• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

110

Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

Nur Fauziyyah1 , Isfandayani2, Siti Mardiah3

1Perbankan Syariah and Universitas Islam 45

2Perbankan Syariah and Universitas Islam 45

Corresponding Author E-mail address: isfandayani123@gmail.com

ABSTRACT

The BPRS is one of the islamic finansial institutions that has positive development in Indonesia. BPRS activities are not much different from Sharia Commercial Banks, one of which is distributing financing. The most widely used financing for BPRS in Indonesia is murabahah financing. With the amount of murabahah financing carried out, BPRS must monitor so the implementation of financing is in accordance with the sharia principles, in accordance with the agreement, dan to keep the murabahah financing provided in a good condition. This study aims to determine the methods for enforcing murabahah financing at BPRS Patriot Bekasi, financing monitoring procedures for murabahah financing at BPRS Patriot Bekasi, and analyzing the monitoring implementation of murabahah financing at BPRS Patriot Bekasi. This study uses a qualitative research. The data sources used are primary data and secondary data, with data collection techniques through interviews, library research, and documentation. Data analysis techniques used in this study, are data reduction, facts presentation, and drawing conclusions. The results of the study is indicate that BPRS Patriot Bekasi adheres to the 5C principle inside the implementation of murabahah financing. The procedure for monitoring of murabahah financing at BPRS Patriot Bekasi is corresponding with the theory but with different name, that is On Site Monitoring and Off Site Monitoring.

Keywords:Islamic Banking, Murabahah, Monitoring, Financing

(2)

111 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

INTRODUCTION

Perbankan di Indonesia menganut dua sistem transaksi yang dikenal dengan bank konvensional dan bank syariah. Bank syariah merupakan salah satu bank umum yang berkembang di Indonesia yang ikut memberikan dukungan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia melalui pembiayaan kepada nasabah dan penyediaan jasa-jasa perbankan untuk membantu kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat (Abdul dkk., 2022; Khoiriyah dkk., 2022;

Putra & Hasbiyah, 2020; Syafii & Siregar, 2020). Sistem yang ditawarkan bank syariah dan bank konvensional dalam prinsipnya berbeda, bank konvensional lebih bersifat profit oriented, sedangkan bank syariah lebih bersifat kemitraan, yaitu dengan cara bagi profit dan risiko dengan tujuan mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan lebih transparan. Selain Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), ada pula Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang perkembangannya sebagai salah satu lembaga keuangan di Indonesia juga memiliki potensi yang positif. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Fauzi, 2020;

Gumilang & Putra, 2020). Kehadiran BPRS di tengah masyarakat ini dinilai mampu mendorong perkembangan perekonomian di Indonesia dengan cara menyediakan pembiayaan kepada UMKM maupun masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah yang membutuhkan pendanaan secara lebih mudah (Adda dkk., 2020; Aliyah & Putra, 2022; Fadhilah dkk., 2021).

Pada bulan Desember tahun 2020 tercatat market share bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia adalah 2,46%. Kemudian disebutkan juga bahwa aset bank pembiayaan rakyat syariah berjumlah Rp14,95 triliun, pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp10,68 triliun, dan dana pihak ketiga sebesar Rp9,82 triliun (OJK, 2020). Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah disalurkan melalui berbagai kegiatan usaha diantaranya pembiayaan bagi hasil yang terbagi menjadi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah (Fahlevi, 2016;

Fawziyah, 2019). Selain mudharabah dan musyarakah, bank pembiayaan rakyat syariah juga memiliki kegiatan usaha berupa pembiayaan murabahah, pembiayaan istishna, pembiayaan ijarah, pembiayaan qardh, dan pembiayaan multijasa (Andriani, 2019; Saprida, 2018).

Berdasarkan statistik perbankan syariah Indonesia Desember 2020 yang dibuat oleh OJK, jika dilihat dari jenis akadnya pembiayaan di bank pembiayaan rakyat syariah yang paling diminati masyarakat Indonesia adalah pembiayaan dengan akad murabahah yaitu sebesar 71,6% dari total pembiayaan yang disalurkan. Sedangkan pembiayaan lainnya yaitu sebesar 14,5% dengan

(3)

112 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

akad musyarakah, 2,4% dengan akad mudharabah, 2,08% dengan akad qardh, 0,49% dengan akad ijarah, 0,67% dengan akad istishna, dan 8,16% dengan akad multijasa (OJK, 2020).

Salah satu BPRS terbesar di Bekasi adalah BPRS Patriot yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Kota Bekasi dengan kepemilikan saham sebesar 98,7%

milik pemerintah Kota Bekasi. Berdasarkan informasi dari web resmi infobanknews, BPRS Patriot Bekasi menerima penghargaan “Infobank Golden Awards 2020” dalam acara “9th Infobank Sharia Finance Institution Awards 2020” yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2020. Penghargaan ini diberikan oleh Majalah Infobank kepada institusi keuangan syariah yang sudah berhasil meraih predikat kinerja terbaik pada rating yang dilakukan Biro Riset Infobank (birI) atas kinerja keuangan pertahunnya selama 5 tahun berturut-turut, termasuk BPRS Patriot Bekasi (Infobanknews, 2020).

Berdasarkan laporan posisi keuangan BPRS Patriot Bekasi Tahun 2020 yang dipublikasikan di web resminya, BPRS tersebut mencatat total aset sebesar Rp272,87 miliar, total pembiayaan sebesar Rp207,67 miliar, dan total dana pihak ketiga sebesar Rp137,5 miliar.

Pembiayaan di BPRS Patriot Bekasi dilakukan dengan menggunakan beberapa akad yaitu, akad murabahah, akad musyarakah, akad multijasa, dan akad qardh. Dari total pembiayaan sebesar Rp207,67 miliar, masing-masing pembiayaan memiliki jumlah yang berbeda-beda yaitu, Rp149,4 miliar dengan akad murabahah, Rp47,1 miliar dengan akad musyarakah, Rp8,8 miliar dengan akad multijasa, dan Rp2,2 miliar dengan akad qardh (BPRS Patriot, 2021). Besarnya aset dan sejumlah penghargaan yang didapatkan oleh BPRS Patriot Bekasi, serta besarnya pembiayaan murabahah yang dilakukan seperti yang disebutkan sebelumnya, maka dengan mempertimbangkan hal-hal di atas tersebut penulis memutuskan untuk memilih BPRS Patriot Bekasi untuk menjadi objek dalam penelitian yang akan penulis lakukan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak BPRS adalah monitoring atau pengawasan terhadap pembiayaan murabahah yang diberikan kepada nasabah. Firdaus &

Aryanti (2003) menyatakan, petugas bank memiliki tugas monitoring dan pengawasan kredit/pembiayaan yang telah disalurkan. Kegiatan monitoring ini diperlukan sebagai upaya peringatan dini (early warning) untuk mengantisipasi tanda-tanda penyimpangan dari syarat- syarat yang telah disepakati antara debitur/mudharib dengan bank, khususnya kegiatan monitoring yang diperlukan untuk mengantisipasi menurunnya kualitas kredit/pembiayaan.

Cipta Permata Sari dalam penelitiannya pada tahun 2015 dengan judul “Pelaksanaan Monitoring Pembiayaan Murabahah Dalam Meminimalkan Pembiayaan Macet (Studi Kasus

(4)

113 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

pada BMT AL HIKMAH Cabang Karangjati)” menemukan bahwa, BMT Al-Hikmah sudah melakukan monitoring sesuai dengan teori yang ada. Selain itu, monitoring pembiayaan yang dilakukan BMT tersebut baik yang dilakukan sebelum maupun sesudah pemberian pembiayaan juga terbukti efektif mengatasi sebagian besar pembiayaan murabahah macet yang terjadi, walaupun kegiatan monitoring belum bisa dilakukan secara maksimal karena kurangnya sumber daya manusia di BMT Al-Hikmah cabang Karangjati. Kemudian pada Tahun 2018, Atika Maslakhatul ‘Ammah melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Monitoring Pembiayaan Pada Produk KPR (Kepemilikan Pembiayaan Rumah) di BRI Syariah KC Semarang”. Hasil dari penelitian ini adalah monitoring yang dilakukan oleh BRI Syariah KC Semarang sudah sangat baik, mulai dari tahap sebelum pemberian pembiayaan maupun setelah pemberian pembiayaan, sampai dengan lunas. Dengan pelaksanaan monitoring ini, diharapkan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah akan selalu dalam kondisi baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis melihat bagaimana pentingnya melakukan monitoring terhadap pembiayaan terutama pada pembiayaan murabahah, karena pembiayaan ini yang paling banyak dilakukan oleh bank syariah secara umum dan BPRS Patriot Bekasi secara khusus. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian terkait pelaksanaan monitoring pada pembiayaan murabahah dengan judul “Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah di BPRS Patriot Bekasi”.

RESEARCH METHOD

Dalam penelitian ini menerapkan metode kualitatif untuk menganalisis data yang didapatkan dengan objek BPRS Patriot Bekasi dalam pelaksanaan monitoring pembiayaan murabahah (Moleong, 2014). Pemilihan objek dilakukan dengan pertimbangan antara lain BPRS Patriot Bekasi merupakan salah satu BPRS dengan aset terbesar di Bekasi, BPRS Patriot Bekasi merupakan BPRS terbaik di Indonesia di golongan aset Rp100 Miliar – Rp250 miliar, versi majalah infobank dan menyediakan produk pembiayaan murabahah (BPRS Patriot, 2021).

Penelitian ini menggunakan sumber data primer, dimana data tersebut merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak BPRS Patriot Bekasi. Data primer ini diperoleh dari wawancara kepada AO Lending, Branch Manager, Collection, Legal Divison dan Admin Support di BPRS Patriot Bekasi terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, penelitian ini juga akan menggunakan sumber data sekunder, dimana data tersebut berasal dari data yang sudah diolah, baik itu langsung dari dokumen BPRS Patriot Bekasi itu sendiri maupun

(5)

114 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

dari internet seperti dari website OJK, Bank Indonesia, dan media massa online. Teknik pengumpulan data berupa hasil wawancara, riset kepustakaan, dan dokumentasi. Penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik analisis data, diantaranya reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Anggito & Setiawan, 2018; Hamzah, 2021).

RESULTS & DISCUSSION

Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

BPRS Patriot Bekasi menyediakan beberapa produk dengan akad murabahah.

Pembiayaan murabahah di BPRS Patriot ada dua, yaitu pembiayaan murabahah untuk keperluan konsumtif dan pembiayaan murabahah untuk usaha. Pembiayaan murabahah konsumtif biasanya diajukan calon nasabah untuk keperluan renovasi rumah, sedangkan pembiayaan murabahah usaha biasanya diajukan oleh calon nasabah untuk menambah modal usahanya, yang kemudian dana dari pembiayaan akan digunakan untuk membeli barang dagang atau peralatan untuk keperluan usahanya (BPRS Patriot, 2021). Dalam hal pemberian pembiayaan murabahah, BPRS Patriot Bekasi menganut prinsip 5C yaitu, Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition. Prinsip ini wajib diterapkan sebelum memberikan pembiayaan untuk mengetahui apakah calon nasabah layak mendapatkan pembiayaan dari BPRS Patriot Bekasi. Sedangkan untuk prosedur, setiap bank syariah tentu memiliki prosedur tersendiri dalam memberikan pembiayaan murabahah kepada calon nasabah. Termasuk di BPRS Patriot Bekasi juga terdapat beberapa prosedur pemberian pembiayaan murabahah, diantaranya adalah sebagai berikut (Muchtar, komunikasi pribadi, 2022):

1. Nasabah datang ke kantor BPRS Patriot Bekasi, baik itu kantor pusat maupun kantor kas yang ada di Kota Bekasi. Di kantor, calon nasabah menuju bagian Customer Service untuk mendapatkan formulir permohonan pembiayaan.

2. Setelah mendapatkan formulir permohonan pembiayaan, calon nasabah pembiayaan harus mengisi formulir tersebut dan menyiapkan persyaratan yang diperlukan, seperti data diri (KTP suami-istri jika sudah menikah, kartu keluarga, dan buku nikah).

Sedangkan untuk yang bekerja harus menyiapkan surat keterangan bekerja, slip gaji 3 bulan terakhir, rekening koran 6 bulan terakhir, dan menyatakan kegunaan atau keperluan pengajuan pembiayaan.

(6)

115 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

3. Jika berkas lengkap sudah disiapkan, maka calon nasabah datang kembali ke kantor BPRS Patriot Bekasi untuk menyerahkan berkas persyaratan tersebut ke bagian Customer Service.

4. Berkas calon nasabah yang sudah diterima oleh Customer Service akan dialihkan kepada Marketing untuk kemudian dilakukan BI checking atau yang sekarang disebut OJK checking.

5. Setelah lolos OJK checking, maka Marketing akan menghubungi calon nasabah untuk melakukan survei atau on the spot ke rumah atau tempat calon nasabah menjalakan usahanya, guna melakukan wawancara sekaligus verifikasi dokumen yang sudah diberikan oleh calon nasabah ke BPRS.

6. Jika survei sudah dilakukan dan dokumen sudah diverifikasi, maka selanjutnya akan dibuat usulan pembiayaan yang kemudian akan diproses lagi dan diambil kesimpulan berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Marketing, apakah akan disetujui untuk selanjutnya diajukan ke komite pembiayaan atau ditolak.

7. Setelah pengambilan kesimpulan dan sudah ditentukan nominal pembiayaan murabahah yang akan diberikan, maka calon nasabah akan dihubungi kembali untuk persetujuan nominal pembiayaan yang bisa ia dapatkan. Jika setuju, maka data-data nasabah akan diinput ke berkas usulan pembiayaan.

8. Di kantor kas, berkas usulan pembiayaan akan diserahkan dari komite pembiayaan ke kepala kas. Kemudian dilanjut ke admin pembiayaan untuk pengecekan kelengkapan berkas dan verifikasi berkas.

9. Apabila sudah lolos, maka berkas akan diserahkan ke kepala divisi bisnis jika rentang pembiayaan Rp50.000.000-Rp100.000.000, diserahkan ke direktur bisnis apabila rentang pembiayaan Rp100.000.000-Rp300.000.000, atau diserahkan ke direktur utama jika rentang pembiayaan di atas Rp300.000.000, untuk kemudian diputuskan pembiayaan disetujui atau ditolak.

10. Jika sudah disetujui oleh kepala divisi bisnis atau posisi pemutus pembiayaan lainnya, maka berkas akan dilanjutkan ke bagian legal untuk dibuatkan akadnya.

11. Setelah itu, calon nasabah akan diminta untuk datang kembali ke kantor BPRS Patriot Bekasi untuk melakukan akad pembiayaan murabahah dan akad wakalah.

12. Nasabah membelanjakan kebutuhan (barang) yang sudah disetujui atas nama BPRS Patriot Bekasi, kemudian kuitansi pembelanjaan akan diberikan kepada pihak BPRS.

(7)

116 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

Hasil wawancara ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Permata (2015) yang juga menemukan bahwa BMT Al-Hikmah Cabang Karangjati menggunakan prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan murabahah. Penggunaan prinsip 5C dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah dapat membantu BMT Al-Hikmah maupun BPRS Patriot Bekasi dalam melihat kelayakan calon nasabah atau pembiayaan yang akan diberikan. Adapun komponen BPRS Patriot Bekasi yang terlibat dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah ini adalah Marketing, Legal, Operasional, Accounting, Kepala Divisi Bisnis, dan Remedial.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, BPRS Patriot Bekasi juga telah melakukan prosedur pelaksanaan pembiayaan murabahah sesuai dengan teori, dimana pembiayaan murabahah diberikan dengan akad wakalah (murabahah bil wakalah) yaitu BPRS Patriot Bekasi mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kebutuhan sesuai dengan yang sudah disetujui kedua belah pihak, kemudian pihak BPRS Patriot Bekasi akan menerima kuitansi pembelanjaan yang sudah dilakukan oleh nasabah, kemudian nasabah membayar kewajibannya kepada BPRS Patriot Bekasi (Muchtar, komunikasi pribadi, 2022).

Pelaksanaan Monitoring Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

Monitoring pembiayaan murabahah dilakukan sejak sebelum pembiayaan diberikan kepada calon nasabah sampai dengan pembiayaan murabahah yang diberikan lunas, baik itu nasabah yang lancar maupun yang tidak lancar. Monitoring sebelum pembiayaan dilakukan untuk memastikan bahwa pembiayaan murabahah yang diambil atau diajukan sesuai dengan kegunaan atau kebutuhan calon nasabah tersebut. Selain itu monitoring sebelum pembiayaan juga dilakukan untuk mengetahui apakah dokumen calon nasabah sudah lengkap dan sesuai dengan kondisi calon nasabah yang sebenarnya (Pasaribu, 2021).

Pelaksanaan monitoring sebelum pembiayaan di BPRS Patriot Bekasi dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya (1) melakukan BI checking atau yang sekarang disebut dengan OJK checking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui posisi calon nasabah, apakah pernah melakukan pembiayaan di bank lain dan bagaimana tingkat kolektibilitasnya, apakah lancar atau tidak lancar. (2) Survei secara langsung atau on the spot ke rumah atau tempat usaha nasabah dan melakukan wawancara sekaligus verifikasi dokumen persyaratan yang sudah diserahkan calon nasabah ke BPRS Patriot Bekasi. Wawancara ini dilakukan kepada calon nasabah langsung dan biasanya juga dilakukan terhadap keluarga nasabah, maupun lingkungan sekitar tempat nasabah tinggal. Dokumen yang akan diverifikasi diantaranya adalah data diri seperti KTP, Kartu

(8)

117 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

Keluarga, surat nikah, NPWP, surat keterangan kerja yang akan dilakukan konfirmasi ke tempat nasabah bekerja, dokumen legalitas usaha, serta lampiran rencana anggaran belanja atau rencana penggunaan dana, baik untuk pembiayaan murabahah sebagai modal usaha maupun pembiayaan murabahah konsumtif. Dari wawancara ini, maka terjadi interaksi antara calon nasabah dengan pihak BPRS Patriot Bekasi tepatnya bagian marketing. Dari interaksi ini maka marketing juga mempunyai kesempatan untuk melakukan pendalaman tentang calon nasabah.

(3) Melakukan penilaian dari hasil survei atau wawancara kepada calon nasabah terhadap usulan pembiayaan, untuk kemudian diambil kesimpulan apakah pembiayaan murabahah akan disetujui atau ditolak. Untuk usulan pembiayaan modal usaha biasanya lebih dinilai dari bagaimana usaha calon nasabah berjalan, apakah bagus atau tidak. Sedangkan untuk pembiayaan murabahah konsumtif, maka akan dinilai dari bagaimana cara calon nasabah tersebut akan mengembalikan pembiayaan murabahah yang sudah diberikan.

Saat pembiayaan murabahah sudah diberikan kepada nasabah, maka BPRS Patriot Bekasi akan terus melakukan monitoring selama pembiayaan masih berlangsung, karena monitoring ini akan terus dilakukan sampai dengan pembiayaan yang diberikan lunas. Di BPRS Patriot Bekasi, pelaksanaan monitoring saat pembiayaan berlangsung dilakukan dengan 2 cara, yaitu On Site Monitoring adalah monitoring yang dilakukan dengan cara mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp atau lewat telepon, bisa juga melalui surat (Nurfidah dkk., 2023). Pada tahap ini, pihak BPRS Patriot Bekasi akan melakukan komunikasi dengan nasabah untuk menanyakan kabar dan menanyakan bagaimana usaha yang dijalankan oleh nasabah setelah mendapat pembiayaan dari BPRS Patriot Bekasi. Pelaksanaan monitoring ini memiliki tujuan utama untuk mengingatkan nasabah untuk membayar kewajibannya dan juga dilakukan untuk pendekatan atau silaturahmi terhadap nasabah. Di BPRS Patriot Bekasi, on site monitoring dilakukan setelah melihat laporan di sistem yang menunjukkan tanggal jatuh tempo untuk nasabah membayar angsuran. Setelah mengetahui tanggalnya, maka seminggu sebelum tanggal jatuh tempo, marketing akan menghubungi nasabah untuk melakukan silaturahmi sekaligus mengingatkan agar nasabah membayar angsuran tepat waktu. Monitoring dengan komunikasi ini juga dilakukan secara rutin untuk mengetahui apakah ada kendala yang dihadapi oleh nasabah, baik itu dari usaha yang dijalankannya maupun faktor lain yang memungkinkan nasabah tidak bisa membayar kewajibannya kepada BPRS Patriot Bekasi pada saat tanggal jatuh tempo. Off Site Monitoring adalah monitoring secara langsung atau on the spot, yaitu mendatangi langsung rumah atau tempat nasabah menjalankan usahanya, untuk mengetahui

(9)

118 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

kondisi sebenarnya nasabah maupun usahanya (Siregar dkk., 2023). Monitoring ini juga dilakukan untuk mengetahui atau melihat secara langsung apakah ada kendala yang dihadapi oleh nasabah, misalnya terhadap usaha yang sudah diberikan pembiayaan oleh BPRS Patriot Bekasi. Monitoring ini bisa dilakukan dengan pemberitahuan maupun tanpa pemberitahuan kepada nasabah. Kunjungan tanpa pemberitahuan dilakukan guna mengecek apakah nasabah menjalankan usahanya sesuai dengan tujuan pengajuan pembiayaan yang dilakukan ke BPRS Patriot Bekasi atau tidak. Selain itu, kunjungan tanpa pemberitahuan juga bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi nasabah dengan cara mewawancarai lingkungan sekitar, misalnya apakah nasabah masih menjalankan usahanya atau tidak, masih bekerja atau tidak, dan lain sebagainya.

Monitoring ini akan membantu pihak BPRS dalam mengetahui masalah yang dihadapi nasabah secepat mungkin, untuk kemudian dimusyawarahkan solusinya bersama-sama.

Pada saat nasabah terlambat membayar angsuran, pihak BPRS Patriot Bekasi kembali akan melakukan monitoring. Monitoring yang dilakukan mulai dari tahap on site monitoring, yaitu dengan cara menghubungi nasabah lewat pesan singkat, telepon, maupun surat (SP1, SP2, SP3). Marketing akan mengingatkan nasabah bahwa waktu pembayaran angsuran sudah terlewat dan harus segera dibayar. Selain itu, marketing juga bisa menyimpulkan bahwa nasabah memang sedang dalam keadaan sulit atau memang tidak mau membayar angsuran.

Apabila setelah dilakukan monitoring secara on site, namun nasabah tidak merespon atau tidak memberi kepastian, maka marketing selanjutnya akan melakukan off site monitoring, yaitu mengunjungi nasabah secara langsung. Marketing akan melihat langsung kondisi nasabah maupun usahanya, kemudian kembali menanyakan alasan nasabah terlambat atau tidak membayar angsuran yang sudah menjadi kewajiban nasabah. Marketing juga harus mengetahui dan menganalisis apakah jawaban nasabah memang benar adanya atau hanya pernyataan yang dibuat-buat. Jika saat melakukan off site monitoring ditemukan bahwa kondisi nasabah masih bagus (masih bekerja) atau jika usaha usahanya masih berjalan dengan baik, maka marketing akan tetap menagih kewajiban nasabah terhadap BPRS karena BPRS mengelola dana masyarakat untuk melakukan pembiayaan. Jadi, apabila nasabah tidak membayar kewajibannya kepada BPRS, maka akan mengakibatkan kerugian bagi nasabah penghimpunan dana. Pihak BPRS juga akan dirugikan karena tidak dapat menjaga kepercayaan dari masyarakat atau nasabah penghimpunan dana untuk mengembalikan dana yang sudah dikelola. Selain untuk melihat kondisi nasabah yang sebenarnya sehingga tidak bisa membayar kewajiban kepada BPRS, kunjungan secara langsung saat pembiayaan tidak lancar juga dilakukan untuk

(10)

119 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

bermusyawarah dengan nasabah dan mencari solusi bersama-sama tentang bagaimana kelanjutan pembiayaan yang sudah diberikan kepada nasabah. Apabila nasabah masih mempunyai itikad baik, maka pihak BPRS akan memaklumi dan menerima pembayaran semampunya dari nasabah. Namun, jika nasabah tidak memiliki itikad baik untuk mengembalikan pembiayaan yang sudah diberikan, maka pihak BPRS akan melakukan penahanan jaminan.

Analisis Implementasi Pelaksanaan Monitoring Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

Pelaksanaan monitoring pembiayaan diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu On Desk Monitoring, On Site Monitoring, dan Early Warning Signal, sedangkan monitoring pembiayaan yang dilakukan di BPRS Patriot Bekasi adalah On Site Monitoring dan Off Site Monitoring.

Dari wawancara yang dilakukan dengan BPRS Patriot Bekasi, maka penulis menganalisis implementasi pelaksanaan monitoring terhadap pembiayaan murabahah sebagai berikut (Muchtar, komunikasi pribadi, 2022). On site monitoring merupakan monitoring yang biasanya dilakukan melalui pengiriman pesan lewat aplikasi WhatsApp, melalui telepon, maupun melalui surat. Selain itu, on site monitoring pada pembiayaan murabahah juga dilakukan untuk memantau pembiayaan secara administratif. Monitoring ini dilakukan di 3 tahap pelaksanaan monitoring terhadap pembiayaan murabahah, diantaranya:

1. Monitoring Sebelum Pembiayaan

Dalam tahap ini, BPRS Patriot Bekasi akan melakukan OJK checking terhadap calon nasabah untuk memastikan apakah calon nasabah pernah melakukan pembiayaan di bank lain dan bagaimana tingkat kolektibilitasnya terhadap pembiayaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Kemudian, on site monitoring dilakukan via telepon untuk memastikan data diri calon nasabah dan membuat janji untuk mengunjungi nasabah secara langsung. Dokumen persyaratan lengkap yang sebelumnya sudah diserahkan oleh nasabah ke BPRS Patriot Bekasi akan diperiksa kembali dan diverifikasi terlebih dahulu untuk kemudian akan dilakukan verifikasi kembali secara langsung kepada nasabah. Salah satu dokumen calon nasabah yang akan diverifikasi pada tahap ini adalah perusahaan tempat nasabah bekerja (untuk pengajuan pembiayaan murabahah konsumtif). Pihak BPRS Patriot Bekasi akan menghubungi kantor calon nasabah via telepon dan melakukan konfirmasi apakah benar bahwa calon nasabah merupakan karyawan di perusahaan tersebut, sudah berapa lama bekerja, dan apakah calon nasabah

(11)

120 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

sudah menjadi karyawan tetap di perusahaan tersebut atau belum. Tahap terakhir dalam on site monitoring sebelum pembiayaan adalah melakukan penilaian dari hasil survei secara langsung ke nasabah terhadap usulan pembiayaan. Pada tahap ini BPRS Patriot Bekasi akan melakukan identifikasi terhadap potensi nasabah dalam mengembalikan pembiayaan murabahah yang diberikan, potensi berkembangnya usaha yang dijalankan nasabah, juga identifikasi terhadap masalah yang mungkin akan muncul di kemudian hari. Penilaian terhadap usulan pembiayaan murabahah konsumtif lebih dilihat dari bagaimana cara calon nasabah mengembalikan pembiayaan murabahah yang sudah diberikan (bekerja atau tidak, karyawan tetap atau kontrak), sedangkan penilaian terhadap usulan pembiayaan murabahah usaha lebih dilihat dari bagaimana usaha yang dijalankan oleh calon nasabah. Penilaian harus dilakukan secara objektif atau sesuai dengan kemampuan nasabah yang sebenarnya untuk menghindari risiko pembiayaan menjadi tidak lancar karena nasabah tidak bisa mengembalikan pembiayaan.

2. Monitoring Saat Pembiayaan Berlangsung

Setelah pembiayaan murabahah diberikan kepada nasabah, maka pihak BPRS Patriot Bekasi akan tetap melakukan monitoring sampai dengan nasabah menuntaskan kewajibannya kepada BPRS. Pada saat pembiayaan murabahah berlangsung, on site monitoring dilakukan dengan cara menjalin komunikasi yang baik dan rutin dengan nasabah. On Site Monitoring saat pembiayaan berlangsung ini dilakukan setelah melihat laporan di sistem BPRS Patriot Bekasi yang memuat detail pembiayaan nasabah. Dalam sistem tersebut BPRS Patriot Bekasi dapat melihat tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran nasabah sehingga satu minggu sebelum tanggal jatuh tempo tersebut pihak BPRS akan menghubungi nasabah untuk silaturahmi sekaligus mengingatkan nasabah akan kewajibannya. BPRS Patriot Bekasi akan menghubungi nasabah dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi nasabah sekaligus untuk mengetahui apakah ada gejala-gejala yang bisa menghambat nasabah dalam membayar kewajibannya, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secepat mungkin.

3. Monitoring Saat Pembiayaan Tidak Lancar

Ketika nasabah terlambat membayar kewajiban atau angsurannya, pihak BPRS Patriot Bekasi akan kembali menghubungi nasabah lewat pesan singkat, telepon, maupun surat (SP1, SP2, SP3 secara berkala) untuk mengingatkan nasabah bahwa waktu untuk membayar angsurannya sudah lewat dan harus segera dibayar. Melalui komunikasi ini,

(12)

121 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

pihak BPRS juga dapat mengetahui apa kendala yang dihadapi nasabah baik itu dari faktor internal maupun eksternal sehingga nasabah belum bisa membayar kewajibannya kepada BPRS Patriot Bekasi. Apabila nasabah tidak bisa membayar karena alasan yang jelas, misalnya karena putus hubungan kerja atau usahanya terkena dampak pandemi, maka pihak BPRS Patriot Bekasi akan melakukan komunikasi bagaimana sebaiknya.

Namun, apabila nasabah memang mampu tetapi tidak mau membayar kewajibannya kepada BPRS, maka BPRS akan mengirimkan surat peringatan kepada nasabah mulai dari SP1, SP2, sampai dengan SP3. Kemudian jika nasabah tidak merespon pesan, telepon, maupun surat peringatan dari BPRS, atau apabila komunikasi via telepon dinilai kurang, maka BPRS Patriot Bekasi akan melakukan off site monitoring, yaitu mengunjungi nasabah secara langsung dan melakukan musyawarah dengan nasabah.

Off Site Monitoring merupakan monitoring yang dilakukan BPRS Patriot Bekasi dengan cara mengunjungi nasabah secara langsung, baik itu ke alamat tempat tinggal nasabah (pembiayaan murabahah konsumtif) maupun ke lokasi usaha yang dijalankan oleh nasabah (pembiayaan murabahah untuk usaha). Monitoring ini dilakukan di 3 tahap pelaksanaan monitoring terhadap pembiayaan murabahah, diantaranya:

1. Monitoring Sebelum Pembiayaan

Off Site Monitoring saat sebelum pembiayaan murabahah dilakukan bertujuan untuk verifikasi dokumen yang sudah diserahkan oleh calon nasabah kepada BPRS Patriot Bekasi. Calon nasabah akan diwawancarai dan diberikan beberapa pertanyaan terkait dokumen persyaratan untuk pembiayaan murabahah, seperti data diri, pekerjaan, jaminan, dan usaha yang calon nasabah jalankan jika pembiayaan diajukan untuk keperluan modal usaha. Monitoring ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa pembiayaan yang diajukan sesuai dengan kebutuhan calon nasabah. Selain mewawancarai calon nasabah, pada saat off site monitoring BPRS Patriot Bekasi juga akan melakukan sedikit wawancara ke lingkungan sekitar (keluarga atau tetangga) calon nasabah sebagai tambahan informasi dan validasi atas jawaban calon nasabah ketika diwawancarai sebelumnya. Monitoring terhadap lingkungan sekitar calon nasabah

(13)

122 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

dilakukan tanpa sepengetahuan calon nasabah pembiayaan agar tidak terjadi manipulasi jawaban yang menutupi kondisi calon nasabah yang sebenarnya.

2. Monitoring Saat Pembiayaan Berlangsung

Setelah pembiayaan murabahah diberikan kepada nasabah, pihak BPRS Patriot Bekasi akan memeriksa kuitansi pembelanjaan yang sudah diwakilkan kepada nasabah kemudian melakukan verifikasi dengan off site monitoring yaitu mendatangi langsung lokasi nasabah. Pihak BPRS Patriot Bekasi akan melihat apakah kuitansi pembelanjaan yang diberikan oleh nasabah sesuai dengan barang yang dibeli atau tidak.Jika untuk usaha seperti persediaan barang dagang (warung) maka pihak BPRS akan melihat apakah barang-barang yang dibeli sesuai dengan kesepakatan, sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh BPRS, dan tidak melanggar syariat Islam. Jika untuk pembiayaan murabahah konsumtif, misalnya untuk renovasi rumah, maka pihak BPRS akan melihat apakah bahan bangunan yang sudah dibeli oleh nasabah sesuai dengan yang sebenarnya. BPRS Patriot Bekasi juga akan berkunjung sesekali ke lokasi nasabah dengan pemberitahuan maupun tidak, untuk melihat kondisi nasabah yang sebenarnya.

Jika usaha, maka pihak BPRS akan menanyakan bagaimana keadaan usaha yang dijalankan oleh nasabah setelah mendapatkan pembiayaan murabahah dari BPRS Patriot Bekasi, apakah berjalan dengan lancar atau tidak. Jika untuk renovasi rumah, maka BPRS akan berkunjung untuk melihat sudah berapa persen pembangunan dilakukan.

Selain itu, pihak BPRS juga akan menanyakan apakah ada kendala yang dihadapi oleh nasabah yang memungkinkan terhambatnya pengembalian pembiayaan kepada BPRS, sehingga pihak BPRS Patriot Bekasi bisa melakukan tindakan pencegahan secepat mungkin agar pembiayaan tetap lancar.

3. Monitoring Saat Pembiayaan Tidak Lancar

Ketika on site monitoring sudah dilakukan oleh pihak BPRS Patriot Bekasi kepada nasabah yang terlambat membayar angsuran tidak berhasil atau nasabah tidak merespon, maka BPRS Patriot Bekasi akan melanjutkan tindakan dengan melakukan off site monitoring. Pihak BPRS Patriot Bekasi akan mendatangi nasabah secara langsung untuk menegur dan menagih kewajiban nasabah. Pihak BPRS Patriot Bekasi akan melihat kondisi nasabah maupun usahanya apakah masih baik atau tidak, kemudian pihak BPRS akan mengajak nasabah untuk bermusyawarah untuk menemukan solusi yang tepat agar nasabah tetap dapat memenuhi kewajibannya terhadap pengembalian dana yang sudah

(14)

123 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

diberikan. Setelah musyawarah, jika nasabah masih memiliki niat baik untuk membayar kewajibannya namun kondisi nasabah sangat tidak memungkinkan, maka BPRS akan memberikan keringanan kepada nasabah untuk membayar sesuai dengan kemampuannya. Namun, jika kondisi nasabah masih mampu untuk membayar tetapi tidak mau menuntaskan kewajibannya, maka pihak BPRS akan tetap menagih pembayaran kepada nasabah. Kemudian, jika nasabah sama sekali tidak memiliki niat untuk melunasi kewajibannya, maka akan dilakukan penyitaan jaminan sesuai dengan yang sudah disepakati kedua belah pihak saat melakukan akad pembiayaan.

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, BPRS Patriot Bekasi telah melaksanakan monitoring pembiayaan murabahah sesuai dengan teori yang ada namun dengan istilah yang berbeda, yaitu on site monitoring dan off site monitoring. Jenis on desk monitoring pada teori monitoring tidak disebutkan oleh pihak BPRS Patriot Bekasi, namun jenis monitoring ini diklasifikasikan pada on site monitoring dan off site monitoring. Jenis on desk monitoring yang masuk dalam klasifikasi on site monitoring antara lain verifikasi dokumen pembiayaan nasabah, yaitu KTP, KK, buku nikah, rekening koran, NPWP, surat keterangan bekerja, dokumen legalitas usaha, serta dokumen legalitas jaminan. Proses dalam on site monitoring ini dilakukan oleh pihak BPRS Patriot Bekasi untuk melihat bagaimana legalitas dan keabsahan dokumen yang sudah diserahkan. Penelitian dan verifikasi atas kekurangan yang ditemukan. Hal ini dilakukan dengan cara mengecek apakah dokumen persyaratan yang diserahkan sudah lengkap dan sesuai dengan ketentuan BPRS Patriot Bekasi. Deteksi terhadap kecenderungan memburuknya kondisi keuangan nasabah, dengan cara melihat di sistem BPRS Patriot Bekasi apakah nasabah tepat waktu dalam membayar angsuran atau tidak. Penilaian terhadap kesediaan nasabah dalam memenuhi kewajiban keuangannya, dengan cara mengambil kesimpulan secara objektif dari hasil wawancara atau survei secara langsung kepada nasabah.

Selain itu, jenis on site monitoring pada teori yaitu credit checking juga diklasifikasikan ke dalam on site monitoring yang dilakukan oleh BPRS Patriot Bekasi. Pengecekan kredit dilakukan BPRS Patriot Bekasi dengan cara melakukan OJK checking untuk melihat bagaimana posisi nasabah, apakah ada pembiayaan atau pinjaman di bank lain dan bagaimana tingkat kolektibilitas calon nasabah. Kemudian, jenis monitoring early warning signal pada teori yang dilakukan oleh BPRS Patriot Bekasi juga diklasifikasikan ke jenis on site monitoring.

Monitoring jenis ini dilakukan pihak BPRS Patriot Bekasi dengan cara melihat aktivitas rekening nasabah dan menggali informasi saat melakukan komunikasi dengan nasabah melalui

(15)

124 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

pesan teks maupun telepon untuk melihat apakah terdapat gejala yang dapat menghambat nasabah dalam menuntaskan kewajibannya kepada BPRS Patriot Bekasi.

Adapun jenis monitoring secara on desk monitoring juga diklasifikasikan ke dalam jenis off site monitoring. Monitoring yang dilakukan adalah verifikasi dokomen seperti KTP, KK, buku nikah, rekening koran, NPWP, surat keterangan bekerja, dokumen legalitas usaha, serta rencana anggaran belanja yang dilakukan secara langsung terhadap calon nasabah (on the spot dan wawancara). Selain itu dokumen legalitas jaminan akan kembali diverifikasi dan dicocokkan dengan kondisi jaminan yang sebenarnya. Identifikasi terhadap masalah-masalah potensial dalam pengadaan kas, yaitu dengan cara menggali lebih dalam tentang nasabah saat wawancara mengenai status pekerjaan atau kondisi usaha yang dijalankan nasabah. Sedangkan, jenis on site monitoring pada teori diklasifikasikan ke dalam jenis off site monitoring yang dilaksanakan oleh BPRS Patriot Bekasi. Monitoring yang dilakukan adalah kunjungan lokasi fisik, dilakukan oleh BPRS Patriot Bekasi dengan cara mengunjungi nasabah dengan pemberitahuan atau tidak untuk melihat bagaimana kondisi nasabah sebenarnya. Jika pembiayaan murabahah digunakan untuk renovasi rumah, maka BPRS Patriot Bekasi akan melihat sejauh mana pembangunan telah dilakukan. Jika untuk usaha, maka BPRS Patriot Bekasi akan melihat bagaimana usaha yang dijalankan nasabah setelah mendapatkan pembiayaan murabahah. monitoring ini juga dilakukan untuk mendeteksi apakah ada kendala yang dihadapi nasabah yang bisa menghambat pengembalian kewajiban kepada BPRS. Trade checking, dilakukan oleh BPRS di dalam jenis off site monitoring yaitu dengan cara melakukan wawancara atau menggali informasi dari lingkungan sekitar nasabah pembiayaan, baik itu keluarga, tempat nasabah bekerja, maupun tetangga di tempat nasabah tinggal.

BPRS Patriot Bekasi melaksanakan tahap-tahap monitoring pembiayaan murabahah secara runtut dan rutin guna menjaga pembiayaan dan menjaga nasabah agar dapat menuntaskan kewajibannya terhadap dana masyarakat yang dikelola oleh BPRS Patriot Bekasi.

Monitoring pembiayaan murabahah yang dilakukan BPRS Patriot Bekasi juga bukan hanya terhadap pembiayaan yang tidak lancar, tetapi juga terhadap pembiayaan yang lancar.

Pelaksanaan monitoring pembiayaan murabahah ini juga dianggap sangat penting. Selain untuk menjaga nasabah pembiayaan agar dapat menyelesaikan kewajibannya, monitoring pembiayaan juga dilakukan untuk menjaga kepercayaan nasabah yang sudah menitipkan dananya untuk dikelola oleh BPRS Patriot Bekasi. Apabila monitoring pembiayaan tidak dilakukan, maka dana nasabah yang sudah dititipkan untuk dikelola dan disalurkan oleh BPRS akan memiliki

(16)

125 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

kemungkinan tidak dapat dikembalikan, sehingga nasabah yang sudah menitipkan dananya akan kehilangan kepercayaan terhadap BPRS Patriot Bekasi.

Penelitian ini berbeda dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Hendry (2015) yang menemukan bahwa pelaksanaan monitoring pembiayaan di BRI Syariah KCP Metro belum sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku serta pelaksanaan on site monitoring yang belum maksimal. Penelitian ini juga berbeda dengan hasil dari penelitian yang dilakukan Zakia (2020) yang menemukan bahwa BPRS Ummu Bangil Pasuruan masih kurang dalam melakukan pengawasan terhadap pembiayaan dan hanya mengutamakan 2C (character dan capacity) dari prinsip 5C dalam pemberian pembiayaan. Penelitian yang dilakukan Santi (2020) juga memiliki sedikit perbedaan dengan hasil dari penelitian ini bahwa BRI Syariah KCP Mojokerto Majapahit hanya melakukan 2 tahap monitoring setelah pemberian pembiayaan kepada nasabah. Namun, hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Permata, (2015) yang menemukan bahwa BMT Al Hikmah cabang Karangjati sudah melakukan monitoring sesuai dengan teori, yaitu on desk monitoring, on site monitoring, dan exception monitoring. BMT Al Hikmah juga menerapkan prinsip 5C dalam memberikan pembiayaan, sama dengan yang dilakukan oleh BPRS Patriot Bekasi. Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sellina (2023) yang menemukan bahwa pelaksaan monitoring di BRI Syariah Semarang sudah sangat baik dan sesuai teori, yaitu monitoring sebelum pembiayaan diberikan, monitoring setelah pembiayaan diberikan, dan monitoring saat pembiayaan tersebut bermasalah.

CONCLUSION

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait analisis pelaksanaan monitoring terhadap pembiayaan murabahah di BPRS Patriot Bekasi dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pemberian pembiayaan murabahah, BPRS Patriot Bekasi menggunakan prinsip 5C yaitu, character, capacity, capital, colaterall, dan condition. Pelaksanaan pembiayaan murabahah di BPRS Patriot Bekasi dilakukan juga dengan akad wakalah (murabahah bil wakalah), yaitu BPRS Patriot Bekasi mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kebutuhannya.

Pelaksanaan monitoring pembiayaan murabahah di BPRS Patriot Bekasi ada dua yaitu, on site monitoring dan off site monitoring. Kedua monitoring ini dilakukan secara bertahap, yaitu sebelum pembiayaan diberikan, saat pembiayaan berlangsung, dan saat pembiayaan tidak

(17)

126 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

lancar. Prosedur pelaksanaan monitoring pembiayaan murabahah di BPRS Patriot Bekasi sudah sesuai dengan teori yang ada, namun dengan istilah yang berbeda.

Dari hasil pembahasan dan kesimpulan, penelitian ini memiliki beberapa saran diantaranya bagi lembaga keuangan syariah, khususnya BPRS Patriot Bekasi diharapkan dapat terus melaksanakan prosedur monitoring pembiayaan murabahah secara rutin untuk menjaga pembiayaan tetap lancar dan juga menjaga kepercayaan nasabah yang sudah menitipkan dananya. Selain itu untuk dapat menggunakan istilah monitoring sesuai dengan dengan teori yang ada.

REFERENCES

Abdul, A. R., Mandiri, D. P., Astuti, W., & Arkoyah, S. (2022). Tantangan Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking and Finance, 5(2), 352–365.

Adda, H. W., Buntuang, P. C. D., & Sondeng, A. (2020). Strategi Mempertahankan UMKM Selama Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali. Abdi Dosen: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(4), 390–396.

Aliyah, L. H., & Putra, P. (2022). Analisis Forecasting Dalam Perkembangan Kinerja Keuangan Pada Bprs Harta Insan Karimah Cibitung Periode 2013-2020. MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah), 13(1), 105–126.

Andriani, F. (2019). Implementasi Akad Murabahah dan Musyarakah Mutanaqishah dalam Pembiayaan Pemilikan Rumah pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia). Az-Zarqa’: Jurnal Hukum Bisnis Islam, 11(1).

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).

BPRS Patriot. (2021). Annual Report BPRS Patriot Bekasi Tahun 2020-2021. BPRS Patriot Bekasi.

Fadhilah, N. A., Putra, P., Rahmawati, R., & Basri, H. (2021). Optimalisasi Umkm Dalam Pemanfaatan Teknologi Digital Di Masa Pandemi Covid-19 Di Lingkungan Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Devosi, 2(2), 26–30.

Fahlevi, R. (2016). Analisis Pengaruh BI Rate, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Produk Pembiayaan dengan Akad Murabahah

(18)

127 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

pada Bank Syariah di Indonesia. MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah), 7(1), 87–98.

Fauzi, F. P., Purnama. (2020). Analisis Jalur Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Intervening di Bank BNI Syariah. MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah), Vol 11 No 1 (2020): Maslahah : Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah, 33–41.

Fawziyah, Z. W. U. (2019). Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Artha Madani Kantor Pusat Bekasi. MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah), 10(2), 81–101.

Gumilang, H., & Putra, P. (2020). Analisis Kualitas Layanan Frontliner Terhdap Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi Pondok Gede.

Paradigma, 17(2), 42–56. https://doi.org/10.33558/paradigma.v17i2.2311

Hamzah, D. A. (2021). Metode Penelitian Kualitatif Rekontruksi Pemikiran Dasar serta Contoh Penerapan Pada Ilmu Pendidikan, Sosial & Humaniora. CV Literasi Nusantara Abadi.

Infobanknews. (2020, Oktober 27). Ini Dia Institusi Keuangan Syariah Terbaik 2020.

Infobanknews. https://infobanknews.com/ini-dia-institusi-keuangan-syariah-terbaik- 2020/

Khoiriyah, U., Syam, A. H. B., Larasati, L., Maulana, M. D., & Rahmawati, R. (2022). Analisis Profitabilitas Bank Syariah Swasta di Indonesia sebelum dan Sesudah Covid-19 (Dengan Menggunakan Metode Horizontal). Shafin: Sharia Finance and Accounting Journal, 2(1), 21–33.

Moleong, L. J. (2014). Metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muchtar. (2022). Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi (Nur Fauziyyah) [Komunikasi pribadi].

Nurfidah, N., Rosdiyanti, E., & Ramadhana, W. (2023). Strategi Monitoring, Rescheduling, Reconditioning Dan Restruturing Dalam Mengatasi Pembiayaan. Business Management, 2(1).

OJK. (2020). Statistik Pebankan Syariah 2015-2019. www.ojk.go.id

Pasaribu, F. (2021). OPTIMASI KONTRIBUSI PEMBIAYAAN SYARIAH PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI BANK SYARIAH MANDIRI. Jurnal AKMAMI (Akuntansi Manajemen Ekonomi), 2(3), 732–743.

(19)

128 Analisis Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pembiayaan Murabahah Di BPRS Patriot Bekasi

Permata, S. C. (2015). Pelaksanaan Monitoring Pembiayaan Murabahah Dalam Meminimalkan Pembiayaan Macet. Skripsi. Semarang: UIN Walisongo.

Putra, P., & Hasbiyah, W. (2020). Ekonomi syariah: Sebuah tinjauan praktis. Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Tangerang.

Safitri, S., & Hendry, A. (2015). Prosedur analisis kelayakan pembiayaan mikro: Studi kasus BRI Syariah cabang Prabumulih. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3(1), 37–54.

Santi, R. (2020). Analisis Efektivitas Monitoring Pada Pembiayaan Mikro Reguler IB di PT Bank BRI Syariah KCP Mojokerto Majapahit.

Saprida, S. (2018). Akad Salam Dalam Transaksi Jual Beli. Mizan: Journal of Islamic Law, 4(1).

Sellina, S. (2023). Analisis Strategi dalam Menghadapi Pembiayaan Bermasalah pada PT. Bank Muamalat Pusat. Margin: Jurnal Lentera Managemen Keuangan, 1(01), 34–40.

Siregar, A. A. P., Rokan, M. K., & Harianto, B. (2023). Pengawasan sebagai Upaya dalam Pencegahan Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis, 972–976.

Syafii, I., & Siregar, S. (2020). Manajemen Risiko Perbankan Syariah. 1(1), 662–665.

Zakia, E. K. (2020). analisis penerapan manajemen resiko pada pembiayaan murabahah di pt.

Bprs ummu bangil pasuruan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko pembiayaan murabahah serta penanganan pembiayaan bermasalah di PT BPRS Sukowati kantor

Penelitian ini bertujuan untuk mengerahui praktik pelaksanaan pembiayaan murabahah di BMT Amanah Insani Sukoharjo.Pembiayaan murabahah merupakan produk pembiayaan

Adapun hal-hal yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah tentang prosedur dan pelaksanaan akad pembiayaan murabahah di BMT Palur serta kesesuaiannya dengan Fatwa

Sistem dan prosedur pembiayaan Murabahah BPRS Lampung Timur yaitu dimulai dari proses pengajuan permohonan pembiayaan, pencairan pembiayaan sampai pada pelunasan pembiayaan, adanya

Dari hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih pembiayaan murabahah di BPRS Aman Syariah

BPRS Berkah Dana Fadhlillah harus terus meningkatkan penyaluran pembiayaan murabahah bagi pelaku usaha mikro, untuk meningkatkan jumlah nasabah maupun jumlah pembiayaan

Prosedur penyaluran pembiayaan Mitra Usaha IB yang ada di PT BPRS Mitra Mentari Sejahtera sudah dijalani sesuai dengan prosedur penyaluran pembiayaan secara umum dan teori yang

BPRS al-falah banyuasin menyediakan pembiayaan pembelian kendaraan bermotor dengan akad murabahah, dimana nasabahnya harus mengikuti prosedur-prosedur yang ada, yaitu; prosedur