• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2015

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah

Grogot Kabupaten Paser)

Faisal Floperda Akbar Wanda 1

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan tingkat nilai efisiensi usaha tani jeruk siam di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser. Metode pengambilan sampel yang digunakan metode sample random sampling (acak) yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap petani dalam satu kelompok tani jeruk siam dengan jumlah anggota kelompok tani sebanyak 20 orang petani. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menghitung pendapatan dan tingkat nilai efisiensi usahatani jeruk siam menggunakan alat analisis R/C Ratio. Hasil penelitian menunjukkan total biaya, pendapatan dan keuntungan usaha tani jeruk siam serta pendapatan padi sawah. Total biaya produksi jeruk siam Rp354.653.833,33/thn dan rata-rata Rp17.732.691,67/anggota kelompok tani/ha/thn. Biaya produksi padi sawah Rp398.522.166,57 dan rata-rata Rp19.926.108,33/anggota kelompok tani/ha/thn.

Total pendapatan jeruk siam Rp831.846.166,57/thn dan rata-rata 41.592.308,33/anggota kelompok tani/ha/thn. Pendapatan padi sawah Rp.455.877.833,43/thn dan rata-rata Rp22.793.891,67. Nilai R/C Ratio usaha tani jeruk siam sebesar 3,35 Layak. Nilai R/C Ratio padi sawah sebesar 2,14 Layak untuk dilaksanakan.

Kata kunci : pendapatan, jeruk, padi, biaya, usaha tani

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting dalam menyediakan pangan bagi seluruh penduduk. Selain itu sektor pertanian merupakan andalan sebagai penyumbang devisa negara, termasuk pertanian di bidang usaha tani jeruk.

Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian memberikan sumbangan kepada masyarakat serta menjamin bahwa pembangunan yang menyeluruh itu mencakup penduduk yang hidup dari bertani, yang jumlahnya besar dan untuk tahun-tahun mendatang (Krisnandhi, 2009).

(2)

Sektor pertanian banyak memiliki manfaat bagi masyarakat dan negara selain karena mayoritas masyarakat indonesia bermata pencaharian sebagai petani, komoditas pertanian berpengaruh terhadap status gizi dan kesehatan penduduk terutama melalui produksi pangan yang dikonsumsinya. Pangan yang dimaksud meliputi nabati (dari tumbuhan) dan hewani. Dengan kata lain komoditas pertanian merupakan sumber pangan bagi manusia yang memberi zat gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia (Rachmawan, 2001).

Keberhasilan pengembangan suatu komoditas ditentukan dari tingkat pendapatan dan tingkat efisiensinya pendapatan petani tersebut. Komoditas yang dikembangkan dalam hal ini jeruk siam harus dapat memberikan keuntungan dan dapat berkembang dengan mempertimbangkan faktor ekternalitas. Dengan kata lain petani menanam dan mengembangkan usaha tani jeruk siam jika secara tingkat pendapatan menguntungkan.

Kabupaten Paser merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi pertanian cukup besar. Salah satunya jeruk yang saat ini dibudidayakan oleh masyarakat di desa Padang Pangrapat kabupaten Paser yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang mengusahakan jeruk, yang memanfaatkan pematangan padi sawah sebagai penambah perekonomian petani sehari-harinya disamping komoditi yang lainnya seperti kelapa sawit dan salak.

Usaha tani jeruk di kabupaten Paser khususnya masyarakat di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot mulai membudidayakan tanaman jeruk pada tahun 2009 dan tanaman jeruk mulai berproduksi pada tahun 2011.

Kabupaten Paser adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan yang sangat berpotensial dengan usaha tani jeruk karena didukung oleh wilayah yang cukup luas, sarana serta struktur tanah. Adapun luas lahan dan produksi jeruk desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser tahun 2009- 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Luas lahan dan produktivitas jeruk siam desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser tahun 2009-2013.

NO TAHUN

LUAS LAHAN

(HA)

PRODUKTIVITAS (TON/HA)

PENDAPATAN (Rp/ha/Thn)

1. 2009 24 - -

2. 2010 24 - -

3. 2011 24 33,6 10.080.000,-

4. 2012 24 120 36.000.000,-

5 2013 24 144 43.200.000,-

Sumber : Petugas Penyuluhan Lapangan Kecamatan Tanah Grogot Dengan luas lahan yang cukup luas, kabupaten Paser mempunyai potensi yang cukup besar dalam mengembangkan produksi jeruk siam salah satunya Kec. Tanah Grogot desa Padang Pangrapat, Jeruk merupakan sumber

(3)

pendapatan sebagian besar penduduk disamping kegiatan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari adanya peranan pemerintah setempat yang senantiasa memberikan bimbingan dan bantuan kepada para petani agar produksinya dapat ditingkatkan sehingga pendapatan usaha tani jeruk juga meningkat.

Sampai saat ini informasi mengenai efisiensi dan permasalahan pendapatan usaha tani jeruk siam di desa Padang Pangrapat masih terbatas, sedangkan hasil dari analisis pendapatan usaha tani jeruk siam ini menunjukan apakah usaha tani jeruk siam layak atau tidak layak untuk di kembangkan. Informasi ini berguna bagi para petani maupun investor yang tertarik untuk mengembangkan atau menanamkan modalnya dalam usaha tani jeruk siam. Sehingga dengan adanya investasi dalam pengembangan usaha tani ini diharapkan meningkatkan jumlah produksi jeruk siam dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan atau pendapatan petani dan investor itu sendiri.

Dengan latar belakang terebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut melalui penulisan skripsi dengan judul penelitian : “Analisis Pendapatan Usaha Tani Jeruk Siam ( Studi Kasus di Desa Padang Pangrapat Kec. Tanah Grogot Kab. Paser )”. Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah.

Rumusan Masalah Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada deskripsi diatas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.

Berapa besar pendapatan usaha tani Jeruk Siam di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser ?

Berapa besar tingkat efisiensi usaha tani Jeruk Siam di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser ?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pendapatan usaha tani Jeruk Siam di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser.

Untuk mengetahui tingkat nilai efisiensi usaha tani Jeruk Siam di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser.

Kerangka Dasar Teori Pengertian Usaha Tani

Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan petani yang lebih besar. Ilmu usaha tani juga didefinisikan sebagai ilmu mengenai cara petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan.

Produksi

Partadiredja (2000), mendefinisikan produksi adalah segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah manfaat atas suatu benda untuk

(4)

memuaskan orang lain. Menurut Rosyidi (2004), produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya guna barang.

Faktor Produksi

Faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi Daniel (2002), produksi tidak dapat dilakukan jika tidak ada bahan- bahan yang memungkinkan dilakukan produksi itu sendiri. Faktor produksi merupakan semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau memperbesar nilai barang tersebut.

Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama produksi berlangsung. Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik scara tunai maupun tidak tunai (Daniel, 2002).

Penerimaan

Penerimaan petani dipengaruhi oleh hasil produksi. Petani menambah hasil produksi bila tiap tambahan produksi tersebut menaikkan jumlah penerimaan yang diperoleh. Penerimaan (revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan outputnya (Boediono, 2002).

Pendapatan

Pendapatan adalah hasil dari usaha tani, yaitu hasil kotor (bruto) dengan produksi yang dinilai dengan uang, kemudian dikurangi dengan baiaya produksi dan pemasaran sehingga diperoleh pendapatan bersih usaha tani (Mubyarto,2003). Sedangkan menurut Mosher (2002), pendapatan di bidang pertanian adalah produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikuranngi dengan biaya selama kegaiatan usaha tani.

Efisiensi

Efisiensi dalam analisis ekonomi digunakan sebagai alat untuk mengukur atau mengetahui keuntungan dari suatu usaha menurut Mubyarto (2003), untuk menghasilkan suatu hasil produksi (output) diperlukan bantuan kerja sama beberapa faktor produksi sekaligus.

Harga

Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata uang atau alat tukar yang lain dengan satu barang tertentu. Harga merupakan elemen pokok dalam pemasaran karna langsung berhubungan dengan permintaan hasil total, dimana dalam penetapan harga ini dapat berbeda-beda dari tempat yang satu ketempat yang lain (Winardi, 2004).

Definisi Konsepsional

Menurut Gustiyana (2004), pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usaha tani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha tani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usaha tani.

(5)

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung ke lapangan dan mengadakan wawancara dengan responden petani Jeruk Siam. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, laporan dan atau langsung dari instansi yang berwewenang. Data yang diperlukan berupa dokumen, hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara, sedangkan sumber data berasal dari masyarakat yang ada di “desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser Kalimantan Timur”.

Definisi Operasional

Agar diperoleh informasi yang lebih jelas mengenai apa yang diteliti sesuai dengan konsep di atas, maka dalam definisi operasional dapat dikemukakan penjelasan sebagai berikut.

1. Responden adalah petani yang melaksanakan usaha tani jeruk siam dan sudah pernah melakukan pemanenan.

2. Produksi jeruk yaitu jumlah produksi jeruk yang dihasilkan (Kg).

3. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, biaya ini meliputi :

a. Biaya sarana produksi meliputi biaya pembelian benih, pupuk, dan pestisida (Rp).

b. Biaya penyusutan alat adalah biaya yang diperoleh dengan cara memperhitungkan biaya pembelian alat dibagi dengan umur ekonomis alat yang bersangkutan (garis lurus).

c. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan baik untuk tenaga kerja keluarga atau tenaga kerja upahan, biaya ini dihitung berdasarkan upah yang berlaku dilokasi penelitian berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK) yang dikonservasikan setara dengan pria dewasa (Rp).

4. Penerimaan adalah satuan rupiah yang dihitung berdasarkan jumlah produksi (output) yang terjual dengan harga yang berlaku (Rp).

5. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dari usaha tani jeruk siam dikurangi biaya yang dikeluarkan selama musim tanam (Rp).

6. Harga adalah harga jual jeruk siam ditingkat petani dilokasi penelitian (Rp/kg). Sedangkan menurut Saladin (2003), harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk dan jasa.

Biaya lainnya adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam memasarkan jeruk siam dan biaya lainnya yang mendukung proses produksi maupun pasca penen seperti biaya pengangkutan, biaya BBM dinyatakan dalam satuan (Rp).

Populasi dan Sampling

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling (tunjuk langsung) dengan pengambilan data secara sample random sampling (acak) yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk

(6)

diambil kepada setiap petani dalam satu kelompok tani jeruk siam. Dengan jumlah anggota kelompok tani sebanyak 20 orang petani.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki. Dalam melakukan observasi, peneliti melakukan observasi ke lokasi penelitian, di kecamatan Tanah Grogot. Menurut Sugiono (2013:194) observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada obyek-obyek alam yang lain.

2. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk lebih mendalami responden secara spesifik yang dapat dilakukan dengan tatap muka ataupun komunikasi menggunakan alat bantu komunikasi.

Sugiyono (2013:194) mengemukakan wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur.

3. Dokumentasi dapat diperoleh dalam bentuk program kerja kecamatan dan dokumen lainnya yang sesuai dengan fokus penelitian. Pada penelitian ini digunakan teknik penelitian lapangan (field research) dengan cara pengumpulan data hasil survei dengan menggunakan daftar pertanyaan.

Sugiyono (2012:240), menyatakan bahwa, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Teknik Analisis Data

Tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Total Biaya

Sudarsono (2008), total biaya dihitung dengan rumus sebagai berikut:

TC = TFC + TVC Keterangan:

TC = Biaya Total/Total Cost (Rp)

TFC = Total Biaya Tetap/Total Fixed Cost (Rp) TVC = Total Biaya Variabel/Total Variable Cost (Rp) 2. Penerimaan

Sukirno (2002), untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

TR = P x Q Keterangan:

TR = Total Penerimaan/Total Revenue (Rp) P = Harga Produk/Price (Rp)

Q = Jumlah Produk/Quantity (kg)

(7)

3. Pendapatan

Mubyarto (2003), pendapatan dihitung dengan cara mengurangkan total penerimaan dengan total biaya, dengan rumus sebagai berikut:

I = TR – TC Keterangan:

I = Penapatan/Income (Rp)

TR = Total Penerimaan/Total Revenue (Rp) TC = Biaya Total/Total Cost (Rp)

4. Efisiensi Usaha Tani Jeruk Siam

Efisiensi adalah Perbandingan antara penerimaan dan biaya di mana penerimaan lebih besar dibandingkan dengan total biaya. Menurut Harnanto (2003), untuk mengetahui R/C ratio yang diproleh petani jeruk siam desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser adalah.

R/C ratio = Keterangan:

R/C ratio = Perbandingan antara penerimaan dan biaya TR = Total Penerimaan/Total Revenue (Rp) TC = Biaya Total/Total Cost (Rp)

Keputusan:

R/C ratio >1= Berarti usaha yang dilakukan secara ekonomis efisien atau menguntungkan.

R/C ratio <1 = Berarti usaha yang dilakukan secara ekonomis tidak efisien atau tidak menguntungkan.

R/C = 1 = Berarti usaha mengalami titik impas Hasil Penelitian

Biaya Produksi Usaha Tani Jeruk Siam Biaya Tidak Tetap (variable cost)

1. Biaya Bibit 2. Biaya pupuk 3. Biaya Bahan Bakar 4. Biaya pestisida 5. Biaya tenaga kerja Biaya Tetap (fixed cost)

1. Biaya penyusutan alat

Tabel Rekapitulasi Biaya Produksi Usaha Tani Jeruk Siam

No Uraian

Biaya Tidak Tetap

Biaya (Kel Tani/Rp/thn)

Biaya

(Rata-rata Rp/ha/thn)

1 a. Bibit 54.300.000,00 2.715.000,00

b. Pupuk 80.810.000,00 4.040.500,67

c. Pestisida 23.020.000,00 1.151.000,00

d. Tenaga Kerja 162.975.000,00 8.148.750,00

(8)

e. BBM 1.965.000,00 98.250,00 Total Biaya Tidak Tetap 232.070.000,00 16.153.500,00

Tabel Rekapitulasi Pendapatan Rata-rata Usaha Tani Jeruk Siam

No Uraian Jumlah

(Kel Tani/Rp/thn)

Jumlah (Rata-rata Rp/ha/thn) 1.

2.

3.

Penjualan Total Biaya R/C ratio

1.186.500.000,00 354.653.833,33 3,35

59.325.000,00 17.732.691,67 3,35

4. Laba Bersih 831.846.166,67 41.592.308,33

Sumber: data primer (diolah) 2015

Tingkat Efisiensi Usaha Tani Jeruk Siam

Untuk mengetahui apakah usaha tani jeruk siam di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser Layak atau tidak Layak diketahui dengan R/C ratio, yaitu membagi total penerimaan (TR) dengan total biaya (TC)

C

R / 

TCTR

 

Dari hasil perhitungan menunjukan R/C ratio sebesar 3,35 berdasarkan kaidah efisien usaha jeruk siam dikatakan efisien karna memiliki nilai rasio penerimaan atas biaya yang lebih dari satu (R/C ratio > 1) atau setiap 1 unit biaya yang dikeluarkan menghasilkan kenaikan sebesar 3,35 sehingga kegiatan usaha tani jeruk siam efisien/layak karna memberikan penerimaan lebih besar dari pada pengeluaran.

Biaya Produksi Usaha Tani Padi Sawah Biaya Tidak Tetap (variable cost)

1. Biaya Bibit 2. Biaya pupuk 3. Biaya Bahan Bakar 4. Biaya pestisida 5. Biaya tenaga kerja 6. Biaya Giling Padi Biaya Tetap (fixed cost)

1. Biaya Penyusutan Alat

2. Biaya Tetap Biaya

(Kel Tani/Rp/thn)

Biaya (Rata-rata Rp/ha/thn)

Penyusutan Alat 31.583.833,33 1.579.191,67

Total Biaya Tetap 31.583.833,33 1.579.191,67

3,35

(9)

Tabel Rekapitulasi Biaya Produksi Usaha Tani Padi Sawah

Sumber: data primer (diolah) 2015

Tabel Rekapitulasi Pendapatan Rata-rata Padi Sawah

No Uraian Jumlah

(Rp/thn)

Jumlah (Rp/ha/thn)

1. Penjualan 854.400.000,00 42.720.000,00

2. Total Biaya 398.522.166,57 19.926.108,33

3. R/C ratio 2.14 2,14

4. Laba Bersih 455.877.833,43 22.793.891,67

Sumber : data primer (diolah) 2015

Tingkat Efisiensi Usaha Tani Padi Sawah

Untuk mengetahui apakah usaha tani Padi Sawah di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser Layak atau tidak Layak diketahui dengan R/C ratio, yaitu membagi total penerimaan (TR) dengan total biaya (TC)

C

R / 

TCTR

 

Dari hasil perhitungan menunjukan R/C ratio sebesar 2,14 berdasarkan kaidah efisien usaha padi sawah dikatakan efisien karna memiliki nilai rasio penerimaan atas biaya yang lebih dari satu (R/C ratio > 1) atau setiap 1 unit biaya yang dikeluarkan menghasilkan kenaikan sebesar 2,14 sehingga kegiatan usaha tani padi sawah efisien/layak karna memberikan penerimaan lebih besar dari pada pengeluaran.

No Uraian

Biaya Tidak Tetap

Biaya (Kel Tani/Rp/thn)

Biaya (Rata-rata Rp/ha/thn) 1. a. Bibit

b. Pupuk c. Pestisida d. Tenaga Kerja e. BBM

f. Biaya Penggilingan

7.020.000,00 63.966.000,00 32.815.000,00 261.525.000,00 3.890.000,00 63.966.000,00

351.000,00 3.198.300,00 1.640.750,00 13.076.250,00 194.500,00 3.198.300,00

Total Biaya Tidak Tetap 376.336.000,00 18.816.800,00

2. Biaya Tetap Biaya

(Rata-rata Rp/thn)

Biaya

(Rata-rata Rp/ha/thn)

Penyusutan Alat 22.186.166,57 1.109.308,33

Total Biaya Tetap 22.186.166,57 1.109.308,33

2,14

(10)

Tabel Laporan Pendapatan Usaha Tani Jeruk Siam di Desa Padang Pangrapat Periode Januari s.d Desember 2014.

Penjualan Usaha tani Jeruk Siam Rp1.186.500.000,00 Biaya Produksi :

Beban Bibit Rp 54.300.000,00 Beban Pupuk Rp 80.810.000,00 Beban Pestisida Rp 23.020.000,00 Beban Tenag Kerja Rp 162.975.000,00 Beban Penyusutan Alat Rp 31.583.833,33 Beban Bahan Bakar Rp 1.965.000,00 (+)

Biaya Usaha Rp354.653.833,33 (-)

Laba Bersih Usaha tani Jeruk Siam Rp831.846.166,67 Tabel Laporan Pendapatan Tambahan Padi Sawah Pada Usaha Tani Jeruk Siam di Desa Padang Pangrapat Periode Januari s.d Desember 2014.

Pendapatan Lain-lain

Penjualan Usaha Lain-lain Rp854.400.000,00

Biaya Produksi :

Beban Bibit Rp 7.020.000,00 Beban Pupuk Rp 63.966.000,00 Beban Pestisida Rp 32.815.000,00 Beban Tenaga kerja Rp 261.525.000,00 Beban Penyusutan Alat Rp 22.186.166,57 Beban Bahan Bakar Rp 3.890.000,00 Beban Gilingan Padi Rp 7.120.000,00 (+)

Biaya Usaha Rp398.522.166,57 (-)

Laba Bersih Usaha Lain-lain Rp455.877.833,43 Tabel Dari Laporan Keuangan Individual Dapat Dibuat Laporan Konprehensip Penjualan Usaha Tani Jeruk Siam Rp1.186.500.000,00

Biaya Produksi :

Beban Bibit Rp 54.300.000,00 Beban Pupuk Rp 80.810.000,00 Beban Pestisida Rp 23.020.000,00 Beban Tenag Kerja Rp 162.975.000,00 Beban Penyusutan Alat Rp 31.583.833,33 Beban Bahan Bakar Rp 1.965.000,00 (+)

Biaya Usaha Rp354.653.833,33 (-)

Laba Bersih Usaha Tani Jeruk Siam

Rp831.846.166,67

Pendapatan Lain-lain Rp 854.400.000,00

Beban Lain-lain Rp398.522.166,57 (-)

Rp455.877.833,43

(+)

Laba Bersih Usaha Tani Rp1.287.724.000,10

(11)

Tabel Laporan Kelayakan Gabungan Usaha Tani Jeruk dan Padi Sawah

No Jenis Komoditi Pendapatan Total Biaya Produksi R/C Ratio 1 Jeruk Siam Rp1.186.500.000,00 Rp354.653.833,33 3,35%

2 Padi Sawah Rp 854.400.000,00 Rp398.522.166,57 2,14%

Total 1 + 2 Rp2.040.900.000,00 Rp753.175.999,90 2,70%

Penutup

Pendapatan usaha tani jeruk siam 20 anggota kelompok tani di desa Padang Pangrapat sebesar Rp831.846.166,67/thn dengan rata-rata Rp41.592.308,33/anggota kelompok tani/ha/thn. Dan pendapatan padi sawah Rp455.877.833,43/thn dengan rata- rata Rp22.793.891,67.

Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi, usaha tani jeruk siam di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser efisien untuk di usahakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 3,35 Layak. Dan hasil perhitungan kelayakan padi sawah menunjukkan bahwa usaha tani tambahan padi sawah layak untuk dilaksanakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 2,14 Layak.

Untuk petani di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser dapat memperhitungkan pengeluaran biaya variabel seperti biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja agar biaya tersebut dapat dialokasikan secara tepat serta meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbanyak jenis tanaman pada satu lahan agar pendapatan dari usaha tani jeruk dan pendapatan lain-lain tersebut lebih meningkat lagi.

Untuk pemerintahan dan instansi yang terkait dalam bidang pertanian di kabupaten Paser lebih memperhatikan petani, khususnya di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot dengan mengadakan penjualan pestisida dan pupuk bersubsidi agar petani dapat meminimalkan pengeluaran biaya produksi sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani dapat meningkat.

Daftar Pustaka

Boediono. 2002. Pengantar ilmu ekonomi, no. 1 ( Ekonomi Mikro ). BPFE, Yogyakarta.

Daniel, M. 2002. Pengantar ekonomi pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.

Salemba empat: Jakarta.

Hernanto, F. 2003. Ilmu usaha tani. Peneber swadaya. Jakarta.

Krisnandhi, S. 2009. Menggerakkan dan membangun pertanian. C.V. Yasaguna.

Jakarta.

Mosher, A. T. 2002. Menggerakkan dan membangun pertanian (Terjemahan oleh Krisnadhi dan B. Samad). Yasaguna. Jakarta.

Mubyarto. 2003. Pengantar ekonomi pertanian. LP3ES. Jakarta.

(12)

Rachmawan. 2001. Komoditas Pertanian Sebagai Sumber Gizi. Modul dasar bidang keahlian. Departemen Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.

Rosyidi, S. 2004. Pengantar teori ekonomi (pendekatan pada teori ekonomi mikro

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17. Alfabeta. Bandung.

Sukirno, S. 2002. Pengantar teori mikro ekonomi . Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Winardi. 2004. Aspek-aspek bauran pemasaran (Marketing mix). Mandar Maju. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Misal Jawatan Pertanian (sekarang disebut Dinas Pertanian) sejak tahun 1941 telah melakukan anjuran dan usaha dalam pengembangan jeruk keprok (siam) sebagai

Metode Analisis Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja, dan, pengeluaran pupuk terhadap pendapatan petani jeruk