• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASSYAFI`IYAH KCP KOTA METRO MENURUT

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASSYAFI`IYAH KCP KOTA METRO MENURUT "

Copied!
76
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah yaitu: “Bagaimana Pembiayaan Murabah di BMT Assyafi`iyah Kota Metro Perspektif Ekonomi Islam?”.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data itu diperoleh.”11 Penelitian menempatkan sumber data sebagai subjek yang memiliki kedudukan penting. Konsekuensi lebih lanjut dari posisi sumber data adalah ketepatan pemilihan dan penentuan jenis sumber data akan menentukan keakuratan data yang diperoleh. 8 Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

Klasifikasi sumber data berguna sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data yang seharusnya menjadi prioritas dalam penelitian. Sumber primer adalah “sumber data pertama tempat penelitian dilakukan”. Sumber data sekunder adalah sumber data selain sumber data primer. Menurut Sugiyon, mereka adalah sumber sekunder.

Menurut Sugiyono, “Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada setting alamiah (kondisi alam), sumber data primer dan teknik pengumpulan data meliputi observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi.”15. Data yang diharapkan diperoleh dari metode wawancara adalah data pembiayaan murabahah pada BMT Assyafi`iyah Kota Metro.

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Pembiayaan
  • Dasar Hukum Pembiayaan
  • Tujuan Pembiayaan
  • Prinsip-prinsip Pembiayaan Syariah
  • Macam-macam Pembiayaan
  • Murabahah
    • Pengertian Murabahah
    • Dasar Hukum Murabahah
    • Sarat dan Rukun Murabahah
    • Prinsip-prinsip Murabahah
    • Karakteristik Murabahah
  • Aplikasi Pembiayaan Murabahah dalam Perspektif

Adanya lembaga keuangan yang menawarkan berbagai produk pembiayaan bertujuan untuk memperluas alternatif pembiayaan bagi masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan pembiayaan harus dirumuskan dengan jelas, agar tidak terjadi orientasi lateral, yaitu risiko-risiko yang tidak diperhitungkan yang dapat berdampak negatif terhadap keberlangsungan lembaga keuangan. Risiko yang diterima lembaga keuangan dalam hal pendanaan harus merupakan risiko yang diperhitungkan (ambil hanya risiko yang diperhitungkan).

Lembaga keuangan juga harus melihat sejauh mana potensi peningkatan penjualan akibat pembiayaan yang diberikan. Jika tidak ada potensi untuk meningkatkan penjualan setelah memberikan tambahan modal dari pembiayaan, risiko lembaga keuangan akan meningkat. Lembaga keuangan juga harus melakukan kajian mendalam terhadap kebutuhan modal musiman dan permanen yang dibutuhkan nasabah.

Hal ini harus dicermati oleh lembaga keuangan agar dana tersebut tidak digunakan untuk keperluan lain sehingga dapat menimbulkan kredit macet. Berdasarkan kutipan di atas, setiap transaksi pembiayaan oleh lembaga keuangan syariah tidak boleh melanggar prinsip syariah, seperti mengandung unsur riba, maisir, atau pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi yang dilarang oleh syariah. 33 Berdasarkan kutipan di atas, lembaga keuangan harus menilai kelayakan nasabah sebelum memberikan pembiayaan.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah calon nasabah ini jujur ​​dalam memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan. Analisis terakhir yang dilakukan oleh lembaga keuangan untuk memberikan pembiayaan terkait kondisi ekonomi, kepastian hukum dan kemenakan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha. Salah satu fungsi utama lembaga keuangan adalah menyalurkan dana yang dihimpunnya melalui pembiayaan kepada masyarakat.

Murabahah Teknik Perbankan adalah akad jual beli antara lembaga keuangan syariah sebagai penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang memesan barang, lembaga keuangan syariah menerima keuntungan penjualan yang disepakati bersama. Harga jual dari lembaga keuangan syariah adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Murabahah sebagai salah satu produk lembaga keuangan syariah, dalam pelaksanaannya harus dilakukan sesuai dengan prinsip syariah.

Namun, perbedaan dalam akad murabahah adalah keuntungan (margin) yang diperoleh lembaga keuangan atau bank diketahui oleh nasabah dan muncul dalam akad. Keuntungan yang diperoleh lembaga keuangan disepakati terlebih dahulu antara nasabah dan lembaga keuangan dengan menyebutkan harga pokok secara transparan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Pembiayaan Murabahah

Gambaran umum pembiayaan murabahah pada BMT Assyafi`iyah KCP Kota Metro, peneliti peroleh berdasarkan hasil wawancara dengan Hadi Suranto, Kepala Cabang BMT Assyafi`iyah KCP Kota Metro, Account Officer Nurrohman, Account Officer Amanatun, Septiwulandari, akuntansi , dan nasabah BMT Riyadi Assyafi` ya KCP Kota Metro. Untuk mengetahui jenis pembiayaan apa saja yang diberikan oleh BMT Assyafi`iyah KCP Kota Metro, peneliti melakukan wawancara dengan Nurrohman Account Officer BMT Assyafi`iyah KCP Kota Metro. Menurut Account Officer BMT Assyafi`iyah KCP Metro City Amanatun, proses pemberian pembiayaan oleh BMT Assyafi`iyah kepada nasabah memperhatikan aspek teknis administrasi, kejelasan identitas pemohon, proses evaluasi calon nasabah bersama.

Berdasarkan prosedur di atas, diketahui calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan murabahah pada BMT Assyafi`iyah KCP Kota Metro terlebih dahulu harus mengajukan permohonan. Seingat saya, dalam akad murabahah di BMT Assyafi`iyah KCP Kota Metro disebutkan besarnya pembiayaan yang akan disetujui, besarnya angsuran dan keuntungan yang diterima BMT. 49 Memahami hasil wawancara di atas, pembiayaan murabahah oleh BMT Assyafi`iyah dilakukan dalam bentuk jual beli dengan keuntungan yang disepakati bersama antara BMT dan nasabah.

Dalam jual beli terjadi tawar-menawar antara penjual dan pembeli, hal ini juga berlaku di BMT Assyafi`iyah. Jika kita memahami hasil wawancara di atas, prinsip utama yang dijadikan acuan dalam pembiayaan murabah di BTM Assyafi`iyah KCP Kota Metro adalah prinsip tanpa riba. Berdasarkan hasil wawancara dengan Amanatun Account Officer BMT Assyafi`iyah KCP diperoleh informasi bahwa salah satu kendala yang timbul dari praktik pembiayaan murabahah adalah tidak jarang nasabah menyamakan praktik pembiayaan ini dengan leasing konvensional.

Menurut Nurrohman, upaya yang dilakukan BMT Assyafi`iyyah untuk meminimalisir kerugian akibat kekurangan nasabah. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dikemukakan bahwa upaya yang dilakukan BMT Assyafi`iyah dalam menangani pembiayaan bermasalah adalah dengan melakukan analisis yang cermat terhadap kelayakan nasabah. Jenis pembiayaan murabahah pada BMT Assyafi`iyyah KCP Kota Metro lebih mengarah pada pembiayaan konsumsi yaitu “pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan. 68.

57 Dalam praktiknya, pembiayaan murabahah di BMT Assyafi`iyyah ditujukan untuk kebutuhan nasabah rumah tangga, bukan bentuk pembiayaan produktif untuk kebutuhan usaha. Praktik yang dilakukan BMT Assyafi`iyyah dalam upaya meminggirkan transparansi adalah dengan mencantumkan harga barang yang dipesan. 61 Praktik yang ditemukan dalam pembiayaan murabahah di BMT Assyafi`iyyah adalah terkadang ada nasabah yang beritikad buruk dan tidak konsisten dalam pembayaran angsuran.

Mekanisme pembiayaan murabahah pada BMT Assyafi`iyyah KCP Kota Metro dilakukan melalui tahapan administrasi, survey kelayakan nasabah dan pencairan dana. Untuk meminimalisir resiko pembiayaan murabahah, manajemen BMT Assyafi`iyah KCP Kota Metro menerapkan formula yang dikenal dengan 5 C, sebelum menyetujui pembiayaan yaitu: penilaian karakter (character), capacity (kemampuan), capital (kemampuan), condition (syarat) dan agunan (jaminan).

Referensi

Dokumen terkait

80 4.1.2.2 Hasil Penelitian Tentang Perputaran Piutang Pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk .... 82 4.1.2.3 Hasil Penelitian Tentang Profitabilitas Pada PT Bank Rakyat Indonesia