• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PUPUK KAPUR PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

Yorio Mashashi

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PUPUK KAPUR PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 251 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PUPUK KAPUR PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT

PLANNING PADA PT. GALLATA LESTARINDO DI KECAMATAN PANCUR BATU

(Analysis Of Raw Material Inventory Control Agricultural Lime Fertilizer Raw Materials By Material Requirements Planning Method At PT. Galatta Lestarindo In Pancur Batu District)

Jessica Novlin1, Lukman Hakim1 ,Widyawati1*

1Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

*Corresponding author: widyawati@unsyiah.ac.id

Abstrak. PT. Galatta Lestarindo merupakan salah satu perusahaan industri yang melakukan pengolahan pupuk kapur pertanian (kalsium karbonat) dengan berbahan baku batu kapur. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan dengan menggunakan metode MRP (Material Requirement Planning) pada industri pupuk PT. Gallata Lestarindo. Metode analisis yang digunakan adalah analisis MRP (Material Requirement Planning). Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa teknik EOQ mampu menghemat biaya persediaan sebesar Rp 348.314.000 (26,7%) dibandingkan dengan metode persediaan yang dilakukan perusahaan pada tahun 2020. Dapat disimpulkan bahwa metode MRP ini dapat digunakan dan diterapkan oleh perusahaan dalam perencanaan dan pengendalian terhadap persediaan bahan baku yang digunakan untuk memperoleh biaya persediaan yang efisien.

Kata kunci : Pengendalian Persediaan, MRP, Efisien, Agroindustri Pupuk.

Abstract. PT. Galatta Lestarindo is one of the industrial companies that process agricultural lime fertilizer (calcium carbonate) with limestone as raw material. The purpose of this research is to analyze the raw material inventory control system used by using the MRP (Material Requirement Planning) method in the fertilizer industry of PT. Gallata Lestarindo. The analytical method used is MRP (Material Requirements Planning) analysis. Based on the results of the study, it shows that the EOQ technique is able to save inventory costs of Rp. 348,314,000 (26.7%) compared to the inventory method carried out by the company in 2020. It can be concluded that this MRP method can be used and applied by companies in planning and controlling on the inventory of raw materials used to obtain efficient inventory costs.

Keywords: Inventory Control, MRP (Material Requirement Planning), Efficient, Fertilizer Agroindustry.

(2)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 252 PENDAHULUAN

Setiap perusahaan pada bidang industri pasti melaksanakan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk. Untuk dapat melakukan fungsi produksi dengan baik, perlunya dilakukan perencanaan dan juga pengendalian persediaan pada bahan baku. Tujuannya adalah agar perusahaan mampu dalam melaksanakan kegiatan produksinya dengan baik dan terarah serta mampu memenuhi permintaan dengan lancar. Adapun faktor utama yang dapat meningkatkan kelancaran kegiatan produksi perusahaan industri baik untuk skala kecil, menengah ataupun skala besar yaitu persediaan bahan baku. Setiap perusahaan industri tentu akan selalu membutuhkan persediaan bahan baku. Persediaan menjadi penentu keberhasilan bagi perusahaan, tanpa adanya persediaan maka perusahaan akan menghadapi resiko keterhambatan dalam proses produksi yang berujung perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumennya.

PT. Gallata Lestarindo merupakan perusahaan industri yang bergerak pada bidang pembuatan pupuk. Perusahaan ini memiliki kegiatan usaha seperti mengolah, menjual, dan mendistribusikan produknya. Adapun produk yang dihasilkan perusahaan adalah pupuk kapur pertanian, pupuk kalsium karbonat/kaptan, dan pupuk micromag. Perusahaan industri ini bekerja sama dengan perkebunan negara dan swasta yang bermitra dengan sistem kerja samanya adalah kontrak kerja. Bahan baku yang digunakan pada PT. Gallata Lestarindo dalam produksinya adalah batuan kapur pertanian dan batu kapur. Bahan baku yang digunakan sudah seharusnya tersedia dengan cukup agar proses produksi perusahaan tidak terhambat dan mampu memenuhi permintaan konsumen dengan baik. Perihal ini perlu diperhatikan agar perusahaan tidak mengalami kendala dalam kualitas mutu bahan baku yang baik dan mampu memenuhi permintaan.

Menurut Rangkuti (2007) setiap perusahaan yang mengadakan kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu produk akan selalu membutuhkan persediaan bahan baku. Bahan baku memiliki peran yang sungguh penting bagi perusahaan industri dalam pelaksanaan proses atau kegiatan produksinya. Keberlangsungan aktivitas produksi perusahaan akan terhindar dari gangguan jika perusahaan tersebut mampu dengan baik mengendalikan persediaan bahan bakunya. Biaya persediaan menurut Zulfikarijah (2005), biaya persediaan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan sebagai pengeluaran yang timbul karena melakukan pengadaan persediaan.

Pengendalian persediaan bahan baku akan berpengaruh pada biaya persediaan yang kemudian juga berpengaruh pada keuntungan yang akan diterima oleh pihak perusahaan. Biaya persediaan bahan baku (inventory cost) seperti biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya per unit akan mempengaruhi biaya produksi perusahaan secara signifikan (Sembiring, 2018).

Menurut Handoko (2017) dalam pengambilan setiap keputusan terdapat beberapa hal yang perlu lebih untuk diperhatikan yang akan berpengaruh terhadap seberapa jumlah persediaan, yaitu biaya-biaya yang muncul dan perlu diperhatikan karena pengadaan persediaan tersebut yaitu:

1. Biaya penyimpanan (holding/carrying cost) yaitu biaya yang timbul karena perusahaan melakukan pengadaan atau penyimpanan persediaan pada jangka waktu tertentu.

2. Biaya pemesanan (ordering cost) adalah semua biaya yang meliputi proses pemesanan seperti proses pesanan (surat menyurat), upah, sarana komunikasi, administrasi, biaya persiapan produksi, biaya pengiriman dan pemeriksaan barang dan biaya pengangkutan biaya bongkar dari perusahaan kepada supplier.

3. Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost /TIC) merupakan keseluruhan jumlah biaya persediaan yang harus ditanggung oleh perusahaan. Dimana total biaya persediaan adalah penggabungan dari total biaya pengelolaan (TCC) dan total biaya

(3)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 253 pesanan (TOC) untuk mencari biaya sediaan dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

TIC = TCC + TOC (Kasmir,2010)

Perusahaan harus mampu melakukan manajemen persediaan, dimana perusahaan harus siap dalam mengantisipasi segala macam kondisi dalam manajemen persediaan untuk mencapai sasaran, yaitu untuk meminimalisir total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam penanganan persediaan (Restu 2011 dalam Yamit, 2005). Jika perusahaan keliru menentukan jumlah pemesanan bahan baku dan menyebabkan terjadinya kekurangan bahan baku dan menimbulkan terganggunya kegiatan produksi. Demikian sebaliknya, persediaan bahan baku perusahaan yang terlalu besar dapat menimbulkan biaya tambahan, seperti biaya penyimpanan bahan baku di gudang sehingga dapat menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan akibat pembengkakan biaya produksi. (Andini dan Slamet,2016). Oleh karena itu, perusahaan harus mampu memperhatikan dan mengelola dengan baik terkait persediaan bahan baku yang ditetapkan oleh perusahaan sehingga jumlah bahan baku yang dibutuhkan dapat tersedia dengan cukup agar kelancaran produksi dapat berjalan dan mampu memperoleh keuntungan yang optimal dan biaya persediaan yang efisien.

Metode Material Requirement Planning adalah salah satu konsep pada manajemen produksi untuk memperoleh sistem dalam perencanaan dan penjadwalan kebutuhan yang tepat dalam proses produksi, sehingga bahan tersebut dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan (Astana, 2007).

Menurut Diana (2013) terdapat beberapa input yang diperlukan dalam konsep metode material requirement planning (MRP) yaitu :

a. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedules /MPS)

Jadwal induk produksi yang menjadi rencana produksi perusahaan yaitu mengenai seberapa banyak jumlah bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi perusahaan pada suatu periode tahunan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Struktur Produk dan (Bill of Materials /BOM)

Dimana setiap komponen atau bahan baku yang digunakan pada produk yang dihasilkan dapat diidentifikasi dengan jelas dengan cara membuat struktur dari bahan yang digunakan pada produk pupuk yang dihasilkan oleh perusahaan.

c. Catatan Persediaan (Inventory Record Files)

Catatan persediaan ini akan berguna dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam melakukan pengadaan atau pembelian bahan baku dan juga pada kegiatan memproduksi hal ini dilakukan berdasarkan keakuratan data dari persediaan perusahaan.

d. Waktu tunggu (Lead Time)

Supaya metode material requirement planning (MRP) dapat diterapkan pada perusahaan dengan baik maka sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu waktu tunggu pemesanan dari setiap bahan baku yang digunakan. Lead time merupakan selisih waktu antara dilakukannya pemesanan hingga sampainya bahan baku tersebut untuk diolah. Tujuan menganalisis dan mengetahui metode pengendalian persediaan bahan baku Material Requirement Planning (MRP) yang terbaik dari 4 teknik lot size yang ada dan teknik apa yang paling tepat direkomendasikan untuk diimplementasikan pada industri pupuk PT. Gallata Lestarindo.

(4)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 254 METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada PT. Gallata Lestarindo yang merupakan salah satu perusahaan industri yang berfokus pada produksi pupuk kapur pertanian (kalsium karbonat).

Perusahaan ini berlokasi di Desa Pertampilan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai April 2021 sampai Juni 2021.

Objek dalam penelitian ini adalah PT. Gallata Lestarindo yang merupakan perusahaan industri pupuk dan berlokasi di Desa Pertampilan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini berfokus pada pengendalian persediaan bahan baku pupuk kapur pertanian (kalsium karbonat).

Jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah data kualitatif dan juga data kuantitatif yang terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dapat diperoleh secara langsung dari PT. Galatta Lestarindo. Sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan yang terkait pengendalian bahan baku, buku, kajian penelitian terdahulu, jurnal ilmiah dan internet.

Metode penelitian ini adalah studi kasus untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan pada produk pupuk kapur pertanian (kalsium karbonat) pada PT.

Galatta Lestarindo dengan menggunakan metode MRP (Material Requirement Planning).

Dimana pada metode MRP ini terdapat 4 teknik lot size atau penentuan ukuran lot dalam upaya memperoleh teknik yang terbaik yang dapat dihasilkan pada metode MRP dan kemudian diterapkan pada PT. Galatta Lestaindo. Adapun analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :

Metode MRP

1. Teknik Lot For Lot (LFL)

Teknik lot for lot ialah dengan melakukan penentuan mengenai jumlah dari kebutuhan kotor produksi, sehingga ketika ditemui di awal periode pengamatan bahwa persediaan bahan baku yang dimiliki dalam jumlah cukup besar, jadi perlu untuk menggunakan dan menghabiskan terlebih dahulu persediaan awal tersebut, jadi perusahaan tidak perlu melakukan pemesanan bahan baku lagi hingga waktu yang dihitung pada persediaan awal yang dimiliki perusahaan hanya mampu mencukupi permintaan bahan baku sepanjang masa tunggu saja atau tidak mampu untuk memenuhi permintaan bahan baku pada periode selanjutnya.

2. Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Teknik EOQ akan diperoleh nilai kuantitas pesanan optimal dari kebutuhan bahan baku, setelah itu akan dilakukan serupa dengan yang dilakukan pada teknik LFL, yaitu melakukan rencana pemesanan yaitu jumlahnya sebesar kelipatan EOQ yang lebih besar dan atau yang nilainya paling dekat dengan jumlah atau nilai kebutuhan bersih dan diterima pada waktu yang tepat sesuai dengan kelipatan EOQ yang dihitung.

EOQ = √ 2 D S

H ... (Heizer dan Render,2005) Keterangan :

EOQ : Jumlah pembelian bahan baku optimal (kg) D : Tingkat Permintaan (kg/tahun)

S : Biaya pemesanan (Rp/pesanan) H : Biaya penyimpanan (Rp/unit) 3. Teknik Period Order Quantity (POQ)

(5)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 255 Ukuran lot pada teknik periode order quantity (POQ) ditetapkan sebesar kebutuhan aktual pada jumlah periode yang sudah ditentukan. Sehingga dapat menekan jumlah persediaan yang masih ada pada hasil teknik EOQ. Menjadi keunggulan dari teknik POQ dalam upaya mengurangi biaya khusunya pada biaya penyimpanan persediaan bahan baku jika kebutuhannya tidak seragam, dengan menghindari terjadinya persediaan yang berlebih.

Jumlah pesanan = EOQ

Permintaan rata−rata ... (Heizer dan Render,2005) 4. Teknik Part Period Balancing (PBB)

Teknik part periode balancing (PPB) merupakan teknik pada perencanaan dan pengendalian persediaan dengan pendekatan yang lebih dinamis. teknik PPB menambah jumlah kebutuhan bahan bakunya hingga nilai bagian periode atau PBB menyentuh nilai economic part period (EPP), yang menjadi ratio antara biaya pemesanannya dengan biaya penyimpanannya.

Perhitungan nilai EPP adalah antara lain sebagai berikut:

EPP = Ch

Cp ... (Heizer dan Render,2005) Keterangan :

EPP : Economic Part Period

Ch : Biaya penyimpanan per periode (Rp) Cp : Biaya pemesanan per pesanan (Rp)

Biaya persediaan pada bahan baku yang akan dihitung adalah biaya pemesanan dan juga biaya penyimpanan yang ditulis dalam model matematis sebagai berikut :

Biaya pemesanan merupakan seluruh macam biaya yang ditanggung oleh perusahaan yang berkaitan mengenai pemesanan dan penerimaan bahan baku, seperti biaya administrasi, biaya pemesanan (biaya telepon, surat menyurat). Untuk memperoleh biaya pemesanan setahun yaitu dengan cara :

Tc = f x C ... (Heizer dan Render,2005) Dimana : Tc : Biaya pemesanan setahun (Rp/kg)

f : Frekuensi pemesanan selama setahun (kali) C : Biaya pemesanan per pesanan (Rp/kg)

Biaya penyimpanan merupakan keseluruhan biaya yang dibebankan kepada perusahaan akibat kegiatan pengadaan persediaan bahan baku. Biaya penyimpanan berhubungan dengan jumlah persediaan ditangan perusahaan yang disimpan (biaya gudang, upah pegawai gudang, biaya listrik, dan bunga atas modal yang ditanamkan ke dalam investasi persediaan).

Biaya penyimpanan dihitung dengan cara:

TH = Σ tHi tHi = Qi x h

Maka : TH = Σ { Qi x h}

Dimana :

TH : Biaya penyimpanan setahun (Rp/kg) tHi : Biaya penyimpanan harian (Rp/kg)

h : Biaya penyimpanan perunit per hari (Rp/kg)

(6)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 256 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat PT. Galatta Lestarindo

Perusahaan PT. Galatta Lestarindo merupakan suatu perusahaan industri yang bergerak dalam pengolahan pupuk kapur pertanian. Didirikan oleh Bapak Anwar Effendy yang merupakan orangtua Bapak Irwan Tazar. PT. Galatta Lestarindo ini didirikan dengan akte pendirian No.44 tanggal 20 Oktober 1992 yang berkedudukan di kota Medan sebagai pusat pelayanan dengan pelanggan. Selain di kota Medan, PT. Galatta Lestarindo juga berlokasi di Pancur Batu sebagai tempat pembuatan pupuk kapur pertanian dan gudang. PT. Galatta Lestarindo memiliki cabang perusahaan yang berada pada kabupaten Gresik, Jawa Timur dan kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat. Pupuk kapur pertanian tergolong kedalam pupuk alami yang terbuat dari batu alam. Produk pupuk kapur pertanian yang dihasilkan oleh PT. Galatta Lestarindo ini dipasarkan ke perkebunan negara dan swasta yang bermitra dengan cara melakukan kontrak kerja.

Deskriptif Produk PT. Galatta Lestarindo

Kalsium karbonat adalah mineral inorganik yang dikenal tersedia dengan harga murah dan memiliki kandungan kalsium (Ca) yang tinggi sebagai elemen penyusun utama Ca(CO3).

Kandungan kalsium karbonat ini dapat diubah menjadi kalsium oksida dengan kalsinasi sehingga lebih mudah dimurnikan untuk mendapatkan kalsiumnya.

Spesifikasi :

Kadar Air Maximum : 1%

CaO : +/- 50%

CaCO3 : +/- 90%

Kehalusan : Mess 100-1000

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Metode MRP (Material Requirement Planning)

Sistem pengendalian persediaan bahan baku pupuk kapur pertanian kalsium karbonat yaitu batu kapur sidikalang pada PT. Galatta Lestarindo dilakukan secara konvensional dan didasarkan pada rencana produksi yang sudah mulai diterapkan pada bulan agustus tahun 2020 yaitu berdasarkan kontrak kerja dengan mitra perkebunan baik milik negara maupun swasta. Tabel 1. Perkembangan Persediaan Bahan Baku Batu Kapur Sidikalang pada Tahun 2020

Bulan

Persediaan

Awal Penerimaan Pemakaian

Persediaan Akhir

Persediaan Rata-Rata

Januari 0 0 0 0 0

Februari 0 1.955.450 0 1.955.450 977.725

Maret 1.955.450 2.358.400 0 4.313.850 3.134.650

April 4.313.850 2.806.650 0 7.120.500 5.717.175

Mei 7.120.500 960.200 0 8.080.700 7.600.600

Juni 8.080.700 0 846.458 7.234.242 7.657.471

Juli 7.234.242 0 882.945 6.351.297 6.792.770

Agustus 6.351.297 0 623.123 5.728.174 6.039.736

September 5.728.174 0 1.382.955 4.345.219 5.036.697

Oktober 4.345.219 0 904.890 3.440.329 3.892.774

November 3.440.329 0 571.725 2.868.604 3.154.467

(7)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 257

Desember 2.868.604 0 380.468 2.488.137 2.678.371

Total 51.438.365 8.080.700 5.592.564 53.926.502 52.682.434 Rata-rata 4.286.530 673.392 466.047 4.493.875 4.390.203

Pada tahun 2020, perusahaan melakukan pengadaan/pembelian bahan baku batu kapur sidikalang sebanyak 8.080.700 kg, dengan total jumlah bahan baku batu kapur sidikalang yang dipakai adalah sebanyak 5.592.564 kg. Jumlah dari persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku pupuk secara keseluruhan memiliki nilai yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pemakaian bahan baku dengan jumlah tertentu, seperti yang terjadi pada awal Maret perusahaan mempunyai persediaan awal sebanyak 1.955.450 kg yang merupakan persediaan akhir pada bulan Februari dan demikian juga pada bulan berikutnya.

Teknik Lot For Lot (LFL)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Frekuensidan Kuantitas Pemesanan Bahan Baku Teknik LFL

Bulan Frekuensi (kali) Kuantitas (kg)

Januari -

Februari -

Maret -

April -

Mei -

Juni 4 846.458

Juli 4 882.945

Agustus 4 623.123

September 4 1.382.955

Oktober 4 904.890

November 4 571.725

Desember 4 380.458

Total 28 5.592.554

Berdasarkan Tabel 2, berdasarkan hasil teknik LFL ini perusahaan seharusnya melakukan pemesanan untuk bahan baku batu kapur sidikalang hanya sebanyak 28 kali. Bahan baku batu kapur sidikalang dengan teknik LFL ini, total frekuensi yang dilakukan yaitu sebanyak 28 kali dengan total pemesanan bahan baku batu kapur sidikalang sebanyak 5.592.554 kg, dengan jumlah pemesanan tertinggi bahan baku batu kapur sidikalang terjadi di bulan September yaitu sebanyak 1.382.955 kg.

Tabel 3. Biaya Persediaan Bahan Baku Batu Kapur Sidikalang dengan Teknik LFL

No Komponen Jumlah

1 Frekuensi (kali) 28

2 Biaya pemesanan (Rp) 4.620.000

3 Biaya Penyimpanan (Rp) 816.000

4 Biaya pembelian (Rp) 894.808.000

4 Total biaya persediaan (Rp) 900.244.000

Berdasarkan Tabel 3, total biaya persediaan bahan baku batu kapur sidikalang dengan metode ini pada tahun 2020 sebesar Rp 900.244.000. Hasil dari teknik lot for lot (LFL) jika

(8)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 258 dibandingkan dengan metode perusahaan mempunyai tingkat kuantitas pemesanan yang jauh lebih rendah.

Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Tabel 4. Hasil Perhitungan Frekuensidan Kuantitas Pemesanan Bahan Baku Teknik EOQ

Bulan Frekuensi (kali) Kuantitas (kg)

Januari -

Februari -

Maret -

April -

Mei 1 -

Juni 1 888.845

Juli 1 888.845

Agustus 1 888.845

September 1 888.845

Oktober 1 888.845

November 1 888.845

Desember 0 -

Total 7 6.221.915

Berdasarkan Tabel 4, bahwa pemesanan bahan baku batu kapur sidikalang dengan teknik EOQ dilakukan dengan frekuensi sebanyak 7 kali dengan kuantitas yang sama disetiap dilakukan pemesanan bahan baku yakni sebanyak 888.845 kg pada bulan Mei hingga bulan November. Total pemesanan bahan baku batu kapur sidikalang adalah sebanyak 6.221.915 kg.

Teknik EOQ ini bila dibandingkan dengan metode yang diterapkan oleh perusahaan memiliki kuantitas pemesanan yang lebih rendah.

Tabel 5. Biaya Persediaan Bahan Baku Batu Kapur Sidikalang dengan Teknik EOQ

No Komponen Jumlah

1 Frekuensi (kali) 7

2 Biaya pemesanan (Rp) 1.155.000

3 Biaya Penyimpanan (Rp) 908.000

4 Biaya pembelian (Rp) 995.506.000

4 Total biaya persediaan(Rp) 957.569.000

Berdasarkan Tabel 5, Total biaya persediaan bahan baku batu kapur sidikalang dengan menggunakan metode MRP teknik EOQ menghasilkan total biaya persediaan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan teknik LFL yaitu sebesar Rp 927.459.000. Namun, jumlah frekuensi pemesanan bahan bakunya lebih kecil dibandingkan dengan teknik LFL dan juga metode yang terapkan oleh perusahaan, yaitu sebanyak 7 kali pemesanan. Selain itu, total biaya persediian dengan teknik EOQ ini menghasilkan biaya persediaan yang lebih rendah dibandingkan dengan metode yang digunakan perusahaan.

(9)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 259 Teknik Period Order Quantity (POQ)

Tabel 6. Hasil Perhitungan Frekuensidan Kuantitas Pemesanan Bahan Baku Teknik POQ

Bulan Frekuensi (kali) Kuantitas (kg)

Januari 0 -

Februari 1 -

Maret 0 -

April 0 -

Mei 0 -

Juni 3 1.287.932

Juli 2 753.034

Agustus 2 1.003.039

September 2 1.143.923

Oktober 2 738.308

November 2 476.092

Desember 1 190.229

Total 14 5.592.550

Rata-Rata 466.000

Berdasarkan Tabel 6, kuantitas pemesanan bahan baku batu kapur sidikalang pada tahun 2020 dilakukan sebanyak 14 kali. Kuantitas pemesanan bahan baku batu kapur tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu sebanyak 1.287.932 kg. Penggunaan teknik POQ, menghasilkan kuantitas pemesanan bahan baku yang lebih kecil dibanding dengan pemesanan yang dilakukan dengan teknik LFL dan teknik EOQ, dan metode perusahaan. Total jumlah pemesanan bahan baku batu kapur sidikalang dengan teknik POQ adalah sebesar 5.592.550 kg.

Tabel 7. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Teknik POQ

No. Komponen Jumlah

1 Frekuensi (kali) 14

2 Biaya pemesanan (Rp) 2.310.000

3 Biaya Penyimpanan (Rp) 816.000,00

4 Biaya pembelian (Rp) 894.808.000

5 Total biaya persediaan (Rp) 897.934.000

Kuantitas pesanan bahan baku batu kapur sidikalang dalam teknik POQ lebih rendah dibandingkan dengan teknik EOQ. Dengan teknik POQ, perusahaan melakukan pembelian bahan baku batu kapur sidikalang dengan total jumlah sebanyak 5.592.555 kg dengan jumlah frekuensi pemesanan 14 kali dan total biaya persediaannya sebesar Rp 897.934.000

(10)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 260 Teknik Part Period Balancing (PPB)

Tabel 8. Hasil Perhitungan Frekuensidan Kuantitas Pemesanan Bahan Baku Teknik PPB

Bulan Frekuensi (kali) Kuantitas (kg)

Januari 0 -

Februari 0 -

Maret 0 -

April 0 -

Mei 1 1.287.932

Juni 0 -

Juli 1 1.064.596

Agustus 1 1.382.956

September 1 1.190.754

Oktober 0 -

November 1 1.131.000

Desember 0 -

Total 5 6.057.238

Berdasarkan Tabel 8, frekuensi pemesanan bahan baku dengan teknik PPB menghasilkan 5 kali frekuensi pemesanan dengan total kuantitas pemesanan sebesar 6.057.238 kg. Kuantitas pemesanan bahan baku tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebanyak 1.382.956 kg dan pemesanan bahan baku yang terendah pada bulan Juli sebanyak 1.064.596 kg.

Tabel 9. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Teknik PPB

No Komponen Jumlah

1 Frekuensi (kali) 5

2 Biaya pemesanan (Rp) 825.000

3 Biaya Penyimpanan (Rp) 884.000

4 Biaya pembelian (Rp) 969.158.000

5 Total biaya persediaan (Rp) 970.867.000

Perusahaan melakukan pembelian bahan baku batu kapur sidikalang sebesar Rp 936.234.000 dengan jumlah frekuensi pemesanan yang terendah yaitu sebanyak 5 kali. Namun, kuantitas pemesanan dengan teknik PPB adalah kuantitas dengan pemesanan tertinggi urutan ke 2 jika dibanding dengan teknik lot size lain, sehingga biaya persediaan pada teknik PPB ini lebih besar jika dibandingkan dengan teknik LFL, EOQ dan POQ, yaitu dengan total biaya persediaan bahan bakunya adalah sebanyak sebanyak Rp 970.9867.000

(11)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 261 Tabel 10 Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku Batu Kapur Sidikalang PT. Galatta

Lestarindo dengan MRP Teknik LFL, EOQ, POQ dan PPB

Metode Frekuensi Kuantitas

Biaya Pemesanan

Biaya Pe nyimpanan

Biaya Pembelian

Biaya Persediaan PT. 32 8.080.700 5.280.000 1.180.000 1.292.912.000 1.305.883.000 LFL 28 5.592.554 4.662.000 816.000 894.808.000 900.286.000 EOQ 7 6.221.915 1.155.000 908.000 995.506.000 957.569.000 POQ 14 5.592.500 2.310.000 816.000 894.808.000 897.934.000 PPB 5 6.057.238 825.000 884.000 969.158.000 970.867.000 Penggunaan metode MRP teknik LFL dan teknik PPB menghasilkan penghematan biaya persediaan yang paling besar, artinya biaya persediaan yang paling minimal dapat dihasilkan dengan teknik LFL dan POQ. Dengan teknik LFL dapat menghemat biaya persediaan secara total sebanyak Rp. 405.597.000 (31,1%), dan dengan menggunakan teknik POQ dapat memperoleh penghematan biaya persediaan sebanyak Rp. 407.949.000 (31,24%).

Meskipun dengan menggunakan teknik LFL, biaya penghematannya lebih besar dibandingkan dengan teknik EOQ, namun peneliti tidak dapat merekomendasikan untuk diterapkan oleh perusahaan dengan pertimbangan karena dapat menimbulkan resiko bagi perusahaan karena tidak tersedianya persediaan pengaman bahan baku sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi permintaan produk pupuk yang datangnya tidak diduga atau diluar dari kontrak kerja.

Sehingga metode MRP yang direkomendasikan untuk dapat digunakan oleh PT. Galatta Lestarindo adalah teknik EOQ.

(12)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 262 KESIMPULAN DAN SARAN

Sistem pengendalian persediaan bahan baku pupuk kalsium karbonat kapur pertanian pada PT. Galatta Lestarindo dilakukan secara konvensional dimana perusahaan perlu untuk memperhatikan kebutuhan produksi berdasarkan kontrak kerja, kapasitas produksi pada perusahaan, serta stok persediaan bahan baku ditangan perusahaan agar mencegah kekurangan dan kelebihan bahan baku dan kelancaran produksi dapat berjalan dengan baik. Sistem pengendalian persediaan metode MRP dengan teknik yang terbaik adalah dengan menggunakan teknik lot size EOQ yang juga direkomendasikan sebagai metode alternatif dalam pengendalian persediaan bahan baku yang dapat diterapkan bagi perusahaan industri PT Galatta Lestarindo untuk menghasilkan biaya persediaan yang efisien dan mampu menghemat biaya persediaan sebesar Rp 348.314.000 (26,7%) pada tahun 2020.

(13)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 7, Nomor 2, Mei 2022 263 DAFTAR PUSTAKA

Andini, Slamet. 2016. Analisis Optimasi Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada CV.Tenun/Atbm Rimatex Kabupaten Pemalang. Management Analysis Journal Vol. 5

Astana. 2007. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode MRP. Denpasar Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Diana, 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

Handoko, 2017, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta.

Heizer J, Render B. 2005. Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Salemba Empat. Jakarta.

Kasmir,2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Rangkuti, F. 2007. Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis. Edisi 2 Jakarta:PT. Raja

Grafindo Persada.

Restu,W. 2011. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Pt. Dagsap Endura Eatore Di Kawasan Industri Sentul, Bogor. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sembiring, D. 2018. Optimasi Sistem Persediaan Bahan Baku PT . TC Yamit, Zulian. 2005 Manajemen Persediaan. Jakarta: Ekonisia.

Zulfikarijah,Fien. 2005. Manajemen Persediaan. Malang :Universitas Muhammadiyah Malang

Referensi

Dokumen terkait

Metode MRP teknik LFL dan EOQ memiliki penghematan biaya persediaan yang tinggi dari pada metode perusahaan, apabila perusahaan tidak dapat menggunakan teknik EOQ, maka

Metode MRP teknik PPB merupakan model alternatif yang digunakan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku berdasarkan hasil ramalan tahun 2006 karena model

EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA HOME.. INDUSTRY SARANA

Metode MRP teknik LFL dan EOQ memiliki penghematan biaya persediaan yang tinggi dari pada metode perusahaan, apabila perusahaan tidak dapat menggunakan teknik EOQ, maka

Berdasarkan penjelasan mengenai hasil analisis yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang disarankan, yaitu, Metode MRP teknik EOQ dapat

Untuk masa yang akan datang sebaiknya perusahaan kacang shanghai “Gangsar” menerapkan metode MRP dalam merencanakan kebutuhan bahan baku sehingga perusahaan

Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode Material Requirement Planning (MRP) untuk menghitung jumlah persediaan bahan baku secara efisien yang

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan perhitungan menggunakan metode Material Requirement Planning MRP, maka didapatkan kesimpulan bahwa dengan sistem MRP dapat diterapkan