Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional
MACAKKA. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 49-57 49
ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KERJA PEGAWAI PADA BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI SULAWESI
SELATAN
Nurul Qamaria1, Andi Syarifuddin2, Muh. Indra Fauzi Ilyas3
1,2,3STIE YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3 [email protected]
ABSTRACT
This research aims to find out whether emotional intelligence has a positive effect on employee work stress at the Bureau of Public Relations and Protocol of the Regional Secretariat of South Sulawesi Province. This research used quantitative approach which emphasized on numerical data (numbers), while the type of research used was descriptive and exploratory research that is the type of research used based on its function. Data were analyzed by simple linear regression method. The results of the research showed that the value of R (correlation) was 0.22 and a coefficient of determination (R2) was 4.7%, this shows that emotional intelligence has a positive effect on employee work stress at the Bureau of Public Relations and Protocol of South Sulawesi Province.
Keywords: Emotional intelligence, Work stress PENDAHULUAN
Segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber daya manusia sangat penting dalam sebuah organisasi baik itu swasta maupun pemerintahan. Dan salah satu hal yang paling berkaitan dengan manusia adalah bagaimana seseorang bisa mengendalikan kecerdasan emosionalnya agar dapat mengatasi segala konflik dalam dirinya dilingkungan tempat kerjanya dalam hal ini berkaitan dengan stress kerja yang sering dialami oleh seseorang dalam bekerja. Seperti halnya di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan tepatnya pada bagian Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan dimana pada bagian ini dipimpin oleh kepala bagian yang memiliki tugas pokok menyiapkan pembinaan dan pengembangan hubungan masyarakat untuk pemantapan kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pelayanan publikasi secara
meluas, pengumpulan informasi dan dokumentasi, serta pelayanan dan penyaringan informasi kegiatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam melaksanakan tugas tersebut terkadang terjadi permasalahan yang mengakibatkan pegawai mengalami stres dalam proses penyelesaian tugas dan tanggung jawabnya disitulah dibutuhkan kecerdasan emosional untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Rumusan masalah yakni sesuai dengan Sesuai dengan Latar Belakang Permasalahan yang telah diuraikan diatas tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif Terhadap stres kerja pegawai pada Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan?
MACAKKA Journal STIE YPUP Makassar
50 Nurul Qamariah, Andi Syarifuddin, &Muh Indra Ilyas Tujuan dan Manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif Terhadap stres kerja pegawai pada Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan.
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini yaitu, sebagai berikut :
1. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan secara ilmiah pengaruh kecerdasan emosional Terhadap stres kerja pegawai pada Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan bagaimana cara mengaplikasikan teori yang dipelajari dibangku kuliah.
TINJAUAN LITERATUR
Pengertian Kecerdasan emosional Menurut Wahab (2016) Menyatakan kecerdasan emosional meliputi pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, dan menjaga agar beban stres tidak menghalangi aktifitas pekerjaan dan kemampuan berfikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati), untuk memelihara hubungan dengan sebaik mungkin, kemampuan untuk menyelesaikan perselisihan, serta untuk memimpin. Jadi kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang dalam mengenali emosinya sendiri saat perasaan atau emosi itu muncul. Seperti halnya, sikap saat ingin menentukan berbagai pilihan dalam kehidupan seperti memilih sekolah, sahabat, profesi sampai kepada pemilhan pasangan hidup.
Pengertian Stres Kerja Menurut Rachmelya dan Suryani (2017) Stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan keadaan seorang karyawan. Stress bisa bersifat positif maupun negatif. Stres biasanya dianggap sesuatu yang buruk, stres kerja terjadi karena adanya tuntutan pekerjaan, lingkung pekerjaan yang buruk serta konflik dengan pimpinan maupun rekan kerja.
Rumusan Hipotesis yaitu Berdasarkan hasil dari peneliti terdahulu dapat dirumuskan hipotesis yaitu kecerdasan emosional berpengaruh positif dalam mengatasi stress kerja pegawai pada Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan.
Model penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu kecerdasan emosional sebagai variabel bebas (X) dan stress kerja sebagai variabel terikat (Y). Model hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber: Bandoso (2018) dan Andewi at all (2016)
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan regresi linier
Kecerdasan Emosional ( X)
Stres Kerja (Y)
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional
MACAKKA. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 49-57 51 sederhana. Alasan dipilihnya jenis penelitian ini ialah Karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional dalam mengatasi stress kerja pegawai.
Populasi dan Sampel dalam penelitian ini yaitu Populasi yang diambil oleh peneliti yaitu seluruh pegawai yang berada di Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 113 orang. Sedangkan jumlah sampel yang diambil peneliti ialah sebanyak 87 orang.
Data Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Data penelitian ini berasal dari hasil Tanya jawab dalam bentuk kuesioner.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Menurut Yulianto (2016) Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Teknik Analsis Data yang digunakan yaitu metode pengelolahan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, diantaranya:
1. Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Sedangkan uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilitas dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan.
2. Uji hipotesis
Karena penelitian ini hanya menggunakan dua variable yaitu satu variable independen dan satu variable dependen makan uji hipotesis yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana.
a. Regresi Linier Sederhana
regresi linier sederhana ini didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variable independen dengan satu variable dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Y = a + bX Dimana:
Y = Stres Kerja (variable Dependen)
a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisien regresi
X = Kecerdasan Emosional (variable independen)
b. Uji koefisien Korelasi 1) Analisis korelasi Analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dan jika ada data yang digunakan memiliki skala interval atau rasio. 2) Koefisien Determinasi adalah merupakan analisis yang menunjukkan perubahan nilai variabel dependen yang disebabkan perubahan pada nilai variabel independen.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran umum responden dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
MACAKKA Journal STIE YPUP Makassar
52 Nurul Qamariah, Andi Syarifuddin, &Muh Indra Ilyas Tabel 1: Responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis
Kelamin Responden Persentase (%)
1 Laki-laki 45 51,7
2 Wanita 42 48,3
Jumlah 87 100
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 25, 2019 b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 2: Responden berdasarkan usia No Usia
(tahun) Responden Presentase (%)
1 20-30 31 35,6
2 31-40 15 17,3
3 41-50 21 24,1
4 >51 20 23
Jumlah 87 100
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 25, 2019 a. Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Tabel 3: Responden berdasarkan pendidikan terakhir
No Pendidikan
Terakhir Responden Persentase
%
1 SMA 19 21,8
2 DIPLOMA 6 7
3 S1 45 51,7
4 S2 17 19,5
Jumlah 87 100
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 25, 2019 b. Responden Berdasarkan masa kerja Tabel 4: Responden berdasarkan masa kerja
No
Masa Kerja (tahun)
Responden Persentase
%
1 5-Jan 36 41,4
2 10-Jun 8 9,2
3 15-Nov 21 24,1
4 >16 22 25,3
Jumlah 87 100
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 25, 2019 Analisis responden berdasarkan kuesioner mengenai analisis pengaruh kecerdasan emosional dalam mengatasi stress kerja pegawai.
Berdasarkan dari tabel 5 mengenai data analisa responden tentang kecerdasan emosional pegawai menyatakan sangat setuju berjumlah 21%, setuju berjumlah 61%, netral berjumlah 17,1%, tidak setuju berjumlah 0,8%, dan sangat tidak setuju berjumlah 0.1%.
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional .
MACAKKA. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 49-57 53
Tabel 5: Deskripsi Variabel Kecerdasaan Emosional (X)
No Pernyataan Skor
Total
STS TS N S SS
1
Saya dapat mengetahui emosi serta kelebihan dan kekurangan yang saya miliki
- - 16
(18%)
50 (58%)
21 (24%)
87 (100%) 2 saya selalu mengintropeksi diri - - 9
(10%)
54 (62%)
24 (28%)
87 (100%) 3 saya dapat memahami penyebab
timbulnya emosi dalam diri saya - - 12 (14%)
54 (62%)
21 (24%)
87 (100%) 4
saya dapat mengelolah dan mengenalikan emosi saya dalam situasi apapun
- - 25
(29%)
51 (59%)
11 (12%)
87 (100%) 5
saya mampu menanggapi kritik secara efektif dari atasan maupun karyawan lainnya
- - 13
(15%)
66 (76%)
8 (9%)
87 (100%)
6
saya mampu memotvasi dan memberikan dorongan untuk selalu maju kepada karyawan lainnya
- 1
(1%)
19 (22%)
57 (66%)
10 (11%)
87 (100%)
7
saya selalu memiliki sikap optimis untuk meraih tujuan yang saya inginkan
- - 2
(2%)
47 (54%)
38 (44%)
87 (100%) 8 saya selalu bersemangat untuk
meningkatkan kinerja saya - - 2
(2%)
60 (69%)
25 (29%)
87 (100%) 9
saya bisa merasakan apayang dirasakan oleh orang lain, seperti kesedihan dan kebahagiaan
- 6
(7%)
19 (22%)
52 (60%)
10 (11%)
87 (100%) 10
saya selalu berusaha menjadi pendengar yang baik dan memberikan respon positif
- - 15
(9%)
59 (68%)
13 (15%)
87 (100%) 11
saya selalu berusaha memahami kepentingan dari atassan maupun karyawan lainnya
- - 33
(38%)
39 (45%)
15 (17%)
87 (100%) 12
saya selalu mudah beradaptasi dengan orang lain, bahkan pada orang yang baru dikenal
- - 15
(17%)
48 (55%)
24 (28%)
87 (100%)
13
saya selalu berusaha membina hubungan baik dengan karyawan lainnya
- - 8
(9%)
50 (58%)
29 (33%)
87 (100%)
14
saya memiliki kemampuan yang baik dalam mengikat jaringan kerja dan dalam hubungan sosial
1 (1%)
1 (1%)
21 (24%)
54 (63%)
10 (11%)
87 (100%)
Frekuensi 1 8 209 741 259 1.218
Persentase 0,1% 0.8% 17.1% 61% 21% 100%
Berdasarkan dari tabel 6 mengenai data analisa responden tentang stress kerja pegawai menyatakan sangat setuju berjumlah 2,5%, setuju berjumlah 17%, netral berjumlah 22,5%, tidak setuju berjumlah 50%, dan sangat tidak setuju berjumlah 8%.
MACAKKA Journal STIE YPUP Makassar
54 Nurul Qamariah, Andi Syarifuddin, &Muh Indra Ilyas Tabel 6: Deskripsi Variabel Stres Kerja Pegawai (Y)
No Pernyataan Skor Total
STS TS N S SS
1 saya tidak tahu apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan saya
23 (26%)
35 (40%)
20 (23%)
5 (6%)
4 (5%)
87 (100%) 2
saya sering mengalami konflik dalam menjalankan tugas karena tidak adanya pembagian yang jelas 8
(9%)
54 (62%)
18 (21%)
5 (6%)
2 (2%)
87 (100%) 3 saya merasa beban kerja saya
terlalu berat
11 (13%)
56 (62%)
18 (21%)
5 (6%)
2 (2%)
87 (100%) 4 tugas pekerjaan saya sering kali
menyebabkan kelelahan fisik
7 (8%)
42 (48%)
27 (31%)
8 (9%)
3 (4%)
87 (100%) 5
saya sering mengalami stres dan beban emosional karena beban pekerjaan yang berat
2 (2%)
43 (50%)
26 (30%)
15 (17%)
1 (1%)
87 (100%) 6 saya dituntut untuk melakukan
pekerjaan dengan cepat dan tepat -
14 (16%)
18 (21%)
49 (56%)
6 (7%)
87 (100%) 7
saya sering merasa berat untuk mengerjakan pekerjaan sesuai SOP
3 (4%)
48 (55%)
27 (31%)
8 (9%)
1 (1%)
87 (100%) 8 saya sering merasa terbebani
dalam pekerjaan saya
7 (8%)
50 (58%)
23 (26%)
6 (7%)
1 (1%)
87 (100%) 9
saya tidak memiliki ruang kerja yang memadai untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan
6 (7%)
52 (60%)
13 (15%)
16
(18%) -
87 (100%) 10 peralatan kerja kurang memadai
sehingga menghambat pekerjaan 6 (7%)
35 (40%)
17 (19%)
26 (30%)
3 (4%)
87 (100%) 11 kondisi kerja kurang mendukung
dalam melaksanakan pekerjaan
6 (7%)
46 (53%)
14 (16%)
19 (22%)
2 (2%)
87 (100%)
Frekuensi 79 475 215 164 24 957
Persentase 50% 22,5% 17% 25% 100%
Uji validitas
Berdasarkan tabel 7 pengelolahan data dibantu dengan aplikasi SPSS 25 diperoleh nilai yang menunjukkan semua butir pertanyaan adalah valid, karena r – hitung > r – tabel, maka dalam penelitian ini semua pernyataan kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
Tabel 7: Uji Validitas
Variabel Pernyataan Korelasi
Keterangan r-hitung r-tabel
kecerdasan emosional (X)
1 0,559 0,1775 valid
2 0,238 0,1775 valid
3 0,328 0,1775 valid
4 0,489 0,1775 valid
5 0,456 0,1775 valid
6 0,510 0,1775 valid
7 0,632 0,1775 valid
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional .
MACAKKA. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 49-57 2
8 0,519 0,1775 valid
9 0,589 0,1775 valid
10 0,559 0,1775 valid
11 0,580 0,1775 valid
12 0,635 0,1775 valid
13 0,661 0,1775 valid
14 0,374 0,1775 valid
Variabel Pernyataan Korelasi
Keterangan r-hitung r-tabel
stres kerja (Y) 1 0,461 0,1775 Valid
2 0,669 0,1775 Valid
3 0,775 0,1775 Valid
4 0,654 0,1775 Valid
5 0,547 0,1775 Valid
6 0,252 0,1775 Valid
7 0,665 0,1775 Valid
8 0,567 0,1775 Valid
9 0,708 0,1775 Valid
10 0,660 0,1775 Valid
11 0,698 0,1775 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 25 Uji reliabilitas
Berdasarkan tabel uji reliabilitas di atas, diketahui bahwa semua variabel koefisien Cronbach Alpha > 0,60. Oleh karena itu pernyataan yang telah dibuat oleh penulis dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Tabel 9: Uji Reliabilitas
a. Variabel kecerdasan emosional (X) b. Variabel Stres Kerja (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.778 .781 14
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.824 .829 11
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.778 .781 14
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 25
MACAKKA Journal STIE YPUP Makassar
55 Nurul Qamariah, Andi Syarifuddin, &Muh Indra Ilyas Uji regresi linier
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengukur hubungan variabel Y terhadap variabel X, dimana pada penelitian ini kecerdasan emosional sebagai variabel X dan stress kerja sebagai variabel Y. Berikut adalah hasil uji regeresi linear sederhana menggunakan SPSS.
Tabel 9: Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.957 7.974 1.499 .137
KECERDASAN_EM
OSIONAL .288 .141 .216 2.038 .045
a. Dependent Variable: STRES_KERJA Sumber: Hasil Olah Data SPSS 25
Berdasarkan table 9 uji regresi linear sederhana di atas maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:
Keterangan:
Y: Stres Kerja
X: Kecerdasan Emosional a: Konstan
b: Koefisien Regresi Kecerdasan Emosional (variabel bebas) Y = 11,957 + 0,288X
Berdasarkan dari persamaan diatas maka dapat dijelaskan atau di interpretasikan sebagai berikut :
a. Persamaan regresi linear sederhana menunjukkan nilai a (konstan) sebesar 11,957. Nilai tersebut berarti bahwa jika variabel independennya atau kecerdasan emosionalnya sama dengan 0 (konstan) maka variabel dependen atau stress kerjanya sebesar 11,957.
b. Koefisien regresi kecerdasan emosional sama dengan 0,288. Nilai koefisien regresi variabel bebas yang bernilai positif menunjukkan adanya hubungan yang searah terhadap stress kerja artinya jika kecerdasan emosional terjadi penambahan 1 satuan maka stress kerja akan naik sebesar 0,288.
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional .
MACAKKA. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 49-57 55 Uji koefisien korelasi
Tabel 10: Uji Koefisien Korelasi Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .216a .047 .035 5.75788
a. Predictors: (Constant),
KECERDASAN_EMOSIONAL Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Berdasarkan tabel 10 uji koefisien korelasi diatas maka dapat dijelaskan atau interpretasinya sebagai berikut:
1) Nilai R (korelasi) menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan antara variabel bebas (kecerdasan emosional) dan variabel terikat (stress kerja) sebesar 0,22 atau 22% nilai korelasi ini berada di antara ± 0,21 hingga ± 0,40 dan bernilai positif ini berarti bahwa hubungan antara kecerdasan emosional terhadap stress kerja yaitu lemah, signifikan, dan searah, sesuai dengan tabel koefisien korelasi pada bab sebelumnya.
2) Nilai R Square (determinasi) menunjukkan bahwa 4,7% variasi dari variabel terikat (stres kerja) dapat diterangkan atau dijelaskan oleh variabel bebas (kecerdasan emosional) sedang sisa nya 95,3% dipengaruhi oleh variabel- variabel lain yang tidak diketahui.
PEMBAHASAN
Hampir semua lini pekerjaan memiliki stressor (situasi yang penuh dengan tekanan) yang dapat mengakibatkan munculnya stres kerja pada pekerjaan tersebut. Kecerdasan emosional saat ini sudah disadari sangatlah penting. Pegawai yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka akan terbentuk sikap yang positif dalam mengerjakan pekerjaannya. Sehingga stress yang ada pada pekerjaan membantu pegawai untuk memenuhi tuntutan pekerjaannya, karena pegawai menganggap tekanan atau kesulitan sebagai tantangannya sehingga akan membuat pegawai semakin meningkatkan performansi kerjanya, sebaliknya apabila pegawai memiliki kecerdasan emosional yang rendah maka akan terbentuk sikap dan tindakan secara negatif pula dalam mengerjakan pekerjaan yang dijalani atau dengan kata lain, bila kecerdasan emosional yang rendah maka ia tidak akan bisa mengontrol dirinya sendiri dan akan berdampak pada kinerjanya.
PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: Koefisien regresi kecerdasan emosional sama dengan 0,288.
Nilai koefisien regresi variabel bebas yang bernilai positif menunjukkan adanya hubungan yang searah terhadap stres kerja artinya jika kecerdasan emosional terjadi penambahan 1 satuan maka stress kerja akan naik sebesar 0,288. Selain itu ditandai dengan nilai R (korelasi) sebesar 0,22 serta koefisien determinasi (R2) sebesar 4,7% hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional
MACAKKA Journal STIE YPUP Makassar
56 Nurul Qamariah, Andi Syarifuddin, &Muh Indra Ilyas berpengaruh positif dalam mengatasi stres kerja. Maka rumusan masalah yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian penulis.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang diberikan, yaitu:
1. Diharapkan Biro dan Humas Setda Provinsi Sulawesi Selatan dapat mengendalikan kecerdasan emosional yang dimiliki setiap pegawai untuk mengatasi stres kerja sehingga tujuan Instansi dapat tercapai.
2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat lebih spesifik dalam membahas pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres kerja,
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. (2017). Perilaku Organisasi. Edisi Pertama. Cet. 1. Jakarta: Kencana Fahmi, I. (2016). Pengantar manajemen sumber daya manusia (konsep & kinerja).
Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media
Mangkunegara, A P. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan keenam. Bandung: PT Refika Aditama
Mangkunegara, A P. (2017). Manajemen sumber daya manusia perusahaan.
Cetakan Ke Empat Belas. Bandung: PT.
REMAJA ROSDAKARYA
Rachmelya, E., & Suryani, A. (2017).
Pengaruh kecerdasan emosional dan stress kerja terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap komitmen organisasi frontliner bakti PT Bank Central Asian Tbk KCU Jambi. Jurnal of Economics and Business. 1 (1) : 53-54.
Diakses pada tanggal 29 mei 2019 pada website:
http://ekonomis.unbari.ac.id/index.php/oj sekonomis/article/view/7
Robbins, S.P & Coulter,M. (2016).
Manajemen. Edisi Ke Tiga Belas.
Jakarta: Erlangga
Sujarweni, W. (2015). Metodologo Penelitian- Bisnis&ekonomi. Cetakan Pertama Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS
Sugiyono. (2015). Statistik untuk Penelitia.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
cetakan ke Dua Puluh Delapan.
Bandung : Alfabeta
Suwatno & Priansa, J. (2013). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Cetakan ketiga. Bandung:
Alfabeta
Wahab, R. (2016). Psikologi Belajar. Jakarta:
Rajawali Pers
Yulianto,H. (2016). Statistik 1. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Lembaga Ladang kata
Yulianto, H., Qamaria, N., & Ayu, C. (2018).
Dampak Sosial-Ekonomi Badan Usaha Milik Desa: Studi Kasus BUMDESA Julukana Labbiri. EQUITY: jurnal ekonomi,manajemen dan akuntansi.
15(2):120. Diakses pada tanggal 27 mei 2019 pada website: http://ojs.stkip- ypup.ac.id/index.php/equity
Yuniarsih,T., & Suwatno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kelima. Bandung: Alfabeta
Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional .
MACAKKA. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 49-57 57 Zainal, V.R., Ramly M., Mutis T., & Arafah
W. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta:
Rajawali Pers