• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Kecenderungan Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (Studi Analisis Isi Pada Kasus Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran Media Televisi Yang Dimuat Di W

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Kecenderungan Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (Studi Analisis Isi Pada Kasus Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran Media Televisi Yang Dimuat Di W"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini, telah membawa dampak terhadap dunia penyiaran, termasuk dunia penyiaran di indonesia. Dimana perkembangan media komunikasi modren dewasa ini telah memungkinkan orang diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media

(channel) yang dapat digunakan sebagai sarana penyaimpaian pesan.

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Menurut Elizabeth Noello-Neuman (1973) dalam Rakhmat (2011 : 90), ada empat tanda pokok komunikasi massa yaitu :

1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis

2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi (para komunikan)

3. Bersifat terbuka, artinya diajukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim

4. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.

Media penyiaran, yaitu radio dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang dianggap sebagai sarana penyampaian pesan yang efisien untuk

mencapai audiens dalam jumlah yang sangat banyak. Sehingga media massa memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi, khusunya dalam komunikasi massa (Morissan, 2008 : 13).

Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentukan opini publik memiliki peran yang sangat strategis terutama dalam mengembangkan kehidupan demokrasi. Dimana rakyat memiliki hak untuk mengontrol kekuasaan agar tidak terjadi penyalah gunaan kekuasaan. Pengontrolan tersebut bersangkutan dengan hajat hidup orang banyak sehingga harus diinformasikan dan diketahui secara terbuka dan bebas oleh publik.

(2)

bernama Paul Nipkov. Saat ini bisa dikatakan bahwa televisilah yang menjadi media komunikasi massa paling populer. Secara teknis televisi dapat diartikan sebagai sebuah alat penangkap siaran bergambar.

Istilah televisi (television) merupakan suatu kata yang berasal dari gabungan kata tele (bahasa Yunani) yang artinya jauh dan vision (bahasa latin Videra) yang artinya melihat/memandang. Jadi secara harfiah televisi berarti memandang peristiwa dari jauh dalam waktu yang bersamaan (Sofiah, 1993 : 47)

Merujuk kepada undang-undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002, dimana kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi melalui penyiaran sebagai perwujudan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dilaksanakan secara bertanggung jawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam dunia penyiaran tidak hanya sebatas pada penyiaran, tetapi juga berkaitan erat dengan siaran, lembaga penyiaran dan program siaran. Dimana masing-masing elemen dalam penyiaran tersebut dapat di definisikan berlandaskan Undang -Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002, yaitu:

a. Penyiaran merupakan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancara dan atau sarana trasmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh

masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

b. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Semua di produksi oleh lembaga penyiaran swasta maupun negeri.

(3)

menghasilkan program-program siaran yang bermanfaat kepada sasaran konsumen.

d. Program siaran adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, atau karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran.

Negara Indonesia merupakan negara yang berlandakan hukum dimana semua telah diatur pada perundang-undangan dengan bertujuan sebuah institusi lembaga penyiaran mengikuti kaidah yang ada untuk menciptakan keteraturan dan menjauhkan hal yang tidak mengikuti kaidah yang ada untuk menciptakan keteraturan dan menjauhkan hal yang tidak diinginkan.

Dalam penyelenggaraan penyiaran tentunya tidak terlepas dari kaidah-kaidah umum penyelenggaraan telekomunikasi yang berlaku secara universal. Penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spektum frekuensi radio dan orbit satelit

geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga

pemanfaatan perlu diatur secara efektif dan efisien.

Siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan, serentak dan bebas, memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku khalayak, maka penyelenggara penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang berlandaskan kepada ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang

Adil dan Beradab.

Maraknya perindustrian penyiaran di tanah air, sehingga diperlukan adanya sebuah peraturan untuk menyelenggarakan penyiaran dan menghasilkan kualitas siaran serta mengawasi penyelenggaraan penyiaran yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Maka dibuatlah sebuah peraturan perundang-undangan yang dimuat dalam buku Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Standar Pedoman Siaran (SPS) yang disah kan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) oleh lembaga negara independen pada tahun 2002.

(4)

integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokrasi, adil dan sejahtera.

P3SPS ditetapkan agar lembaga penyiaran dapat menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, control, perangkat sosial dan pemersatu bangsa. Standar program siaran ini sendiri diarahkan agar program siaran dapat menjunjung tinggi dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan negara kesatuan republik indonesia, meningkatkan kesadaran dan ketaatan terhadap hukum dan segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku di indonesia, menjunjung tinggi norma dan nilai agama dan budaya bangsa yang muktitural, menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan hak-hak kepentingan publik, hak-hak-hak-hak kelompok masyarakat minoritas.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai lembanga independen negara yang mengawasi, menetapkan dan mengatur penyiaran melalui P3SPS memiliki eksistensi sebagai bagian dari wujud peran serta masyarakat dalam hal penyiaran, baik sebagai wadah aspirasi maupun mewakili kepentingan masyarakat ( UU no. 32,Pasal 8, Ayat 1). KPI memiliki kewenangan menyusun dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat.

Kecenderungan adanya pelanggaran yang dibuat media massa, khusunya

media televisi soalah tidak mengindahkan kaidah-kaidah yang telah di berlakukan oleh KPI melalui P3SPS sebagaimana yang telah dimuat dan di sahkan sebagai pedoman dalam penyelenggaran penyiaran. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir telah terjadi pelanggaran lebih dari 200 kasus pelanggaran yang di muat dalam situs Komisi Penyiaran Indonesia melalui website kpi.go.id

Peranan KPI dalam mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang mencakup semua proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian, operasionalisasi, pertanggungjawaban dan evaluasi. Selain itu KPI memiliki kewenangan terkait dengan kewenangan yudisial dan yustisial karena terjadinya pelanggaran yang oleh undang-undang penyiaran dikategorikan sebagai tindak

(5)

pidana. KPI juga berhubungan dengan masyarakat dalam menampung dan menindaklanjuti segenap bentuk apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun terhadap dunia penyiaran pada umumnya.

Adanya pelanggaran terhadap P3SPS menjadi tanggung jawab KPI untuk menegur maupun memberikan sanksi terhadap media massa yang melakukan pelanggaran. KPI berkewajiban untuk menampung aspirasi masyarakat dalam menyampaikan pendapat terhadap siaran yang ditampilkan di media massa, dan masyarakat berhak untuk menyampaikan pendapatnya terhadap siaran ataupun pemberitaan di media massa, khusunya televisi yang dianggap mengandung unsur-unsur tertentu seperti siaran yang tidak mendidik, adanya unsur kekerasan, SARA, dan lainya.

KPI menampung aspirasi dan pengaduan dari masyarakat dan menindak lanjuti dengan melihat keriteria pelanggaran yang dilakukan dan memberikan sanksi atau teguran sesuai dengan kasus pelanggaran yang dilakukan dengan parameter P3SPS sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur pelanggran yang telah terjadi. Kasus-kasus pelanggaran yang telah terjadi tersebut akan dimuat di website resmi KPI dan telah di deskripsikan secara jelas sangsi yang diberikan dan pelanggaran yang dilakukan. Banyaknya kasus pelanggaran yang dimuat pada website kpi.go.id seolah menjadi sebuah fenomena tersendiri sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada website kpi.go.id.

Banyaknya nama stasiun televisi di indonesia yang tercantuh dalam

website kpi.go.id sebagai media yang melakukan pelanggaran, peneliti tertarik untuk mengangkat judul skripsi “kecenderungan pelanggaran pedoman perilaku penyiaran dan stadar program siaran di media televisi”. Karakteristik televisi yang memiliki jangkauan siar luas dan dapat memberikan efek yang besar pula menjadi daya tarik untuk diteleti. Dimana peneliti ingin melihat bentuk dari pelanggaran yang terjadi pada media televisi dan pasal yang paling sering dilanggar.

1.2 Perumusan Masalah

(6)

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalahnya yaitu :

1. Penelitan ini bersifat deskriptif, yaitu hanya memaparkan bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh media televisi berdasarkan jenis program, dan sanksi yang diberikan. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Penelitian dilakukan dengan menganalisis sampel kasus pelanggaran siaran televisi berdasarkan waktu pelanggaran yang dimuat pada website kpi.go.id terhitung pada bulan Juli-Desember 2014.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini memiliki arah yang lebih jelas maka perlu ditetapkan beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kecenderungan pelanggaran penyiaran program faktual dan non faktual yang terjadi di media televisi.

2. Mengetahui stasiun televisi yang paling sering melakukan pelanggaran. 3. Mengetahui kecenderungan pasal dalam P3SPS yang sering dilanggar

oleh media televisi.

4. Mengetahui sangsi yang di berikan oleh KPI terhadap pelanggaran yang

dilakukan oleh media televisi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : 1.5.1 Manfaat Teoritis

(7)

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran bagi masyarakat tentang pemahaman terhadap kecenderungan pelanggaran P3SPS dalam tayangan media televisi agar dapat tercipta lingkungan yang memiliki kesadaran melek media (media literacy).

b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kesadaran dan pemahaman agar masyarakat dapat menilai secara kritis tayangan yang dimuat ditelevisi.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat akumulator dipakai, terjadi pelepasan energi dari akumulator menuju lampu. Dalam peristiwa ini, arus listrik mengalir dari kutub positif ke pelat kutub negatif.

Proyek Akhir ini bertujuan untuk membuat sistem tenaga listrik hybrid untuk suplay beban penerangan jalan umum type led sebagai energi alternatif yang terbaharukan

Penelitian kali ini, untuk faktor demografi hanya pada bagian jumlah uang saku yang memiliki beda dengan perilaku konsumtif mahasiswa. Semakin banyak uang yang

Komisaris dan Direksi PT Jamsostek (Persero) berdasarkan Pasal 58 huruf b UU BPJS ditugaskan untuk menyiapkan pengalihan aset dan liabilitas serta hak dan kewajibannya ke

Objective of this research are to understand effect of reducing sugar and total nitrogen variation to ethanol production and fermentation efficiency, cell

Berdasarkan hasil perhitungan nilai korelasi dan koefisien jalur yang telah dilakukan, maka dapat diketahui besarnya pengaruh langsung maupun tidak langsung kompetensi, motivasi,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul CorelDRAW pada pelajaran Dasar Desain Grafis kelas X di SMK Darul Ulum Layoa Bantaeng yang dikembangkan layak digunakan

Era digital saat ini mendorong media online detikawanua.com pada PT Media Sahabat Rakyat menitik beratkan pelatihan dan pengembangan pada bidang pengembangan berupa