ANALISIS PROGRAM SIARAN TELEVISI DAN RADIO YANG MELANGGAR P3SPS
PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Tengah Semester
Oleh :
VINGKY ALVYONITA NIM: 4322.033
Dosen pengampu:
ARINIL HAQ, M.Sos
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
TAHUN 2024M/1446H
PEMBAHASAN
1. PROGRAM TELEVISI
A. REDAKSI PAGI TRANS 7
Divisi redaksi Trans7 hadir bersamaan dengan beroperasinya stasiun televisi Trans7. Program berita pada stasiun Trans7 ini memiliki nama program yaitu Redaksi. Program yang hadir setiap jam – jam tertentu ini diberi nama sesuai waktu tayangnya. Program Redaksi Pagi merupakan sebuah program yang dikemas dalam format hard news dan disampaikan secara lugas dan dinamis.
Program yang tayang setiap pukul 06.30 WIB di setiap senin hingga minggu ini berisikan materi berita dari dalam dan luar negeri yang aktual dan terkini. Khusus untuk berita Internasional, materi yang ditampilkan adalah informasi yang memiliki kedekatan dengan masyarakat Indonesia.
Sementara, kejadian-kejadian yang berlangsung di kawasan Timur Tengah, Asia, dan Asia Tenggara serta beberapa kawasan yang berdekatan dengan Indonesia akan menjadi pilihan utama berita-berita dari luar negeri.
Program yang diramu selama enam puluh menit ini akan disajikan ke hadapan pemirsa dengan lima kemasan berita yang berbeda. Materi berita yang ditampilkan diantaranya berupa perkembangan berita politik, ekonomi, sosial terkini serta berbagai peristiwa menarik lainnya. Selain itu ada pula Program Redaksi Siang adalah program berita yang mengedepankan prinsip aktualitas yang terjadi sepanjang pagi hingga siang hari. Redaksi siang ditayangkan pada pukul 11.30 WIB.
Redaksi Siang akan hadir dengan tiga segmen utama. Segmen pertama akan diisi dengan berita-berita aktual berdasarkan peristiwa yang terjadi sepanjang pagi, dilanjutkan dengan segmen kedua yang bisa merupakan up date terkini dari dalam dan laur negeri. Dalam segmen ini masih
dimungkinkan juga untuk menampilkan informasi lain yang paling terbaru atas peristiwa yang ditampilkan melalui hubungan telepon. Segmen ketiga akan menampilkan informasi ringan yang pasti disukai pemirsa.
Selain melakukan tugas peliputan secara off the reccord, biasanya program Redaksi Pagi Trans7 melakukan kegiatan peliputan secara langsung (liive). Biasanya para reporter melakukan peliputan secara langsung apabila terjadi kejadian yang wajib untuk diinformasikan secara cepat kepada masyarakat. Contohnya seperti terjadi gempa bumi, banjir, hingga kejadian – kejadian yang dirasa harus cepat dan langsung diinformasikan kepada masyarakat. Dalam memproduksi berita, para reporter mencari dan menggali setiap peristiwa yang terjadi untuk diinformasikan kepada masyarakat banyak. Selain mencari berita, reporter pun biasanya menuliskan naskah berita hasil peliputan dilapangan.
Pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 06.07 WIB menampilkan pemberitaan terkait “Razia PMKS Diwarnai Jeritan Histeris” yang di dalamnya terdapat muatan razia pekerja seks komersial. Dalam muatan tersebut, terdapat visual identitas (wajah) beberapa orang wanita yang diduga sebagai pekerja seks komersial;
Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 22 Ayat 3, lembaga penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS);
Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran Pasal 44, program siaran jurnalistik wajib menyamarkan gambar dan identitas orang yang diduga pekerja seks komersial, orang dengan HIV/AIDS, dan pasien dalam kondisi mengenaskan CDTRD
Dengan ini KPI (Komisi Penyiaran Insonesia memutuskan bahwasannya menjadikan program “ Redaksi Pagi” sebagai program yang mendapatkan sanksi administrative teguran tertulis, dan Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya.
Sanksi tertulis ini sesuai dengan P3SPS tahun 2012 pada BAB XXX mengenai sanksi dan penanggung jawab sesuai dengan pasal 75 ayat (1) bahwa “program siaran yang terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar standar program siaran dijatuhkan sanski administrative oleh KPI” sedangkan mengenai penjelasan sanksi terdapat pada ayat (2)
“Sanksi administratif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas
dapat berupa:
a. teguran tertulis;
b. penghentian sementara mata acara yang bermasalah setelah melalui tahap tertentu;
c. pembatasan durasi dan waktu siaran;
d. denda administratif;
e. pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu;
f. tidak diberi perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran; atau g. pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran.”
Sedangkan mengenai SANKSI ADMINISTRATIF dijelaskan dalam BAB XXXI bahwasannya teguran tertulis terdapat pada ayat (2) “jangka waktu pengenaan sanksi administrative berupa teguran tertulis pertama dan kedua atas pelanggaran yang dilakukan oleh Lembaga penyiaran paling sedikit selama 7 hari kelender.
2. PROGRAM RADIO
A. Program Siaran Indika Pagi
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) berdasarkan Undang- Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran), berwenang mengawasi pelaksanaan peraturan dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012 serta memberikan sanksi terhadap pelanggaran P3 dan SPS. Berdasarkan pemantauan dan hasil analisis.
KPI Pusat telah menemukan pelanggaran pada Program Siaran “Indika Pagi” yang disiarkan oleh stasiun radio Indika FM pada tanggal 18 Januari 2018 mulai pukul 07.45 WIB. Program siaran tersebut menyiarkan perbincangan dengan topik “Cinta dan Orgasme”. KPI Pusat menilai perbincangan yang membahas isu seksualitas secara eksplisit tersebut tidak layak disiarkan pada jam siar anak-anak dan remaja. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas ketentuan tentang perlindungan anak-anak dan remaja serta program siaran yang berisikan pembicaraan mengenai masalah seks.
KPI Pusat memutuskan bahwa tayangan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 Ayat (1) dan (2) menjelaskan bahawa:
“1) Lembaga penyiaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada anak dengan menyiarkan program siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan penggolongan program siaran.
(2) Lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan anak dalam setiap aspek produksi siaran.”
dan Pasal 16 Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 “Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelanggaran dan/atau pembatasan program siaran bermuatan seksual”.
Serta pasal 15 Ayat (1) menjelaskan bahwa:
(1) Lembaga penyiaran wajib memperhatikan dan melindungi hak dan kepentingan:
a. orang dan/atau kelompok pekerja yang dianggap marginal;
b. orang dan/atau kelompok dengan orientasi seks dan identitas gender tertentu;
c. orang dan/atau kelompok dengan kondisi fisik tertentu;
d. orang dan/atau kelompok yang memiliki cacat fisik dan/atau mental;
e. orang dan/atau kelompok pengidap penyakit tertentu; dan/atau f. orang dengan masalah kejiwaan.
dan Pasal 22 Ayat “(1) Lembaga penyiaran wajib menjalankan dan menjunjung tinggi idealisme jurnalistik yang menyajikan informasi untuk kepentingan publik dan pemberdayaan masyarakat, membangun dan menegakkan demokrasi, mencari kebenaran, melakukan koreksi dan kontrol sosial, dan bersikap independent”.
Berdasarkan pelanggaran tersebut, KPI Pusat memberikan sanksi administratif teguran tertulis. Sanksi tertulis ini sesuai dengan P3SPS tahun 2012 pada BAB XXX mengenai sanksi dan penanggung jawab sesuai dengan pasal 75 ayat (1) bahwa “program siaran yang terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar standar program siaran dijatuhkan sanski administrative oleh KPI” sedangkan mengenai penjelasan sanksi terdapat pada ayat (2)
“Sanksi administratif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas dapat berupa:
a. teguran tertulis;
b. penghentian sementara mata acara yang bermasalah setelah melalui tahap tertentu;
c. pembatasan durasi dan waktu siaran;
d. denda administratif;
e. pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu;
f. tidak diberi perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran; atau g. pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran.”
Sedangkan mengenai SANKSI ADMINISTRATIF dijelaskan dalam BAB XXXI bahwasannya teguran tertulis terdapat pada ayat (2) “jangka waktu pengenaan sanksi administrative berupa teguran tertulis pertama dan kedua atas pelanggaran yang dilakukan oleh Lembaga penyiaran paling sedikit selama 7 hari kelender.