• Tidak ada hasil yang ditemukan

“ ANALISIS PENGARUH MUZARA’AH TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "“ ANALISIS PENGARUH MUZARA’AH TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI "

Copied!
68
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sementara itu, penelitian ini membahas seberapa besar pengaruh muzareh terhadap tingkat kesejahteraan pemegang saham. Berdasarkan hasil survey yang peneliti lakukan, terdapat 8 pemegang saham dan 5 pemilik tanah yang melakukan kerjasama muzara'ah. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang melakukan kerjasama muzara'ah di Desa Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Kabupaten.

Analisis dampak Muzara'ah terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Simpang Agung Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Simpang Agung Kabupaten Lampung Tengah.

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Muzara’ah
  • Landasan Hukum Muzara’ah
  • Rukun dan Syarat Muzara’ah
  • Akibat Akad Muzara’ah
  • Berakhirnya Akad Muzara’ah
  • Kesejahteraan
    • Pengertian Kesejahteraan
    • Faktor-faktor Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
    • Peningkatan Kesejahteraan Petani Melalui Muzara’ah
    • Indikator Kesejahteraan Petani

Menurut Rahman, muzara'ah diartikan sebagai sewa berupa bagi hasil atas tanah pertanian, sedangkan musaqat dilakukan atas tanah perkebunan/kebun. Dimana dalam perbankan syariah dikatakan bahwa muzara'ah identik dengan mukhabarah, hanya saja jika muzara'ah adalah benih pemilik tanah, maka benih penyewa adalah muzara'ahnya. Ada ulama yang menolak sistem muzara'ah dan ada juga ulama yang membolehkan akad muzara'ah.

Menurut mereka, akad al-muzara'ah dengan bagi hasil, seperti seperempat setengah, batal demi hukum. Menurut mereka objek akad dalam al-muzara'ah belum ada dan belum jelas ukurannya, karena yang dijadikan ganti rugi petani adalah hasil pertanian yang belum ada (al-ma'dum) dan besarnya tidak jelas (al-jahalah) sehingga keuntungan akan dibagi, dari awal tidak jelas. 12 Ahmad Zaidun, Ringkasan Hadits Shahih Al-Bukhari, (Jakarta: Pustaka Amani, 2006), hal. melakukan akad muzara'ah dengan warga Khaibar yang hasilnya dibagi antara rasul dan pekerja.

Artinya, orang yang melakukan kerja sama mematikan adalah orang yang mampu membedakan yang benar dan yang salah agar dapat berpikir dengan akal sehat. Jika dimaksudkan hanya untuk menggunakan alat dan tidak dihubungkan dengan akad, maka muzareh dianggap tidak sah. Menurut ulama Hanafi dan Hanabilah, jika salah satu pihak dalam akad meninggal dunia, maka akad al-muzara'ah berakhir, karena mereka berpendapat bahwa akad al-ijarah tidak dapat diwariskan.

Namun ulama Malikiyah dan Syafiyyah berpendapat bahwa akad al-muzara'ah dapat diwariskan. Adanya usia tua salah satu pihak baik pemilik tanah maupun petani membuat mereka tidak melanjutkan akad al-muzara'ah. Jika praktik muzara’ah dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, maka secara riil penerapan bagi hasil dengan menggunakan akad muzara’ah akan berdampak pada sektor pertumbuhan sosial ekonomi, seperti saling tolong-menolong. dimana pemilik tanah dan yang menggarapnya saling menguntungkan dan menimbulkan rasa keadilan dan keseimbangan.

Muzara'ah pada hakekatnya adalah konsep kerjasama bagi hasil dalam pengelolaan pertanian antara petani pemilik tanah dan petani penggarap.

METODOLOGI PENELITIAN

Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh. 28 Dalam penelitian ini, data yang dijadikan sumber adalah data yang dicatat sebagai bahan untuk mengumpulkan informasi, serta data yang merupakan hasil wawancara dengan beberapa subjek yang dijadikan informan dan kemudian akan ditarik kesimpulan . Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di tempat penelitian atau objek penelitian.” 29 Mengingat penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di lapangan, maka data primer adalah informasi atau fakta yang langsung diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. .

Namun dalam pembahasan penelitian ini penulis hanya mengambil data primer dari 3 orang petani penggarap yaitu Tumijan, Marna dan Triyono yang sudah lama melakukan kerjasama muzara'ah dan pemilik lahan yaitu Siswanto, Marna dan Bu Siti yang kebetulan melakukan tidak punya waktu untuk bekerja di tanah mereka sendiri. Data sekunder dan sumber data adalah data yang diperoleh dari sumber sekunder atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.” 30 Pengumpulan data sekunder dengan mempelajari masalah yang diselidiki melalui buku-buku pedoman, literatur, arsip, fatwa, surat-surat resmi yang telah disiapkan oleh para ahli yang berkaitan dengan ada tidaknya masalah pembiayaan pendidikan, dalam hal ini penulis menganalisis dampak muzara'ah terhadap tingkat kesejahteraan petani penggarap di Desa Simpang Agung. Sambil mengkaji hukum Islam pada produk muzara'ah, penulis mengkaji buku-buku tentang teori ekonomi.

Teknik Pengumpulan Data

Pendokumentasian yang dilakukan bertujuan untuk mencatat kegiatan ekonomi di desa Simpang Agung yang terdiri dari orang/masyarakat yang melakukan transaksi pembiayaan muzara'ah. Mengenai masyarakat yang melakukan kerjasama muzara'ah di Desa Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah terdapat tiga pasang pelaksana muzara'ah dimana terdapat tiga orang pemilik tanah dan tiga orang petani penggarap. Kolaborasi muzara'ah yang dilakukan oleh Bpk. Siswanto dan Bpk. Tumijan Kerjasama ini sudah berjalan selama 2 tahun oleh Bpk. Tumijan dan Mr. Siswanto tampil dimana Mr. Siswanto adalah pemilik tanah dan Bpk. Tumijan sang pembudidaya.

Tn. Hal itu bisa dilakukan Tumijan karena hasil bagi hasil kerja sama muzara'ah sebanyak 4 ton terjual dengan harga Rp. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak. Marwis, sebelum masuk ke koperasi muzara'ah, dia hanya bisa membeli kebutuhan makan karena Pak. Marwis hanya bekerja sebagai porter di pasar. Namun setelah ia mengadakan kongsi muzara'ah dengan Bpk. Marna, adalah Mr. Marwis mampu membeli kebutuhan selain kebutuhan primer.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Triyono, sebelum masuk koperasi muzara'ah beliau sudah bisa memenuhi kebutuhan makannya dan memiliki rumah, televisi, dan kendaraan bermotor karena Pak Triyono sudah memiliki lahan pertanian seluas ¼ ha. tanah. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang pemilik tanah yaitu Bpk. Siswantom, Bpk. tingkat pembagi di Desa Simpang Agung, Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan apakah petani penggarap merasa banyak terbantu dari kerjasama muzara'ah yang dilakukan dengan pemilik tanah.

Sementara Bpk. Triyono sebelum masuk koperasi muzara'ah sudah bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan memiliki rumah, televisi, kendaraan bermotor, karena Pak Triyono sudah memiliki ¼ ha lahan pertanian. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa pelaksanaan muzara’ah yang terjadi di Desa Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.

Tabel 1 Sejarah Pemerintahan Kepala Desa Simpang Agung
Tabel 1 Sejarah Pemerintahan Kepala Desa Simpang Agung

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Muzara’ah di Desa Simpang Agung Kabupaten

Lampung Tengah ada enam orang yang terdiri dari tiga orang petani pemilik lahan yaitu Pak Siswanto, Pak Marna dan Bu Siti dengan tiga orang petani penggarap yaitu Pak Tumijan, Pak Marwis dan Pak Triyono. Semua modal yang diperlukan untuk pengelolaan tanah dihabiskan oleh petani penggarap dengan pembagian pendapatan 1/3 untuk pemilik tanah dan 2/3 untuk petani penggarap dari hasil panen yang diperoleh. Kerja sama ini dilakukan oleh Pak Marna dan Pak Marwis sejak tahun 2014, dimana Pak Marna adalah pemilik lahan dan Pak Marwis adalah petani.

Faktor yang mempengaruhi pemilik tanah untuk berpartisipasi adalah karena tidak sempat melakukan kegiatan pertanian karena sibuk mengajar, sehingga pemilik tanah memutuskan untuk ikut muzara'ah untuk memanfaatkan tanahnya. Dalam kemitraan ini, modal digunakan untuk biaya penggarapan lahan seperti bibit dan alat pertanian yang disediakan oleh pemilik lahan, termasuk biaya pemeliharaan tanaman. Dalam sekali panen biasanya menghasilkan 5 ton gabah basah, dengan hasil 2 ton untuk petani penggarap dan 3 ton untuk pemilik lahan.

Apabila hasil panen jelek atau dapat dikatakan gagal panen, maka hasil panen yang ada tetap dibagi sesuai kesepakatan semula, yaitu 2/3 untuk pemilik tanah dan 1/3 untuk para pembagi. Koperasi Budidaya Lahan atau sering disebut muzara'ah telah berlangsung sejak tahun 2011 yaitu kurang lebih 7 tahun dimana Ibu Siti sebagai pemilik tanah dan Bapak Triyono sebagai petani. Pemegang saham menerima 1 ¼ ha tanah subur dengan bagi hasil 2/3 untuk pemilik tanah dan 1/3 untuk pemegang saham.

Dalam satu kali panen biasanya menghasilkan gabah basah 6,25 ton dengan hasil 2,25 ton untuk petani penggarap dan 4 ton untuk pemilik lahan. Apabila hasil panen kurang baik atau dapat dikatakan gagal panen, maka hasil panen yang ada tetap dibagi sesuai kesepakatan awal yaitu 2/3 untuk pemilik tanah dan 1/3 untuk petani penggarap.

Analisis Pengaruh Muzara’ah Terhadap Tingkat Kesejahteraan

Pak. Triyono karena 1,25 ton bagi hasil kerjasama muzara'ah dikeringkan kemudian digiling menjadi beras sehingga beras tersebut dijual dengan harga Rp. Analisis pengaruh Muzara'ah terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Simpang Agung Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan hasil penelitian informan yang penulis lakukan, Bapak Tumijan dan Bapak Marwis sebelumnya rata-rata berpenghasilan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena sumber penghasilan bagi petani penggarap selain melakukan muzara’ah hanya sebagai usaha sambilan. pekerja yang hasilnya tidak pasti.

Oleh karena itu masyarakat Desa Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah khususnya pemegang saham mencari tambahan dana atau penghasilan melalui akad muzara’ah atau sering disebut setengah sawah untuk menambah penghasilan agar petani penggarap dapat membuat keluarga mereka sejahtera. Mengenai tanggapan pemilik tanah dan petani bagi hasil mengenai muzara'ah bahwa kerjasama ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka karena melalui kerjasama muzara'ah ini petani bagi hasil mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Keluarga sejahtera II adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan sosio-psikologisnya, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

Menurut hasil wawancara dengan pemegang saham, bahwa terjadi perubahan dalam kehidupan mereka dimana sebelumnya pemegang saham biasa membeli beras setiap hari, namun setelah melakukan kerjasama muzara'ah, mereka tidak lagi membeli beras karena sudah mendapat bagian dari hasil. dari kegiatan ini. dan dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan membeli kebutuhan, sekunder dan tersier. Sebelum Bpk. Tumijan masuk ke koperasi muzara'ah, dia hanya bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, dan setelah Pak. Tumijan masuk ke koperasi muzara'ah, dia bisa membeli televisi, 2 kendaraan bermotor, telepon pintar, kulkas dan menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat perguruan tinggi. Pak Marwis sebelum masuk koperasi muzara'ah hanya bisa membeli kebutuhan sehari-hari, dan setelah pak Marwis masuk koperasi muzara'ah bisa membeli televisi, 1 buah kendaraan bermotor, smart phone dan kulkas.

Jika sebelumnya petani penggarap mendapatkan penghasilan hanya dari buruh serabutan yang hasilnya tidak menentu dan masih harus membeli kebutuhan pokok seperti beras setiap hari, kini mereka telah menjadi petani penggarap yang bekerja sama di muzara'ah, mereka tidak lagi membeli beras. karena mereka sudah menerima sebagian dari hasil. Kerjasama muzara'ah bahkan dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. seperti elektronik televisi, kulkas, handphone, kendaraan bermotor dan bisa memperbaiki rumah yang dulunya berlantai polos kini menjadi berlantai keramik. Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan kepada pemilik lahan petani penggarap di Desa Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah yang melakukan kerjasama muzara’ah agar menentukan jangka waktu kerjasama agar ada kejelasan waktu dari kerjasama.

PENUTUP

Saran

Gambar

Tabel 1 Sejarah Pemerintahan Kepala Desa Simpang Agung
Tabel 2 Jumlah Penduduk
Tabel 3 Tingkat Pendidikan
Tabel 4 Mata Pencaharian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Per soal ankej ahat ant i dakt er bat aspadamasal ahzamant eknol ogi moder nsaati ni .Dewasai ni ,i l mupenget ahuandant eknol ogiber kembang semaki nmaj udanr el at i fcepat

Kedua, pelaksana akad pihak- pihak yang melakukan akad IMBT yaitu penyewa adalah pihak yang menyewa asset yaitu Nasabah (debitur) dan pemilik pihak pemilik yang menyewakan aset