• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA HOME INDUSTRY SARANA BERSIH “LIMA”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA HOME INDUSTRY SARANA BERSIH “LIMA”"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA HOME

INDUSTRYSARANA BERSIH “LIMA”

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh: Sugeng Pramono 201010160311205

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas Rahmat dan Tauhid serta Hidayah-nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “EVALUASI PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL

REQUIREMENT PLANNING PADA HOME INDUSTRY SARANA BERSIH “LIMA”.

adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang.

Sehubungan dengan terselesainya skripsi ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersedia

memberikan bantuan baik moril maupun materiil serta doa dan dorongan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Penulis menyampaikan segenap ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Marsudi, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Fien Zulfikarijah, M.M, selaku Dosen Pembimbing 1 saya di Fakultas

(5)

kesabaran dan kelapangan hati ibu atas kekurangan dalam pembuatan skripsi

saya. Dan terima kasih juga telah memotivasi saya untuk dapat segera

menyelesaikan skripsi.

4. Baroya Mila Shanty, S.E, M.M, selaku dosen pembimbing dan dosen pengampu

konsentrasi manajemen operasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas pelajaran hidup yang ibu berikan ke

dalam hidup saya, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

5. Drs. Triningsih, M.P selaku dosen pengampu di konsentrasi manajemen

operasional. Terima kasih sudah menjadi dosen yang baik dan terima kasih atas

ilmu yang telah ibu diberikan kepada saya, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat.

6. Rahmad Wijaya, S.E, M.M, selaku Dosen Wali kelas D angkatan 2010 yang

telah membimbing dan memotivasi untuk menjadi lebih baik.

7. Untuk seluruh Dosen Program Studi Manajemen, terima kasih atas pelajaran dan

ilmu yang telah diberikan. Semoga bermanfaat bagi saya dan kita semua.

8. Untuk Bapak dan Ibu tercinta. Terima kasih atas dukungan moril dan materiil

selama saya kuliah ini. Semoga pengorbanan Bapak dan Ibu menjadi pelajaran

yang bermanfaat bagi saya. Semoga Allah senantiasa melindungi dan

memberikan kesehatan.

9. Kakakku tersayang yang selalu mendukung baik moril maupun materiil selama

saya kuliah. Semoga pengorbanan kakak menjadi pelajaran yang bermanfaat

(6)

10. Sahabat kost’ku arip, terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik selama ini.

Semoga persahabatan ini tidak akan putus selamanya.

11. HMJ-Manajemen yang telah menjadi wadah untuk saya mengembangkan diri.

12. Teman-teman konsentrasi operasional dan seperjuangan skripsi, sukses buat

kita semua. Semoga kita tetap bisa menjaga kekompakan dan silaturahmi.

Penulis menyadari bahwa didalamnya masih sangat sederhana dan jauh dari

sempurna, karena masih terbatasnya ilmu dan dan pengetahuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu, penulis dengan senang hati dan lapang dada menerima segala kritik

dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan penelitian ini, serta

nantinya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi penulis dimasa yang akan

datang.

Akhir kata penulis ucapkan, semoga Allah SWT berkenan untuk

memberikan balasan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kepada semua pihak

yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan

penulis juga sangat berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat

kepada semua pihak yang telah membaca laporan penelitian ini. Amien.

Malang, September 2014

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 8

B. Landasan Teori ... 8

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Jenis Penelitian ... 25

C. Definisi Operasional Variabel ... 25

D. Jenis dan Sumber Data ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 31

B. Analisis Data... 51

C. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Produk Compartment Sampah Tiga Pilah

Lampiran 2 Perhitungan Kebutuhan Bersih Bulan Mei 2014

Lampiran 3 Perhitungan Biaya Simpan Dan Biaya Pesan

Lampiran 4 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Yang Harus

Dibeli Mei 2014

Lampiran 5 Biaya Pengadaan Bahan Baku Metode MRP

Lampiran 6 Tabel Lotting Dan Offsetting 5 Unit Compartment

(9)

Daftar Pustaka

Arman, Hakim, Nasution. 1997. Perencanaan dan pengendalian persediaan.Teknik Industria ITS, Surabaya.

Haming murfidin dan Nurnajamudin Mahfud. 2012. Manajemen Produksi Modern; Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.

Heizer & render. 2010. manajemen operasi: buku 2 edisi 9, Salemba Empat, Jakarta.

Herjanto, Eddy. 1999. manajemen produksi dan operasi, PT Grasindo, Jakarta.

Kusuma, Hendra. 2009.manajemen produksi, CV ANDI OFFSET,Yogyakarta.

Nastiti, H.Yety. 2001. Penerapan MRP untuk merencanakan kebutuhan bahan baku pada perusahaan Tenun”Pelangi” Lawang, Skripsi,UMM Malang.

Sukamto, Sigit Priyo. 2011. Evaluasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP pada Perusahaan ”School Shoes” Mojokerto, Skripsi,UMM Malang.

Rangkuti, Freddy. 1998. manajemen persediaan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Reksohadiprojo, Sukanto. 1995. manajemen produksi dan operasi,BPFE. Yogyakarta.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, CV alfabeta, Bandung.

Yamit, Zulian. 1999.manajemen persediaan, Ekonisia, Yogyakarta.

Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Perusahaan manufaktur maupun jasa di masa sekarang sudah semakin

berkembang, dimana persaingan tidak lagi terjadi dalam lingkup lokal atau

nasional saja tetapi dalam lingkup global. Manajemen Operasi (MO)

merupakan bagian penting dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu alasan

MO merupakan ilmu yang menarik adalah ilmu ini selalu dihadapkan pada

kondisi yang selalu berubah. Dinamika ini terjadi dikarenakan berbagai

tekanan, dari globalisasi perdagangan dunia hingga transfer ide,produk, dan

uang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tantangan untuk meningkatkan

produktivitas merupakan hal yang harus dipikirkan oleh manajer operasi

sebagai upaya dalam memenangkan persaingan perusahaan.

Seiring dengan adanya persaingan perusahaan manufaktur secara global

menyebabkan munculnya isu-isu mengenai lingkungan global/go green yang

mengakibatkan setiap penduduk maupun perusahaan di dunia untuk selalu

menjaga lingkungan disekitarnya. Salah satu hal yang harus dilakukan adalah

dengan membuang sampah atau limbah pada tempatnya atau dengan

mengolahnya menjadi tidak beracun dan sesuatu hal yang berguna bagi

kehidupan. Hal tersebut menyebabkan permintaan akan tempat pembuangan

sampah semakin meningkat. Dengan meningkatnya permintaan akan tempat

sampah, industri pembuatan tempat sampah terus mengalami peningkatan dan

(11)

2

Hingga saat ini tempat sampah sudah mengalami perubahan fungsi dan

kegunaannya, tidak digunakan sekedar untuk membuang sampah saja

melainkan menambah nilai estetika dan memperindah tata ruang. Di

negara-negara maju seperti Singapura,Jepang,Amerika,Jerman,Inggris dan sebagainya,

tempat sampah tidak digunakan untuk membuang sampah saja tetapi juga

untuk memperindah tata ruang kota sehingga desain maupun bentuknya

bagus-bagus dan bernilai seni. Di Indonesai sudah mulai banyak produsen yang

berbisnis tempat sampah,seperti PT.DIP, PT.Tritunggal Mahasarana, PT.Out of

Asia(OA), CV.Hanaca Mandiri, CV.Mia Wiguna Fiberglass dan sebagainya.

Pada kondisi seperti ini memenangkan persaingan usaha bukan merupakan

hal yang mudah, dibutuhkan manajer operasi untuk mengelola dan menentukan

berbagai keputusan yang ada dalam perusahaan. Salah satu keputusannya yaitu

manajemen persediaan yang sangat penting dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam perusahaan, mulai dari perencanaan produksi,

berapa jumlah persediaan yang harus tersedia, hingga menjadi produk akhir

sesuai yang di rencanakan sebelumnya.

Pengelolaan persediaan bagi perusahaan merupakan satu hal yang sangat

penting, karena persediaan merupakan salah satu aset yang mahal bagi

perusahaan. Sekitar 40% dari keseluruhan modal yang dikeluarkan oleh

perusahaan di investasikan untuk keperluan persediaan Fien (2005:2). Manajer

operasi di seluruh dunia menyadari manajemen persediaan yang baik sangatlah

penting. Selain dapat mengurangi jumlah persediaan berlebih di dalam gudang,

(12)

3

untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan maksimal bisa dicapai oleh

perusahaan.

Di dalam pengendalian persediaan terdapat beberapa metode yang paling

sering digunakan oleh perusahaan, antara lain metode Economic Order

Quantity (EOQ), Kanban (JIT), dan Material Requirement Planning (MRP).

Nasution (1996:19) dari ketiga teknik pengendalian persediaan diatas, Material

Requirement Planning merupakan teknik yang menarik untuk dipelajari karena

Material Requirement Planning mencakup hal-hal yang berhubungan dengan

sistem persediaan sekaligus sistem informasinya, agar dicapai sistem

pengadaan material tepat waktu,tepat jumlah,tepat bahan,dan tepat harga.

Material Requirement Planning (MRP) merupakan sebuah metode yang

dapat digunakan untuk mengendalikan jumlah persediaan yang disimpan di

gudang perusahaan. Metode MRP membantu perusahaan dalam menentukan

jumlah kebutuhan bahan baku yang akan diproses untuk menghasilkan produk.

Dengan metode ini perusahaan dapat menghitung daftar jumlah komponen,

komposisi, dan bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah produk.

Selain itu perusahaan dapat menghitung waktu penyelesaian produk yang

telah ditentukan dengan sebuah jadwal produksi induk (master production

schedule), jadwal produksi induk juga memerinci apa yang akan dibuat dan

kapan. Jadwal tersebut menunjukkan apa yang diperlukan untuk memenuhi

permintaan dan sesuai dengan rencana produksi, sehingga jadwal penyelesaian

(13)

4

Salah satu alasan mengapa MRP digunakan secara cepat dan meluas

sebagai teknik manajemen produksi, yaitu karena MRP menggunakan

kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengelola data yang berguna

dalam menjalankan kegiatan perusahaan. MRP dapat mengkoordinasikan

kegiatan dari berbagai fungsi dalam perusahaan manufaktur, seperti teknik,

produksi, dan pengadaan. Oleh karena itu, hal yang menarik dari MRP tidak

hanya fungsinya sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan, melainkan

keseluruhan peranannya dalam kegiatan perusahaan.

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan manajemen

persediaan, diantaranya adalah yang dilakukan oleh Nastiti (UMM:2001)

dengan judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun”Pelangi” lawang.

Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Induk Produksi (JIP), netting, dan lotting. Hasilnya sebelum penggunaan MRP

biaya yang dikeluarkan Rp.2.231.870,55,- dan setelah menggunakan MRP

biaya menjadi Rp.2.100.000,- . begitu pula dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sukamto (UMM:2011) yang berjudul: evaluasi pengendalian persediaan

bahan baku dengan metode MRP pada perusahaan “School Shoes” di

Mojokerto, hasilnya perhitungan biaya total sebelum MRP pada bulan juni

2011 sebesar Rp.920.678,- , setelah penggunaan MRP menjadi sebesar

RP.677.000,-.

Persoalan sampah di Indonesia merupakan persoalan kompleks dan multi

dimensi, dan sampai sekarang ini belum juga bisa teratasi. Indonesia

(14)

5

Amerika, dan India. Dengan jumlah penduduk yang besar mengakibatkan

limbah sampah yang dihasilkan juga besar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana

atau fasilitas yang dapat menampung limbah sampah tersebut supaya tidak

berserakan dan mencemari lingkungan.Dengan demikian keberadaan produsen

tempat sampah dan peralatan kebersihan sangat dibutuhkan dan harus di

dukung pengelolaannya supaya bisa tetap berjalan dengan baik.

Sarana Bersih “LIMA” merupakan salah satu home industri pembuat

berbagai model tempat sampah dan peralatan kebersihan. Produksi pada

industri ini masih menggunakan sistem konvensional yaitu dikerjakan secara

manual oleh tenaga karyawan dan beberapa peralatan pendukung. Dikarenakan

limbah sampah bersifat jahat atau merusak, maka bahan baku yang digunakan

juga harus berkualitas supaya bisa tahan. Penentuan bahan baku yang

berkualitas tersebut mengakibatkan biaya yang dikeluarkan besar dan waktu

tiba pesanan menjadi lebih lama karena harus impor.

Sistem pengendalian persediaan pada Sarana Bersih “LIMA” tergolong

masih kurang bagus. Perusahaan dalam pengendalian persediaan selalu

memproduksi barang jadi dalam jumlah yang cukup banyak sebagai stok

barang jadi walaupun tidak ada pemesanan. Hal yang dilakukan perusahaan

tersebut memang membuat waktu penyelesaian lebih cepat dikarenakan sudah

terdapat barang jadi yang siap digunakan. Tetapi dalam dunia bisnis hal

tersebut adalah pemborosan karena jika tidak ada yang memesan barang

(15)

6

Perusahaan dalam pembelian bahan baku selama ini menggunakan metode

tradisional yang sangat sederhana, yaitu pembelian bahan baku dilakukan

berdasarkan pengalaman pembelian bahan baku sebelumnya tanpa adanya

suatu perencanaan yang tepat. Dengan demikian apabila permintaan

bergelombang dapat menimbulkan pemborosan bagi perusahaan.

dikarenakan masih kurangnya perhatian terhadap perencanaan bahan baku

tersebut diatas, mendorong peneliti untuk mengangkat fenomena ke dalam

karya ilmiah dengan judul Evaluasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Material Requirement Planning.

B.Perumusan Masalah

Bagaimana hasil evaluasi pengendalian persediaan bahan baku dengan metode

Material Requirement Planning?

C.Pembatasan Masalah

Dalam memecahkan permasalahan tersebut agar lebih terarah dan tidak meluas

maka dalam penelitian ini diadakan pembatasan masalah mengenai:

1. Pembahasan hanya untuk satu model tempat sampah yaitu compartment

sampah pilah/model berbentuk rumah dari total 33 model yang di produksi

oleh home industri sarana bersih”LIMA”.

(16)

7

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hasil evaluasi pengendalian persediaan bahan baku

dengan metode Material Requirement Planning.

2. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian dapat menjadi masukan dan kebijakan baru bagi

perusahaan guna mengurangi pemborosan dalam persediaan.

b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai masalah

(17)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Penelitian Terdahulu

Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan

tenun”Pelangi” lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data

yaitu membuat Jadwal Induk Produksi (JIP),netting,dan lotting.Hasilnya

sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp.2.231.870,55,- dan

setelah menggunakan MRP biaya menjadi Rp.2.100.000,- . Terdapat

penghematan biaya setelah penggunaan MRP sebesar Rp.121.870,55,-.

Sukamto (UMM:2011) judul: evaluasi pengendalian persediaan bahan

baku dengan metode MRP pada perusahaan “School Shoes” di Mojokerto,

dengan pemesanan lot for lot, hasilnya perhitungan biaya total sebelum MRP

pada bulan juni 2011 sebesar Rp.920.678,- , setelah penggunaan MRP menjadi

sebesar RP.677.000,-. Untuk bulan juli 2011 biaya total sebelum MRP sebesar

Rp.976.876,-. Sedangkan total biaya setelah penerapan MRP sebesar

Rp.677.000,- .Terjadi penghematan dari biaya pemesanan dan biaya simpan

untuk bulan juni dan juli sebesar Rp.553.452,-

B.Landasan Teori 1. Persediaan

a. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan

aktiva aktiva lancar perusahaan baik perusahaan dagang maupun

perusahaan manufaktur. Perbedaan utama pada perusahaan dagang dan

(18)

9

dijual berasal dari pembelian barang yang telah siap untuk dijual,

sedangkan perusahaan manufaktur tidak membeli barang dalam keadaan

sudah jadi atau dalam keadaan siap jual melainkan membeli bahan

mentah untuk kemudian diproses kembali menjadi barang jadi yang

kemudian menjadi produk keluaran dari perusahaan.

Terdapat beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang

pengertian persediaan, yaitu:

Menurut Herjanto (1999:219) persediaan merupakan bahan atau

barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual

kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.

Persediaan adalah barang yang disimpan atau digunakan atau dijual pada

periode mendatang, dapat berupa bahan baku yang disimpan untuk

diproses, komponen yang diproses, barang dalamproses pada proses

manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untukdijual (Kusuma, 2004).

Sedangkan menurut Zulfikarijah (2005:2) persediaan merupakan sumber

daya yang di simpan yang dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan

sekarang dan yang akan datang. Bahan baku,barang dalam proses, dan

barang jadi merupakan contoh dari persediaan.

Menurut Yamit (1999:3) yang dimaksud persediaan barang adalah

barang-barang sebelum diperlukan. Persediaan tersebut meliputi:

1. Raw Material yaitu item yang dibeli dari para suplier untuk digunakan

(19)

10

2. Material in Process yaitu bagian dari produk akhir tetapi masih dalam

proses pengerjaan, karena masih menunggu item yang lain untuk

diproses.

3. Supplier Inventory yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk

membantu terlaksananya proses produksi tetapi bahan tersebut tidak

nampak pada produk akhir.

4. Final Good yaitu barang yang telah selesai diproses dan siap untuk

dijual.

Sedangkan menurut heizer dan render (2010:82) Jenis-jenis

persediaan yang ada yaitu:

1. Persediaan bahan mentah atau raw material, yaitu bahan-bahan yang

biasanya dibeli tetapi belum memasuki proses manufaktur.

2. Persediaan barang setengah jadi atau Works in process inventory,

adalah produk-produk atau komponen-komponen bahan mentah yang

telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai.

3. Persediaan pemeliharaan/perbaikan/operasi atau yang disebut

(maintenance,repair,operating) adalah persediaan-persediaan yang

disediakan untuk persediaan pemeliharaan,perbaikan, dan operasi

yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses

tetap produktif.

4. Persediaan barang jadi, adalah merupakan produk yang telah selesai

diproses,sudah siap dijual, dan tinggal menunggu untuk dikirim ke

(20)

11

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Persediaan

merupakan bahan-bahan yang disimpan oleh perusahaan untuk

kemudian akan diproses menjadi sebuah keluaran produk tertentu.

Perusahaan manufaktur membutuhkan persediaan guna memperlancar

pembuatan produk. Dengan adanya manajemen persediaan yang baik

maka proses produksi kecil kemungkinan akan terhenti dikarenakan

kehabisan persediaan atau dikarenakan adanya kenaikan permintaan

secara mendadak.

b. Arti dan tujuan persediaan

Peranpersediaan dalam industri sangatlah penting, hal ini dapat menjamin

tersedianya bahan baku dan menambah fleksibilitas bagi operasi

perusahaan. adapun arti dan tujuan persediaan adalah sebagai berikut:

1. Arti persediaan

Menurut fien (2005:4) persediaan secara umum di definisikan

sebagai stock bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi

produksi atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Sedangkan

arti persediaan menurut Handoko (1999:334) adalah menetapkan dan

menjamin tersedianya sumberdaya yang tepat dan waktu yang tepat,

untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa,

dan kapan pesanan dilakukan secara optimal.

2. Tujuan persediaan

Menurut Rangkuti (1998:14) tujuan dari persediaan adalah

(21)

12

kuantitas yang tepat dan waktu yang tepat. Atau bisa diartikan

persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui

penentuan apa, berapa, dan kapan pesanan dilakukan secara optimal.

Dengan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan

sangat diperlukan guna menjamin tersedianya bahan baku untuk

kelancaran proses produksi.

c. Jenis-jenis persediaan berdasarkan fungsinya

Terdapat beberapa pendapat mengenai jenis-jenis persediaan

berdasarkan fungsinya, diantaranya yaitu:

Menurut (heizer dan render (2010:82) persediaan mempunyai empat

fungsi yaitu:

1. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.

Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berflktuasi,

persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple

proses produksi dari pemasok.

2. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan

menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan

pilihan bagi pelanggan.

3. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam

jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang.

4. Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.

Adapun jenis-jenis persediaan berdasarkan fungsi menurut Yamit

(22)

13

1. Persediaan pengaman (Safety stok) adalah persediaan yang dilakukan

untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan

penyediaan.

2. Persediaan antisipasi (anticipation stock) adalah persediaan yang

dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat

diperkirakan sebelumnya.

3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock) adalah persediaan yang

masih dalam pengiriman atau transit. Terdapat dua jenis persediaan

dalam pengiriman, yaitu (a) eksternal transit stok adalah persediaan

yang masih berada dalam truk,kapal,dan kereta api. (b) internal

transit stok adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses

atau menunggu sebelum dipindahkan.

Kesimpulan dari jenis-jenis persediaan diatas adalah menjaga

atau mengantisipasi kekurangan bahan baku yang digunakan untuk

proses produksi agar berjalan dengan lancar.

d. Biaya-biaya persediaan

Tujuan diadakannya manajemen persediaan adalah untuk

menyediakan jumlah material yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya

yang rendah atau minimum. Untuk itu perlu diperhitungkan berapa

jumlah biaya persediaan yang dikeluarkan dari tiap-tiap kapasitas

pesanan. Biaya-biaya yang timbul dari persediaan menurut Yamit

(23)

14

1) Biaya pembelian (purchase Cost) adalah harga per-unit apabila item

dibeli dari pihak luar, atau biaya produksi per-unit apabila diproduksi

dalam perusahaan.

2) Biaya pemesanan (order Cost) adalah biaya yang berasal dari

pembelian pesanan dari suplier atau biaya persiapan (setup Cost)

apabila item diproduksi dalam perusahaan.

3) Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam

persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk

menyimpan persediaan.

4) Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi atas kekurangan

dari luar maupun dari dalam perusahaan.

Dengan memperhatikan biaya-biaya yang timbul tersebut perusahaan

diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga tidak

terjadi pemborosan pengeluaran biaya maupun kekurangan

persediaan.

2. Jenis-jenis metode pengendalian persediaan

Untuk dapat memaksimalkan pengendalian persediaan suatu perusahaan

diperlukan metode yang tepat. Metode yang dapat digunakan dalam

pengendalian persediaan yaitu diantaranya adalah Metode Pengendalian

Tradisional (EOQ), Metode MRP dan metode kanban (JIT). Nasution

(1996:19) menyatakan, dalam mencari jawaban atas permasalahan umum

dalam pengendalian persediaan yang ada, metode persediaan dapat

diidentifikasi sebagai berikut: Metode Pengendalian Persediaan Tradisional,

(24)

15

a. Metode pengendalian persediaan tradisional (EOQ)

Salah satu teknik kontrol persediaan yang sederhana dan paling dikenal.

Metode ini menggunakan matematika dan statistik sebagai alat bantu

utama dalam memecahkan masalah dalam sistem persediaan. Menurut

Nasution (1996:19) metode ini pada dasarnya berusaha mencari jawaban

optimal dalam menentukan EOQ, Titik pemesanan kembali, dan Jumlah

cadangan pengaman.

1) Economic Order Quantity (EOQ)

Dipakai untuk menentukan kebijakan jumlah bahan baku yang tepat

dengan biaya yang efisien.

2) Titik Pemesanan kembali (Reorder Poin)

Yang dimaksud titik pemesanan kembali adalah saat/ waktu dimana

perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku lagi dikarenakan

jumlah persediaan yang tersedia sama dengan nol.

3) Jumlah Cadangan Pengaman (Safety Stock)

Adalah jumlah persediaan bahan baku yang harus ada dalam

perusahaan untuk menjamin kelancaran jalannya produksi dan

digunakan untuk mengantisipasi adanya jumlah permintaan yang tidak

terduga atau melebihi perkiraan.

Menurut heizer & Render (2010:92) dalam penggunaan metode

tradisional ini terdapat beberapa asumsi yang digunakan / harus

(25)

16

1. Jumlah permintaan diketahui,konstan, dan independen.

2. Waktu tunggu, yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan

pesanan diketahui dan konstan.

3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.

4. Tidak tersedia diskon kuantitas.

5. Biaya variabel hanya biaya untuk menyiakan atau melakukan

pemesanan dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.

6. Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dapat sepenuhnya

dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Berdasarkan uraian diatas diketahui metode pengendalian persdiaan

tradisional digunakan untuk mencari jawaban dalam menentukan

jumlah pemesanan paling ekonomis, titik pemesanan kembali, dan

jumlah cadangan pengaman.

b. Metode MRP

Selain metode tradisional terdapat pula pengendalian persediaan dengan

metode MRP. Menurut Rangkuti (1998:140) Material Requirement

Planning adalah satu sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan

material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses/fase

atau dengan kata lain adalah suatu produksi untuk sejumlah produk jadi

yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan

dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan

dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu

(26)

17

Tujuan utama dari metode ini adalah merancang sistem yang mampu

menghasilkan informasi mengenai penjadwalan produksi, penyelesaian

produksi, dan meminimalkan persediaan.

Menurut rangkuti (1998:142) terdapat empat kemampuan yang menjadi

ciri utama dalam sistem MRP, yaitu:

1) Mampu menentukan kebutuhan tiap-tiap item pada saat yang tepat

2) Pembentukan kebutuhan tiap-tiap item

3) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan

4) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal

yang telah direncanakan.

Menurut Yamit (1996:256) dalam penerapan metode MRP terdapat

beberapa asumsi yang digunakan yaitu:

1) Adanya file yang reintegrasi

2) Lead Time untuk semua item diketahui

3) Setiap item persediaan selalu ada dalam pengendalian

4) Semua komponen untuk perakitan dapat disediakan pada saat

perakitan akan dilakukan

5) Pengadaan dan pemakaian komponen bersifat disket

6) Proses pembuatan satu item tidak tergantung pada proses pembuatan

item yang lainnya.

Metode MRP bersifat kontemporer oriented yang terdiri dari sekumpulan

(27)

18

pencatatan yang dirancang untuk menjadwalkan jadwal induk produksi

(28)

19

c. Metode Kanban

Menurut Rangkuti (1998:146) metode Kanban merupakan metode

otoritas produksi dan aliran bahan di dalam sistem just in Time (JIT).

Tujuan metode kanban adalah memberi tanda terhadap kebutuhan

komponen yang lebih banyak dan menjamin bahwa

komponen-komponen tersebut diproduksi tepat pada waktunya sehingga mendukung

kegiatan perakitan berikutnya.

3. MRP

a. Pengertian dan tujuan Material Requirement Planning (MRP)

MRP merupakan suatu metode yang digunakan untuk

memudahkan penjadwalan penyelesaian produk tepat waktu sesuai

dengan jadwal yang telah direncanakan. Menurut Nasution

(1996:115-117) MRP merupakan prosedur logis, aturan, keputusan, dan teknik

pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan

jadwal induk produksi atau master production schedule (MPS)menjadi

kebutuhan bersih atau net requirement untuk semua sistem.

Menurut Herjanto (1999:257) MRP adalah suatu konsep dalam

manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan

kebutuhan barang dalam proses produksi, sehingga barang yang

dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan

menurut Yamit (1999:151) Material Requirement Planning merupakan

sistem yang dirancang secara khusus untuk situasi permintaan

(29)

20

Tujuan Material Requirement Planning menurut Herjanto (1999:258)

adalah sebagai berikut:

1) Meminimalkan persediaan, MRP menentukan berapa banyak dan

kapan satu komponen diperlukan disesuaikan dengan jadwal induk

produksi.

2) Mengurangi resik karena keterlambatan produksi atau pengiriman,

MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang

diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan

memperhatikan waktu tenggang produksi sehingga memperkecil

resik tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang

mengakibatkan terganggunya rencana produksi.

3) Komitmen yang realistis, dengan MRP jadwal produksi diharapkan

dapat dipenuhi sesuai rencana.

4) Meningkatkan efisiensi, MRP mendorong peningkatan efisiensi

karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman

barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadwal induk

produksi.

Adapun tujuan sistem MRP menurut Yamit (1999:151) yaitu sebagai

berikut:

1) Menjamin tersedianya material, item atau komponen pada saat

dibutuhkan untuk memenuhi skedul produksi, dan menjamin

tersedianya produk jadi bagi konsumen.

(30)

21

3) Merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan, dan pembelian.

Menurut Yamit (1999:152) manajemen persediaan sistem MRP ini

mempunyai karakteristik yaitu sebagai berikut:

1) Perhatian terhadap kapan dibutuhkan

2) Perhatian terhadap prioritas pemesanan

3) Penundaan pengiriman permintaan

4) Fungsi integrasi

Sistem MRP dibuat untuk menjawab kapan, berapa banyak, dan

apa material atau komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membuat

suatu produk secara tepat waktu dengan biaya yang efisien. Menurut

Yamit (2003:259) menyebutkan ada empat kemampuan yang menjadi

ciri utama MRP yaitu:

1) Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Menentukan

Secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai atau material harus

tersedia.

2) Penentuan kebutuhan minimal setiap jam.

3) Menentukan pelaksanaan rencana pesanan. Memberikan indikasi

kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.

4) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan satu jadwal yang

sudah direncanakan apabila kapasitas yang ada tidak mampu

memenuhi pesanan.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa material

(31)

22

penyelesaian produk tepat waktu, dan jadwal pemesanan bahan baku

datang tepat pada saat dibutuhkan. Tujuan utama dari sistem MRP adalah

merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi sehingga

membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat seperti pembatalan

pemesanan bahan baku, pemesanan ulang, dan penjadwalan ulang.

Proses Material Requirement Planning membutuhkan lima sumber

informasi utama agar sistem dapat diterapkan. Menurut Yamit

(2003:273) komponen sumber informasi tersebut yaitu:

1) Master Production Schedule (jadwal induk produksi)

Suatu pernyataan definitif tentang produk akhir apa yang

direncanakan perusahaan untuk diproduksi, berapa kuantitas yang

dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan, dan bilamana produk itu

akan diproduksi.

2) Bill of Material (spesifikasi produk)

Untuk mengetahui susunan dari barang yang akan diproduksi dan

menggunakan bahan apa saja.

3) Item Master

Suatu file yang berisi informasi tentang material, parit,

sup-assemblies, dan produk-produk yang menunjukkan kuantitas on-hand,

kuantitas yang dialokasikan, waktu tunggu yang direncanakan, ukuran

lot,stok pengaman, kriteria lot sizing,toleransi untuk skrap atau hasil,

dan berbagai informasi penting lainnya yang berkaitan dengan suatu

(32)

23

4) Order (pemesanan-pemesanan)

Memberitahukan tentang berapa banyak dari setiap item yang akan

diperoleh sehingga akan meningkatkan stok on hand dimasa

mendatang.

5) Requirement (kebutuhan-kebutuhan)

Memberitahukan tentang berapa banyak dari masing-masing item itu

dibutuhkan sehingga akan mengurangi stok on hand di masa

mendatang.

b. Input dan output sistem MRP

Untuk mendukung proses dari sistem MRP dapat berjalan lancar

dibutuhkan arus informasi mengenai input dan output dari MRP. Adapun

input tersebut adalah:

1) Jadwal Induk Produksi (Master production schedule)

Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan

antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan

waktu penyediaannya.

2) Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material)

Merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya.

Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi :

a) Jenis komponen

b) Jumlah yang dibutuhkan

c) Tingkat penyusunannya

(33)

24

a) Pesanan komponen dari perusahaan lain yang membutuhkan

b) Peramalan atas item yang bersifat tidak bergantungan.

3) Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status

Record)

Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang

ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan:

a) Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand

inventory)

b) Jumlah barang dipesan dan kapan akan datang (on order Inventory)

c) Waktu ancang – ancang ( lead time ) dari setiap bahan.

Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item

dan diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari

adanya kekeliruan dalam perencanaan.

c. Proses perhitungan MRP

Yang dibutuhkan untuk perhitungan MRP ada 4 yaitu menentukan

kebutuhan bersih, menentukan jumlah pemesanan, menentukan BOM,

dan menentukan tanggal pemesanan.

1) Netting (kebutuhan bersih)

Proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selama

horison perencanaan.

2) Lotting (kuantitas pesanan)

Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk

(34)

25

3) Offsetting (rencana pemesanan)

Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses

lotting. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara

mengurangkan saat kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan

waktu ancang-ancang (Lead Time)

4) Exploding

Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level)

yang lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas

rencana pemesanan.

4. Kerangka Pikir

[image:34.595.111.501.398.660.2]

Sumber: Yamit (2003:275) Gambar 1 Kerangka pikir

Jumlah pesanan

Jadwal Induk Produksi

Sistem MRP

- Kebutuhan kotor - Kebutuhan bersih

- Perhitungan biaya - Jadwal pemesanan

Catatan persediaan

Gambar

Gambar 1 Kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

The Species Richness and Composition of Termites (Isoptera) in Primary and Regenerating Lowland Dipterocarp Forest in Sabah, East Malaysia.. Termite Assemblages,

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menghitung efisiensi penyaluran limbah cair pada saluran aplikasi sistem flatbed serta menganalisis sifat kimia limbah cair

Kita sering mendengar ungkapan klise: “Orang kota lebih modern, sedangkan orang desa lebih tradisional,” atau, “Musik tradisi adalah musik untuk orang desa, sedang musik modern

Kredit merupakan sumber utama penghasilan bagi sebuah koperasi dan juga sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar, karena sebagian besar dana operasional

Hubungan antara self-efficacy, konsep diri, dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek: Penelitian pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN