• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KOPI ARABIKA Kabupaten ... - Unismuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KOPI ARABIKA Kabupaten ... - Unismuh"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kopi Arabika (Studi Kasus CV. Enreco Coffea di Desa Masalle Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang) benar-benar merupakan hasil karya bukan dalam bentuk apapun di perguruan tinggi manapun. Judul yang penulis usulkan adalah “Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kopi Arabika (Studi Kasus CV. Enreco Coffea) di Desa Masalle Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.” Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kopi Arabika (Studi Kasus CV. Enreco Coffea di Desa Masalle Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan unit pengelolaan kopi dan nilai tambah yang diperoleh unit pengolahan kopi formula hayami Enreco Coffea.

1.PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berapa nilai tambah yang dicapai Unit Pengolahan Kopi Enreco Coffea pada setiap produk di Desa Masalle, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang. Untuk mengetahui pendapatan Unit Pengolahan Kopi Coffea CV.Enreco di Desa Masalle Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang dicapai Unit Pengolahan Kopi Coffea CV.Enreco pada setiap produknya di Desa Masalle Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

Tanaman Kopi

Sinar matahari juga dapat mempengaruhi kuncup bunga, sehingga cahaya dapat diatur dengan menanam pohon peneduh. Pada awalnya jenis kopi yang dibudidayakan di Indonesia adalah Arabika, kemudian Liberika dan terakhir Robusta. Kopi arabika tumbuh paling baik di daerah yang berada beberapa meter di atas permukaan laut (dpl).

Akibatnya, perkebunan kopi arabika hanya terdapat di wilayah tertentu saja (di wilayah dengan ketinggian di atas 1.000 meter).

Agroindustri

Pertanian merupakan suatu kegiatan yang saling berhubungan (interrelationship) antara produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pembiayaan, pemasaran, dan distribusi hasil pertanian. Dari sudut pandang para ahli sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem pertanian yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana dan peralatan produksi.

Pengolahan Kopi (Bean Green,Bean Rosting Dan Bubuk)

Kopi green bean merupakan biji mentah dari tanaman kopi yang telah melalui proses dehusking, biji kopi tersebut telah diolah, kemudian kopi tersebut dikupas kulitnya hingga menjadi green beans, dan setelah itu kopi tersebut akan mengalami proses sangrai dan selanjutnya dilakukan proses pemanggangan. (memanggang kacang), lalu memanggang. Memanggang merupakan proses penting dalam pembuatan kopi bubuk. Tujuan penyangraian adalah untuk mengurangi kadar air pada biji kopi guna mengembangkan karakteristik aroma dan rasa kopi. Proses pemanggangan dapat menyebabkan perubahan fisika dan kimia. 22 yaitu penguapan air dari dalam biji, pendinginan (tempering) pendinginan dimaksudkan untuk menurunkan suhu biji kopi setelah proses penyangraian, pendinginan dilakukan selama kurang lebih 15 menit untuk kapasitas 8-10 kg dengan menggunakan alat pendingin alat dengan mixer otomatis dan dilengkapi dengan blower untuk percepatan proses pendinginan, pemurnian/debu biji kopi sangrai, proses pemurnian biji kopi dilakukan dengan alat penggiling hingga diperoleh kopi bubuk dengan ukuran partikel tertentu. ukuran kopi bubuk ini dapat disesuaikan pada alat penggilingnya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi umur simpan kopi bubuk selama pengemasan adalah kondisi penyimpanan, derajat penyangraian, kadar air kopi bubuk, kehalusan bubuk dan kandungan oksigen pada kemasan. Kemasan yang terlalu banyak mengandung oksigen dapat menimbulkan aroma dan rasa kopi. Kopi berkurang karena proses oksidasi. Kandungan air yang terlalu banyak pada kemasan akan menghidrolisis senyawa kimia pada kopi bubuk dan menimbulkan bau apek. Skema proses pembuatan kopi bubuk ditunjukkan pada Gambar 1.

Nilai tambah yang lebih besar pada produk pertanian, khususnya kelapa sawit dan karet, tentunya dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Gambar 1. Proses Pengolahan kopi
Gambar 1. Proses Pengolahan kopi

Kerangka Pikir

23 perbedaan antara nilai produk dan biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Berdasarkan pemahaman tersebut, perubahan nilai bahan baku yang telah mengalami operasi pengolahan besar dapat diperkirakan. Dengan cara ini margin dapat dihitung berdasarkan nilai tambah yang diperoleh dan dapat diketahui imbalan atas faktor produksi tersebut.

Namun, situasi saat ini masih menunjukkan bahwa sejumlah besar produk minyak sawit dan karet diekspor tanpa pengolahan lebih lanjut di dalam negeri.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Teknik Penentuan Sampel
  • Jenis Dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Data sekunder merupakan data yang peneliti kumpulkan dari seluruh sumber yang ada dalam arti peneliti sebagai pihak kedua. Data sekunder pada penelitian CV.Enreco Coffea melalui buku majalah dan artikel di media cetak dan internet. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data primer, informasi mengenai pola perkembangan agroindustri kopi di Desa Masalle Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung dengan menggunakan kuesioner sebagai langkah panduan. Dokumentasi dilakukan melalui fotografi berkaitan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan di Desa Masalle, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan secara sistematis, faktual dan tepat sesuai dengan faktor-faktor yang ada di lokasi penelitian dan bertujuan untuk menganalisis nilai tambah agroindustri kopi di Desa Masalle Kecamatan Masalle. , Kabupaten Enrekang.

Tanaman kopi merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh dengan baik hampir dimana saja kecuali di tempat yang sangat tinggi dengan suhu yang sangat rendah. Pengolahan Biji kopi hijau merupakan biji kopi mentah dari tanaman kopi yang telah diolah melalui proses dehusking.Bean roastingProses pemanggangan biji kopi mentah, kopi bubuk.Biji kopi yang telah diolah dan digiling halus menjadi butiran-butiran kecil agar mudah dituang air panas habis dan konsumsi. Nilai tambah adalah nilai tambah yang tercipta pada suatu produk pertanian setelah pengolahan, pengangkutan dan/atau penyimpanan dalam proses produksi.

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima perusahaan dari aktivitasnya, sebagian besar dari penjualan produk. Biaya merupakan segala pengorbanan yang harus dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dalam satuan menurut harga pasar yang berlaku.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

  • Letak Geografis
  • Letak Wilayah
  • Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
  • Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
  • Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
  • Sarana Dan Prasarana

Sektor pertanian di Desa Masalle khususnya tanaman kopi masih menjadi sumber penghidupan warga Desa Masalle. Dilihat dari besarnya populasi ternak di distrik Masalle, antara lain; Sapi 88 ekor, kuda 33 ekor, kambing 972 ekor, dan unggas jenis ayam kampung 22.673 ekor, ayam ras 139.980 ekor, dan bebek 8.155 ekor. Berdasarkan data profil, jumlah penduduk Desa Masalle, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang berjumlah 2.854 jiwa, terdiri dari 1.483 laki-laki dan 1.371 perempuan.

Terlihat bahwa Desa Masalle berpenduduk 2.854 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 1.483 jiwa dengan persentase 52,0% dan perempuan sebanyak 1.371 jiwa dengan persentase 48,0%. Hal ini menjelaskan bahwa di Desa Masalle, Kecamatan Masalle, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Usia sering dijadikan tolak ukur untuk menggambarkan produktivitas, dan berdasarkan hasil sensus terhadap 2.854 jiwa, sebaran penduduk di Desa Masalle pada beberapa kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Terlihat bahwa umur penduduk tertinggi di Desa Masalle adalah umur 26-40 tahun sebanyak 454 jiwa dengan persentase 15,91%, sedangkan umur terendah >75 tahun dengan jumlah 200 jiwa dengan persentase 7,01. Masyarakat Desa Masalle umumnya bermatapencaharian sebagai petani, namun ada pula warga yang bekerja di sektor lain. Hal ini menunjukkan mata pencaharian utama adalah pertanian dengan jumlah pekerja sebanyak 400 orang dengan persentase 40,00%. Angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Masalle menggantungkan penghidupannya pada sektor pertanian.

Sedangkan mata pencaharian terendah adalah tukang kayu sebanyak 70 orang dengan persentase 7,00%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah sarana dan prasarana di Desa Masalle sudah memadai, hal ini ditunjukkan dengan tersedianya fasilitas kesehatan, pendidikan dan ibadah.

Tabel  2.  Menunjukkan  bahwa  Desa  Masalle  berpenduduk  sebanyak  2,854  jiwa  yang  terdiri  dari  laki  laki  1,483  jiwa  dengan  persentase  52.0%  dan  perempuan    1,371  jiwa  dengan  persentase  sebesar  48.0%
Tabel 2. Menunjukkan bahwa Desa Masalle berpenduduk sebanyak 2,854 jiwa yang terdiri dari laki laki 1,483 jiwa dengan persentase 52.0% dan perempuan 1,371 jiwa dengan persentase sebesar 48.0%

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Struktur dan Organisasi
  • Deskripsi Usaha Produk (Bean Green,Bean Roasting,Bubuk)
  • Bahan Baku
  • Proses Produksi produk been green, been rosting dan bubuk a. Penyediaan Bahan Baku
  • Peralatan Produksi Been Green, Been Rosting ,Bubuk
  • Analisis Pendapatan

Secara umum saluran pemasaran produk CV.Enreco Coffea adalah pemasaran, baik melalui distributor maupun melalui konsumen langsung. Dalam struktur organisasi CV.Enreco coffeea, pemilik mempunyai kewenangan tertinggi. Bahan baku yang digunakan di CV.Enreco Coffea adalah kopi Cery. Kopi Cery ini bersumber di Desa Masalle, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang.

Enrekang dengan produksi 340 kg dengan harga jual 20.000/kg kemudian CV.Enreco Coffea membuat produk pod, roasting beans dan powder. Bahan baku utama yang digunakan (biji, sangrai, bubuk) adalah buah kopi yang sudah dipanen. Apabila Anda membuat produk yang diolah di CV Enreco Coffea, ini merupakan bahan baku yang terjamin dan terbukti kualitasnya. Sehingga ketika membuat olahan kopi produk yang ada di CV Enreco Coffea dapat menyajikan produk yang berkualitas dan tidak mengecewakan para pecinta kopi. CV.Enreco Coffea sumber bahan baku di Desa Masalle, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang, Dusun Pepandungan, Buntu Tangla, Garoga dengan hasil produksi 340kg dengan harga jual 20.000/kg setelah CV. Enreco Coffea memproduksi produk kacang hijau dengan 140 produk dengan berat 120 kg polong per biji.

CV.Enreco Coffea mendapatkan bahan bakunya di Desa Masalle, Kecamatan Masalle, Dusun Pepandungan, Buntu Tangla, Garoga. Pengupasan yang dilakukan di CV. Enreco Coffea adalah dengan menggunakan mesin pengupas sehingga menjadi biji hijau. Pengupasan ini bertujuan untuk melunakkan jaringan kulit agar mudah lepas dari biji. Tahapan ini tidak dilakukan penyortiran lagi, karena sebelumnya Kulit kopinya dikupas, disortir terlebih dahulu dengan cara dikupas, berkapasitas 8-10 kg dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Enreco Coffea di Desa Masalle, Distrik Masalle menggunakan mesin untuk memproduksi kopi bubuk yaitu roaster.

Setelah selesai proses penyangraian di CV Enreco Coffea, biji kopi harus segera didinginkan dalam bak pendingin. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang besarnya tetap, tidak bergantung pada perubahan volume produksi (Hariyanto 2009) pada biaya tetap yang timbul pada CV Enreco Coffee adalah biaya penyusutan peralatan, listrik, pajak, transportasi bersama-sama untuk satu kesatuan. produksi (kacang hijau 1.021. Biji sangrai Rp 600 Rp 1.546.600 bubuk Rp 1.596.600). Besar kecilnya nilai tambah usaha CV.Enreco Coffea merupakan hasil penurunan biaya bahan baku dan harga kopi cherry serta nilai produksi.

Koefisien tenaga kerja pada CV Enreco Coffea di desa Masalle adalah input tenaga kerja dibagi jumlah kopi cherry yang dimasukkan, sehingga menghasilkan nilai green bean sebesar 7,14, nilai roasted bean sebesar 1,6, dan nilai bubuk sebesar 1,6. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ruslan (2009) Faktor konversi adalah besarnya kontribusi fisik bahan baku berupa kopi Cery yang dapat menjadi biji kopi hijau dan bubuk.

Gambar 4 Bahan Baku Kopi Cery
Gambar 4 Bahan Baku Kopi Cery

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Saran

DAFTAR PUSTAKA

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KOPI ARAB (Studi Kasus CV. Enreco Coffea) DI DESA MASALLE KECAMATAN MASALLE. Jumlah karyawan : 6 (orang). lxii Lampiran 3. Biaya tetap dan penyusutan peralatan pada CV.Enreco Koffie di het Dorp. Pendapatan dan penerimaan hasil olahan kopi pada CV.Enreco Coffee di Desa Masalle Kecamatan Masalle Tahun 2019.

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1. Proses Pengolahan kopi
Tabel  2.  Menunjukkan  bahwa  Desa  Masalle  berpenduduk  sebanyak  2,854  jiwa  yang  terdiri  dari  laki  laki  1,483  jiwa  dengan  persentase  52.0%  dan  perempuan    1,371  jiwa  dengan  persentase  sebesar  48.0%
Tabel  4.  Jumlah  Penduduk  berdasarkan  Mata  Pencaharian  Desa  Masalle  Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
Tabel 5.  Jumlah  Penduduk  berdasarkan  tingkat  pendidikan  Desa  Masalle  Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor konversi dihitung dari output dibagi bahan baku dalam satu kali proses produksi dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg). 5) Koefisien tenaga