ANALISIS PENGUMPULAN DATA Pada Proses Pelayanan Kafe Alam Memanggil
Matakuliah:
Business Process Design And Management
Dosen Matakuliah:
Derman Janner Lubis, S.Kom., M.M.S.I.
Disusun Oleh:
11524055 Muhamad Firmansyah Sistem Informasi
Fakultas Informatika dan Komputer Universitas Binaniaga Indonesia
2025
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Pengumpulan Data Pada Proses Pelayanan Kafe Alam Memanggil” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Business Process Design and Management dengan tujuan untuk menganalisis proses bisnis yang berlangsung di Kafe Alam Memanggil, khususnya terkait pemesanan, pengantaran, serta identifikasi masalah yang terjadi.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca mengenai pentingnya pemahaman alur proses bisnis dan pengumpulan data dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di sektor usaha kuliner.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan di masa mendatang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah, rekan-rekan mahasiswa, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi referensi yang bermanfaat bagi pengembangan proses bisnis di bidang kuliner.
Bogor, 02 Mei 2025
Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 2
1.3. Tujuan Penulisan ... 2
1.4. Manfaat Penulisan ... 3
BAB II METODE PENELITIAN ... 4
2.1 Objek dan Lokasi Penelitian ... 4
2.2 Sumber Data ... 4
BAB III PEMBAHASAN ... 5
3.1 Alur Kerja Saat Ini ... 5
3.2 Masalah yang Dihadapi ... 7
3.3 Tujuan Bisnis yang Ingin Dicapai ... 7
3.4 Stakeholder yang Terlibat ... 9
3.5 Data yang Dibutuhkan ... 10
BAB IV PENUTUP ... 13
4.1 Kesimpulan ... 13
4.2 Saran ... 13
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan industri kuliner di Indonesia terus menunjukkan tren positif, terutama di daerah yang memiliki populasi mahasiswa dan akademisi yang tinggi. Kawasan sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor, merupakan salah satu area strategis yang mendukung perkembangan usaha makanan dan minuman. Di antara berbagai tempat makan yang berkembang, Kafe Alam Memanggil hadir dengan konsep unik yang menggabungkan suasana alam terbuka dengan pelayanan makanan dan minuman kekinian.
Terletak di kawasan belakang kampus, kafe ini memanfaatkan potensi alam sekitar seperti pepohonan rindang, aliran sungai kecil, dan udara segar untuk menciptakan suasana yang menenangkan bagi para pengunjung. Hal ini menjadikannya salah satu pilihan favorit bagi mahasiswa IPB maupun masyarakat umum yang ingin bersantai, belajar, atau sekadar menikmati waktu luang. Tidak jarang kafe ini juga dijadikan tempat diskusi kelompok, rapat informal, hingga lokasi kerja berbasis laptop (remote working).
Seiring meningkatnya antusiasme pengunjung, volume pesanan dan interaksi antara pelanggan, pelayan, dapur, serta bagian kasir pun semakin kompleks. Untuk mendukung kelancaran operasional, sebuah bisnis tidak hanya mengandalkan kelezatan menu dan kenyamanan tempat, tetapi juga memerlukan pengelolaan proses bisnis yang efisien dan terstruktur. Kafe modern kini dituntut mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan minim kesalahan.
Dalam konteks ini, penting bagi pemilik atau pengelola usaha untuk memahami bagaimana proses kerja berjalan dari awal hingga akhir. Hal ini bisa dimulai dengan melakukan pemetaan terhadap alur kerja saat ini (as-is) dan pengumpulan informasi mendalam tentang kebutuhan dan aktivitas yang terjadi di lapangan. Proses ini dikenal dengan istilah requirement gathering, yaitu teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk memahami sistem dan proses bisnis secara menyeluruh sebelum melakukan perancangan ulang (redesign) atau penerapan solusi berbasis sistem.
Dengan menggunakan pendekatan Business Process Design and Management, makalah ini akan mengkaji bagaimana proses pelayanan pelanggan di Kafe Alam
2
Memanggil dapat dianalisis dan dikembangkan lebih lanjut. Fokus utama diarahkan pada identifikasi alur kerja saat ini, aktor-aktor yang terlibat, data yang digunakan, serta peluang peningkatan proses bisnis melalui pemanfaatan sistem informasi yang terintegrasi.
Pendekatan ini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi, tetapi juga berpotensi meningkatkan kepuasan pelanggan dan daya saing bisnis di tengah pasar kuliner yang kompetitif.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam menjalankan sebuah usaha di bidang kuliner, keberhasilan pelayanan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk dan suasana tempat, tetapi juga oleh bagaimana proses bisnis dirancang dan dijalankan secara efektif. Untuk dapat melakukan perbaikan terhadap proses yang ada, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai alur kerja, kebutuhan pelanggan, serta potensi pengembangan sistem pendukung layanan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana alur proses pelayanan pelanggan yang saat ini diterapkan di Kafe Alam Memanggil (As-Is Process)?
2. Siapa saja stakeholder yang terlibat dalam proses pelayanan tersebut, dan apa saja peran mereka?
3. Apa jenis data yang digunakan atau dibutuhkan dalam mendukung proses bisnis di kafe ini?
4. Apa saja kendala atau ketidakefisienan yang mungkin muncul dari proses pelayanan yang sedang berjalan?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Menganalisis dan memetakan alur proses pelayanan pelanggan yang saat ini diterapkan di Kafe Alam Memanggil (proses as-is).
2. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat (stakeholder) dalam proses bisnis serta peran masing-masing dalam mendukung kelancaran pelayanan.
3
3. Menentukan jenis data yang dibutuhkan dan digunakan dalam mendukung proses pelayanan di kafe.
4. Mengkaji permasalahan atau ketidakefisienan yang timbul dari sistem yang berjalan saat ini.
1.4. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pengelola Kafe Alam Memanggil: Memberikan gambaran mengenai kondisi proses pelayanan saat ini dan rekomendasi sistem yang dapat meningkatkan kualitas layanan dan pengelolaan operasional.
2. Bagi Mahasiswa: Memberikan pengalaman dalam menerapkan teknik pengumpulan data dan analisis proses bisnis secara nyata melalui studi kasus.
3. Bagi Akademisi atau Peneliti: Menjadi salah satu referensi studi kasus penerapan pendekatan Business Process Design and Management dalam sektor usaha kecil menengah (UKM) di bidang kuliner.
4. Bagi Pengembangan Sistem Informasi: Memberikan landasan awal untuk pengembangan sistem digital berbasis kebutuhan nyata di lapangan.
4
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Objek dan Lokasi Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah proses pelayanan pelanggan yang berlangsung di Kafe Alam Memanggil, sebuah usaha kuliner yang terletak di kawasan belakang Kampus IPB Dramaga, Bogor. Kafe ini dikenal dengan konsep tempat terbuka dan nuansa alam, serta menjadi pilihan populer bagi mahasiswa maupun masyarakat umum untuk bersantai atau bekerja.
Penelitian ini berfokus pada alur pelayanan yang terjadi mulai dari kedatangan pelanggan, pemesanan makanan dan minuman, distribusi pesanan ke bagian dapur dan bar, hingga proses pengantaran dan pembayaran. Proses tersebut diamati untuk mengetahui bagaimana koordinasi antar bagian dilakukan dan kendala apa saja yang sering muncul.
Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pengalaman langsung penulis yang pernah bekerja di tempat tersebut. Dengan keterlibatan langsung dalam aktivitas pelayanan sehari-hari, penulis dapat memahami alur proses secara nyata, termasuk melihat langsung interaksi antar karyawan serta menghadapi kendala operasional yang terjadi di lapangan.
2.2 Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber utama. Pertama, berasal dari pengalaman langsung penulis selama bekerja di Kafe Alam Memanggil. Dari situ, penulis dapat mengamati dan mencatat proses kerja yang sebenarnya, termasuk cara komunikasi antar staf, pengelolaan pesanan, serta masalah yang muncul saat jam sibuk.
Kedua, data juga diperoleh dari pencarian referensi melalui internet, seperti artikel atau contoh studi kasus serupa yang membahas proses bisnis di bidang kuliner. Sumber daring ini digunakan untuk membandingkan kondisi yang diamati secara langsung dengan praktik umum di tempat lain, serta untuk memperkuat pemahaman konsep yang berkaitan dengan requirement gathering.
Kombinasi antara pengalaman langsung dan referensi tambahan ini memberikan dasar yang cukup untuk melakukan analisis terhadap proses bisnis yang sedang berjalan, khususnya dalam hal pemetaan alur kerja, identifikasi masalah, dan kebutuhan perbaikan sistem.
5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Alur Kerja Saat Ini
Alur kerja saat ini menggambarkan proses operasional yang berlangsung di tempat usaha. Berikut ini adalah tahapan lengkapnya:
1. Kedatangan dan Pemesanan Pelanggan
Proses dimulai ketika pelanggan tiba di kafe. Sebelum memilih tempat duduk, pelanggan terlebih dahulu melakukan pemesanan. Pelanggan dapat memilih untuk makan di tempat (dine-in) atau membawa pulang pesanan mereka (take away). Dengan adanya kedua opsi ini, kafe dapat melayani berbagai kebutuhan dan preferensi pelanggan, baik yang ingin menikmati suasana di tempat maupun yang membutuhkan layanan cepat untuk dibawa pulang.
2. Pemilihan Tempat Duduk (khusus dine-in)
Setelah melakukan pemesanan, pelanggan yang memilih untuk makan di tempat dipersilakan untuk memilih tempat duduk yang tersedia. Kafe menyediakan area tempat duduk di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor), sehingga pelanggan dapat menyesuaikan pilihan mereka sesuai dengan suasana yang diinginkan.
Pelanggan memiliki kebebasan penuh dalam memilih meja yang dirasa nyaman dan sesuai dengan jumlah anggota di rombongan mereka.
3. Penerimaan Pesanan dan Distribusi ke Bagian Terkait
Seluruh pesanan yang masuk, baik untuk dine-in maupun take away, diterima dan dicatat oleh kasir. Setelah pesanan dicatat, kasir akan membagi informasi pesanan sesuai kategori produk. Pesanan makanan diteruskan ke dapur untuk disiapkan oleh juru masak, sementara pesanan minuman dikirimkan ke bar untuk diracik oleh barista.
4. Monitoring Kesiapan Pesanan oleh Waiter
Waiter memiliki tanggung jawab untuk memeriksa status kesiapan pesanan. Mereka secara berkala mengecek ke dapur maupun ke bar untuk memastikan pesanan sudah siap untuk disajikan. Waiter juga berperan sebagai penghubung antara dapur, bar, dan pelanggan, sehingga proses pelayanan dapat berjalan lancar.
6 5. Pengantaran atau Penyerahan Pesanan
Dine-in: Setelah makanan dan minuman siap, waiter akan mengantarkan pesanan ke meja pelanggan sesuai dengan catatan pesanan. Pengantaran ini dilakukan dengan teliti agar pesanan yang diterima pelanggan sesuai dengan yang dipesan.
Take away: Pesanan yang telah selesai disiapkan akan ditempatkan di area khusus pengambilan take away, dan pelanggan dapat mengambilnya langsung di kasir.
7. Proses Pembayaran
Pembayaran dilakukan sesuai dengan jenis layanan yang dipilih oleh pelanggan. Untuk dine-in, pembayaran biasanya dilakukan setelah pelanggan selesai menikmati makanan dan minuman mereka. Sementara itu, untuk layanan take away, pembayaran dilakukan langsung pada saat pemesanan. Kasir akan mencetak struk sebagai bukti transaksi, sekaligus menutup seluruh rangkaian proses pelayanan kepada pelanggan.
Berikut diagram BPMN alur pemesanan makanan/minuman secara umum:
7 3.2 Masalah yang Dihadapi
Berdasarkan observasi terhadap proses pelayanan pelanggan di Kafe Alam Memanggil, terdapat sejumlah kendala yang dapat memengaruhi efisiensi operasional serta pengalaman pelanggan secara keseluruhan. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi:
1. Ketiadaan sistem pelacakan status pesanan dan kurangnya koordinasi antar petugas layanan. Saat ini, waiter harus secara manual mengecek ke dapur untuk mengetahui apakah makanan atau minuman yang dipesan pelanggan sudah siap atau belum. Tidak adanya sistem yang secara real-time mencatat dan menampilkan status pesanan menyebabkan proses menjadi lambat dan tidak efisien. Akibatnya, dalam situasi sibuk, sering terjadi miskomunikasi antar waiter. Misalnya, pesanan diantar dua kali oleh petugas berbeda, atau justru tidak diantar sama sekali karena mengira sudah ditangani orang lain. Hal ini menunjukkan kurangnya transparansi dan alur informasi yang tidak terdokumentasi dengan baik antar bagian yang terlibat dalam pelayanan.
2. Keterlambatan pengantaran makanan saat jam sibuk. Ketika volume pesanan meningkat, seperti pada akhir pekan atau jam makan siang/malam, waktu tunggu pelanggan menjadi lebih lama dari seharusnya. Keterlambatan ini umumnya terjadi karena tidak adanya sistem antrean atau prioritas dalam pengelolaan pesanan, sehingga staf kesulitan dalam memantau urutan dan waktu tunggu setiap order. Keterlambatan ini telah beberapa kali menyebabkan keluhan dari pelanggan dan berdampak pada reputasi pelayanan kafe.
3. Tidak adanya pencatatan terhadap perubahan lokasi duduk pelanggan. Dalam praktiknya, tidak jarang pelanggan berpindah tempat duduk setelah memesan, baik karena ingin bergabung dengan teman lain, mencari tempat yang lebih nyaman, atau sekadar ingin melihat pemandangan. Namun, tidak terdapat sistem atau mekanisme untuk mencatat dan memperbarui informasi mengenai posisi terbaru pelanggan tersebut. Akibatnya, makanan atau minuman yang sudah siap kerap diantar ke meja yang salah, menimbulkan kebingungan, keterlambatan, bahkan kesalahan dalam pengantaran.
3.3 Tujuan Bisnis yang Ingin Dicapai
Untuk merespons berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses pelayanan di Kafe Alam Memanggil, diperlukan perbaikan menyeluruh yang tidak hanya berfokus pada
8
percepatan pelayanan, tetapi juga pada peningkatan kualitas koordinasi dan akurasi antar bagian yang terlibat. Tujuan dari upaya perancangan sistem informasi ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses pemesanan hingga pengantaran makanan dan minuman. Salah satu tujuan utama adalah menciptakan alur kerja yang lebih tertata dan efisien dalam melayani pelanggan, mulai dari pencatatan pesanan hingga pengantaran makanan ke meja pelanggan. Dengan meminimalkan aktivitas manual seperti pencatatan di kertas atau komunikasi lisan antar staf, diharapkan waktu tunggu pelanggan dapat ditekan, serta risiko kesalahan dalam pemrosesan pesanan dapat dikurangi secara signifikan.
2. Menyediakan sistem informasi yang mendukung pelacakan status pesanan secara real- time oleh waiter. Sistem yang diusulkan harus mampu memberikan visibilitas yang jelas terhadap status pesanan apakah sedang diproses, sedang disiapkan, atau sudah siap diantar. Dengan adanya fitur pelacakan ini, waiter tidak perlu lagi secara manual mengecek ke dapur atau bar, sehingga waktu mereka dapat difokuskan pada pelayanan pelanggan secara langsung. Hal ini juga akan membantu menghindari keterlambatan dalam pengantaran yang sering terjadi selama jam sibuk.
3. Memperkuat koordinasi dan komunikasi antar bagian operasional seperti kasir, dapur, bar, dan pelayan. Tujuan lain yang hendak dicapai adalah menciptakan sistem yang menyatukan seluruh jalur komunikasi dalam satu platform terintegrasi. Dengan demikian, setiap bagian yang terlibat dalam pelayanan pelanggan dapat saling mengetahui tugas dan status terkini dari pesanan yang sedang berjalan. Hal ini penting untuk mencegah miskomunikasi, terutama ketika terjadi lonjakan jumlah pesanan pada waktu-waktu ramai.
4. Mencegah terjadinya kesalahan pengantaran akibat perubahan lokasi pelanggan dan miskomunikasi antar pelayan. Dalam beberapa kasus, pelanggan berpindah tempat duduk setelah memesan, dan sistem saat ini tidak mendukung pencatatan perubahan tersebut. Oleh karena itu, sistem yang dirancang diharapkan memiliki kemampuan untuk memperbarui lokasi pelanggan secara fleksibel. Selain itu, pengelolaan informasi antar waiter perlu ditingkatkan agar tidak terjadi pengantaran ganda atau terlewatnya pesanan. Tujuan ini berfokus pada peningkatan akurasi layanan dan pengurangan kesalahan akibat kurangnya sinkronisasi antar petugas layanan.
9 3.4 Stakeholder yang Terlibat
Dalam proses pelayanan pelanggan di Kafe Alam Memanggil, terdapat beberapa pihak yang memiliki peran penting dalam menjalankan, mendukung, serta mengawasi jalannya operasional. Setiap stakeholder berkontribusi terhadap kelancaran proses bisnis, baik secara langsung dalam pelayanan kepada pelanggan, maupun secara tidak langsung dalam memastikan sistem informasi berjalan dengan baik. Berikut adalah pihak-pihak yang terlibat beserta peran masing-masing:
1. Pelanggan
Merupakan pihak utama yang menjadi fokus dari keseluruhan proses pelayanan.
Pelanggan berperan dalam melakukan pemesanan makanan dan minuman, menerima pesanan yang telah disiapkan, serta memberikan umpan balik terhadap kualitas layanan dan produk yang diterima. Kepuasan pelanggan menjadi indikator keberhasilan sistem yang diterapkan.
2. Waiter
Waiter bertugas sebagai penghubung utama antara pelanggan dengan bagian dapur dan bar. Mereka menerima pesanan dari pelanggan (baik secara langsung maupun melalui sistem), memantau perkembangan status pesanan, serta memastikan makanan atau minuman diantarkan ke meja pelanggan yang tepat. Dalam sistem yang terintegrasi, waiter juga diharapkan mampu mengakses informasi status pesanan secara real-time untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi pelayanan.
3. Kasir
Kasir memiliki tanggung jawab dalam mencatat pesanan pelanggan, baik dalam bentuk pembayaran langsung maupun pencatatan untuk pesanan yang belum dibayar (jika sistem memungkinkan). Dalam proses yang terintegrasi, kasir juga berperan sebagai titik awal penginputan data pesanan yang kemudian diteruskan secara otomatis ke dapur atau bar sesuai jenis produk yang dipesan.
4. Dapur / Koki
Bertugas dalam menyiapkan makanan sesuai dengan pesanan yang masuk. Dapur menjadi salah satu bagian penting yang harus terintegrasi dengan sistem agar dapat menerima pesanan dengan jelas, terhindar dari kesalahan, serta mampu memberi tahu waiter status perkembangan pesanan.
5. Bar
Bertanggung jawab dalam pembuatan minuman, terutama minuman non-instan yang
10
memerlukan waktu penyajian. Seperti dapur, bar juga harus terhubung langsung dengan sistem untuk memastikan bahwa setiap pesanan yang diterima diproses dengan tepat waktu dan disampaikan statusnya kepada waiter.
6. Manajer Operasional
Berperan dalam mengawasi keseluruhan alur pelayanan, termasuk pemantauan terhadap kualitas pelayanan, penyelesaian keluhan pelanggan, serta pengambilan keputusan dalam kondisi darurat atau ketika terjadi masalah. Supervisor juga perlu memiliki akses terhadap sistem untuk melihat performa layanan secara keseluruhan, termasuk statistik waktu tunggu, jumlah pesanan, atau kendala teknis.
7. Administrator Sistem
Meskipun tidak terlibat langsung dalam proses pelayanan harian, administrator sistem memiliki peran penting dalam memastikan bahwa sistem informasi berjalan dengan baik, stabil, dan sesuai dengan kebutuhan operasional. Mereka bertugas melakukan pemeliharaan sistem, menangani error teknis, melakukan backup data, serta memastikan keamanan data transaksi pelanggan. Peran ini akan semakin vital seiring meningkatnya ketergantungan operasional terhadap sistem digital.
3.5 Data yang Dibutuhkan
Dalam mendukung operasional dan pengambilan keputusan di Kafe Alam Memanggil, sistem informasi membutuhkan beberapa jenis data penting. Data ini dikumpulkan, disimpan, diolah, dan dianalisis untuk memastikan proses bisnis berjalan efisien, memenuhi kebutuhan pelanggan, serta menyediakan informasi bagi stakeholder.
Berikut adalah kategori data utama yang dibutuhkan oleh sistem:
1. Data Menu
Berisi informasi tentang makanan dan minuman yang ditawarkan kafe, seperti:
Nama item dan deskripsi
Kategori (makanan, minuman)
Harga
Informasi khusus (misalnya mengandung alergi tertentu)
11 2. Data Pemesanan
Data inti dari sistem karena mencerminkan transaksi utama pelanggan, meliputi:
Nama Pemesan
Waktu pemesanan
Daftar item dan jumlah yang dipesan
Metode pemesanan (dine-in, take-away, delivery)
Status pesanan (dipesan, sedang diproses, selesai, dibatalkan)
Meja atau lokasi pelanggan (jika dine-in) 3. Data Karyawan
Terbatas pada peran mereka dalam sistem, terutama waiter, dapur, bar, dan kasir:
Nama dan peran
Jadwal kerja 5. Data Inventaris
Jika sistem dikembangkan lebih lanjut, data ini bisa digunakan untuk mengelola stok:
Nama bahan baku
Stok tersedia
Status penggunaan (habis, cukup, hampir habis) 6. Data Transaksi Keuangan
Data ini mendukung pencatatan pembayaran dan laporan penjualan harian:
Total pembayaran
Metode pembayaran (tunai, e-wallet, kartu)
Status pembayaran
7. Data Umpan Balik dan Keluhan Penting untuk evaluasi layanan:
Isi komentar atau keluhan pelanggan
Tanggapan dan tindakan yang diambil
12 8. Data Meja dan Kapasitas
Mendukung pemetaan lokasi pelanggan:
Nomor meja
Status meja (kosong, terisi)
Kapasitas meja (jumlah kursi)
13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
hasil analisis proses pelayanan di Kafe Alam Memanggil, dapat disimpulkan bahwa alur pemesanan dan pengantaran makanan maupun minuman saat ini sudah berjalan sesuai fungsinya, tetapi masih memiliki sejumlah kendala yang memengaruhi efisiensi dan kepuasan pelanggan. Koordinasi antar bagian seperti kasir, dapur, bar, dan waiter belum didukung oleh sistem pelacakan yang memadai. Akibatnya, sering terjadi keterlambatan pengantaran, kesalahan pengantaran, serta miskomunikasi, terutama pada saat jam sibuk atau ketika pelanggan berpindah tempat duduk.
Makalah ini menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap alur kerja saat ini (As-Is), identifikasi masalah, tujuan bisnis, pihak-pihak yang terlibat, serta jenis data yang digunakan. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi dasar perbaikan yang tepat sasaran bagi pengelola kafe.
4.2 Saran
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan, berikut beberapa saran perbaikan yang dapat dipertimbangkan:
Mengimplementasikan sistem pemesanan digital terintegrasi, baik untuk waiter, kasir, dapur, maupun bar, agar alur informasi lebih jelas dan real-time.
Menyediakan fitur pelacakan status pesanan yang dapat diakses oleh waiter untuk mengurangi kesalahan dan keterlambatan pengantaran.
Memberikan pelatihan berkala kepada staf, terutama terkait koordinasi antar bagian, agar pelayanan tetap optimal pada jam-jam sibuk.
Mencatat nomor meja atau posisi pelanggan secara lebih akurat, termasuk saat terjadi perpindahan tempat duduk.
14
Daftar Pustaka
https://activecollab.com/blog/project-management/requirement-gathering-process https://greskit.com/2021/10/28/teknik-gathering-requirement/
https://travelandword.com/alam-memanggil-dramaga-bogor/
https://repository.polimdo.ac.id/2850/1/Modul%20Food%20Service%201%20Pelayanan%20 di%20Restoran.pdf
https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/4892/1/07390100007-2011- STIKOMSURABAYA.pdf
https://kuliner.biz/artikel-detail?page=MjU=&6-keluhan-tamu-resto-jarang-diperhatikan