• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik pada Kelas VIII di SMP Negeri 27 Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik pada Kelas VIII di SMP Negeri 27 Makassar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

124 Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik pada Kelas VIII di SMP

Negeri 27 Makassar

Analysis of Student Motivation in Class VIII at SMP Negeri 27 Makassar

Rifda Nurhikmahwati Arif* Rifda Mardian Arif, Muhammad Arifuddin Jamal, Riski Dewanto

Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makasar, Makassar, Indonesia

Abstrak Peserta didik tidak dapat mencapai nilai KKM karena hasil belajar yang rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar rendah salah satunya motivasi belajar.

Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 27 Makassar. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif deskriptif yang bertujuan menjelaskan fenomena secara sistematis. Populasi dalam penelitian ini Seluruh kelas VIII dan yang menjadi sampel kelas VIII.6 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Rata-rata Motivasi belajar peserta didik rendah pada saat bulan ramadhan disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi dan hidrasi, gangguan pola tidur, perubahan rutinitas, dan kelelahan fisik dan mental. Sedangkan rata-rata motivasi belajar peserta didik tinggi sebelum bulan ramadhan karena disebabkan oleh pengelolaan waktu, kesehatan fisik dan mental dan metode pembelajaran yang sesuai.

Kata Kunci Motivasi Belajar, Bulan Ramadhan, Deskriptif

Abstract Students cannot achieve the KKM score because of low learning outcomes. There are several factors that cause low learning outcomes, one of which is learning motivation.

So in this study aims to determine the level of learning motivation of class VIII students at SMP Negeri 27 Makassar. The research method used is descriptive quantitative which aims to explain the phenomenon systematically. The population in this study was all class VIII and the sample was class VIII.6 using purposive sampling technique.

The average learning motivation of students is low during the month of Ramadan due to lack of nutrition and hydration intake, disturbance of sleep patterns, changes in routine, and physical and mental fatigue. While the average learning motivation of students is high before the month of Ramadan because it is caused by time management, physical and mental health and appropriate learning methods.

Keywords Learning Motivation, Ramadan Month, Descriptive

Corresponding Author*

E-mail: Rifdanha@unm.ac.id

Received 1 February 2023; Accepted 28 February 2023; Available Online 31 March 2023

1. Pendahuluan

Meningkatnya kognitif, psikomotor serta afektif dapat mendorong kualitas manusia dalam bidang pendidikan. Salah satu bidang yang sangat penting bagi manusia. yaitu pendidikan. Dalam dunia pendidikan acap kali terjadi masalah untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pendidikan yang sangat kompleks. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dan harus disadari dalam dunia pendidikan demi meningkatkan mutu sumber daya manusia suatu bangsa (Artiniasih, Agung, & Sudatha, 2019). Dalam

(2)

125 mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan wadah yang dapat memunculkan, menemukan serta mengembangkan potensi yang dimiliki setiap peserta didik sebelum terjun ke dalam kehidupan masyarakat (Mawati dkk, 2020).

Menurut Salabi (2020) Kurikulum menjadi hal yang sangat penting dalam proses pendidikan yaitu instrumen yang selalu mengalami proses perubahan yang disertai dengan perkembangan IPTEK dan masyarakat. Oleh karena itu, perubahan atau pengembangan kurikulum haruslah relevan dengan kebutuhan masyarakat agar dapat dipandang sebagai suatu perubahan berlaku bagi pemerintah dan masyarakat. Sasaran utama kurikulum merupakan peserta didik, tenaga pendidik dan masyarakat. Menurut Mutmainnah, Aunurrahman, & Warneri (2021) Fokus utama kurikulum 2013 yaitu proses pembelajarannya berpusat pada peserta didik sehingga memberi penekanan bahwa peserta didik harus berperan aktif dalam membangun pengetahuan dan guru berperan hanya sebagai fasilitator. Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran diharapkan mampu membantu peserta didik dan guru dalam menjalankan kurikulum 2013. Salah satu mata pelajaran di sekolah SMP yang juga menerapkan kurikulum 2013 yaitu ilmu pengetahuan alam (IPA).

Hal yang menjadi sangat penting bagi anak-anak adalah pendidikan. Sebagai negara yang menganut keadilan Indonesia memiliki undang-undang dasar dan Pancasila. Pada alinea keempat pendidikan mendapat perhatian khusus dan dalam undang-undang hak asasi anak dapat memilih secara bebas pendidikannya (Wisudwati & sulistyowati, 2014).

SMP yang memiliki kecenderungan terhadap karir masa depan yang di dorong oleh motivasi. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang rendah bagi peserta didik. Faktor tersebut dapat berasal dari internal dan eksternal. Faktor eksternal interaksi pendidik dengan peserta didik, model pembelajaran yang digunakan, dan kurikulum. Faktor internal keinginan untuk belajar lebih dalam, tujuan belajar dan motivasi belajar (Kiswoyowati, 2011).

Menurut Nurrita (2018), hasil belajar adalah hasil yang diberikan kepada peserta didik berupa penilaian setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, keterampilan pada diri peserta didik dengan adanya perubahan tingkah laku. Menurut Novita, Sukmanasa, & Pratama, (2019) seharusnya peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan standar yang ditetapkan atau sesuai KKM, namun kenyataan tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar adalah motivasi.

Motivasi memiliki makna sebagai daya penggerak yang membuat seseorang untuk aktif. Keadaan ini akan aktif pada keadaan tertentu, bila memiliki kebutuhan atau tujuan yang ingin dicapai dan mendesak. Motivasi yang baik akan menimbulkan perasaan semangat dan senang untuk belajar. Seseorang akan memiliki konsentrasi penuh dan ketekunan tinggi serta tidak mengenal perasaan bosan bila memiliki motivasi belajar yang tinggi (Damanik, 2019). Motivasi belajar merupakan dorongan baik dalam diri maupun luar pada peserta didik yang pada saat belajar memiliki perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan beberapa indikator yang mendukung. Hal tersebut memiliki peran yang besar dalam sebuah keberhasilan dalam proses pembelajaran (Yunus et.al, 2021).

(3)

126 Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Oleh sebab itu konsep diri dalam mengevaluasi diri menjadi penting untuk menganalisis faktor apa yang menjadikan siswa kurang termotivasi yang menyebabkan kurangnya prestasi belajar (Hariyadi & Darmuki, 2019). Menurut Riduwan (2013) Adapun yang menjadi indikator dari motivasi belajar yakni a) ketekunan dalam belajar, b) lebih senang bekerja mandiri, c) berprestasi dalam belajar, d) ulet dalam menghadapi kesulitan.

Suasana yang menyenangkan dan penggunaan media tepat maka memiliki potensi yang bisa menumbuhkan minat peserta didik sehingga pelajaran jadi lebih mudah dimengerti dan dipelajari oleh peserta didik. Media pembelajaran yang dipakai oleh pendidik haruslah memenuhi kriteria yang dapat membuat peserta didik terlibat aktif di kelas pada saat proses pembelajaran (Solikah, 2020). motivasi belajar adalah hasrat atau keinginan seseorang dalam mencapai sebuah tujuan yang ditekuni dengan perasaan semangat dan tidak memiliki perasaan bosan.

Hasil belajar Peserta didik untuk mata pelajaran IPA tergolong rendah. Berdasarkan data Semester genap tahun ajaran 2022/2023 untuk mata pelajaran IPA diperoleh bahwa hanya 50% dari seluruh kelas VIII memiliki nilai di bawah KKM sebesar 78. Peserta didik yang tidak memenuhi standar KKM wajib melakukan ujian ulang atau remedial agar dapat mencapai nilai ketuntasan KKM. Hasil observasi ketika pembelajaran IPA sedang berlangsung sebagian peserta didik tidak aktif di kelas.

Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan penelitian untuk mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPA di kelas. Hal ini dilandasi oleh faktor motivasi belajar memiliki peran penting dalam proses belajar dan tingkat motivasi belajar peserta didik yang telah diketahui dapat dijadikan pedoman guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimana tingkat motivasi belajar peserta didik ketika pembelajaran IPA sebelum bulan ramadhan?, 2) Bagaimana tingkat motivasi belajar peserta didik ketika pembelajaran IPA saat bulan ramadhan?.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik ketika pembelajaran IPA sebelum bulan ramadhan, 2) mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik ketika pembelajaran IPA saat bulan ramadhan. Berdasarkan uraian tersebut maka manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena secara sistematis menggunakan data kuantitatif. Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu identifikasi masalah, tinjauan

(4)

127 literatur, rancang penelitian, pengembangan instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 27 Makassar. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII pada Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023. Sampel dalam penelitian ini yaitu 23 peserta didik kelas VIII.6 SMP Negeri 27 Makassar dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner berupa pernyataan motivasi belajar yang sudah divalidasi oleh ahli. Adapun jumlah butir pernyataan sebanyak 34 nomor dengan menggunakan skala likert, sangat setuju, setuju, sedang, rendah, dan sangat rendah. Dalam mengkategorikan tingkat motivasi peserta didik digunakan skala Azwar. Data diambil secara langsung dari subjek penelitian.

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang disajikan dalam bagian ini adalah hasil yang diperoleh setelah peemberian instrument penelitian. Hasil validasi instrumen dan langkah-langkah penelitian tidak perlu dimasukan dalam hasil penelitian. Proses analisis data seperti perhitungan statistik, proses perhitungan rumus, dan proses pengujian hipotesis tidak perlu disajikan. Hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis saja yang perlu dilaporkan.

Hasil analisis statistik motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 27 Makassar diperoleh skor sebelum bulan ramadhan dan saat bulan ramadhan adalah pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Motivasi Belajar

Statistik Kelas VIII.6

Sebelum Ramadhan

Saat Ramadhan

Jumlah sampel 23 23

Skor ideal 170 170

Skor tertinggi 170 170

Skor terendah 116 109

Skor rata-rata 143.35 142.65

Standar deviasi 12.641 13.875

Varians 159.783 192.510

Pembahasan

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMPN 27 Makassar. Hasil sebelum ramadhan motivasi belajar pada kelas VIII.6 diperoleh skor rata-rata 143.35 dengan standar deviasi 12.641 dan varians 159.783, skor tertinggi diperoleh 170 dan skor terendah 116 dengan skor ideal 170. Sedangkan saat bulan ramadhan. motivasi belajar diperoleh skor rata-rata 142.65

(5)

128 dengan standar deviasi 13.875 dan varians 192.510, skor tertinggi diperoleh 170 dan skor terendah 109 dengan skor ideal 170.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan skor rata-rata motivasi belajar peserta didik mengalami penurunan saat bulan ramadhan. Faktor yang menjadi tingginya rata-rata motivasi belajar peserta didik sebelum puasa pengelolaan waktu, kesehatan fisik dan mental dan metode pembelajaran yang sesuai. Pengelolaan waktu yang baik peserta didik yang memiliki rencana waktu yang baik dan mampu mengelola waktu mereka dengan efektif cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.

Dengan mengatur jadwal belajar yang teratur dan mengalokasikan waktu dengan bijak, peserta didik dapat menghindari keterburu-buruan dan multitasking yang dapat mengganggu motivasi.

Kesehatan fisik dan mental yang baik dapat berkontribusi pada tingkat konsentrasi yang tinggi. Peserta didik yang menjaga pola tidur yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga keseimbangan emosional cenderung memiliki konsentrasi yang lebih baik dalam belajar. Metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik dapat membantu meningkatkan motivasi. Misalnya, jika peserta didik lebih responsif terhadap pembelajaran visual, penggunaan gambar, diagram, atau video dalam pembelajaran dapat membantu mereka untuk tetap fokus. Hasil penelitian Salsabila, dkk (2020) bahwa metode pembelajaran yang memanfaatkan media audiovisual dapat meningkatkan motivasi belajar.

Faktor yang menjadi turunnya rata-rata motivasi belajar peserta didik disebabkan karena kurangnya asupan nutrisi dan hidrasi, gangguan pola tidur, perubahan rutinitas, dan kelelahan fisik dan mental. Kurangnya asupan nutrisi dan hidrasi puasa dalam bulan Ramadhan melibatkan penahanan makanan dan minuman dari fajar hingga matahari terbenam. Kurangnya asupan nutrisi dan hidrasi dapat menyebabkan kelelahan, penurunan energi, dan motivasi yang menurun pada peserta didik. Rendahnya gula darah dan dehidrasi dapat mempengaruhi fungsi otak dan memperlambat respons kognitif.

Gangguan pola tidur selama bulan Ramadhan, peserta didik seringkali menjalani jadwal tidur yang berbeda. Mereka mungkin tidur larut malam setelah sahur dan bangun lebih awal untuk melaksanakan aktivitas ibadah. Gangguan pola tidur ini dapat menyebabkan kelelahan, mengganggu ritme sirkadian, dan mengurangi kemampuan konsentrasi dan fokus.

Perubahan rutinitas bulan Ramadhan seringkali melibatkan perubahan rutinitas sehari-hari, termasuk waktu makan, waktu tidur, dan aktivitas ibadah tambahan.

Perubahan ini dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional, stres, atau kebingungan yang dapat mempengaruhi tingkat motivasi peserta didik.

Kelelahan fisik dan mental puasa dalam bulan Ramadhan dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental karena perubahan pola makan, kekurangan tidur, dan peningkatan aktivitas ibadah. Kelelahan ini dapat menghambat kemampuan peserta didik untuk tetap fokus dan konsentrasi dalam kegiatan belajar sehingga mempengaruhi motivasinya untuk belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian Puspitawati (2019) menyatakan bahwa di bulan Ramadhan tidak hanya terjadi perubahan pola makanan namun pola aktivitas pun ikut berubah.

(6)

129 4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis motivasi belajar peserta didik kelas VIII.6 SMP Negeri 27 Makassar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi sebelum bulan ramadhan yaitu: pengelolaan waktu, kesehatan fisik dan mental dan metode pembelajaran yang sesuai. faktor yang mempengaruhi turunnya motivasi saat bulan ramadhan yaitu:

kurangnya asupan nutrisi dan hidrasi, gangguan pola tidur, perubahan rutinitas, dan kelelahan fisik dan mental.

DAFTAR PUSTAKA

Artiniasih, Ni. K.S., Agung, A.A.G. & Suadtha I.G.W. (2019). Pengembangan elektronik modul berbasis proyek mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VIII sekolah menengah pertama. Jurnal EDUTECH universitas pendidikan ganesha, 7(1), 54- 65.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka belajar Damanik, B.E. (2019). Pengaruh fasilitas dan lingkungan belajar terhadap motivasi

belajar. Jurnal publikasi pendidikan, 9(1), 46-52.

Hariyadi, A., & Darmuki, A. (2019). Prestasi dan motivasi belajar dengan konsep diri.

In Prosiding Seminar Nasional Penguatan Muatan Lokal Bahasa Daerah sebagai Pondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial (pp. 280-286).

Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa. Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 2(1), 12- 16.

Novita, L., Sukmanasa, E., & Pratama, M.Y. (2019). Penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar peserta didik SD. Indonesian journal of primary education, 3(2), 64-72.

Mawati, A.T., dkk. (2020). Inovasi pendidikan: konsep, proses dan stratergi. Medan: Kita Menulis.

Mutmainnah, Aunurrahman, & Warneri. (2021). Efektivitas penggunaan e-modul terhadap hasil belajar kognitif pada materi sistem pencernaan manusia di madrasah tsanawiyah. jurnal basicedu, 5(3), 1625-1631.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Misykat, 3 (1), 171-187.

Puspitawati, I.D. (2019). Perilaku aktivitas olahraga pada saat bulan ramdhan. Jurnal ilmu keolahragaan, 2(2), 30-38.

Riduwan. (2013). Belajar mudah penelitian untuk guru- karyawan dan peneliti pemula.

(7)

130 Bandung: Alfabeta.

Salabi, A.S. (2020). Efektivitas dalam implementasi kurikulum sekolah. Education Achievment: Journal of Science and Research, 1(1), 1-13.

Salsabila, U.H., dkk. (2020). Urgensi penggunaan media audiovisual dalam meningkatkan motivasi pembelajaran daring di sekolah dasar. Jurnal Insania, 25(2), 284-304.

Solikah, H. (2020). Pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif Quizizz terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi teks persuasif kelas viii di smpn 5 sidoarjo tahun pelajaran 2019/2020. Jurnal mahapeserta didik UNESA, 7(3), 1-8.

Wisudawati, A.W., & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta:

Bumi Aksara

Yunus, S.R., Rusli, M.A., Muhiddin, N.H., & Hasanuddin. (2021). Analisis hubungan antara keterampilan proses SAINS, motivasi, dan hasil belajar IPA sekolah calon guru IPA. Jurnal IPA terpadu, 5(1), 28-34.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan wawancara dengan guru di kelas VIII J SMP Negeri 1 Samarinda, diketahui bahwa terdapat peserta didik yang belum memiliki kesiapan belajar pada saat pembelajaran

Tingkat Motivasi Belajar Siswa pada Kelas VIII G di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu Sebelum Pretest diberikan Layanan Penguasaan Konten Menggunakan Teknik Media Audio Visual