• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

344 Rahmawaty, Arsyad Paweroi, Tamsil

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN PSAK NO. 34 PADA

PT. TRI STAR MANDIRI MAKASSAR

Rahmawaty1, Arsyad Paweroi2, Tamsil3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

The resaarch aimed at finding out wheter the implementation of revenue recognition of construction contrats follows the PSAK No. 34. The data collected in this research was a general description of the company and the data related to revenue recognation. The technique of collecting data was observation and interview. The data used was qualitativeve and quantitative data. Data resource was from primary and secondary data. The tehnique of data analysis was descriptive quantitative. The result showed that PT. Tri Star Mandiri in establishing the recording method of revenue recognation following PSAK No. 34, where the company used the percentage method of completion based on physical research in the field on a project and als in the expense recognition in accorandanced with PSAK No. 34 in making the project budget valued fairly.

Keywords: Revenue and Expanses Recognation

PENDAHULUAN

Dunia yang semakin maju di era globalisasi di dalam bisnis terdapat persaingan ekonomi yang mendorong perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya maka perusahaan harus mampu meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Salah satu unsur yang sangat berkaitan dalam pendapatan, biaya dan laba kotor sesuai dengan persentase pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode.

Daya saing ini dapat diukur dari sumber daya manusia yang ada didalamnya, dimana sangat dibutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang tidak hanya memiliki kompetensi dalam bidang akademik yang digelutinya atau hard skill, namun soft kill yang dimilikinya, sumber daya manusia diharapkan dapat memiliki nilai yang baik untuk bersaing dilingkungan sekitarnya.

Perkembangan industri konstruksi diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang yang memiliki nilai tambah untuk memperoleh keuntungan. Pengertian diatas tidak hanya sebatas (assembling).

Hampir seluruh aktivitas dan usaha manusia , menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak orang memengaruhi lanskap sebuah wilayah, dan menajadi penentu kemajuan serta kebijakan ekonomi politik sebuah Negara.

Pengembangan sistem manajemen di dalam kerangka sistem yang lebih luas, yaitu sistem manajemen proyek, dimaksudkan yang terutama untuk dapat menyusun suatu metode pelaksanaan konstruksi yang merangkul dalam rangka memenuhi kebutuhan pemberi tugas secara optimal. Seperti telah dikemukakan

terdahulu, kegiatan-kegiatan dalam proses konstruksi sesuai dengan keadaan yang dialaminya cenderung bersifat sangat terurai, terkotak-kotak, dan terpisah-pisah cara pelaksanaan satu pekerjaan yang berlapis-lapis meskipun terikat ke dalam suatu saling ketergantungan dan masing-masing merupakan kegiatan atau pekerjaan yang bersifat khusus dan memerlukan keahlian spesialis.

Sejarah konstruksi Indonesia telah dimulai bahkan sebelum Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kemampuan bangsa dan rakyat Indonesia dalam kegiatan pembangunan tidak perlu diragukan mengingat banyaknya candi megah yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda, sektor industri mulai beralih ke metode-metode konstruksi yang umum dianut di Eropa pada saat itu.

PT. Tri Star Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Jenis kegiatan usaha yang dilakukan meliputi Pembangunan Gedung dan Pembuatan Jalan. Pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan apakah sudah sesuai dengan PSAK No. 34. Metode pengakuan pendapatan menurut Skousen (2005,592) dapat digunakan dua metode yaitu metode kontrak selesai dan metode persentasi penyelesaian.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan PSAK No. 34 mengungkapkan suatu metode pengakuan pendapatan dan beban secara proporsional menurut tahap penyelesaian (Percentage Completion Method). Pendapatan dan beban harus diukur secara wajar dan harus dipastikan sesuai dengan pengakuan pendapatan dan beban

(2)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 344-350 345 dalam prinsip-prinsip akuntansi keuangan (PSAK No.34)

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : Analisis Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi Berdasarkan PSAK No. 34 Pada PT . Tri Star Mandiri Makassar.

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Apakah Penerapan Pengakuan Pendapatan Kontrak Konstruksi pada PT. Tri Star Mandiri telah sesuai dengan PSAK No. 34

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan pengakuan pendapatan kontrak konstruksi sesuai dengan PSAK No. 34 Pada PT. Tri Star Mandiri Makassar.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Kieso, et al (2010) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu sistem dengan input data, informasi, dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal maupun eksternal entitas.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.23 (2010:23.2) pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas- aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 15, pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun maupun melalui catatan atau materi penjelasan.

Menurut FASB (Financial Accounting Standart Board) dalam buku Sofyan (2011:244) pendapatan adalah revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari gabungan keduanya selama periode tertentu.

Pendapatan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( Juan: 2012:23.6) didefinisikan pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal.

Menurut soeratno (2007:347) Suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

yang besar harus mempunyai pendapatan yang memadai, pendapatan diperoleh dari beberapa sumber yaitu: 1) Pendapatan Intern ialah pendapatan yang diperoleh dari model para anggota atau juga dari pemegang saham (modal awal) atau semua yang bersangkutan dalam perusahaan itu sendiri, 2) Pendapatan Ekstern ialah pendapatan yang diperoleh dari pihak luar yang berperan atau tidaknya kelancaran kegiatan perusahaan. Pendapatan ekstern ini juga biasa berasal dari bunga bank dan lain-lain ,3) Hasil Usaha ialah Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil aktivitas atau kegiatan perusahaan , harga belinya dapat ditanamkan kembali untuk memperbesar volume usahanya.

Oleh karena itu yng menjadi persoalan utama dalam akuntansi kontrak konstruksi tersebut dilaksanakan. Apabila salah dalam menentukan saat pengakuan pendapatan, maka akan berakibat pada salahlanya total pendapatan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Kesalahan tersebut berupa berpindahnya pendapatan suatu periode menjadi pendapatan pada periode lainnya.

Sumber-sumber pendapatan dapat diperoleh dengan cara yang bermacam- macam. Pada umumnya pendapatan berasal atau bersumber dari aktivitas utama seperti dikemukakan oleh Hadibroto hasil dari penjualan adalah pendapatan operasional perusahaan yang merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan dalam penjualan barang atau jasa dalam satu periode akuntansi.

Secara umum pengakuan pendapatan ada dua yaitu 1) Cash Basic dimana pendapatan dan beban dilaporkan saat jasa atau barang dilaporkan pada periode dimana kas diterima atau dibayar, 2) Accrual Basic, dimana pendapatan dan beban dilaporkan saat jasa atau barang diberikan tanpa melihat apakah kas telah diterima atau belum dari pelanggan. Dalam kontrak konstruksi terdapat beberapa metode yang digunakan untuk memilih penyedia dalam pengadaan pekerjaan konstruksi yaitu: 1) Pelelangan Umum, 2) Penunjukan Langsung, 3) Pengadaan Langsung.

Menurut Lam dan Lau (2012:327) menyatakan tahap penyelesaian suatu kontrak dalam berbagai cara. Entitas menggunakan metode yang mengukur secara andal pekerjaan yang dilakukan bergantung sifat kontrak antara lain sebagai berikut: 1) Proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilaksanakan sampai tanggal perhitungan dibandingkan dengan estimasi total biaya kontrak, 2) Survei atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, 3) Penyelesaian suatu bagian fisik dari pekerjaan kontrak.

Menurut Lam dan Lau (2012:354) Pendapatan dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.

Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual asset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabiltas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

(3)

346 Rahmawaty, Arsyad Paweroi, Tamsil Kontrak konstruksi adalah kesepakatan antara klien (pembeli) dengan kontraktor (sebagai penjual) untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset. Kontrak konstruksi menimbulkan masalah dalam pengakuan pendapatan karena biasanya kontrak konstruksi membutuhkan waktu penyelesaian yang lama (lebih dari satu tahun).

Standar akuntansi Keuangan entitas tanpa Akuntabilitas public (SAK ETAP: 2009) Metode ini penghasilan dihitung hanya pada saat proyek sedang dikerjakan, belum ada penghasilan dihitung hanya pada saat proyek sedang dikerjakan, belum ada penghasilan dicatatat, sekalipun kontraktor telah menerima pembayaran secara berkala. Entitas harus mengungkapkan : 1) Jumlah pendapatan kontrak diakui sehingga pendapatan dalam periode pelaporan, 2) Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui dalam periode pelaporan, 3) Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian kontrak sedang berjalan.

Metode persentase penyelesaian dalam metode ini , pendapatan diakui secara progresif untuk setiap periode sesuai dengan tingkat penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan. Pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian sehingga beban dan laba berpengaruh terhadap Return Saham sebelum melakukan investasi kepada perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:23.10) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Biaya konstruksi Menurut PSAK No. 34 terdiri dari beberapa yaitu 1) Biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu. Biaya langsung mencakup biaya pekerja yang terlibat langsung dalam konstruksi, biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi, penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dan seluruh biaya lain yang perlu dialokasikan dan berhubungan langsung dengan isi kontrak termasuk biaya rancangan dan biaya pasca konstruksi seperti biaya jaminan yang diharapkan, 2) Biaya atribusi adalah biaya yang dapat diatribusikan ke aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan kontrak tersebut. Biaya-biaya ini dialokasikan dengan menggunakan metode sistematik dan rasional serta harus diterapkan secara konsisten pada semua biaya dengan karakteristik yang sama, 3) Biaya lain mencakup biaya yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja berdasarkan ketentuan kontrak. Apabila ketidakpastian yang menyebabkan hasil kontrak tidak dapat diestimasi secara andal hilang, PSAK No. 34 mengatur bahwa pendapatan konstruksi (yang sejauh ini diakui secara tetap menurut paragraph 31) harus diakui sesuai dengan paragraph 21. Dengan kata lain, apabila hasil kontrak tidak dapat diestimasi secara andal

kini dapat diestimasi secara andal. Pendapatan dari kontrak tersebut harus dihubungkan dengan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal pelaporan.

Dari hasil kontrak konstruksi yang dapat diestimasi secara andal dalam beberapa kondisi berikut sebagai diatur oleh PSAK No.

34 yaitu 1) Dalam hal kontrak harga tetap, bila semua kondisi ini terpenuhi secara andal, besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan,biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahapan penyelesaian kontrak pada tanggal pelaporan dapat diukur secara andal dan biaya kontrak yang dapat diatribusikan ke kontrak dapat diidentifikasikan dengan jelas dan ukur secara andal dan biaya kontrak dapat diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya, 2) Dalam hal kontrak biaya-plus , bila semua kondisi berikut ini terpenuhi ( Paragraph 23) yaitu besar kemungkinan manfaat keekonomian yang berhubungan dengan kontrak akan mengalir ke perusahaan dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak yang diatribusikan kekontrak , apakah dapat ditagih atau tidak kepemberi kerja, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal, 3) PSAK No. 34 mengingatkan untuk tidak menggunakan pembayaran berkala dan uang muka dari pemberi kerja sebagai dasar estimasi persentase penyelesaian karena keduanya sering tidak mencerminkan pekerjaan yang dilaksanakan dan dukan indikator tahap penyelesaian yang baik (paragraph 29 ). Menurut metode persentase penyelesaian perubahan estimasi persentase penyelesaian, biaya kontrak, dan pendapatan kontrak tidak dapat dihindari, meski hasil kontrak dapat diestimasi secara andal. PSAK 34 mengatur bahwa perubahan tersebut harus diperhitungkan sesuai dengan PSAK 25 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan kesalahan (paragraph 37).

Dalam kontrak konstruksi, jangka waktu penyelesaian dari suatu kontrak mungkin meliputi dua atau lebih periode akuntansi.

Sedangkan laporan keuangan dibutuhkan untuk setiap periode akuntansi, bahkan dibutuhkan laporan keuangan dengan interval waktu yang lebih singkat, misalnya laporan keuangan interim untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya dalam pengambilan keputusan.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:23) Penyataan Standar Akuntansi Keuangan Menjelaskan tentang pengakuan beban sebagai berikut: 1) Beban diakui dalam laporan laba kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal ini berarti kewajiban telah terjadi dengan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva, 2) Beban diakui dalam laporan rugi atas dasar hubungan langsung antara beban yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses ini biasanya disebut dengan pengertian pendapatan dan beban (matching of cost with revenue)

(4)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 344-350 347 misalnya berbagai komponen biaya yang bentuk harga poko penjualan diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan, 3) Kalau Manfaat ekonomi diharapkan timbul selain beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan dapat ditentukan dan tidak langsung, beban diakui dalam pelaporan laba rugi atas atas dasar prosedur lokasi rasional dan sistematis hal ini sering terjadi dalam penyusunan aktiva tetap dan amortisasi aktiva fase berwujud, 4) Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca, 5) Beban juga diakui dalam laporan laba rugi berdasarkan timbul kewajiban akibat garansi produk.

Pengakuan Pendapatan Kontrak Konstruksi Menurut PSAK No.34 yang diatur Oleh Standar Akuntansi Keuangan secara khusus mengatur tentang pengakuan pendapatan dan biaya kontrak dengan menerbitkan sebuah pernyataan PSAK No. 34 Tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi.

Tujuan PSAK No. 34 adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak kosntruksi. Oleh karena itu sifatdari aktivitas yang dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan.

Oleh karena itu, persoalan utama dari akuntansi kontrak konstruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada periode dimana pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan. Pernyataan ini menggunakan kriteria pengakuan yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk menentukan kapan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi komprehensif. Pedoman ini juga menyediakan pedoman pelaksanaan penerapan kriteria tersebut. Adapun kontrak mencakup (paragraph 10): 1) Nilai Kontrak, 2) Penyimpangan (Variation) dalam pekerjaan kontrak , klaim, pembayaran intensif sepanjang hal ini memungkinkanuntuk menghasilkan pendapatan dan dapat diukur secara andal.

Menurut Seng Hansen (2017:34) bentuk kontrak Fixed price limp sun merupakan bentuk kontrak yang paling sering digunakan baik oleh pemerintah maupun pemilik proyek swasta. Sementara itu, Fixed price unit rate adalah bentuk kontrak konstruksi dimana harga satuan item pekerjaan bersifat tetap.

Dengan demikian, volume dan harga total pekerjaan masih dapat berubah secara fleksibel, bentuk ini biasa digunakan apabila kedua belah pihak telah setuju dan yakin atas anilisis perhitungan harga satuan untuk setiap item pekerjaan tetapi untuk volume pekerjaan masih bias berubah tergantung kelengkapan dokumen dan gambar serta kondisi di lapangan. Bentuk kontrak ini lebih adil karena resiko biaya terdistribusi lebih merata diantara kedua belah pihak. Tetapi dalam pengajuan

sertifikat pembayarannya dibutuhkan pekerjaan pengukuran ulang untuk setiap item pekerjaan yang telah dilaksanakan.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu dimana penulis melakukan proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan suatu objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang jelas adanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan pengakuan pendapatan kontrak konstruksi sesuai dengan PSAK No.

34 Pada PT. Tri Star Mandiri Makassar.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Konstruksi dan pengambilan data pada kantor cabang PT. Tri Star Mandiri Makassar, yang berlokasi di jalan Pelita Raya VI no. 08, Kel. Buakana Kec. Rappocini, Makassar 9022. Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan selesai.

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Jenis data yang dikumpulkan 1) Data Kuantitatif adalah jenis data yang dapat dihitung atau bentuk angka yang diperoleh dalam dokumen dan laporan yang berhubungan dengan objek, 2) Data Kuantitatif adalah jenis data yang diperoleh dalam bentuk uraian atau penjelasan dan uraian tugas masing-masing bagian dalam perusahaan sedangkan Sumber data yang dugunakan yaitu:

1) Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari tangan pertama, 2) Data sekunder adalah data yang diperoleh penelitian yang sudah ada.

Metode pengumpulan data yang peneliti tempuh adalah teknik dokumentasi. Teknik Dokumentasi adalah bentuk penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen atau arsip-arsip.

HASIL DAN PEMBAHASAN Proyek-proyek yang dikerjakan perusahaan salah satunya yaitu proyek paket pekerjaan Pembangunan RSUD Kab.

Bantaeng pada tahun 2016, yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 28.236.670.000 Dan dilunasi dalam 5 kali tahap pembayaran dengan rincian sebagai berikut:

Metode pengakuan pendapatan dengan kontrak selesai adalah metode pengakuan dimana pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak selesai baru bisa diakui pada saat kontrak diselesaikan .

pengakuan pendapatan dengan kontrak selesai dilaksanakan jika pengakuan pendapatan dengan persentase penyelesaian tidak dilakukan.

(5)

348 Rahmawaty, Arsyad Paweroi, Tamsil TABEL 1. RINCIAN PEMBAYARAN PROYEK PAKET PEKERJAAN PEMBANGUNAN RSUD Kab. Bantaeng N

o. Tanggal Penerimaan Presentase

% 1 15 Jan 16 Rp 6,706,209,125,00 0.2375 2 26 Feb 16 Rp 6,706,209,125,00 0.2375 3 9 Mei 16 Rp 6,706,209,125,00 0.2375 4 15 Agt 16 Rp 6,706,209,125,00 0.2375 5 7 Nov 16 Rp 1,411,833,500,00 0.05 Total Rp28,236,670,000,00 100

Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa PT. Tri Star Mandiri Makassar mengakui Pendapatan dengan 5 tahap yakni pada tahapan satu sampai dengan empat perusahaan mendapatkan penerimaan sebesar 23.75% dari nilai kontrak dengan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 2

Perhitungan Penerimaan Kontrak Tahap 1

Pendapatan = Nilai Kontrak × 23.75%

Pendapatan = Rp 28,236,670,000 × 23.75%

= Rp 6,706,209,125

Tabel 3

Perhitungan Penerimaan Kontrak Tahap 2

Pendapatan = Nilai Kontrak × 23.75%

Pendapatan = Rp 28,236,670,000 × 23.75%

= Rp 6,706,209,125

Tabel 4

Perhitungan Penerimaan Kontrak Tahap 3

Pendapatan = Nilai Kontrak × 23.75%

Pendapatan = Rp 28,236,670,000 × 23.75%

= Rp 6,706,209,125

Tabel 5

Perhitungan Penerimaan Kontrak Tahap 4

Pendapatan = Nilai Kontrak × 23.75%

Pendapatan = Rp 28,236,670,000 × 23.75%

= Rp 6,706,209,125

Pembayaran pada tahap terakhir atau tahap kelima hanya menggunakan persentase 5% dari nilai kontrak. Berikut perhitungannya:

Tabel 6

Perhitungan Penerimaan Kontrak Tahap 5

Pendapatan = Nilai Kontrak × 5%

Pendapatan = Rp 28,236,670,000 × 5%

= Rp 1,411,833,500

Pengakuan Biaya Kontrak Konstruksi sebagaimana layaknya suatu proyek konstruksi pasti membutuhkan yang namanya estimasi biaya begitu pula dengan PT. Tri Star Mandiri Makassar dalam pengerjaan proyek paket pekerjaan pembangunan RSUD Kab. Bantaeng tahun 2016, melakukan estimasi biaya yang disajikan dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sebagai berikut :

Tabel 7

Ringkasan RAB Proyek Paket Pekerjaan pembangunan RSUD Kab.

Bantaeng

No Uraian Total Harga (Rp)

A Pekerjaan Pesiapan Rp 165,088,373,00 B Pekerjaan Tanah Rp 190,353,325.00 C Pekerjaan Pondasi Rp 984,008,209,80 D Pekerjaan Struktur Rp

13,264,550,563,20 E Pekerjaan Pasangan Rp 2,027,587,733,00 F Pekerjaan Kusen

dan Daun Pintu Rp 2,702,950,238,00 G Pekerjaan Atap Rp 618,673,350.00 H Pekerjaan Plafond Rp 85,740,000,00 I Pekerjaan Lantai Rp 254,669,934.00 J PekerjaanMekanikal Rp 270,034,500.00 K Pekerjaan Sanitasi Rp 303,324,284,00 L Pekerjaan Finishing Rp 210,516,880.00

Total Anggaran Rp

21,077,515,390.00

Berdasarkan pada Tabel Rancangan Anggaran Biaya (RAB) diatas diketahui bahwa jumlah Anggaran yang dikeluarkan untuk proyek paket pekerjaan pembangunan RSUD kab. Bantaeng pada Tahun 2016 adalah senilai Rp 21,077,515,390.00 dari biaya tersebut dapat diketahui bahwa Pendapatan kotor perusahaan untuk proyek paket

(6)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 344-350 349 pekerjaan pembangunan RSUD kab. Bantaeng adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Perhitungan laba kotor untuk proyek paket pekerjaan pembangunan RSUD kab.

Bantaeng

Laba Kotor =Nilai Kontrak – Total Anggaran =Rp 28,326,670,000-21,077,515,390 = Rp 7,159,154,610

Jadi jumlah Laba Kotor yang didapatkan oleh perusahaan untuk proyek paket pekerjaan pembangunan RSUD kab. Bantaeng tahun 2016 adalah senilai Rp 7,159,154,610 atau sekitar 25% dari nilai kontrak.

PEMBAHASAN

Menurut PSAK No. 34 pengertian kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling bergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan.

Dari pengertian diatas peneliti akan mencoba membahas kesesuaian pengakuan pendapatan dan biaya kontrak menurut PSAK No.34 dengan pengakuan pendapatan dan biaya kontrak yang dilakukan PT. Tri Star Mandiri Makassar .

a. Kesesuaian pengakuan pendapatan Menurut PSAK No. 34 paragraf 20, dinyatakan bahwa pendapatan kontrak konstrusksi harus diakui masing- masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontral pada tanggal neraca.

b. Kesesuaian Pengakuan Biaya Kontrak Berdasarkan RAB yang dibuat oleh perusahaan diketahui bahwa PT. Tri Star Mandiri Makassar mengukur biaya kontrak secara wajar dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi keuangan, hal tersebut terlihat dari total nilai kontrak pada paket pekerjaan pembangunan RSUD kab. Bantaeng yang sebesar Rp 28,236,670,000,00 perusahaan membuat anggaran sebesar Rp 21,077,515,390,00 Untuk biaya penyelesaiannya.

PENUTUP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan pengakuan pendapatan kontrak konstruksi sesuai dengan PSAK No.

34. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa konstruksi tahun 2016. Kesimpulan yang bias diambil

dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Dari hasil hipotesis pertama Metode pencatatan pengakuan pendapatan telah sesuai dengan pernyataan akuntansi keuangan No.

34, dimana perusahaan menggunakan metode presentase penyelesaian yang di dasari pada hasil kemajuan fisik yang telah dicapai dilapangan atas pelaksaanaan suatu proyek, 2) Dari hasil hipotesis yang kedua dalam pengakuan beban telah sesuai dengan PSAK No. 34, dimana perusahaan melakukan pengakuan beban dengan membuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dan hal tersebut sesuai dengan PSAK No.34 yang membuat ketentuan biaya pada sebuah proyek agar dapat di nilai secara wajar.

Adapun saran-saran dari hasil penelitian ini yaitu: Penulis menyarankan agar PT. Tri Star Mandiri Makassar dalam Penyusunan laporan proyek kedalam sebuah aplikasi agar hasil dari laporan proyek tersebut berkualitas dan dapat memberikan kepercayaan lebih oleh investor perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Carter dan William K (2009). Akuntansi Keuangan Menengah Yogyakarta: CV Andi

Offset (Penerbit Andi)

Dwi, M. Sylvia, V, NPS. Wardhani, R.

Farahmita, A. Tanujaya, E (2012) Akuntansi keuangan menengah jilid 1: Salemba Empat Esteria, W. N., Sabijono , H., Lambey, L.,

(2016). Analisis Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pada PT. Hasjarat Abadi,

Manado: Jurnal Berkata Ilmiah Efesiensi FASB (Financial Accounting Standart Board)

Dalam buku Sofyan (2011:244) Ng, Eng, Juan. Tri, Wahyuni, Ersa (2013)

Standar Akuntansi Keuangan Edisi 2:

Salemba 4

Hansen,S.T.M.Sc.,Seng (2017). Manajemen Kontrak Konstruksi edisi 3: Gramedia Pustaka

Harahap,S.S (2015 ). Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers

IAI (2012). Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (2012): Peryataan

Standar Akuntansi Keuangan Kontrak Konstruksi. Jakarta. Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Jurnal Rahayu: Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi pada CV.

(7)

350 Rahmawaty, Arsyad Paweroi, Tamsil Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34

Juan (2012-23.6). Standar Akuntansi keuangan Kieso at Al (2010) . Pengertian Akuntansi Kieso, weygandt. Warfield (2012).

Intermediate Accounting Volume 1.

IFRS edition. John wiley. Sons. United State of Amerika

Lam dan Lau (2012:327). Intermediate Financial Reporting . Second Edition.

McGraw Hill. Singapore

STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Biaya Peromosi Dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Dupa Pada Putra Mas Di Desa Bulian, 1.. Pengaruh Harga Dan Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan

Lai, City University of Hong Kong Kim Teng Lua, National University of Singapore Hyuk-Cheol Kwon, Pusan National University Chungmin Lee, Seoul National University Ik-Hwan Lee, Yonsei