pada suhu tinggi. Energi panas selama penggorengan tidak banyak terbuang sehingga proses ini sangat efisien untuk digunakan.30

Bahan pangan umumnya memiliki struktur porous dengan adanya kapiler dalam ukuran tertentu. Air dan uap air saat penggorengan akan dikeluarkan melalui kapiler yang lebih besar kemudian digantikan oleh minyak panas. Air dikeluarkan melalui lapisan tipis minyak goreng, ketebalan lapisan tersebut berfungsi untuk mengontrol laju pindah panas dan pindah massa, oleh adanya kekentalan dan kecepatan pengadukan minyak. Gaya yang mendorong sehingga terjadinya kehilangan air menyebabkan adanya perbedaan tekanan uap air terhadap bagian dalam bahan pangan basah dengan minyak goreng.31

Ketika bahan pangan dimasukkan ke dalam minyak maka suhu permukaan bahan pangan akan meningkat dan air menguap. Suhu tersebut akan meningkat sampai suhu minyak dalam keadaan panas,

30 Trien R. Muchtadi, dkk, Prinsip Proses dan Teknologi Pangan, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm 284.

31 Ibid.

sedangkan suhu bagian dalam bahan pangan meningkat secara perlahan hingga suhu 100˚C.

Waktu penggorengan oleh bahan pangan memiliki kriteria sebagai berikut:

1. jenis bahan pangan 2. suhu minyak goreng 3. metode penggorengan 4. ketebalan bahan pangan

5. tingkat perubahan terhadap mutu yang diinginkan32

Suhu pemanasan yang digunakan untuk memasak dapat diturunkan menjadi 80˚-90˚ C sehingga titik didih minyak mengalami penurunan, dan dapat menghindari kerusakan warna, aroma, rasa, dan nutrisi pada produk tersebut.33 Semakin lama pemanasan menyebabkan suhu minyak goreng semakin tinggi. Pemanasan pada waktu 30-40 menit kondisi minyak mulai keluar asap, umumnya kondisi tersebut terjadi pada suhu 190˚ C.34 Suhu tinggi selama penggorengan akan mempercepat waktu dan laju produksi semakin meningkat pula. Dampak negatif dari suhu tinggi selama penggorengan adalah akan mempercepat terjadinya kerusakan minyak sehingga pembentukan asam lemak bebas lebih cepat dan mengakibatkan perubahan kekentalan, flavor, dan warna minyak goreng. Dampak lain adalah terbentuknya akrilamida, akrilamida adalah pemecahan minyak goreng akibat adanya suhu tinggi

32 Ibid.

33 Herlina., dkk, Tingkat…, 187.

34 Manurung, M., dkk, “Perubahan Kualitas Minyak Goreng akibat Lamanya Pemanasan”, Jurnal Kimia, Vol.12, Nomor 1, 2018, hlm. 61.

dengan terbentuknya asap berwarna kebiruan dari atas permukaan minyak yang dipanaskan, dan sering disebut sebagai sumber polutan udara.35

Ketika proses penggorengan minyak bereaksi dengan oksigen membentuk hidroperoksida, sehingga akan memicu tumbuhnya radikal bebas atau terhidrasi menjadi senyawa keton. Hasil tersebut bersifat toksik dan kemungkinan terjadinya mutagenik dan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan tubuh manusia.36 Minyak yang telah dipanaskan dan digunakan untuk menggoreng, secara fisik akan mengalami perubahan yaitu warna akan menjadi gelap, minyak akan berubah tingkat kekentalannya (viskositas), dan sering memiliki flavor yang tidak menyenangkan. Minyak yang telah mengalami perubahan tersebut disebut sebagai minyak jelantah.37

3. Pengertian Metode Koefisien Viskositas Falling Ball

Koefisien viskositas adalah suatu parameter untuk mengetahui kekentalan zat cair yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai.38 Satuan viskositas adalah Pa.s untuk satuan Internasional, atau poise (g/cm.s).39 Kekentalan adalah ukuran untuk menyatakan besar kecilnya gesekan yang terjadi di dalam fluida. Sifat kekentalan erat hubungannya dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa sifat tersebut seperti cairan

35 Ibid., hlm. 285

36 Ibid., hlm. 289

37 Ibid., hlm. 290

38 Yusibani dan Tatkala, “Pengukuran Viskositas Nitrogen Menggunakan Metode Pipa Kapiler pada Temperatur 298 sampai 200 K dan Tekanan 5 sampai 100 MPA”, Alhazen Journal of Physics, Vol. 2, Nomor 1, 2015, hlm. 48.

39 Teti Estiasih., dkk, Kimia dan Fisik Pangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 222.

yang mengalir secara cepat, maupun lambat. Cairan yang mengalir cepat mempunyai kekentalan kecil, sedangkan cairan yang mengalir lambat mempunyai kekentalan besar.40

Penyebab viskositas pada zat cair yaitu adanya gesekan gaya kohesi antar molekul zat cair, gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Faktor yang mempengaruhi viskositas pada zat cair adalah suhu.41 Suhu juga dapat mempengaruhi densitas fluida. Densitas atau disebut massa jenis (ρ) adalah perubahan massa fluida per unit volume.42 Berikut disajikan data viskositas dari beberapa fluida dengan suhu yang berbeda, dan data viskositas serta massa jenis air dengan perlakuan suhu berbeda:

Tabel 2.1

Data viskositas fluida dan suhunya

Cairan 0˚C 10˚C 20˚C 30˚C 40˚C 50˚C

Air 0,0179 0,013 0,0101 0,008 0,0065 0,0055 Gliserin 105,9 34,4 13,4 6,29 2,89 1,41

Amilin 0,102 0,0065 0,0044 0,0316 0,0227 0,0185 Bensin 0,0091 0,0076 0,0065 0,0056 0,005 0,0044 Etanol 0,0177 0,0147 0,012 0,0100 0,0083 0,007

Tabel 2.2

Data viskositas air, suhu, dan massa jenis.43 Temperatur, ˚C Koefisien

Viskositas, ƞPas Massa Jenis (ρ) : kg/m3

0,01 179.1 999.84

10 1305.9 999.70

20 1001.6 998.21

40 Arsis, dkk, “Rancang Bangun Alat Ukur Kekentalan Oli SAE 10-30 menggunakan Metode Falling Ball Viscometer (FBV) Small Tube”, JIF, Vol. 9, Nomor 2, 2017, hlm. 77.

41 Damayanti, Lesmono, dan Prihandono, Kajian…, hlm. 307.

42 Teti Estiasih., dkk, Kimia…, hlm. 275.

43 Don Shillady. (Diterjemahkan: Anggota IKAPI), Essentials of physical chemistry (Dasar-Dasar Kimia Fisika), (Jakarta: EGC, 2016), hlm 30.

25 890.02 997.05

30 797.22 995.65

40 653.73 992.22

50 547.52 988.03

60 466.03 983.20

70 403.55 977.76

80 354.05 971.79

90 314.17 965.31

99.606 282.75 958.63

100 12.243 0.58967

Hubungan antara koefisien viskositas dengan temperatur dinyatakan juga dalam Hukum Maxwell-Boltzmann sebagai berikut :

………..……….. ……….…… (2.5) Keterangan:

ƞ = Viskositas.

A = Tetapan cairan.

Ea = Energi ambang permol.

R = Konstanta Boltzmann (1.380 6488 × 10-23 J/K).

T = Temperatur (Kelvin).

Viskositas sangat erat hubungannya dengan rapat massa.

Semakin besar nilai rapat massa suatu zat cair maka semakin rendah pula viskositasnya. Semakin rendah nilai rapat massa suatu zat cair maka semakin tinggi pula viskositasnya. Sehingga antara rapat massa dengan viskositas berbanding terbalik.44 Menurut Hukum Newton 2, persamaan viskositas dapat ditentukan sebagai berikut45 :

44 Yusibani dan Tatkala, Pengukuran…, hlm. 48.

45 Sidiq dan Samyono, “Nilai Koefisien Viskositas diukur dengan Metode Bola Jatuh dalam Fluida Viskos”, Universitas Pancasakti, Vol. 13, Nomor 2, 2016, hlm. 8.

……… ………...… (2.6) Dari persamaan (2.6) sehingga dapat ditentukan persamaan untuk mengetahui kekentalan pada zat cair sebagai berikut46:

………. ………...…... (2.7) Keterangan:

ƞ = Koefisien viskositas minyak (10-3 Ns/m2).

r = jari-jari bola (m).

VT = kecepatan terminal (m/s).

= massa jenis benda (kg/m3).

= massa jenis fluida (kg/m3).

Untuk mencari massa jenis benda ( ) dan massa jenis fluida ( ) digunakan persamaan seperti berikut:

………..…… …….……….…… (2.8)

……….……..…… ………..………...…… (2.9) Keterangan:

mb = Massa benda (kg).

Vb = Volume benda (m3).

mf = Massa fluida (kg).

Vf = Volume fluida (m3).

Alat ukur untuk menentukan kekentalan (viskositas) suatu larutan adalah viskometer. Alat ukur kekentalan ini dapat mengukur

46 Yusibani, Al Hazani, dan Yufita, Pengukuran…, hlm. 29.

tingkat kekentalan suatu zat cairan dengan akurat sesuai dengan standar yang telah ditentukan.47

Apabila volume zat cair yang mengalir melalui penampang per satuan waktu disebut dengan debit (Q), maka sesuai dengan persamaan Poiseuille dapat dituliskan sebagai berikut :

………….………....…… ………...…. (2.10) atau

………….………....…… ……….……. (2.11) Keterangan:

Q = Volume cairan yang mengalir perdetik (m3/s).

= Beda tekanan antara ujung-ujung pipa (N/m2).

ƞ = Viskositas zat cair (Ns/m2).

r = Jari-jari dalam penampang pipa (m).

d = Diameter dalam pipa (m).

L = Panjang pipa (m).

Jika zat cair yang diuji memiliki nilai viskos ƞ1 maka cairan pembandingnya adalah air berviskositas ƞ2 dengan jari-jari r4, densitas ( , waktu (t), volume (V), panjang pipa (L) sehingga persamaan yang digunakan dalam perbandingan tersebut adalah :

……….….………….. ……….… (2.12) dan

………….……..…….…….. ……….………..… (2.13) Metode viskositas falling ball atau yang dikenal dengan metode bola jatuh adalah metode sederhana dan sering digunakan dalam

47Murdaka, Jati, dan Rizkiana, Studi…, hlm. 43.

mengukur kekentalan suatu zat cair.48 Viscometer falling ball adalah alat ukur viskositas untuk mengukur waktu ketika bola melewati cairan pada jarak tertentu dengan memanfaatkan prinsip Hukum Stokes dan Hukum Newton.49 Hukum Stokes menyatakan, kecepatan terminal suatu benda berbanding terbalik dengan koefisien viskositas, namun berbanding lurus dengan temperatur.50 Eksperimen menggunakan alat ini memiliki persyaratan antara lain; ukuran diameter tabung sebagai penampung zat cair harus lebih besar dari diameter bola, ketika pengukuran kondisi zat cair harus dalam keadaan diam, kecepatan v dibuat konstan agar aliran fluida bergerak sejajar.51 Gaya gesekan fluida khusus untuk benda berbentuk bola dapat digunakan dalam persamaan berikut:

………...………... ………..…… (2.14) Keterangan:

r = Jari-jari (m).

v = Kecepatan relatif bola (m/s).

ƞ = Viskositas fluida (Ns/m2).

48 Shanti, Sutresno, dan Wibowo, “Pembuatan Media Pembelajaran Pengukuran Viskositas dengan Menggunakan Viskometer Dua Use Two Coils Viscometer and Freewave3”, Vol. 10, 2014, hlm. 29.

49 Putri, dkk, “Pembuatan Prototipe Viskometer Bola Jatuh Menggunakan Sensor Magnet dan Bola Magnet”, J. Auto. Ctrl. Inst, Vol. 5, Nomor 2, 2013, hlm. 102.

50 Mujadin, Jumianto, dan Puspitasari, “Pengujian Kualitas Minyak Goreng Berulang Menggunakan Metode Uji Viskositas dan Perubahan Fisis”, Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, Vol. 2, Nomor 4, hlm. 231.

51 Ardiansyah, Perancangan…, hlm. 6

Prinsip pengukuran menggunakan viscometer falling ball dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3

Prinsip pengukuran viscometer falling ball

Prinsip kerja dari gambar 2.3 dapat dijabarkan sebagai berikut jika sebuah benda bergerak jatuh di dalam fluida, maka benda tersebut akan bekerja dalam tiga macam gaya antara lain gaya gravitasi atau gaya berat (w), gaya ini menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan. Gaya apung (Fa), dimana arahnya ke atas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh suatu benda. Gaya terakhir adalah gaya gesek (FGesek), dimana arah gayanya ke atas, dalam suatu medium, benda yang dijatuhkan mempunyai kecepatan yang semakin lama semakin besar karena adanya gaya gesek.52

52 Shanti, Sutresno, dan Wibowo, Pembuatan…, hlm. 29.

Arah ketiga gaya tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut:

Gambar 2.4

Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda yang bergerak jatuh dalam fluida Jenis-jenis Viskometer :

a. Viskometer Ostwald merupakan salah satu jenis viskometer yang banyak digunakan, sampel yang digunakan dalam penggunaan alat ini lebih sedikit dibandingkan viskometer yang lain. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan mengukur waktu saat cairan melewati dua titik pada sebuah tabung kapiler partikel.53

Gambar 2.5 Viskometer Ostwald

53 Regina, Sudrajad, dan Syaflita, “Measurement of Viscosity Uses an Alternative Viscometer”, Geliga Sains, Vol. 6, Nomor 2, 2018, hlm. 128.

b. U-tube viskometer merupakan alat kekentalan zat cair yang memiliki prinsip kerja sama seperti viskometer Ostwald dengan cara mengukur waktu pengosongan aliran zat cair melalui tabung kecil atau lubang. Jenis lain dari viskometer dalam kelompok ini adalah viskometer Saybolt (gambar 2.6). Pada viskometer Saybolt, terdiri atas sebuah wadah yang dipasang dalam suatu bak berisi cairan sehingga suhunya dapat diatur. Viskometer Saybolt sering digunakan dalam dunia industri minyak. Cara kerjanya, pertama wadah diisi oleh zat cair yang akan diketahui nilai viskositasnya. Kemudian, dilepaskan penyumbat bagian bawah wadah ketika wadah tersebut telah mencapai volume tertentu. Selanjutnya dicatat waktu t yang dibutuhkan oleh zat cair untuk mengisi penampung penerima yang diletakkan di bawah wadah.54

Viskositas zat cair dapat dihitung dengan persamaan berikut:

……….….. ………..……..… (2.15) Keterangan:

a dan b = Konstanta dari pabrik pembuat alat.

t = Waktu yang diperlukan ketika zat cair mengalir.

a = Percepatan zat cair.

v = Kecepatan zat cair.

54 Agus Kironoto, Statika Fluida, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), hlm.

111.

Gambar 2.6 Viskometer Saybolt

c. Falling sphere viskometer merupakan alat kekentalan dengan metode yang didasarkan pada Hukum Stokes, yaitu prinsip pengukuran kecepatan jatuh bola di dalam tabung kaca berisi cairan. Salah satu viskometer dalam kelompok ini adalah viskometer Hoeppler (gambar 2.7). Cara kerjanya adalah ketika bola baja dimasukkan ke dalam tabung cairan yang telah diketahui ukuran dan rapat massanya. Setelah mencapai kecepatan konstan, kemudian diukur kecepatan saat bola tersebut turun yang didefinisikan sebagai kecepatan endap atau kecepatan terminal. Namun, sebelum diukur tabung tersebut diberi tanda agar pembacaan skala akurat pada zat cair yang tidak tembus pandang. Jika telah diketahui kecepatan, ukuran, rapat massa bola, rapat massa zat cair, maka viskositas zat cair dapat ditentukan.55

55 Ibid., hlm. 113.

Gambar 2.7 Viskometer Hoeppler

Persamaan gaya seret yang bekerja pada bola dengan angka Reynolds kecil ( dapat menggunakan persamaan :

……… ………...……….... (2.16) Keterangan:

Fp = Gaya seret (N).

D = Diamater bola (m).

vs = Kecepatan endap butiran bola (m/s).

Gaya seret ini diseimbangkan oleh gaya berat butiran bola di dalam fluida, yaitu gaya berat butiran bola di udara dikurangi dengan gaya apung, seperti persamaan berikut:

……… ……..………….. (2.17) Saat kondisi seimbang, dimana kondisi gaya seret sama dengan gaya berat butiran di dalam zat cair, maka partikel bergerak dengan kecepatan endap konstan v.

Sehingga viskositas zat cair ditentukan pada persamaan berikut :

……... atau …………... (2.18)

Keterangan:

µ = Viskositas fluida.

= Kecepatan endap butiran bola.

d = Diamater butiran bola.

rb = Rapat massa bola.

rf = Rapat massa fluida.

d. Rotational viskometer atau viskometer putar merupakan alat ukur kekentalan yang menggunakan konsep atau prinsip kerja dari gaya atau torsi untuk memutar bagian dari alat ini. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah viskometer MacMichel dan Stormer Rheometer. Viskometer putar terdiri atas dua silinder konsentrik dengan ruangan di antara dua silinder ini diisi zat cair yang hendak diukur viskositasnya. Ketika salah satu silinder diputar dengan kecepatan angular konstan, w, maka diukur momen torsi akibat dari silinder lainnya.56

Gambar 2.8 Viskometer Putar

56 Ibid., hlm. 115.

Dalam viskometer MacMichel, silinder bagian luar diputar dengan kecepatan konstan:

……… ………….…….…… (2.19) Berputarnya silinder bagian luar ini menyebabkan cairan antara dua silinder ikut berputar dan meneruskan ke silinder bagian dalam.

Gaya gesek saat silinder luar bersentuhan dengan zat cair akan ikut memutar silinder dalam pada putaran yang sama pula. Untuk menahan gaya silinder bagian dalam agar tidak berputar maka dibutuhkan momen gaya (M):

………...………… ……….…..…. (2.20) Karena jarak antara dua silinder, e, sangat kecil, sehingga untuk menentukan viskositas maka yang berlaku adalah persamaan hukum pertama Newton:

…………...……….. …………..……... (2.21) Substitusi kedua persamaan di atas:

……….………….. ………..…. (2.22) Nilai-nilai r, h, dan e biasanya telah diberikan oleh pabrik pembuat alat sedangkan nilai kecepatan, V, konstan tertentu, dan momen gaya (M) dapat diperoleh. Sebelum alat digunakan, peralatan perlu dikalibrasi (biasanya telah dilakukan oleh pabrik) dengan menggunakan cairan tertentu agar pembacaan akurat.Viskometer putar dapat digunakan untuk mengukur nilai viskositas dari sedang sampai tinggi. Contohnya minyak pelumas (suhu -60°C), cairan

silikat, cairan logam (suhu 2.000°C), vernis yang sangat kental, cairan semen, dan mortar.

e. Amilograf adalah alat viskositas (viscometer) untuk mengukur perubahan viskositas pati yang diakibatkan oleh adanya peningkatan suhu dengan kecepatan pengadukan konstan sebesar 1,5˚C/menit.

Satuan yang digunakan pada viskositas pati adalah BU. Suhu yang digunakan dalam pengamatan menggunakan viskositas ini adalah 30˚C hingga 95˚C.57

f. Ravid Visco Analyzer (RVA) adalah alat viskositas (viscometer) untuk mengukur resistensi sluri tepung air terhadap pengadukan selama pemanasan. Alat ini hampir sama dengan amilograf, kelebihannya alat ini membutuhkan sampel lebih sedikit. Puncak tertinggi dari kurva terhadap suhu (pemanasan) disebut sebagai viskositas puncak. Satuan yang digunakan pada alat ini adalah Rapid Visco Unit (RVU).58

Gambar 2.9 Viskometer RVA

57 Teti Estiasih, Kimia…, hlm. 244

58 Ibid., hlm. 246.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas minyak goreng dengan metode sederhana, serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Viskositas merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kualitas minyak. Metode sederhana dalam penelitian ini adalah analisis falling ball. Minyak goreng berkualitas tinggi memiliki koefisien viskositas yang besar, sedangkan minyak goreng dengan kualitas rendah memiliki koefisien viskositas yang rendah. Minyak goreng berkualitas tinggi memiliki dampak positif bagi kesehatan tubuh, sedangkan minyak goreng berkualitas rendah berdampak buruk bagi kesehatan tubuh seperti timbulnya penyakit stroke, jantungan, gangguan organ pernapasan, dan sebagainya.

Penelitian tentang kualitas minyak goreng telah dilakukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Mujadin tentang “Pengujian Kualitas Minyak Goreng Berulang Menggunakan Metoda Uji Viskositas dan Perubahan Fisis” menghasilkan temuan bahwa suhu titik asap semakin berkurang seiring dengan penggunaan minyak goreng yang berulang. Nilai viskositas selalu berkurang apabila minyak goreng terus digunakan (berulang). Kelebihan dari pengujian kualitas minyak tersebut adalah menggunakan metode analisis falling ball dengan bantuan prototipe yang dikendalikan oleh mikrokontroler ATMega8 dan LabView. Sehingga data waktu yang direkam lebih akurat jika menggunakan alat tersebut. Kelemahannya adalah biaya yang dibutuhkan relatif mahal, dan menggunakan satu jenis sampel minyak yaitu minyak kelapa sawit.59

59 Mujadin, Jumianto, dan Puspitasari, Pengujian…, hlm. 229.

Penelitian berikutnya oleh Mawaddah dan Yufita dengan judul “Study of Viscosity Measurement by Curved Vibrating Wire Method”, pengukuran viskositasnya menggunakanmetode kawat tipis melngkung bergetar (Curved Vibrating Method). Kelebihan dari penelitiannya adalah sampel uji yang digunakan sedikit karena menggunakan metode tersebut, kelemahannya adalah tidak dijelaskan sampel yang digunakan sebagai uji viskositas dalam penelitian tersebut.60 Penelitian berikutnya Sidiq dan Samyono tentang “Nilai Koefisien Viskositas diukur dengan Metode Bola Jatuh dalam Fluida Viskos”. Penelitiannya menggunakan sampel uji oli, kelebihan dari penelitiannya adalah dapat dikembangkan sebagai sarana dan prasarana praktikum fisika. Kelemahan dari penelitian tersebut adalah alat yang digunakan relatif mahal sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat luas.61

Penelitian yang dikembangkan oleh Yusibani tentang “Pengukuran Viskositas Beberapa Produk Minyak Goreng Kelapa Sawit Setelah Pemanasan”, dalam penelitiannya menggunakan metode bola jatuh dengan minyak kelapa sawit yang digunakan secara berulang. Kelebihan penelitian ini adalah metode yang digunakan mudah dan sederhana, sedangkan kelemahannya adalah hanya menggunakan dua sampel minyak (minyak curah dan kemasan).62 Beberapa penelitian tersebut dapat ditarik sebuah masalah dalam penelitian yang akan dilakukan bahwa untuk mengukur viskositas suatu zat cair membutuhkan biaya atau dana yang banyak karena alatnya relatif mahal, sedangkan yang diteliti oleh

60 Mawaddah dan Yufita, Study of Viscosity Measurement by Curved Vibrating Wire Method”, Journal of Aceh Physics Society, Vol. 4, Nomor 1, hlm. 7.

61Sidiq dan Samyono, Nilai…, hlm. 7.

62 Yusibani, Al Hazani, dan Yufita, Pengukuran…, hlm. 28.

peneliti-peneliti sebelumnya hanya menggunakan beberapa sampel uji. Sehingga, penelitian ini menggunakan metode sederhana dan cukup presisi menggunakan metode analisis falling ball atau bola jatuh. Sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tiga jenis minyak yaitu minyak sawit, kelapa, dan zaitun dengan pemanasan yang berbeda-beda. Penelitian ini tidak hanya untuk mengetahui nilai dari kekentalan minyak saja, namun dapat diketahui tingkat kualitas minyak goreng terhadap kesehatan tubuh.

Beberapa penjelasan sebelumnya dapat diringkas dalam bagan berikut:

Gambar 2.10

Bagan penelitian dari kualitas minyak goreng.

Pengujian kualitas minyak goreng berulang menggunakan metode uji viskositas dan perubahan fisis (2014).

Kesimpulan :

1. Menggunakan metode yang sederhana dan presisi.

2. Menggunakan banyak sampel.

Kelebihan : data akurat.

Kelemahan : alat mahal.

Study of viscosity measurement by curved vibrating wire method (2015).

Nilai koefisien viskositas diukur dengan metode bola jatuh dalam fluida viskos (2016).

Pengukuran viskositas beberapa produk minyak goreng kelapa sawit setelah pemanasan (2017).

Kelebihan : mudah.

Kelemahan : tidak disebutkan sampelnya.

Kelebihan : sarana praktikum fisika.

Kelemahan : alat mahal.

Kelebihan : mudah.

Kelemahan : alat mahal.

Kualitas Minyak Goreng

Dokumen terkait